Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Psychotherapies for posttraumatic stress disorder applied for people in indonesia: A scoping review Ninik Yunitri; Christina Yeni Kustanti; Fauzi Ashra; Slametiningsih Slametiningsih; Nuraenah Nuraenah; Rani Septiawantari; Nurlia Ikaningtyas
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 11 No. 1 (2023): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkp.v11i1.2226

Abstract

Background: Posttraumatic stress disorder (PTSD) occurs as triggered or exposure to traumatic events. Psychotherapies have been proven to be effective and superior for people with PTSD. Several psychotherapies have been developed with different approaches. Yet the application of psychotherapy is rarely found and provided by professionals to those who need it in Indonesia. Purpose: This study aimed to figure out the application of PTSD psychotherapies for people with PTSD based on studies conducted in Indonesia. Methods: The review was reported following the PRISMA statement for scoping reviews. A systematic screening was performed in CINAHL, Cochrane library, Embase, Portal Garuda, PubMed, Scopus, as well as manual searches without language and date restrictions. The quality of the study was determined based on the risk of bias. Cochrane risk of bias 2.0 (RoB 2.0) and MINORS were used to evaluate the risk of bias of RCT and quasi-experimental studies, respectively. Results: Five RCTs and four quasi-experimental studies published from 2008 to 2022 (n=465) were employed in this review. Three types of therapies were conducted for people with PTSD; five CBT studies, two EMDR studies, and two SHAT studies, performed in one day up to six weeks, one to 15 sessions, and 30 to 60 minutes for each session. All studies evaluated PTSD as the primary outcome, while the most measured secondary outcomes were depression and anxiety symptoms. Conclusions: CBT was the most frequent therapy for Indonesian people with PTSD, followed by EMDR and SHAT. The application of therapies varied in frequency, duration, length of therapy, and component. Further research on the implementation of various types of psychotherapy for people with PTSD will be required.
Edukasi Mengenai Penyakit Berbasis Lingkungan Sebagai Dampak Bencana Perubahan Iklim Erian Fatria; Agus Priadi; Febrian Rahmat Suwandi SN; Fauzi Ashra; Savio Pipo Boytoleny; Sunarti Sunarti
Lamahu: Jurnal Pengabdian Masyarakat Terintegrasi Vol 3, No 2: August 2024
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/ljpmt.v3i2.26548

Abstract

The background of the implementation of this community service is based on the many incidents of environment-based diseases that occur at every level of society as a result of the phenomenon of climate change. Education about environment-based diseases is a solution that can be offered in the context of anticipating climate change disaster adaptation and mitigation. The purpose of this community service is to provide information to the public regarding climate literacy and the importance of efforts to prevent and overcome various environmental-based disease events. The method in this community service is a quantitative method involving 39 Public Health students at Universitas Prima Nusantara Bukittinggi, who were selected by purposive sampling, after the education is carried out, the group will be given a test instrument to determine student knowledge about environment-based diseases and global climate change. The analysis technique used is a descriptive technique which is carried out to map the knowledge gained by students. The results of this community service are able to provide new knowledge to students related to the incidence of environment-based diseases as an impact of global climate change, by getting the most scores in the good predicate interval (71-85), reaching  46.15% of the total students. And it is concluded that the educational method on environment-based diseases is effective to be given in the context of adaptation and mitigation of climate change disasters. The findings obtained can be taken into consideration for the community on the importance of increasing knowledge in achieving a balance of human quality of life with environmental quality in the context of achieving the 3rd SDGs, namely guaranteed health and well-being and the 13th SDGs, namely climate action.
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU DENGAN PERAWATAN YANG DILAKUKAN DI RUMAH KEPADA BALITA YANG MENDERITA COMMON COLD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIMA KAUM I KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2012 Fauzi Ashra
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 3 No 1 (2012)
Publisher : LPPM Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v3i1.178

Abstract

Kecemasan merupakan pengalaman subjektif yang tidak dapat diobservasi secara langsung dan merupakan sumber penting dalam usaha memelihara keseimbangan hidup. Perubahan kondisi/kesehatan anak termasuk saat anak menderita Common Cold akan menimbulkan kecemasan pada ibu dengan tingkatan yang berbeda-beda. Common Cold merupakan salah satu penyakit yang angka kunjungannya banyak setiap bulan yaitu ± 200 balita perbulan di Puskesmas Lima Kaum I. Balita yang menderita Common Cold membutuhkan perawatan dirumah yang baik oleh ibu agar tidak terjadi komplikasi. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan crosssectional. Pengambilan sampel dengan metode accidental sampling, dengan jumlah sampel 50 orang. Penelitian ini dilakukan bulan Juni 2012 di Puskesmas Lima Kaum I. Alat pengumpulan data untuk kecemasan menggunakan HRS-A (Hamilton Rating Scale For Anxiety) dan untuk perawatan dirumah menggunakan 15 pertanyaan tertutup. Variabel yang diteliti yaitu tingkat kecemasan ibu dan perawatan yang dilakukan di rumah pada balita yang menderita Common Cold. Dari hasil penelitian pada umumnya (60%) ibu berpendidikan menengah atas, dan bahkan (18%) berpendidikan tinggi. Berdasarkan pekerjaan sebagai Ibu rumah tangga (50%) dan (50%) lainnya bekerja sebagai petani, pedagang,guru dan PNS. Tingkat kecemasan ibu pada umumnya (58%) mengalami cemas sedang, (24%) cemas ringan dan (18%) cemas berat. Perawatan dirumah yang dilakukan ibu hampir setengah (46%) dengan kualias cukup,(30%) kurang, dan (24%) baik. Hasil analisa bivariat diketahui ada hubungan yang bermakna antara tingkat kecemasan ibu dengan perawatan yang dilakukan di rumah kepada balita yang menderita Common Cold dimana P< 0,05.
PENGARUH PEMBERIAN TEH ROSELLA TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH SEWAKTU PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIR TABIT KOTA PAYAKUMBUH Elfira Husna; Fauzi ashra
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 5 No 1 (2014)
Publisher : LPPM Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v5i1.219

Abstract

Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang jumlahnya akan terus meningkat dimasa yang akan datang. Menurut laporan badan kesehatan dunia atau World Health Organisation (WHO), pada tahun 2000 dianggarkan sebanyak 171 juta jiwa menderita diabetes mellitus tipe 2 dan diperkirakan pada 2030 akan terjadi peningkatan sebanyak 195 juta jiwa lagi yang akan menderita diabetes mellitus tipe 2. Studi populasi diabetes mellitus tipe 2 di berbagai Negara oleh WHO menunjukkan jumlah penderita diabetes mellitus pada tahun 2000 di Indonesia menempati urutan ke 4 terbesar dengan 8,426 juta orang dan diperkirakan akan menjadi sekitar 21,257 juta pada tahun 2030. Penderita diabetes mellitus bisa mengalami berbagai komplikasi jangka panjang jika diabetesnya tidak dikelola dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh teh rosella terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 14 sampai dengan 20 agustus tahun 2014. Jenis penelitian kuantitatif dengan metode Quasy Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design. Populasi pada penelitian ini seluruh pasien Diabetes Mellitus tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Air Tabit dengan menggunakan teknik pengambilan sampel purpossive sampling. Jumlah responden yang dijadikan sampel sebanyak 12 orang. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data Independent Sampel Test. Hasil uji statistik menyeluruh nilai p=0,006 (p
PENGARUH TERAPI DAUN PEPAYA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DISMENORE PADA REMAJA PUTRI PESANTREN MUALIMIN SAWAH DANGKA BUKITTINGGI TAHUN 2014 Fauzi Ashra; Mutia Fellina
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 6 No 1 (2015)
Publisher : LPPM Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v6i1.246

Abstract

Dismenore adalah nyeri menstruasi, dikarakteristikkan sebagai nyeri singkat sebelum awitan atau selama menstruasi (Reeder, 2011). Daun pepaya mengandung enzim papain, alkaloid karpaina, pseudokarpaina, glikosid, karposid, saponin, sakarosa, dekstrosa, levulosa. Alkaloid karpaina mempunyai efek seperti digitalis, kandungan yang ada pada daun pepaya berkhasiat untuk menambah nafsu makan dan peluruh haid (Setiawan, 2004). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi daun pepaya terhadap penurunan tingkat dismenore pada remaja putri pesantren mualimin sawah dangka bukittinggi tahun 2014. Jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode Preexperimen dengan rancangan one group pretest-posttest. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh remaja putri kelas X, dan XI yang mengalami dismenore. Sampel berjumlah 14 responden dengan menggunakan tekhnik pengambilan sampel total sampling. Penelitian ini menggunakan tekhnik paired sample t-test. Hasil uji statistik perbandingan tingkat dismenore antara sebelum dan sesudah diberikan terapi daun pepaya yaitu sebesar 1,929, uji statistik paired sample t-test P 0,000 jika dibandingkan dengan nilai α= 0,05 maka P < 0,05. Berdasarkan nilai p value tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi daun pepaya terhadap penurunan dismenore pada Remaja Putri Pesantren Mualimin Sawah Dangka Bukittinggi Tahun 2014, dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima. Saran peneliti pada responden agar dapat menerapkan pemberian terapi daun pepaya saat mengalami dismenore untuk penurunan tingkat dismenore.
PENGARUH KOMPRES HANGAT AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI PASIEN REMATIK (OSTEOARTRITIS) PADA LANSIA DI PANTI KASIH SAYANG IBU BATUSANGKAR TAHUN 2016 Afdaleli Afdaleli; Wiwit Wiwit Fetrisia; Nikmatullah Nikmatullah Wahida; Fauzi Fauzi Ashra
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 8 No 1 (2017)
Publisher : LPPM Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v8i1.287

Abstract

Salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada lanjut usia adalah rematik (osteoartritis). Osteoartritis merupakan kelainan sendi progresif ditandai dengan rasa nyeri yang mengakibatkan penurunan kualitas hidup lansia.Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kompres hangat aromaterapi lavender terhadap penurunan skala nyeri pasien rematik (osteoarthritis) pada lansia di Panti Sosial Kasih Sayang Ibu di Batusangkar tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan metode PreExperiment dengan pendekatan One Group Pretest Postest.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Total Sampling dengan sampel sebesar 21orang. Pengumpulan data dilakukan dengan alat ukur skala nyeri Visual Analog Scale (VAS) lalu dicatat dalam lembaran observasi dan dianalisis menggunakan uji T-test dua sampel dengan α = 0,05. Hasil penelitian ini didapatkan skala nyeri responden rematik (osteoartritis) sebelum (Pretest) diberi intervensi kompres hangat aromaterapi lavender memiliki rata-rata (Mean) skala nyeri 5,50 dan sesudah (Posttest) diberi intervensi kompres hangat aromaterapi lavender memiliki rata-rata (Mean) skala nyeri 2,56. Hasil uji statistik menggunakan paired t-test diperoleh p value= 0.000. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya pengaruh kompres hangat aromaterapi lavender terhadap penurunan skala nyeri pasien rematik (osteoartritis) pada lansia. Disarankan untuk diaplikasikan sebagai salah satu tindakan manajemen nyeri untuk menerapkan dalam pengontrolan nyeri pada rematik (osteoartritis).
PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP PERUBAHAN SUHU TUBUH BAYI BARU LAHIR DI BPM “Y” KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2015 Fauzi Ashra; Rina Rina
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 8 No 2 (2017): Jurnal Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi
Publisher : LPPM Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v8i2.332

Abstract

 Patients in intensive space have the right to get special attention due to metabolic changes that have an impact on nutritional status. Critical patients will experience an increase in metabolism as the body's response to disease. Assessment of nutritional status must be carried out routinely in the hospital, including in the ICU. The Council of Europe 2001, that there are no nutritional assessment standards that can be used for all patients treated. The assessment must be early, simple, based on current science and can be adapted in the clinical environment. The American Society of Parenteral and Enteral (ASPEN) recommends assessing nutritional status or nutritional screening tools in patients treated by using Subjective Global Assessment (SGA). Another measure of nutritional status assessment that can be used is the Malnutrition Screening Tools (MST). MST is a nutritional status assessment tool that has been used by the General Intensive Care Unit (ICU) in Achmad Mochtar Bukittinggi Hospital. This study aims to analyze the differences in the accuracy of MST and SGA in assessing nutritional status as well as differences in sensitivity of MST and SGA as indicators of the incidence of pressure sores in patients in the ICU of the Achmad Mochtar Bukittinggi Hospital. The type of this research is this research is quantitative research with comparative hypothesis type and cross-sectional research design. The results of this study indicate that SGA is more accurate in assessing nutritional status in patients in intensive rooms.
The Relationship Between Characteristics Of Nurse And Their Response Time In Emergency Case In Emergency Unit Of Public Health Care Kumanis Sijunjung In 2016 Fauzi Ashra; Syafrina Amalia
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 9 No 2 (2018): Jurnal Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi
Publisher : LPPM Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v9i2.355

Abstract

Response time is the time between the clients entering the room and request addressed. Response time for the patient is more and less 5 minutes. Long response time can result in a risk of death or severe injury. From the observation data obtained from health centers Kumanis Sijunjung average response time of 5-8 minutes. This study aims to examine the relationship between the characteristics of the nurse and their response time in handling an emergency case in the emergency unit of the health center Kumanis Sijunjung in 2016. This type of research was quantitative with a cross-sectional study. The population in this study was all of the nurses in the emergency unit of health center Kumanis Sijunjung. The Sampling technique was saturated sampling, who was 18 people. The instrument used was observation. The research result showed that there was no relationship  between the age of the nurses and their response time (p-value = 0.02), and there was no relationship between gender and their response time (p-value = 1.000),then, there was no relationship between the education of nurses and their response time (p-value = 0909 ), and there was a relationship between a long working relationship and their response time (p-value = 0.02). Suggestions for emergency unit nurses in order to improve professionalism in serving the availability of human resources and infrastructure affect the speed of services.
Hubungan Tingkat Kecemasan Ibu dengan Perawatan yang dilakukan di Rumah Kepada Balita yang Menderita Common Cold di Wilayah Kerja Puskesmas Lima Kaum I Kabupaten Tanah Datar Tahun 2012 Fauzi Ashra; Dian Sari
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 4 No 1 (2013)
Publisher : LPPM Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v4i1.195

Abstract

Comon Cold adalah masalah besar yang mengancam Indonesia dan banyak negara diseluruh dunia. Hasil pendataan Depkes RI yang diakumulasi pada tanggal 30 Desember 2012, Indonesia mengalami peningkatan angka Penderita commomn cold selama tahun 2012 mencapai angka 34.645 Penderita. Angka kematian common cold pada tahun 2012 di Indonesia mencapai 726 orang.Tingkat keberhasilan terapi ARV sangat tergantung pada tingkat kepatuhan penderita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan motivasi dan sikap penderita dengan kepatuhan minum obat antiretroviral di Poliklinik Serunai Wilayah Kerja Puskesmas Lima Kaum I Kabupaten Tanah Datar Tahun 2012. Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study yang dilakukan di Poliklinik Serunai RSUD Dr. Achmad Moctar Bukittingi dari tanggal 16-18 Juli 2013. Populasi penelitian ini adalah pasien terinfeksi common cold sebanyak 16 penderita dengan sampel berjumlah 16 penderita. Data dikumpulkan dengan menggunakan angket.Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan komputer menggunakan uji statistik Chi-Square. Hasil analisa univariat menunjukkan 61,5% responden memiliki motivasi tinggi, 68,8% responden memiliki sikap positif, 68,8% responden yang patuh. Hasil analisa bivariate menunjukkan p=0,036 terdapat hubungan yang bermakna Antara motivasi pasien PENDERITA dengan kepatuhan minum obat ARV, p=0,013 terdapat hubungan bermakna Antara sikap pasien PENDERITA dengan kepatuhan minum obat ARV. Dapat disimpulkan bahwa penderita yang memiliki motivasi tinggi dan sikap yang positif sebagian besar patuh meminum obat ARV(antiretroviral). Saran untuk pendamping agar dapat memotivasi anggota bimbingan untuk lebih meningkatkan motivasi dan sikap penderita terhadap kepatuhan minum obat agar mencapai keberhasilan dalam terapi tersebut dan mengurangi angka kegagalan terapi.
Efektivitas Senam Otak terhadap Perubahan Skor Fungsi Kognitif pada Lansia dengan Demensia Ringan di Panti Sosial Treshna Werdha Kasih Sayang Ibu Batusangkar Tahun 2014 Fauzi Ashra; Junios Junios
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 6 No 1 (2015)
Publisher : LPPM Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v6i1.234

Abstract

Menurut WHO tahun 2009 salah satu infeksi nasokomial adalah infeksi luka pasca operasi, dimana hal ini bisa menjadi penyebab utama morbiditas, mortalitas. Resiko terjadinya infeksi setelah pembedahan dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk didalamnya, umur pasien, status nutrisi dan obesitas. Berdasarkan pengambilan data di RSUD pada tahun 2012 ditemukan 49 pasien yang menjalani operasi laparatomi, hamper 50% orang diantaranya mengalami infeksi pada luka post operasi dan pada tahun 2013 dari 61 pasien yang menjalani operasioperasi laparatomi, 50% orang diantaranya mengalami infeksi luka operasi, dimana terdapat peningkatan kejadian infeksi luka post operasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan tejadinya infeksi luka pasien post laparatomi. Penelitian ini menggunakan desain studi korelasi dengan pendekatan cross sectional dan pengambilan sampel secara accidental sampling sebanyak 30 orang, dengan pengolahan data menggunakan chi-squere. Alat yang digunakan adalah lembar kuesioner dan observasi. Variabel yang diteliti adalah umur, status nutrisi, obesitas dan infeksi luka psien post laparomi. Penelitian ini menunjukan 72,7 % responden yang berumur >60 tahun beresiko terhadap infeksi post laparatomi, 71,4% responden dengan status nutrisi buruk, 71,4% responden mengalami obesitas dan 33,3% responden yang terjadinya infeksi luka post laparatomi. Analisis bivariat, ada hubungan umur (p value 0,001), status nutrisi (p value 0,026) dan obesitas ( p value 0,111) dengan terjadinya infeksi pada pasien post laparatomi. Kesimpulan pada penelitian ini adalah ada hubungan yang bermakna antara umur, status nutrisi dan obesitas dengan terjadinya infeksi pada pasien post laparatomi di RSUD Achmad Darwis Suliki, disarankan pada pihak RSUD agar bisa memberikan penyuluhan tentang upaya preventif terjadinya infeksi.