Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Formulation and Antioxidant Test of Baby Instant Porridge with Kepok Banana Flour and Tempe Sukardi Sukardi; Selvy Triskiana Wista; Vritta Amroini Wahyudi
Food Technology and Halal Science Journal Vol. 4 No. 2 (2021): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.666 KB) | DOI: 10.22219/fths.v4i2.16502

Abstract

Commercial instant porridge generally chooses to use rice flour as a carbohydrate source, including instant porridge specifically for babies. The high current consumption of rice is encouraging various food diversification efforts to avoid dependence on one commodity. Kepok banana flour can be used as a substitute for carbohydrates in instant baby porridge, mainly from rice flour and tempe as a source of protein. Banana leaves and teak leaves were chosen as a wrapper for tempe to affect the chemical and organoleptic properties of instant baby porridge. The purpose of this study was to obtain instant baby porridge products which have nutritional value according to the SNI 01-71111.1-2005 standards regarding complementary foods. This study used a completely randomized design (CRD), consist of tempe packaging, namely banana leaves and teak leaves, which were carried out three times using the pairwise difference test (t-test) as a statistical test. Instant baby porridge with tempe treatment packed with banana leaves is an instant baby porridge that is closest to SNI 01-7111.1-2005 concerning complementary feeding with a moisture content value of 18.89%, ash content 2.71%, protein content 6.66%, fat content 16.96%, carbohydrate content 54.77%, 76.70% antioxidant activity, and the highest preference level with a value of 4.87
Kajian Aktivitas Antioksidan Mi Basah Substitusi Tepung Umbi Kimpul dengan Penambahan Ekstrak Klorofil Batang Bayam dan Kangkung Racita Sekar Mauliddyah; Damat Damat; Vritta Amroini Wahyudi
Food Technology and Halal Science Journal Vol. 5 No. 1 (2022): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/fths.v5i1.18791

Abstract

Abstract. Consuming noodles with health benefits is becoming a trend in the pandemic. Noodles with chlorophyll sourced from spinach and kale are thought to increase antioxidants. Utilization of chlorophyll extract of spinach and kale stems can reduce vegetable waste and substitution of kimpul flour can reduce the use of wheat flour. The purpose of this study was to analyze the effect of the addition of spinach and kale chlorophyll extract on the physicochemical properties of wet noodle products and the best results from the addition of chlorophyll extract in various concentrations from spinach and kale stems. The research consists of several stages. First, the manufacture of kimpul tuber flour, followed by the manufacture of chlorophyll extract of spinach and kale, then the manufacture of wet noodles, then physicochemical analysis and organoleptic tests (color, taste and preference). The method used is a simple randomized block design (RBD) experimental method with a ratio of the proportions of wheat flour (50%): kimpul tuber flour (40%): spinach chlorophyll extract: kale chlorophyll extract, which consists of 5 treatment combinations, namely BK1: 5% , BK2 : 10%, BK3 : 10%, BK4 : 7%, BK5 : 7% and repeated 2 times. The results showed that the addition of chlorophyll extract of spinach and kale had a significant effect on antioxidant activity and fat. However, it did not significantly affect the analysis of water content, ash, fat, carbohydrates and organoleptic taste, color and preference. The best treatment according to the de garmo test is the BK2 treatment with the addition of 10% spinach chlorophyll extract, with the results of water content 31.95%, ash 2.11%, protein 10.82%, fat 8.45%, carbohydrates 47.63% , antioxidant activity 73.73%, then organoleptic taste 5.04, color 5.6 and preference 5.56. Abstrak. Mengkonsumsi mi dengan manfaat kesehatan tengah menjadi tren di pandemi. Mi dengan klorofil bersumber dari bayam dan kangkung diduga dapat meningkatkan antioksidan. Pemanfaatan ekstrak klorofil batang bayam dan kangkung dapat mengurangi limbah sayuran dan substitusi tepung kimpul dapat mengurangi penggunaan tepung terigu. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh proporsi penambahan ekstrak klorofil bayam dan kangkung terhadap sifat fisiko kimia pada produk mi basah serta hasil terbaik dari penambahan ekstrak klorofil dalam berbagai konsentrasi dari batang bayam dan kangkung. Penelitian terdiri dari beberapa tahapan. Pertama pembuatan tepung umbi kimpul dilanjutkan pembuatan ekstrak klorofil bayam dan kangkung selanjutnya pembuatan mi basah, kemudian dilakukan analisa fisikokimia dan uji organoleptik (warna, rasa dan kesukaan). Metode yang digunakan yakni metode eksperimen Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederhana dengan perbandingan proporsi tepung terigu (50%) : tepung umbi kimpul (40%) : ekstrak klorofil bayam : ekstrak klorofil kangkung, yang terdiri dari 5 kombinasi perlakuan yaitu BK1 : 5%, BK2 : 10%, BK3 : 10%, BK4 : 7%, BK5 : 7% dan diulang sebanyak 2 kali percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak klorofil bayam dan kangkung berpengaruh nyata pada aktivitas antioksidan dan lemak. Namun tidak berpengaruh nyata terhadap analisis kadar air, abu, lemak, kabohidrat serta organoleptik rasa, warna dan kesukaan. Perlakuan terbaik menurut uji de garmo yakni perlakuan BK2 yaitu dengan penambahan ekstrak klorofil bayam 10%, dengan hasil kadar air 31,95%, abu 2,11%, protein 10,82%, lemak 8,45%, karbohidrat 47,63%, aktivitas antioksidan 73,73%, kemudian organoleptik rasa 5,04, warna 5,6 dan kesukaan 5,56.
PENDAMPINGAN PRODUKSI SKALA KECIL, SOSIALISASI PEMASARAN DAN PERIZINAN TEH HERBAL ANTIOKSIDAN RAMBUT JAGUNG DESA SRAGI BLITAR Vritta Amroini Wahyudi; M. Zul Mazwan; Hanif Alamudin Manshur
Studi Kasus Inovasi Ekonomi Vol. 5 No. 02 (2021)
Publisher : Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemerintah mencanangkan program “One Village, One Product” untuk mendorong setiap desa memiliki produk penciri daerah. Produk penciri daerah tersebut bisa dikemas menjadi usaha ekonomi kreatif dengan mengutamakan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi yang utama. Kondisi inilah yang mendorong masyarakat Desa Sragi, Kabupaten Blitar untuk memiliki produk penciri daerah dari potensi sumber daya alam setempat. Permasalahan yang dihadapi masyarakat Desa Sragi antara lain kurangnya wawasan dan keterampilan tentang produk potensi daerah, pemasaran, serta pengajuan regulasi. Pengabdian terdiri atas : pemberian wawasan dan demo produksi, pendampingan pemberian wawasan pemasaran dan perizinan, serta pendampingan uji coba skala kecil produksi. Pendampingan produksi skala kecil, pemasaran, dan perizinan kepada masyarakat Desa Sragi, Kabupaten Blitar menghasilkan peningkatan wawasan dan pemahaman mengenai langkah awal untuk membuat teh herbal antioksidan rambut jagung. Masyarakat Desa sragi telah mengetahui metode pembuatan teh yang tepat dari awal, titik kritis berupa suhu, lama, dan alat pengering yang optimal, serta packaging sampai menjadi teh celup. Hasil uji coba skala kecil menunjukkan bahwa produk teh tersebut berpotensi diklaim memiliki aktivitas antioksidan. Pendampingan pemasaran merencanakan strategi peningkatan nilai ekonomis produk teh dari aktivitas antioksidan yang dimiliki. Langkah selanjutnya adalah persiapan pengajuan perizinan ke depkes untuk memperoleh SPP-PIRT
PENDAMPINGAN ANALISIS KELAYAKAN USAHA RINTISAN TEH CELUP RAMBUT JAGUNG DESA SRAGI KABUPATEN BLITAR Vritta Amroini Wahyudi; M. Zul Mazwan; Hanif Alamudin Manshur
Studi Kasus Inovasi Ekonomi Vol. 6 No. 01 (2022)
Publisher : Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/skie.v6i01.18395

Abstract

Desa Sragi Kabupaten Blitar memiliki usaha rintisan penciri daerah yaitu, teh celup rambut jagung. Usaha tersebut masih berupa rintisan awal sehingga membutuhkan adanya pendampingan studi kelayakan usaha untuk memberikan gambaran pasti terkait prospek di masa mendatang. Urgensi dari pendampingan usaha juga dipengaruhi kondisi pandemi yang berdampak pada perubahan prioritas alokasi dana desa. Pendampingan bertujuan untuk memberikan pemahaman terkait teori dasar, urgensi, dan juga aplikasi dari analisis studi kelayakan usaha dari teh celup rambut jagung. Pendampingan dapat digunakan untuk mengetahui kondisi terkait sebagai pijakan penentuan strategis pemasaran melalui penyesuaian terhadap pandemik. Pendampingan berupa studi analisis kelayakan usaha melalui penyediaan modul yang dilengkapi dengan perhitungan excel dan pelatihan analisis kelayakan usaha secara luring terbatas untuk pihak BUMDES Desa Sragi. Hasil pendampingan yaitu data perhitungan meliputi harga jual, persentase keuntungan, waktu untuk balik modal dan keuntungan. Hasil analisis menunjukkan bahwa usaha rintisan ini layak untuk dijalankan. Pelatihan juga mampu meningkatkan pemahaman BUMDES terkait studi kelayakan usaha.
Studi Suhu dan Waktu Cooling Pembuatan Roti Manis Pada Karateristik Kimia dan Organoleptik Tiara Ayu Paramita; Damat Damat; Vritta Amroini Wahyudi
Food Technology and Halal Science Journal Vol. 5 No. 2 (2022): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/fths.v5i2.21915

Abstract

Industri roti pada bidang pangan untuk menjaga kualitas produk akhir perlu memperhatikan tahapan cooling yang berpengaruh pada mutu roti. Penelitian sebelumnya menunjukan pada proses cooling dengan suhu berbeda, berpengaruh terhadap suhu pengemasan roti yang mempengaruhi kualitas mutu. Parameter yang berpengaruhi adalah karakteristik kimia dan organoleptik, Tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui interaksi  antara perlakuan suhu dan waktu cooling terhadap karakteristik kimia dan organoleptik roti manis. Metode penelitian meliputi Rangcangan acak kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor 1 (T) pemberian suhu cooling, faktor 2 (R) pemberian lama waktu cooling dengan memiliki 6 level: T1RI (16oC:1 jam), T2R1 (30oC:1 jam), T1R2 (16oC:2 jam), T2R2 (30oC:2 jam), T1R3 (16oC:3 jam), dan T2R3 (30oC:3 jam). Parameter meliputi karakteristik organoleptik (tekstur, aroma, warna dan rasa), kadar air, kadar abu, kadar lemak,  kadar protein dan total kapang. Sampel yang digunakan adalah roti manis. Hasil penelitian menunjukan berpengaruh nyata terhadap kadar abu roti manis. Tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air, kadar lemak, kadar protein, total kapang dan organoleptik roti manis meliputi warna aroma, rasa, dan tekstur.
Physicochemical and Sensory Characteristics of Rose-Spices Drink with Red Ginger, Lemongrass, and Cinnamon Extract as Functional Beverage Elfi Anis Saati; Edwin Eka Haprinata; Sri Winarsih; Mochammad Wachid; Vritta Amroini Wahyudi
Food Science and Technology Journal (Foodscitech) Vol 4 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Dr Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.717 KB) | DOI: 10.25139/fst.v4i1.3798

Abstract

Rose flower has varieties of compounds, one of that is antioxidants, but it's not been widely used in the food sector. The processing that can be applied to roses is to make them for functional drinks by adding variations of the three spice filtrate, which are expected to increase the quality, characteristics and increase the antioxidant activity of the product. This study aims to determine the interaction between the type of spice filtrate and the concentration of the spice filtrate to the quality of the Rose-Spices Drink. Randomized block design (RBD) with 2 replications. The best treatment for Rose-Spices Drink was P4K1 (Spice Combination: 5%) with antioxidant activity 89.67%, brightness level (L) 32.7, redness level (a+) 2.7, yellowness level (b+) 4.1, pH 4.053, total dissolved solids (TDS) 11.7 °Brix, total anthocyanin 0,20 mg/L, taste 3.60 (quite like ), flavor 3.50 (quite like) and preference 3.23 (quite like).
FORMULASI PERMEN PEREDA RADANG TENGGOROKAN DARI DAUN PECUT KUDA (Stacytarpheta jamaicensis) SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL Vritta Amroini Wahyudi; Puspa Seqip; Nur Sahirah; Noverita Resya
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 7 No. 4 (2019)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpa.2019.007.04.4

Abstract

Daun pecut kuda (Stachytaroheta jamaicensis) merupakan tanaman dari famili Verbenaceae yang telah diteliti dan terbukti memiliki beberapa bioaktivitas seperti antimikroba, antioksidan, dan antiinflamatori. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi pembuatan permen pereda tenggorokan dari ekstrak daun pecut kuda sebagai langkah dukungan diversifikasi pangan fungsional. Perlakuan terbaik dipilih melalui perbandingan parameter analisis dengan SNI Permen (Kembang Gula Keras) 01-3547-2008 dan uji daya hambatnya terhadap bakteri Streptococcus pyogenes. Pada desain penelitian, terdapat penambahan perlakuan perasa daun mint untuk bentuk inovasi awal pemberian rasa alami. Formulasi yang baik dalam pembuatan permen adalah dengan penambahan 30% ekstrak daun pecut kuda dengan penambahan perasa alami daun mint. Formulasi terbaik memiliki kemampuan daya hambat sebesar 8,3 mm terhadap bakteri Streptococcus pyogenes dengan parameter uji kadar air (0,26%), abu (0,12%), dan gula reduksi (0,26%) yang sesuai dengan SNI Permen Keras 01-3547-2008. Permen diketahui positif mengandung alkaloid, tanin, dan saponin
PENDAMPINGAN SELF-DECLARE HALAL PADA UMKM BIDANG MAKANAN DAN MINUMAN DI KOTA MALANG Nafis, Dzakia; Warkoyo; Wahyudi, Vritta Amroini; Anggriani, Rista; Utama, Dana Marsetiya; Hafid, Ibnu; Maulana, Abel Alqurni; Fitriana, Nur
Studi Kasus Inovasi Ekonomi Vol. 8 No. 01 (2024)
Publisher : Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/skie.v8i01.32149

Abstract

Halal sudah menjadi aspek kebutuhan di zaman yang sudah berkembang ini. Indonesia dengan mayoritas pemeluk agama islam membuat pemerintah mewajibkan adanya jaminan status halal produk dalam bentuk sertifikat halal. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal serta Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, pelaku usaha/ industri makro dan mikro wajib mengurus sertifikat halal. Sertifikat halal merupakan salah satu jaminan status halal dari suatu produk. Sertifikat halal bertujuan untuk memberikan kepastian pada konsumen bahwa produk atau layanan yang bersangkutan sudah sesuai dengan syariat yang ada. Kota Malang memiliki kurang lebih 8000 UMKM yang bergerak di bidang makanan dan minuman. Self-declare adalah salah satu skema sertifikasi halal pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Adanya skema ini mempermudah UMKM dalam memperoleh sertifikasi halal. Pentingnya sertifikat halal membuat pemerintah berupaya meningkatkan kesadaran dan pemahaman produsen maupun konsumen mengenai urgensi halal. Self-declare sendiri memberikan UMKM kemampuan untuk mengelola dan menyatakan kehalalan produk mereka sendiri. Pendampingan dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran pelaku UMKM terhadap halal dan edukasi mengenai proses pengajuan sertifikasi halal melalui self-declare. Kegiatan ini dilakukan dengan metode penyuluhan interaktif (edukasi sadar halal) dan pendampingan administrasi pendaftaran self-declare. Target dari kegiatan ini adalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang berada di Kota Malang. Pendampingan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan dan meningkatkan kepedulian mengenai halal. Melalui pendampingan ini juga dapat ditelusuri hambatan dan masalah yang dihadapi UMKM dalam proses sertifikasi halal. Hasil dari pengabdian ini menunjukkan bahwa pemahaman dari UMKM meningkat dan muncul sikap positif terkait pentingnya sertifikasi halal pada produknya sehingga UMKM akan mendaftarkan sertifikasi halal produknya dan didapatkan hasil berupa sertifikat halal.
Study of Physical, Chemical, and Organoleptic Properties of Functional Drink Turkey Berry (Solanum torvum swartz) with the Addition of Butterfly Pea Flower (Clitoria ternatea linn) and Emprit Ginger (Zingiber officinale var. Amarum) Anggriani, Rista; Putri, Nina Nurazizah Purnomo; Wahyudi, Vritta Amroini
Biology, Medicine, & Natural Product Chemistry Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Sunan Kalijaga State Islamic University & Society for Indonesian Biodiversity

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/biomedich.2023.122.563-575

Abstract

Turkey berry (Solanum torvum Swartz) is a wild plant often found in Indonesia and its usage is still limited. Turkey berry has a high potential as a source of antioxidants, which can be consumed as a functional drink. Ginger and butterfly pea flowers were selected as additional ingredients in composite drinks to enhance the quality of the functional drink in terms of function and sensory characteristics. This study aimed to determine the effects of variations in the concentration of turkey berry, butterfly pea flower, and ginger on the physical, chemical, and organoleptic characteristics. The design method used a Simple Randomized Block Design with four treatment combinations to be analyzed in three repetitions. Data were analyzed using Analysis of Variance (ANOVA) to determine the effects of the treatment. The results showed that turkey berry, in combination with ginger and butterfly pea flower, had a significant effect on the physicochemical and organoleptic characteristics, including pH, total phenolic content, total flavonoid content, antioxidants, color, aroma, taste, and preference.
Kajian Kelayakan Usaha Produk "TEPIS" Turkish Delight Jeruk Nipis Dengan Penambahan Sari Buah-Buahan Aldebaran, Deksa; Sa'ati, Elfi Anis; Wahyudi, Vritta Amroini
Food Technology and Halal Science Journal Vol. 6 No. 2 (2023): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/fths.v6i2.28341

Abstract

Soft candy merupakan camilan manis berbentuk permen jelly yang terbuat dari air dan sari buah yang banyak digemari masyarakat karena memiliki kenampakan bening serta tekstur yang kenyal. Tingginya tingkat konsumsi soft candy di Indonesia menjadi peluang usaha dengan prospek yang baik untuk dikembangkan. Salah satu produk inovasi yang berasal dari soft candy merupakan turkish delight. Peluang usaha turkish delight ini dapat diterapkan pada jenis usaha dengan skala UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Kelayakan usaha menjadi salah satu aspek penting dalam kesuksesan suatu usaha. Tujuan dilakukannya kajian ini untuk mengetahui hasil analisis kelayakan usaha pada produk ”TEPIS” Turkish Delight Jeruk Nipis yang meliputi perhitungan BEP (Break Even Point), R/C Ratio (Reveneu Cost Ratio), ROI (Return On Investment), payback periode. Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan, usaha “TEPIS” Turkish Delight Jeruk Nipis menghasilkan titik BEP (Break Even Point) unit dan harga pada varian original 279,35 unit dan Rp820.866,00, varian buah naga 504,023 unit dan Rp820.866,00, varian buah anggur 227,175 unit dan Rp820.866,00, varian buah nanas 225,130 unit dan Rp820.866,00. Usaha TEPIS layak untuk dijalankan dengan hasil proyeksi R/C ratio lebih dari 1 (>1) yaitu 1,284. Usaha TEPIS layak untuk penanaman modal investor dengan proyeksi ROI (Return On Invesment) sebesar 28,48% dengan jangka waktu lama pengembalian modal selama 9,19 bulan.