Septiana, Liska Mutiara
Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa Subsp. Chinensis) TERHADAP PERBEDAAN MEDIA TANAM DAN APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR CUCIAN BERAS Azwa, Agfharinda; Widyastuti, Diana; Septiana, Liska Mutiara; Pangaribuan, Darwin H.
Jurnal Agrotek Tropika Vol 12, No 4 (2024): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 12, NOVEMBER 2024
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v12i4.10038

Abstract

Tanaman pakcoy banyak diminati karena serat dan vitamin yang dikandungnya baik untuk kesehatan, mudah dibudidayakan dan memberikan prospek bisnis yang cerah bagi petani. Upaya yang dapat diterapkan dalam meningkatkan produksi pakcoy adalah dengan memberikan tambahan nutrisi melalui pengaplikasian pupuk organik cair dari air cucian beras dan meningkatkan kesuburan media tanam dengan penambahan pupuk kandang ayam dan arang sekam padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan media tanam dan pengaplikasian poc cucian beras terhadap pertumbuhan produksi tanaman pakcoy. Penelitian ini dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang menggunakan dua faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama adalah pembuatan media tanam yang terdiri dari tanah (T0), tanah dan arang sekam (T1), tanah dan pupuk kandang ayam (T2). Faktor kedua adalah pemberian konsentrasi air beras yang terdiri dari 0% POC cucian beras (A0), 25% POC cucian beras (A1), 50% POC cucian beras (A2), 75% POC cucian beras (A3), 100% POC cucian beras (A4). Data yang diperoleh dinalisis melalui uji homogenitas ragam menggunakan uji Barlett dan aditivitas data diuji dengan uji Tukey. Data dianalisis dengan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa interaksi perlakuan antara kombinasi media tanam dan pemberian konsentrasi POC dapat meningkatkan hasil produksi tanaman pakcoy. Kombinasi media tanam tanah dan pupuk kandang ayam (T2) dan konsentrasi POC 25% menunjukkan hasil terbaik pada seluruh variabel pengamatan
APLIKASI BERBAGAI JENIS BIOCHAR DAN PUPUK FOSFOR TERHADAP POPULASI DAN BIOMASSA CACING TANAH PADA LAHAN JAGUNG MANIS ( Zea mays Saccharata sturt. )DI TANAH ULTISOL NATAR LAMPUNG SELATAN Pratiwi, Tisya Khoirunnisa; Niswati, Ainin; Wiharso, Didin; Yusnaini, Sri Sukri; Septiana, Liska Mutiara; Arif, M. A Syamsul
Jurnal Agrotek Tropika Vol 12, No 3 (2024): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 12, AGUSTUS 2024
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v12i3.9457

Abstract

Tanah Ultisol mempunyai sifat yang relatif kurang baik seperti memiliki pH rendah, kandungan C-organik rendah, kandungan unsur hara N total, K total, P tersedia dan KTK tanah yang sangat rendah serta kandungan Al yang sangat tinggi. Penambahan pembenah tanah biochar diharapkan dapat memperbaiki sifat tanah ultisol. Salah satu organisme tanah yang dapat dijadikan indikator kesuburan tanah yaitu cacing tanah. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperlajari pengaruh aplikasi berbagai jenis biochar dan pupuk P serta interaksinya terhadap populasi dan biomassa cacing tanah. Penelitian ini dirancang dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari dua faktor perlakuan. Faktor yang pertama yaitu aplikasi biochar (B), yaitu tanpa biochar (B0), biochar sekam padi (B1), biochar tongkol jagung (B2), dan biochar batang singkong (B3). Faktor kedua adalah pemupukan fosfat(P), yaitu tanpa pupuk P (P0) dan dengan pupuk P (P1). Hasil pengamatan populasi dan biomassa cacing tanah disajikan dalam bentuk grafik, sedangkan identifikasi cacing tanah disajikan dalam bentuk gambar hasil pengamatan mikroskop. Untuk mengetahui hubungan antara kadar air, suhu tanah, C-organik dan pH tanah dengan populasi dan biomassa cacing tanah dilakukan uji korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi cacing tanah pada setiap pengamatan lebih tinggi pada lahan yang diaplikasikan biochardandiaplikasikanpupuk P, sedangkan biomassa cacing tanah pada pengamatan 27 HST lebih tinggi pada lahan yang diaplikasikan biochardanpengamatan 53 HST lebih tinggi pada lahan yang tidak diaplikasikan pupuk fosfat (P).Tidak terdapat interaksi antara aplikasi berbagai jenis biochar dan pupuk fosfat (P) terhadap populasi dan biomassa cacing tanah pada semua pengamatan pada lahan jagung.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN BAHAN PEMBENAH TANAH TERHADAP DISTRIBUSI AGREGAT DI LAHAN KERING MASAM PADA PERTANAMAN KEDELAI Liska mutiara Septiana; Hilda indhira; Afandi Afandi; Irwan Sukri Banuwa
Jurnal Agrotek Tropika Vol 9, No 2 (2021): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 9, MEI 2021
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v9i2.4996

Abstract

Bahan pembenah tanah seperti Batuan fosfat alam (BFA), biochar, organonitropos, dan pupuk kandang sapi dapat dijadikan bahan untuk meningkatkan produksi tanaman kedelai dilahan kering masam. Pemberian bahan pembenah tanah ini dapat mempengaruhi sifat fisik tanah khususnya agregat tanah yang akan mempengaruhi produksi tanaman. Agregat tanah mempengaruhi kemampuan tanah dalam menyediakan ruang pori untuk penyediaan air, udara dan unsur hara. Pemberian BFA dapat memperbaiki keadaan lahan kering masam dengan melepas unsur P secara perlahan.  Sedangkan, bahan pembenah tanah lainnya memiliki pengaruh jangka panjang untuk meningkatkan kesuburan tanah.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evektivitas pengaplikasian BFA dan bahan pembenah tanah lainnya yaitu Biochar, organonitropos, dan pupuk kandang sapi terhadap distribusi agregat tanah, serta mengetahui interaksi antara aplikasi BFA dan bahan pembenah tanah lainnya terhadap distribusi agregat tanah.  Penelitian dirancang menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 2 faktor dan 3 ulangan, faktor pertama adalah pemupukan P dengan 2 taraf yaitu tanpa perlakuan (P0) dan BFA (P1) 5 ton ha-1, faktor kedua adalah bahan pembenah tanah dengan 3 taraf yaitu tanpa perlakuan (B0), biochar (B1) 5 ton ha-1, organonitrofos (B2) 10 ton ha-1, dan pupuk kandang sapi (B3) 10 ton ha-1.Variabel pengamatan meliputi jumlah agregat, partikel dan tekstur, dan C-organik tanah.  Keragaman data dianalisis melalui uji homogenitas ragam menggunakan uji Barlett dan adivitas data diuji dengan uji Tukey.  Data dianalisis dengan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji BNT.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi BFA dan bahan pembenah tanah lainya berpengaruh nyata pada distribusi jumlah agregat pertanaman kedelai, serta terjadi interaksi antara keduanya.
PERTUMBUHAN BIBIT LADA (Piper nigrum), MELADA (Piper colubrinum), DAN LADA SAMBUNG PADA SISTEM PEMBIBITAN JENUH AIR Rusdi Evizal; Puput Azizah; Sarno Sarno; Maria Viva Rini; Liska Mutiara Septiana; Sugiatno Sugiatno; Purba Sanjaya
Jurnal Agrotek Tropika Vol 10, No 2 (2022): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 10, MEI 2022
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v10i2.5721

Abstract

Lada sambung merupakan hasil grafting tanaman lada dengan melada sebagai batang bawah yang memiliki keunggulan dari segi ketahanan terhadap penyakit busuk pangkal batang lada, cekaman kelebihan air, dan pertumbuhan yang kuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pertumbuhan antara bibit lada biasa, melada, dan lada sambung, mengetahui pengaruh sistem pembibitan jenuh air terhadap pertumbuhan bibit lada (Piper nigrum), melada (Piper colubrinum), dan lada sambung, serta mengetahui interaksinya terhadap pertumbuhan bibit lada. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2020 hingga Maret 2021 di Desa Air Kubangan, Kecamatan Air Naningan, Kabupaten Tanggamus. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama jenis lada terdiri dari jenis lada biasa, lada sambung, dan melada; faktor kedua sistem pembibitan jenuh air terdiri dari polybag tanpa digenang, digenang, dan digenang + pupuk daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bibit melada memberikan respon pertumbuhan yang baik terhadap kondisi jenuh air yaitu perlakuan polybag digenang air dan polybag digenang air yang ditambah pupuk daun yang ditunjukkan oleh variabel tinggi tanaman, diameter batang, luas daun, bobot kering tunas, dan indeks kualitas bibit. Bibit melada dalam polybag yang digenang air + pupuk memberi pertumbuhan yang paling baik. Perakaran bibit lada sambung (lada/melada) tumbuh lebih cepat daripada lada biasa (tanpa sambung) yaitu pada variabel jumlah akar dan bobot segar akar. Perakaran bibit lada sambung dan melada menunjukkan sifat yang lebih toleran terhadap cekaman jenuh air. Sebagai interaksi batang bawah dan batang atas, pertumbuhan akar lada sambung berada di antara pertumbuhan akar lada biasa dan melada.
PENGARUH GULUDAN DAN PEMUPUKAN TERHADAP KEHILANGAN UNSUR HARA DAN C-ORGANIK AKIBAT EROSI SERTA PRODUKSI SINGKONG (Manihot esculenta Crantz.) TAHUN KETUJUH DI LABORATORIUM LAPANG TERPADU FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG Andreas Februando Nainggolan; Irwan Sukri Banuwa; Henrie Buchari; Afandi Afandi; Septi Nurul Aini; Liska Mutiara Septiana
Jurnal Agrotek Tropika Vol 11, No 2 (2023): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 11, Mei 2023
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v11i2.7217

Abstract

Erosi merupakan salah satu penyebab terjadinya degradasi lahan yang dapat menyebabkan hilangnya unsur hara dan bahan organik dari perakaran tanah. Hilangnya unsur hara dan bahan organik dari daerah perakaran tanah akan menimbulkan penurunan produksi tanaman. Pembuatan guludan dan pemberian pupuk merupakan upaya untuk mengurangi terjadinya erosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh guludan dan pemupukan terhadap kehilangan unsur hara dan C-Organik akibat erosi serta produksi singkong. Penelitian tahun ketujuh ini dilaksanakan pada bulan Februari—Desember 2021 di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini dirancang menggunakan rancangan acak kelompok lengkap dengan dua faktor perlakuan yaitu guludan dan pemupukan dengan empat kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan guludan memotong lereng memberikan hasil yang lebih baik dalam mengurangi kehilangan unsur hara dan C-Organik dibandingkan guludan searah lereng, namun tidak mempengaruhi produksi singkong. Sebaliknya perlakuan pemberian pupuk menghasilkan produksi yang lebih tinggi dibandingkan tanpa pemberian pupuk, namun tidak berpengaruh pada kehilangan unsur hara dan C-Organik.
PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI STEK POHON INDUK LADA SAMBUNG (Piper nigrum/Piper colubrinum) Rusdi Evizal; Ermia Citra Esatika; Liska Mutiara Septiana; Abdul Kadir Salam; Purba Sanjaya; Sudi Pramono
Jurnal Agrotek Tropika Vol 10, No 1 (2022): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 10, JANUARI 2022
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v10i1.5460

Abstract

Provinsi Lampung merupakan sentra produksi lada hitam Indonesia. Upaya penanaman baru dan rehabilitasi kebun lada memerlukan penyediaan bahan stek yang bersumber dari pohon induk unggul dan sehat yaitu pohon induk lada sambung (Piper nigrum/Piper colubrinum) yang bersifat tahan terhadap penyakit busuk pangkal batang lada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis pupuk NPK yang terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi setek pohon induk lada sambung.  Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2020 – Maret 2021 yang bertempat di kebun lada sambung di Desa Air Kubangan, Air Naningan, Kabupaten Tanggamus. Propinsi Lampung. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari pemberian pupuk pada lada sambung dengan dosis NPK (15:15:15) 0 g/pohon, 75 g/pohon, 150 g/pohon, 225 g/pohon, 300 g/pohon, dan lada non-sambung tanpa pupuk NPK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK pada pohon induk lada sambung berpengaruh nyata pada variabel pertambahan tinggi tanaman, jumlah cabang panjat, jumlah cabang buah, diameter cabang panjat, produksi setek pendek, dan produksi setek panjang. Pemberian pupuk NPK dengan dosis 228,9 g/tanaman dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif pohon induk lada sambung dan menghasilkan produksi stek tertinggi yaitu 48 stek/pohon.
Populasi dan Biomassa Cacing Tanah Akibat Aplikasi Biochar dan Kotoran Ayam di Tanah Ultisol pada Pertanaman Jagung (Zea mays L.) Musim Tanam Ke-3 Arjuana, Danang; Arif, M.A. Syamsul; Prasetyo, Dedy; Dermiyati, Dermiyati; Septiana, Liska Mutiara; Lumbanraja, Jamalam
JURNAL AGROTROPIKA Vol. 23 No. 2 (2024): Jurnal Agrotropika Vol 23 No 2, Oktober 2024
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/ja.v23i2.8140

Abstract

Ultisols have problems with soil organic matter and low nutrients, that making soil fertility low. Population and earthworm biomass is one indicator of the fertility level of a soil. Efforts to increase soil fertility can be done by giving biochar and chicken manure. This study aims to study the effect of biochar and chicken manure application on earthworm population and biomass and study the correlation between earthworm population and biomass with soil properties. This research uses a non-factorial Group Randomized Design (RAK) with 4 groups and 4 treatments, namely, B0 = control, B1 = biochar 5 tons ha-1, B2 = chicken manure 5 tons ha-1, and B3 = biochar 5 tons ha-1 + chicken manure 5 tons ha-1. The data was analyzed for variance, followed by a 5% BNT test, as well as a correlation test between earthworm population and biomass with supporting variables. The results showed that the application of biochar and chicken manure had no effect on earthworm population and biomass at the entire time of observation. There is a negative correlation between soil water content with earthworm populations and soil temperature with earthworm biomass. There is a positive correlation between soil pH with earthworm populations and biomass, but there is no correlation between earthworm populations and biomass with corn crop production components. Two families of earthworms found in the research area are Megascolecidae and Glossoscolecidae. Key words: Glossoscolecidae, Megascolecidae, soil ameliorant, Ultisol
Inventarisasi Penyakit dan Analisis Pertanaman Jagung (Zea mays L.) dari Aplikasi Berbagai Jenis Biochar dan Pupuk Fosfor Dini, Aci Prima; Dirmawati, Suskandini Ratih; Septiana, Liska Mutiara; Aeny, Titik Nur; Wibowo, Lestari
JURNAL AGROTROPIKA Vol. 23 No. 1 (2024): Jurnal Agrotropika Vol 23 No 1, Mei 2024
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/ja.v23i1.8355

Abstract

Maize is a leading commodity for industrial materials and food suppliers. However, corn productivity is not maximized which is caused by several factors such as physical (climate and soil type), biology (pests, pathogens, weeds), and socio-economic factors of farmers. 25% of soil types in Indonesia are Ultisol which is characterized by low pH, available P, C-organic, and productivity. There are important maize diseases that may cause yield loss such as downy mildew, blight, rust, and midrib rot. Therefore, sustainable productivity improvements are required, specifically the application of biochar and phosphor. Biochar can increase pH, C-organic, available plant nutrients, and suppress several plant diseases. This research aimed to inventory important maize diseases, the effect of biochar, phosphor, and their interaction on disease severity and incidence, growth, production, soil pH, and C-organic. This research was designed in factorial Randomized Group Design with the factors biochar with four treatment levels included no biochar (B0), rice husk biochar (B2), corn cob biochar (B2), and cassava stalk biochar (B3) at a dose of 10 tons.ha-1 and phosphor with two treatments level included no phosphor (P0) and phosphor at a dose of 222.2 kg.ha-1 (P1). The results showed that there were four important diseases after application of biochar and phosphor, which are downy mildew (Peronisclerospora sp.), blight (Bipolaris maydis), southern corn rust (Puccinia polysora), and midrib rot (Fusarium spp.). Biochar corn cobs and cassava stems suppress the incidence of blight at 6th week. Biochars increase plant height, production, and soil pH. Interactions of biochar and phosphor increase plant stem diameter. Keywords: Biochar, Disease, Maize, Phosphor
Pemanfaatan Asap Cair untuk Pengendalian Hama dan Penyakit Kakao Evizal, Rusdi; Sanjaya, Purba; Afandi, Afandi; Pramono, Sudi; Sugiatno, Sugiatno; Septiana, Liska Mutiara; Prasetyo, Dedy; Prasmatiwi, Fembriarti Erry
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol. 2 No. 2 (2023): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2 No 2, September
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v2i2.7810

Abstract

Tanggamus merupakan sentra produksi kakao kedua setelah Pesawaran, antara lain di Kecamatan Air Naningan. Permasalahan yang dihadapi petani adalah produktivitas yang masih rendah antara lain sebagai akibat dari kurangnya pemeliharaan tanaman dan adanya serangan hama dan penyakit antara lain hama pengisap dan hama penggerek buah kakao yang menyebabkan buah tidak dapat dipanen. Tujuan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah: (1) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota kelompok tani dalam pemeliharaan terutama sanitasi dan pemangkasan kakao, (2) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota kelompok tani dalam pembuatan asap cair, (3) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota kelompok tani dalam aplikasi asap cair untuk pengendalian hama buah kakao. Kegiatan ini dilaksanakan di Kelompok Tani Makmur, Pekon Sidomulyo, Kecamatan Air Naningan.Kegiatan PKM ini dilaksanakan secara partisipatif menggunakan metode pertemuan tatap muka, FGD, pelatihan (coaching), dan pendampingan (asistensi).Kesimpulan hasil PKM ini adalah bahwa pengabdian masyarakat sudah dilaksanakan dengan peserta dari Kelompok Tani Makmur, Desa Sidomulyo, Kecamatan Air Naningan, Tanggamus melalui kegiatan penyuluhan, FGD, coaching, dan pendampingan petani. Efektifitas aplikasi asap cair untuk pengendalian hama kakao dipengaruhi oleh pemangkasan tajuk pohon. Pengabdian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam aplikasi asap cair untuk meningkatkan ketahanan terhadap hama tanaman kakao dengan nilai meningkat dari 39-59 menjadi 83-100.Kata kunci: Asap cair, busuk buah kakao, penggerek