Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN MAGGOT BASAH DAN MAGGOT KERING TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN GABUS (Channa striata) Suherman, Dhea Rahfaningrum; Christiana, Ivone; Wirabakti, Murrod Candra; Tantulo, Uras; Yulintine, Yulintine
JOURNAL OF TROPICAL FISHERIES Vol. 19 No. 1 (2024): Journal Tropical of Fisheries
Publisher : Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya (UPR)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36873/jtf.v19i1.12874

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemberian pakan maggot basah dan maggot kering berpengaruh terhadap pertumbuhan benih Ikan Gabus (Channa striata). Selain itu, juga untuk mengetahui perlakuan mana yang paling baik pengaruhnya terhadap pertumbuhan benih Ikan Gabus (Channa striata). Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah A (pakan maggot basah 100%), B (pakan maggot basah 50% dan maggot kering 50%), dan C (pakan maggot kering 100%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeberian pakan maggot basah dan maggot kering berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan panjang dan berat benih Ikan Gabus (Channa striata), tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat kelangsungan hidup benih Ikan Gabus (Channa striata). Dengan perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan B dengan hasil pertumbuhan panjang sebesar 3,93 cm, pertumbuhan berat sebesar 4,03 g, tingkat kelangsungan hidup sebesar 93,33%, serta konversi pakan (FCR) sebesar 1,22.
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BIJI PEPAYA(Carica papaya L.) DAN PROBIOTIK EM4 (Effective Microorganism-4) DALAM PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Hidayat, Syarif; Christiana, Ivone; Tantulo, Uras; Monalisa, Shinta Sylvia; Yulintine, Yulintine
JOURNAL OF TROPICAL FISHERIES Vol. 19 No. 1 (2024): Journal Tropical of Fisheries
Publisher : Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya (UPR)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36873/jtf.v19i1.12875

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung biji pepaya (Carica papaya L,) dan Probiotik EM4 (Effective Microorganism-4) dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan nila (Oreochromis niloticus). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Penelitian dilaksanakan Selama 42 hari di Laboratorium Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Palagka Raya (UPR), Kalimantan Tengah. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan tepung biji pepaya dan Probiotik EM4 terhadap pertumbuhan benih ikan nila terdapat perbedaan yang nyata. Perlakuan D dengan kombinasi tepung biji pepaya sebanyak 5 g/kg pakan dan Probiotik EM4 sebanyak 20 ml/kg pakan merupakan perlakuan terbaik untuk pertumbuhan berat mutlak dan panjang mutlak benih ikan nila dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya.
PREVALENSI, INTENSITAS DAN DOMINASI PARASIT PADA IKAN BAUNG (Mystus nemurus) YANG DI PELIHARA DALAM KARAMBA DI KELURAHAN PAHANDUT SEBERANG KOTA PALANGKA RAYA Tarigan, Mesy Novita Br; Rosita, Rosita; Yasin, Muhamad Noor; Djauhari, Ricky; Tantulo, Uras
JOURNAL OF TROPICAL FISHERIES Vol. 19 No. 2 (2024): Journal of Tropical Fisheries
Publisher : Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya (UPR)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36873/jtf.v19i2.15564

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahun jenis parasit yang menginfeksi ikan baung serta mengetahui tingkat prevalensi, intensitas dan dominasi parasit pada ikan baung dalam karamba di kelurahan Pahandut Sebrang Kota Palangka Raya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan pada 3 stasiun yaitu stasiun I di bagian hulu, stasiun II bagian tengah dan stasiun III bagian hilir, sampel ikan Baung sejumlah 30 ekor dimana 10 ekor pada stasiun I, 10 ekor pada stasiun II dan 10 ekor pada stasiun III diambil dari dalam karamba di kelurahan Pahandut Seberang Kota Palangka Raya dan pemeriksaan parasit dilakukan di Balai Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Palangka Raya. Hasil pemeriksaan ektoparasit ditemukan 1 jenis ektoparasit yaitu Dactylogyrus sp dengan organ target insang dimana pada stasiun I jumlah parasit 6 ekor, stasiun II 8 ekor dan stasiun III 16 ekor. Nilai prevalensi paling tinggi ditemukan pada Stasiun III sebesar 20% dengan krtiteria infeksi sering dan yang paling rendah prevalensinya pada stasiun I dan II sebesar 10% dan nilai Intensitas paling tinggi ditemukan pada Stasiun II dan III sebesar 6 Ind/ekor dengan krtiteria infeksi sedang dan paling rendah pada stasun I. Hasil pemeriksaan endoparasit pada ikan baung tidak ditemukan endoparasit sehingga nilai prevalensi 0%, intensitas 0% dan dominasi 0%. Hasil pengukuran kualitas air yaitu suhu, kecerahan, kedalaman, TDS, pH dan DO pada stasiun I, II dan III masih dalam keadaan optimal untuk budidaya ikan baung.
Identifikasi Ektoparasit Pada Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Yang Di Budidayakan di Kolam Beton Welnando, Rydho; Maryani, Maryani; Tantulo, Uras; Rozik, Mohamad
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 9, No 2 (2024): Oktober
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/akuakultur.v9i2.218

Abstract

There are several obstacles for dumbo catfish farmers that result in losses, one of which is disease.  Diseases caused by parasitic infections can cause irritation to external organs such as gills and skin. This can cause disruption of respiration and osmoregulation processes and reduce fish immunity.   The population of ectoparasites in fish in the aquatic environment can be monitored through the identification of parasites by calculating their prevalence and intensity.  This study aims to identify ectoparasites, analyze the prevalence rate, intensity of ectoparasite attacks that attack dumbo catfish.  Sampling for 5 times in one week for 20 working days with the number of samples to be obtained as much as the catch of 3 stations.  Ectoparasites found in dumbo catfish are Dactylogyrus sp, Trichodina sp, Chilodonella sp, and Oodinium sp. The highest prevalence value was found in Dactylogyrus sp at station III with a percentage of 100% with a very frequent infection category. The highest intensity value was Trichodina sp. at station II which was 24.4 individuals/head with moderate category. The dominating ectoparasite was Dactylogyrus sp. The number of infected dumbo catfish was 30 out of 30 samples tested.  In Dactylogyrus sp there were a total of 258 parasites, followed by Chilodonella sp with a total of 69 parasites from 30 samples, Oodinium sp had a total of 47 parasites and Trichodina sp had a total of 151 parasites from 30 samples.  Water quality parameters measured during the study showed good values for the growth of dumbo catfish in the rearing ponds.
EFFECTS OF FEEDING RATE REDUCTION ON THE GROWTH PERFORMANCE AND FEED UTILIZATION OF PACIFIC WHITE SHRIMP REARED USING BIOFLOC SYSTEM Kusmiatun, Anik; Utami, Diah Ayu Satyari; Firnaeni, Tata; Kaborang, Yasinta Ega; Harijono, Teguh; Tangguda, Sartika; Triyastuti, Meilya Suzan; Djauhari, Ricky; Tantulo, Uras; Sihombing, Mika Azarya
Jurnal Riset Akuakultur Vol 19, No 4 (2024): Desember (2024)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jra.19.4.2024.331-343

Abstract

Biofloc in shrimp aquaculture provides natural food and reduces the reliance on commercial feed. The extent to which biofloc can optimize feeding management is not, however, fully understood. This study aimed to evaluate the effects of reducing feeding rates on the growth performance and feed utilization of Pacific white shrimp (Litopenaeus vannamei) reared in a biofloc system. A completely randomized design was used with four treatments: K (standard feeding, clear water), N (standard feeding, biofloc), NA (25% feeding reduction, biofloc), and NB (50% feeding reduction, biofloc). Shrimp were stocked at 40 individuals per tank and fed commercial feed containing 40% protein over a 30-day period. Results showed that shrimp in the NA treatment (25% feed reduction with biofloc) had the highest final weight (8.66 ± 0.03 g), biomass (306.13 ± 14.27 g), and weight gain (5.74 ± 0.25 g) compared to other treatments (P<0.05). NA also exhibited a higher specific growth rate (3.63 ± 0.27 %/day) than K and NB. Feed utilization improved with a lower feed conversion ratio and higher protein retention in the NA group. This study highlights that a 25% feeding rate reduction in biofloc systems optimizes shrimp growth and feed utilization. Future research should explore long-term sustainability, biofloc composition variations, and technological integration for scaling up efficient and environmentally sustainable shrimp farming operations.Penggunaan bioflok dalam budidaya udang memberikan makanan alami dan mengurangi ketergantungan pada pakan komersial. Namun, sejauh mana bioflok dapat mengoptimalkan manajemen pakan belum sepenuhnya dipahami. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek pengurangan laju pemberian pakan terhadap kinerja pertumbuhan dan pemanfaatan pakan udang vaname (Litopenaeus vannamei) yang dibudidayakan dalam sistem bioflok. Desain penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan, yaitu: K (pemberian pakan standar, air jernih), N (pemberian pakan standar, bioflok), NA (pengurangan pakan 25%, bioflok), dan NB (pengurangan pakan 50%, bioflok). Udang ditempatkan sebanyak 40 individu per tangki dan diberi pakan komersial yang mengandung 40% protein selama 30 hari. Hasil menunjukkan bahwa udang pada perlakuan NA (pengurangan pakan 25% dengan bioflok) memiliki berat akhir tertinggi (8,66 ± 0,03 g), biomassa (306,13 ± 14,27 g), dan kenaikan berat (5,74 ± 0,25 g) dibandingkan perlakuan lainnya (P<0,05). NA juga menunjukkan tingkat pertumbuhan spesifik yang lebih tinggi (3,63 ± 0,27 %/hari) dibandingkan K dan NB. Pemanfaatan pakan meningkat dengan rasio konversi pakan yang lebih rendah dan retensi protein yang lebih tinggi pada kelompok NA. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengurangan feeding rate pakan sebesar 25% dalam sistem bioflok mengoptimalkan pertumbuhan udang dan pemanfaatan pakan. Penelitian di masa depan harus mengeksplorasi keberlanjutan jangka panjang, variasi komposisi bioflok, dan integrasi teknologi untuk meningkatkan praktik budidaya udang yang efisien dan ramah lingkungan.