Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Manajemen pakan dan kualitas air pada pemeliharaan larva ikan kerapu cantang (Epinephelus fuscoguttatus >< Epinephelus lanceolatus) Kusmiatun, Anik; Fahriza, Ahmad Zulfa; Kurniawan, Hendra
Agrokompleks Vol 25 No 1 (2025): Agrokompleks Edisi Januari
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v25i1.822

Abstract

Ikan kerapu cantang merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan di Indonesia. Keberlanjutan budidaya ikan kerapu cantang perlu ditunjang dengan ketersediaan benih berkualitas. Upaya untuk menghasilkan benih ikan kerapu cantang dapat dilakukan dengan pemeliharaan larva dengan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknis pengelolaan pakan dan media air pada pemeliharaan larva ikan kerapu cantang. Jenis pakan yang digunakan berupa pakan alami dan pakan buatan dengan dosis yang disesuaikan dengan umur larva. Jenis pakan alami yang diberikan pada larva ikan kerapu cantang yaitu Nannochloropsis oculata, Rotifer, dan Artemia sp. Kisaran parameter kualitas air yaitu suhu 30,5-31 oC, pH 7,8-8,2, salinitas 33-34 ppt, serta DO 3,51-4,27 ppm masih optimal untuk pemeliharaan larva ikan kerapu cantang. Pengelolaan pakan dan kualitas air pemeliharaan larva dapat mendukung perkembangan larva ikan kerapu cantang dengan nilai Hatching Rate (HR) 48%-72% dan Survival Rate (SR) 16%-18%.
Commercial Probiotics Improve Growth, Feed Efficiency, Nitrogen Removal, Hemocyte Count and Suppression of Vibrio Population in Pacific White Shrimp Culture Utami, Diah Ayu Satyari; Ilham, Ilham; Insani, Liga; Kusmiatun, Anik; Wahyu, Wahyu; Yudiati, Ervia; Rahman, Rahman; Albasri, Hatim; Szuzter, Brian Walter
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 30, No 3 (2025): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ik.ijms.30.3.395-410

Abstract

The Pacific white shrimp (Penaeus vannamei) is a key species in global aquaculture, particularly under intensive farming systems where high stocking densities often lead to deteriorating water quality, disease outbreaks, and reliance on antibiotics. While probiotics are increasingly applied to enhance shrimp health and performance, comparative evidence on the efficacy of different commercial probiotic formulations remains limited. This study aimed to evaluate the effects of three commercial probiotic products on growth performance, water quality, microbial populations, and immune response in intensively reared Pacific white shrimp. Shrimp were fed diets supplemented with one of three probiotics (PB, PL, and PMB) or a control diet for 40 days. Growth parameters, nitrogenous waste levels, bacterial counts in water and organs, and total hemocyte count (THC) were analyzed. The PB treatment (multi-strain Bacillus) significantly enhanced specific growth rate (2.99±0.0027% day⁻¹), feed efficiency (57.5±0.09%), weight gain, and THC (3.80 × 10⁵ cells mm⁻³) compared to control (P<0.05). The PB and PMB treatments also reduced total ammonia nitrogen, nitrite, nitrate, and Vibrio populations in water and shrimp tissues. Intestinal colonization by beneficial bacteria was highest in PB and PL groups. These results demonstrate that specific probiotic formulations, particularly PB, can improve growth, immunity, and water quality while reducing reliance on antibiotics and water exchange. The findings support the integration of targeted probiotics in sustainable shrimp aquaculture, including biofloc and recirculating aquaculture systems (RAS).
Bimbingan Teknis Pengajuan Dana Bergilir LPMUKP dan Pembuatan Proposal di SMART Fisheries Village (SFV) Pengambengan, Kabupaten Jembrana, Bali Aras, Annisa Khairani; Nisa, Andina Chairun; Utami, Diah Ayu Satyari; Kiswanto, Arie; Insani, Liga; Kusmiatun, Anik; Jatayu, Diklawati
Jurnal Pengabdian UNDIKMA Vol. 5 No. 3 (2024): August
Publisher : LPPM Universitas Pendidikan Mandalika (UNDIKMA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jpu.v5i3.10087

Abstract

The aim of this community service activity is to increase the understanding and skills of the SFV Pengambengan assisted group regarding applications for LPMUKP revolving funds and making whiteleg shrimp cultivation business proposals. This method of implementing community service uses technical guidance with 10 participants representing Pokdakan Mina Jaya and Pokdakan Putra Mina Jaya. Evaluation of this activity took the form of a pre-test and post-test and was analyzed using the t-test with a confidence level of 95% (α = 0.05). The results of this community service activity show that the SFV Pengambengan assisted group has increased their understanding regarding applications for LPMUKP revolving funds for aquaculture businesses as well as increased skills in making whiteleg shrimp cultivation business proposals which are used as one of the requirements for applications for LPMUKP revolving funds.
EFFECTS OF FEEDING RATE REDUCTION ON THE GROWTH PERFORMANCE AND FEED UTILIZATION OF PACIFIC WHITE SHRIMP REARED USING BIOFLOC SYSTEM Kusmiatun, Anik; Utami, Diah Ayu Satyari; Firnaeni, Tata; Kaborang, Yasinta Ega; Harijono, Teguh; Tangguda, Sartika; Triyastuti, Meilya Suzan; Djauhari, Ricky; Tantulo, Uras; Sihombing, Mika Azarya
Jurnal Riset Akuakultur Vol 19, No 4 (2024): Desember (2024)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jra.19.4.2024.331-343

Abstract

Biofloc in shrimp aquaculture provides natural food and reduces the reliance on commercial feed. The extent to which biofloc can optimize feeding management is not, however, fully understood. This study aimed to evaluate the effects of reducing feeding rates on the growth performance and feed utilization of Pacific white shrimp (Litopenaeus vannamei) reared in a biofloc system. A completely randomized design was used with four treatments: K (standard feeding, clear water), N (standard feeding, biofloc), NA (25% feeding reduction, biofloc), and NB (50% feeding reduction, biofloc). Shrimp were stocked at 40 individuals per tank and fed commercial feed containing 40% protein over a 30-day period. Results showed that shrimp in the NA treatment (25% feed reduction with biofloc) had the highest final weight (8.66 ± 0.03 g), biomass (306.13 ± 14.27 g), and weight gain (5.74 ± 0.25 g) compared to other treatments (P<0.05). NA also exhibited a higher specific growth rate (3.63 ± 0.27 %/day) than K and NB. Feed utilization improved with a lower feed conversion ratio and higher protein retention in the NA group. This study highlights that a 25% feeding rate reduction in biofloc systems optimizes shrimp growth and feed utilization. Future research should explore long-term sustainability, biofloc composition variations, and technological integration for scaling up efficient and environmentally sustainable shrimp farming operations.Penggunaan bioflok dalam budidaya udang memberikan makanan alami dan mengurangi ketergantungan pada pakan komersial. Namun, sejauh mana bioflok dapat mengoptimalkan manajemen pakan belum sepenuhnya dipahami. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek pengurangan laju pemberian pakan terhadap kinerja pertumbuhan dan pemanfaatan pakan udang vaname (Litopenaeus vannamei) yang dibudidayakan dalam sistem bioflok. Desain penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan, yaitu: K (pemberian pakan standar, air jernih), N (pemberian pakan standar, bioflok), NA (pengurangan pakan 25%, bioflok), dan NB (pengurangan pakan 50%, bioflok). Udang ditempatkan sebanyak 40 individu per tangki dan diberi pakan komersial yang mengandung 40% protein selama 30 hari. Hasil menunjukkan bahwa udang pada perlakuan NA (pengurangan pakan 25% dengan bioflok) memiliki berat akhir tertinggi (8,66 ± 0,03 g), biomassa (306,13 ± 14,27 g), dan kenaikan berat (5,74 ± 0,25 g) dibandingkan perlakuan lainnya (P<0,05). NA juga menunjukkan tingkat pertumbuhan spesifik yang lebih tinggi (3,63 ± 0,27 %/hari) dibandingkan K dan NB. Pemanfaatan pakan meningkat dengan rasio konversi pakan yang lebih rendah dan retensi protein yang lebih tinggi pada kelompok NA. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengurangan feeding rate pakan sebesar 25% dalam sistem bioflok mengoptimalkan pertumbuhan udang dan pemanfaatan pakan. Penelitian di masa depan harus mengeksplorasi keberlanjutan jangka panjang, variasi komposisi bioflok, dan integrasi teknologi untuk meningkatkan praktik budidaya udang yang efisien dan ramah lingkungan.
PREVALENSI ORGANISME PENEMPEL PADA INDUK TIRAM MUTIARA (Pinctada maxima) Utami, Diah Ayu Satyari; Kusmiatun, Anik; Sufiati, Anisa; Wati, Komang Sika; Djauhari, Ricky
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 11 No 2 (2023): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jr.v11i2.5297

Abstract

Salah satu masalah utama yang dihadapi dalam budidaya tiram mutiara (Pinctada maxima) adalah adanya organisme penempel yang melekat pada keranjang maupun pada cangkang tiram mutiara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi organisme penempel pada induk tiram mutiara yang dipelihara dengan metode long line. Obyek penelitian yang diamati adalah induk tiram mutiara yang dipelihara dengan metode long line pada kedalaman 3-5 m. Induk tiram mutiara yang diamati sebanyak 46 induk yang berumur 3-14 tahun dengan panjang, lebar, dan ketebalan cangkang 11-16,5 cm, 11,8-17,5 cm, dan 0,21-0,40 cm. Induk tiram mutiara yang diambil sebagai sampel diambil secara acak dengan mengambil 1 sampel induk/pocket net. Parameter kualitas air yang diamati terdiri atas suhu, pH, oksigen terlarut, salinitas, kecerahan, total amoniak nitrogen (TAN), nitrit, nitrat, dan fosfat. Organisme penempel yang menyerang induk tiram mutiara selama penelitian terdiri atas Polydora sp., Balanus sp., Ascidian sp., Nereis sp., Cliona sp., dan Mytilus sp. Organisme penempel yang memiliki prevalensi tinggi pada induk tiram mutiara yaitu Ascidian sp. (85%), kemudian diikuti oleh Polydora sp., Balanus sp., dan Nereis sp. dengan prevalensi 80%. Cliona sp. dan Mytilus sp. menunjukkan prevalensi yang rendah pada induk tiram mutiara yaitu 37,5 dan 10%. Kualitas air pada lahan pemeliharaan induk tiram mutiara berada pada kisaran normal untuk pemeliharaan tiram mutiara.
Natural Spawning Breeding Techniques Analysis of Carp (Cyprinus carpio) in the Fish Seed Center (BBI) Bolangan, Tabanan, Bali Kusmiatun, Anik; Arsana, I Made Putra; Istiqomah, Indah
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 13 No. 2 (2024): JAFH Vol. 13 No. 2 June 2024
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jafh.v13i2.47505

Abstract

Carp (Cyprinus carpio) is a freshwater fish species with a high tolerance to various environmental conditions. The present study aimed to analyze the seeding process of carp using a natural spawning method at the Fish Seed Center (BBI) Bolangan, Tabanan, Bali. The descriptive analysis had been used to analyze of the data collected through active participation, observation, and interviews. The carp natural spawning techniques at BBI Bolangan were conducted in an earthen pond. The breeding techniques include pond preparation, brood stock selections, fish spawning, larvae or seed maintenance, water quality control, disease control, and fish harvesting. Male and female parents in a 2:1 ratio were required for effective breeding. This natural hatching system produced up to 100806 eggs with a hatching rate of 74.4%, yielding 75000 larvae per female parent. After a week of care, the larvae have a 30% survival rate and are ready for cultivation in the following section (nursery II). We conclude that the Carp (Cyprinus carpio) breeding techniques at the Fish Seed Center (BBI) Bolangan, Tabanan, Bali are technically sound and feasible to apply.
Pendampingan Teknis Teknologi Tepat Guna Budidaya Udang Vaname Skala Kecil di Desa Pengambengan, Jembrana, Bali Insani, Liga; Wahyu; Ilham; Abrori, Mohsan; Sudiarsa, I Nyoman; Kusmiatun, Anik; Nisa, Andina Chairun; Aras, Annisa Khairani; Jatayu, Diklawati; Kiswanto, Arie; Utami, Diah Ayu Satyari
Agrokreatif: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 10 No. 3 (2024): Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrokreatif.10.3.363-371

Abstract

Pacific white shrimp (Penaeus vannamei) is one of Indonesia's fishery commodities with high economic value in the domestic and foreign markets. They are applying appropriate technology through small-scale shrimp farming aimed to transfer technology in partner villages from traditional to intensive systems. This program was an effort to improve the welfare of the fishery community in Desa Pengambengan, Jembrana, Bali. This program was carried out in May‒July 2022, and it involved the Mina Jaya Fish Cultivator Group as the target community. The activity program was carried out through several stages, including audience activity, counseling, technical assistance, and monitoring and evaluation. The activity succeeded in increasing the knowledge and skills of the target community regarding vaname shrimp cultivation in detail. Technical assistance for cultivation activities has increased community understanding of small-scale intensive shrimp cultivation, minimizing errors and increasing program success. Monitoring and evaluation are carried out to determine the sustainability of activities in the target community. This community service activity has succeeded in increasing the productivity of Pacific white shrimp cultivation and technology transfer from the traditional system to a small-scale intensive system.