Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Effectiveness Combination of Hypnotherapy and Aromatherapy In Reducing Emesis Gravidarum Contesa, Lina; Sari, Sagita Darma; Rini Anggraeni
International Journal on Health and Medical Sciences Vol. 2 No. 1 (2023): December: Medical and Health Science
Publisher : Institute of Accounting Research and Novation (IARN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/healmed.v2i1.217

Abstract

More than 50% of 1st trimester pregnancies are accompanied by emesis. Nausea and vomiting in pregnant women is a physiological condition but can have a bad impact if it occurs continuously. The body will become weak, pale and lack fluids so that the blood becomes thick (hemoconcentration). This inhibits the supply of oxygen and nutrients from the mother to the fetus. Emesis can be treated with medication or vitamin B complex or vitamin B6. Non-pharmacological treatments include aromatherapy and hypnotherapy. The aim of this research is to determine the effectiveness of a combination of hypnotherapy and aromatherapy in reducing emesis gravidarum. Quasi experimental research method, one group pre and posttest design. The sample consisted of 30 pregnant women with emesis. Purposive sampling technique. data analysis using the dependent t test. Measuring the nausea scale with the Rhodes index obtained the average nausea and vomiting score before administering the combination aromatherapy and hypnotherapy based on the Rhodes Index in mothers, namely 21.1 and there was a decrease in the score after giving a combination of hypnotherapy and aromatherapy to 18.8. There is a gift effect combination of hypnotherapy and aromatherapy in reducing emesis gravidarum (p-value = 0.001). Based on the research results, it can be concluded administering a combination of hypnotherapy and aromatherapy is effective in reducing emesis gravidarum in first trimester pregnant women.
ANALISI MOTORIK KASAR PADA BAYI USIA 3-12 BULAN BERDASARKAN STATUS GIZI DAN PEMBERIAN ASI Rahmadaniah, Indah; Anggraini, Rini; Soleha, Marchatus; Sari, Sagita Darma
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 6, No 2: Agustus 2021 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v6i2.1018

Abstract

Latar belakang : Pertumbuhan dan perkembangan anak, di tahun pertama merupakan periode yang sangat penting, periode ini merupakan kesempatan emas dan masa yang rentan terhadap pengaruh negatif, status kesehatan yang baik, asupan nutrisi yang baik dan cukup, pola pengasuhan yang benar dan stimulasi yang tepat selama periode ini sangat membantu anak untuk tumbuh dengan sehat sehingga mampu mencapai kemampuan optimalnya. Tujuan : diketahuinya motorik kasar pada bayi usia 3-12 bulan berdasarkan status gizi dan pemberian ASI. Metode : jenis penelitian kuantitatif bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, sampel diambil dengan teknik purposive sampling dengan jumlah 45 responden. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-April tahun 2020 di BPM Fauziah Hatta Palembang. Data yang digunakan data sekunder dan primer melalui metode melihat catatan bidan dan wawancara. Penilaian status gizi bayi menggunakan pengukuran antopometri berdasarkan IMT/U, untuk menilai motorik kasar bayi dengan menggunakan KPSP. Analisis data menggunakan uji statistic chi square dengan tingkat kemaknaan 95%. Hasil :  Pemberian ASI pada bayi usia 3-12 bulan sebesar 80%. Status gizi bayi usia 3-6 bulan dengan kategori baik sebesar 84,4%. Motorik kasar pada bayi usia 3-12 bulan dengan kategori sesuai sebesar 84,4%. Saran: Untuk mendapatkan motorik kasar yang sesuai sebaiknya orang tua mencukupi gizi seimbang untuk bayinya, serta perlunya memberikan mainan/latihan pada anak yang dapat  merangsang motoriknya. Pemantauan perkembangan pada bayi usia 3-12 bulan sebaiknya dilakukan secara teratur minimal 3 bulan sekali, penilaian dengan menggunakan KPSP dapat dilakukan di puskesmas terdekat, sehingga orang tua dapat dengan mudah untuk mengetahui perkembangan anaknya.Kata Kunci : Pemberian ASI, Status gizi, Motorik kasar
ANALISI MOTORIK KASAR PADA BAYI USIA 3-12 BULAN BERDASARKAN STATUS GIZI DAN PEMBERIAN ASI Rahmadaniah, Indah; Anggeriani, Rini; Soleha, Marchatus; Sari, Sagita Darma
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 6, No 2: Agustus 2021 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v6i2.701

Abstract

Latar belakang : Pertumbuhan dan perkembangan anak, di tahun pertama merupakan periode yang sangat penting, periode ini merupakan kesempatan emas dan masa yang rentan terhadap pengaruh negatif, status kesehatan yang baik, asupan nutrisi yang baik dan cukup, pola pengasuhan yang benar dan stimulasi yang tepat selama periode ini sangat membantu anak untuk tumbuh dengan sehat sehingga mampu mencapai kemampuan optimalnya. Tujuan : diketahuinya motorik kasar pada bayi usia 3-12 bulan berdasarkan status gizi dan pemberian ASI. Metode : jenis penelitian kuantitatif bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, sampel diambil dengan teknik purposive sampling dengan jumlah 45 responden. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-April tahun 2020 di BPM Fauziah Hatta Palembang. Data yang digunakan data sekunder dan primer melalui metode melihat catatan bidan dan wawancara. Penilaian status gizi bayi menggunakan pengukuran antopometri berdasarkan IMT/U, untuk menilai motorik kasar bayi dengan menggunakan KPSP. Analisis data menggunakan uji statistic chi square dengan tingkat kemaknaan 95%. Hasil : Pemberian ASI pada bayi usia 3-12 bulan sebesar 80%. Status gizi bayi usia 3-6 bulan dengan kategori baik sebesar 84,4%. Motorik kasar pada bayi usia 3-12 bulan dengan kategori sesuai sebesar 84,4%. Saran: Untuk mendapatkan motorik kasar yang sesuai sebaiknya orang tua mencukupi gizi seimbang untuk bayinya, serta perlunya memberikan mainan/latihan pada anak yang dapat merangsang motoriknya. Pemantauan perkembangan pada bayi usia 3-12 bulan sebaiknya dilakukan secara teratur minimal 3 bulan sekali, penilaian dengan menggunakan KPSP dapat dilakukan di puskesmas terdekat, sehingga orang tua dapat dengan mudah untuk mengetahui perkembangan anaknya.Kata Kunci : Pemberian ASI, Status gizi, Motorik kasar
Perbedaan Tumbuh Kembang Bayi ASI Eksklusif Dan Tidak ASI Eksklusif Di Kecamatan Ilir Timur Dua Anggeriani, Rini; Sari, Sagita Darma; Epriyani, Merita
Bunda Edu-Midwifery Journal (BEMJ) Vol. 7 No. 1 (2024): Februari 2024
Publisher : Akademi Kebidanan Bunga Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54100/bemj.v7i1.171

Abstract

Tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tapi sering berkaitan dan sulit dipisahkan, pertumbuhan (growth) berkaitan dengan perubahan bentuk tubuh dan  dapat diukur sedangkan perkembangan berkaitan dengan fungsi tubuh. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan tumbuh kembang bayi usia 6-12 bulan yang diberi ASI eksklusif dan ASI tidak eksklusif di PMB Sagita, Kecamatan Ilir Timur Dua. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, dengan pendekatan Cross sectional. Pengumpulan data menggunakan obsevasi dengan checklist yang dilakukan secara langsung. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dimana jumlah sampel sama dengan populasi, yaitu sebanyak 30 bayi, masing -  masing 15 bayi mengkonsumsi ASI Eksklusif dan 15 bayi mengkonsumsi susu formula. Hasil penelitian pertumbuhan terdapat 8 bayi mengalami obesitas pada bayi yang diberikan susu formula. Nilai  p value 0,001 yang berarti kurang dari a (0,05). Hasil Penelitian perkembangan 5 bayi mengalami perkembangan meragukan dengan nilai p value 0,001 yang berarti kurang dari a (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tumbuh kembang bayi usia 6-12 bulan yang diberi ASI Eksklusif dan Susu Formula.
Correlation between Vitamin D and Hemoglobin Levels in Anemia during Pregnancy Sari, Sagita Darma; Partan, Radiyati Umi; Lestari, Peby Maulina; Liberty, Iche Andriyani
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 8 No. 6: JUNE 2025 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v8i6.7310

Abstract

Introduction: Anemia in pregnancy is a serious health problem for pregnant women that can increase the risk of postpartum hemorrhage, low birth weight, and fetal growth retardation. Low intake of foods that are sources of vitamin D causes low concentrations of vitamin D (25 Hydroxyvitamin D), which can increase hepcidin expression, thereby disrupting iron hemostasis which ultimately causes anemia in pregnant women. This study aims to determine the correlation between vitamin D levels and hemoglobin in anemia in pregnancy. Methods: This study used a case-control design with 68 pregnant women as respondents. Vitamin D levels were examined using 25 (OH) D levels and the ELFA method. Data on age, body mass index (BMI), frequency of pregnancy, education, and frequency of antenatal care visits were analyzed using the chi-square test and logistic regression analysis. Results: The results of the study show that the most significant proportion occurred in the age range of 20 – 35 years (84.5%), the majority of respondents had a normal body mass index (60.3%), respondents with a pregnancy frequency of 1-3 were 86.8%, most respondents had secondary education (63.2%), respondents who had regular prenatal visits amounted to 86.8%, the majority of respondent had a vitamin d insufficiency levels (48.5%). Bivariate analysis show revealed that significant influencing factors of anemia pregnancy were age (p=0.008), BMI (p=0.040), and frequency of ANC (p=0.012). There is no correlation between hemoglobin levels and vitamin D (p=0.707). Conclusion: This study did not correlate vitamin D levels and hemoglobin levels.
Edukasi Gizi Seimbang Selama Masa Kehamilan di Kecamatan Sako, Kota Palembang Sari, Sagita Darma; Marlisa Rahmadayanti, Ade; Tri Zelharsandy, Vika; Sepiwiryanti, Wika; Andreinie, Ria
Idea Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 03 (2025)
Publisher : PT.Mantaya Idea Batara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53690/ipm.v5i03.436

Abstract

Kelompok yang paling berisiko mengalami masalah gizi adalah ibu hamil. Pertumbuhan janin dapat terpengaruh oleh masalah gizi yang dihadapi ibu selama kehamilan. Salah satu teknik untuk meningkatkan pengetahuan gizi seseorang atau kelompok masyarakat adalah melalui konseling, yang dapat digunakan sebagai alat pengajaran untuk memperluas pengetahuan dengan menawarkan terapi yang dipantau dan direncanakan. Dengan memberikan saran gizi, masyarakat akan memahami pentingnya makanan dan gizi serta lebih cenderung bertindak dan berperilaku sesuai dengan anjuran diet., Kegiatan ini dilakukan di Praktik Bidan Mandiri Ferawati dengan jumlah peserta sebanyak 25 ibu hamil. Hasil kegiatan ini sebelum dilakukan penyuluhan pengetahuan ibu hamil dengan hasil ukur baik sebanyak 2 orang (8%) setelah dilakukan penyuluhan pengetahuan ibu hamil dengan hasil ukur baik meningkat sebanyak 14 orang (56%). Setelah dilakukan penyuluhan dan kegiatan ini, pemahaman ibu hamil tentang perlunya gizi yang baik selama masa kehamilan semakin meningkat
The Effect of Endorphin Massage on Reducing Back Pain in Third Trimester Pregnant Women Anggeriani, Rini; Sari, Sagita Darma; Lamdayani, Rinda
Lentera Perawat Vol. 5 No. 2 (2024): Lentera Perawat
Publisher : STIKes Al-Ma'arif Baturaja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52235/lp.v5i2.338

Abstract

Every pregnant woman will experience various changes that occur in the first trimester, second trimester and third trimester. One of the discomforts experienced by third trimester pregnant women is musculoskeletal changes that cause pain in the mother's back. Pain therapy can be done pharmacologically and non-pharmacologically. One of the non-pharmacological pain therapies is endorphin massage, which is a light touch or massage technique that can stimulate the body to release endorphin compounds which are pain relievers and can create a feeling of comfort. This study aims to determine the effect of endorphin massage on reducing back pain in third trimester pregnant women. This research method uses pre experiment with pre-test post test one group using the Wilcoxon test and sampling using the total population of 15 pregnant women. The research was conducted in April-May 2023. The results of the study obtained the average value of the pain scale before being given endorphin massage is 4.93, after being given endorphin massage down to 2.60. This shows there is a significant effectiveness of endorphin massage on reducing back pain in third trimester pregnant women. The results of the Wilcoxon sign rank test Z score = -3.529 and p = 0.000 where α = 0.05 then p <0.05 means there is an effect of endorphin massage on reducing the intensity of back pain in pregnant women Trimester III.
DESAIN CROSS SECTIONAL BAGI PENELITIAN BIDANG KEBIDANAN Sari, Sagita Darma; Legiran, Legiran
Stetoskop: The Journal Of Health Science Vol. 1 No. 1 (2024): June 2024
Publisher : CV. Cendikiawan Muda Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desain penelitian membantu peneliti untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan penelitian dengan sahih, objektif, akurat, serta hemat. Desain penelitian harus disusun dan dilaksanakan dengan penuh perhitungan agar dapat memperlihatkan bukti empiris yang kuat relevansinya dengan pertanyaan penelitian. Terdapat beberapa hal penting yang perlu dikaji sebelum jenis ditentukkan. Sejak awal peneliti harus menentukkan apakah akan melakukan intrvensi,, yaitu melakukan suatu studi intervasional (eksperimen), atau hanya akan melaksanakan pengamatan saja tanpa intervensi, yaitu melaksanakan studi observasional. Kedua, apabila dipilih penelitian observasional, harus ditentukkan apakah akan dilakukan pengamatan sewaktu (yaitu studi cross-sectional) atau dilakukan follow up dalam kurun waktu tertentu (studi longitudinal). Dalam penelitian dibidang kebidanan, studi cross-sectional merupakan salah satu bentuk studi observasional yang paling sering dilakukan. Sekitar sepertiga artikel orisinil dalam jurnal kebidanan merupakan studi cross-sectional yang umumnya digunakan untuk membandingkan prevalensi pada variasi subgroup. Dalam studi analitik Cross-sectional yang mempelajari hubungan antara faktor risiko dengan penyakit (efek), observasi atau pengukuran terhadap variabel bebas (faktor risiko) dan variabel tergantung (efek) dilakukan sekali dan dalam waktu yang bersamaan. Pada studi cross-sectional, estimasi risiko relative dinyatakan dengan rasio prevalensi (RP), yakni perbandingan antara jumlah subyek dengan penyakit (lama dan baru) pada satu saat dengan seluruh subyek yang ada.
Transplantasi Stem Cell Sebagai Pengobatan Kelainan Darah Sepiwiryanti, Wika; Sari, Sagita Darma
Stetoskop: The Journal Of Health Science Vol. 1 No. 1 (2024): June 2024
Publisher : CV. Cendikiawan Muda Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sel punca atau stem cell adalah sebutan untuk sel yang belum memiliki fungsi khusus, sehingga dapat mengubah, menyesuaikan, dan memperbanyak diri tergantung lokasi sel tersebut berada. Karena sifatnya tersebut, sel punca kerap digunakan sebagai bahan transplantasi dalam pengobatan medis. Prosedur transplantasi sel punca dilakukan dengan menanam sel punca di organ tubuh tertentu untuk menggantikan sel yang rusak akibat suatu penyakit. Penelitian terhadap fungsi sel punca masih terus dilakukan dan dikembangkan. Salah satunya adalah untuk menggantikan sel yang rusak akibat penyakit tertentu seperti kanker, stroke, diabetes, dan penyakit degeneratif seperti osteoarthritis dan penyakit Parkinson. Sel punca juga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu penanganan untuk penyakit sel plasma. Keberadaan sel punca diharapkan dapat berkembang menjadi sel dewasa dan jaringan baru. Selain itu, sel punca juga digunakan untuk mengetahui efektivitas dan keamanan suatu obat. Ada dua metode transplantasi sel punca yang umum digunakan. Transplantasi sel punca autolog yaitu Metode transplantasi yangmenggunakan sel-sel punca yang berasal dari tubuh pasien sendiri. Sel tersebut kemudian dibekukan, disimpan, dan baru akan digunakan saat pasien membutuhkannya, yaitu ketika sel punca alami mengalami kerusakan. transplantasi sel punca allogenik merupakan Metode menggunakan sel punca pendonor, seperti dari relawan atau kerabat. Transplantasi ini biasanya digunakan bila transplantasi autolog tidak berhasil atau penyakit bersifat lebih agresif.