Fauziah, Agusti
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KASUS MOLA HIDATIDOSA DI RSUD SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA: Description of the characteristics of pregnant women with hydatidiform mole cases at Syekh Yusuf Hospital, Gowa Regency Hariani; Suhartatik; La Ubo, Naharia; Fauziah, Agusti; J, Abd Hady
Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar Vol 15 No 1 (2024): Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan : Mola hidatidosa adalah pertumbuhan massa jaringan dalam uterus yang tidak akan bertumbuh menjadi janin ataupun bayi dan ini salah satu hasil konsepsi yang tidak normal. Mola hidatidosa adalah kelainan trofoblas gestasional yaitu termasuk bentuk kanker dari penyakit trofoblas gestasional yang biasanya disebut dengan koriokarsinoma. Kehamilan mola hidatidosa biasanya terjadi dengan gejala perdarahan pervagina pada trimester pertama. Mola hidatidosa dapat dipastikan pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu melalui serangkaian pemeriksaan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Berdasarkan derajat proliferasi dan perubahan jaringan, mola hidatidosa dapat dibedakan menjadi mola hidatidosa komplit dan mola hidatidosa parsial. Penderita mola hidatidosa biasanya mengalami keluhan keluarnya darah berwarna hitam kemerahan atau mengalami pembesaran perut atau rahim melebihi usia kehamilan. Metode : Penelitian ini menggunakan metode penelitian dekktiptif sedeerhana. Hasil : Hasil penelitian yang dilihat dari data sekunder kejadian kasus mola hidatidosa di RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa pertahun 2020 – 2022 terdapat 32 orang yang mengalami kasus mola hidatidosa. Karakteristik ibu hamil dengan kasus mola hidatidosa berdasarkan usia ibu yang memiliki frekuensi tertinggi yaitu ibu dengan usia < 20 tahun dan >35 tahun terdapat 17 orang dengan persentase 53,1%. Karakteristik ibu hamil dengan kasus mola hidatidosa berdasarkan tingkat pendidikan yang memiliki frekuensi tertinggi yaitu ibu dengan tingkat pendidikan SMA terdapat 17 orang dengan persentase 53,1%. Karakteristik ibu hamil dengan kasus mola hidatidosa berdasarkan paritas yang memiliki frekuensi tertinggi yaitu ibu primipara (1 anak) dan tidak memiliki anak terdapat 19 orang dengan persentase 59,4%. Kesimpulan : Ibu dengan kasus mola hidatidosa memiliki hubungan erat dengan ibu yang berusia di bawah 20 tahun dan ibu dengan usia lebih dari 35 tahun. Kata kunci : ibu hamil, mola hidatidosa, usia ibu, tingkat pendidikan, dan paritas.
IMPLEMENTASI PEMBERIAN TABLET Fe PADA IBU HAMIL DALAM MENCEGAH ANEMIA DIWILAYAH PUSKESMAS KASSI-KASSI KOTA MAKASSAR: Implementation of Giving Fe Tablets to Pregnant Women to Prevent Anemia in the Working Area of the Kassi-Kassi Health Center Makassar City Ahmad, Abdul Kadir; Fauziah, Agusti; Nuralamsyah, Muh.; Asikin, Muhammad; Podding, Takko; Hariani
Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar Vol 15 No 2 (2024): Media Keperawatan: Poltekkes Kemenkes Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anemia adalah kelainanl darah umuml terjadi ketikal jumlah sell darah merahl dalam tubuhl terlalu lrendah. Anemial pada kehamilanl biasanya terjadil pada trimesterl 1 danl 3 ketika kadarl Hb di bawah l11gr/dl danl pada trimesterl kedua bila kadarl hb di bawah l10,5 gr/dl.ssalah satu cara mencegah dan mengobati anemia adalah dengan mengonsumsi tablet Fe yang kaya zat besi. Zatl besi (Fe) merupakanl unsur penting bagil tubuh yangl diperlukan untuk sintesis lhemoglobin. Mengonsumsi tabletl Fe sangatl erat kaitannya denganl kadar hemoglobinl pada ibul hamil. Anemial defisiensi oleh kegagalan atau kesalahan dalaml mengonsumsi tabletl Fe sehingga mengakibatkan kekurangan zatl besi yang tidakl dapat diserap olehl tubuh libu. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran implementasi pemberian tablet Fe padal ibu hamill dalam mencegah anemial di wilayah kerjal Puskesmas Kassi-Kassi Kotal Makassar. Metodel penelitian yangl digunakan adalah metode penelitianl kualitatif menggunakan desain penelitianl studi kasus bersifat studi kasus observasi. Informan pada studi kasus inil adalah ibul hamil trimesterl II danl III. Analisis data dilakukan denganl menggunakan analisis deskriptif. Hasil implementasi setelah diberikan tablet Fe pada ketiga responden menunjukan 1 responden yang hasil Hb tergolong anemi ringan, dan 2 responden tergolong Hb normal, hal ini disebabkan kurangnya kepatuhanl ibu hamill dalam mengonsumsi tabletl Fe. Kesimpulannya pemberian tabletl Fe dapat mencegah lanemia, diharapkan ibul hamil patuh dan rutin mengonsumsi tablet Fe sesuai anjuran pikah kesehatan.
APLIKASI FORM IMAI-QUICK CHECK TRIAGE DALAM PELAKSANAAN TRIASE DI IGD PUSKESMAS DAMPANG KABUPATEN BANTAENG: IMAI-Quick Check Triage form application in dampang emergency, bantaeng regency Sudirman, Andi Aridhasari; Kaharuddin, Riski Muhammad Akbar; Sudirman, Andi; Fauziah, Agusti; Anugrah, Firda Dwi
Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar Vol 16 No 1 (2025): Media Keperawatan: Poltekkes Kemenkes Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Triage adalah proses penting dalam pelayanan gawat darurat untuk mengkategorikan pasien berdasarkan tingkat kegawatannya. Puskesmas Dampang, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, menghadapi tantangan dalam dokumentasi triage akibat ketiadaan formulir standar. Penerapan sistem triage berbasis bukti dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan gawat darurat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas penggunaan formulir IMAI-Quick Check Triage dalam meningkatkan kualitas dokumentasi triage oleh perawat di Instalasi Gawat Darurat. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam yang dilakukan terhadap lima perawat yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat. Analisis tematik digunakan untuk mengeksplorasi kepuasan perawat, hambatan, dan harapan terkait implementasi formulir IMAI-Quick Check Triage. Penelitian ini juga mengevaluasi aspek efisiensi, akurasi dokumentasi, serta dampaknya terhadap alur perawatan pasien. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan formulir IMAI-Quick Check Triage mempermudah dokumentasi triage dan meningkatkan konsistensi dalam menilai kondisi pasien. Perawat melaporkan bahwa formulir ini membantu mereka dalam mengidentifikasi pasien gawat darurat dengan lebih cepat dan akurat. Namun, terdapat beberapa hambatan, seperti keterbatasan pemahaman perawat tentang triage dan kekurangan tenaga kesehatan. Peserta penelitian juga mengungkapkan perlunya pelatihan lebih lanjut untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam menggunakan formulir ini. Kesimpulan: Implementasi formulir IMAI-Quick Check Triage terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas dokumentasi triage dan efisiensi pelayanan. Namun, diperlukan pelatihan tambahan dan penambahan tenaga kesehatan untuk mengoptimalkan penerapannya. Kata kunci: Dokumentasi, Instalasi Gawat Darurat, Puskesmas, IMAI-Quick Check Triage, Triage
PENERAPAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI RSIA PERTIWI MAKASSAR: Application Of Oxytocin Massage To Improve Breast Milk Production In Post Partum Mothers At Rsia Pertiwi Makassar Hariani; Fauziah, Agusti; Junaidi, Abd Hady; Putri, Wilda Amalia
Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar Vol 16 No 1 (2025): Media Keperawatan: Poltekkes Kemenkes Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/jmk.v16i1.1456

Abstract

Pendahuluan: Air susu ibu (ASI) merupakan makanan pertama dan terbaik bagi bayi. Berbagai faktor dapat mempengaruhi produksi ASI, salah satunya adalah kurangnya rangsangan yang mampu merangsang hormon prolaktin dan oksitosin. Pijat oksitosin adalah teknik pijatan pada tulang punggung yang merangsang hipofisis posterior untuk mengeluarkan hormon oksitosin, yang kemudian memicu kontraksi sel mioepitel di payudara untuk mengeluarkan ASI. Selain itu, pijat ini memberikan efek relaksasi yang juga berperan dalam meningkatkan pengeluaran ASI. Tujuan: Mengetahui hasil penerapan pijat oksitosin terhadap kelancaran produksi ASI pada ibu post partum di RSIA Pertiwi Makassar. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif, berfokus pada studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi terhadap ibu post partum. Hasil: Dari tiga informan, ditemukan bahwa penerapan pijat oksitosin memberikan rasa nyaman dan relaksasi yang berkontribusi terhadap peningkatan produksi ASI. Kesimpulan: Penerapan pijat oksitosin pada ibu post partum selama tiga hari berturut-turut dengan frekuensi dua kali sehari dan durasi lima menit setiap sesi, terbukti dapat meningkatkan produksi ASI pada seluruh responden..
DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEMANDIRIAN LANSIA DALAM AKTIVITAS SEHARI-HARI: STUDI KUALITATIF DI PUSKESMAS MANGASA KOTA MAKASSAR: Family Support for Elderly Independence in Daily Living Activities: A Qualitative Study at Mangasa Health Center, Makassar Ahmad, Abdul Kadir; Baharuddin; Fauziah, Agusti; Tistayanti
Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar Vol 16 No 1 (2025): Media Keperawatan: Poltekkes Kemenkes Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dukungan keluarga merupakan sistem pendukung utama dalam mempertahankan kesehatan lansia. Dukungan ini meningkatkan rasa percaya diri, motivasi, membantu menghadapi masalah, dan memperbaiki kepuasan hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi implementasi dukungan keluarga dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari lansia di wilayah kerja Puskesmas Mangasa Kota Makassar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara terhadap dua keluarga yang tinggal bersama lansia berusia 70 tahun ke atas. Pada awalnya, salah satu subjek kurang mendapatkan dukungan instrumental, dan subjek lainnya kurang mendapatkan dukungan informasional. Setelah dilakukan edukasi kesehatan oleh petugas puskesmas, kedua keluarga menunjukkan peningkatan dukungan emosional, instrumental, informasional, dan penilaian. Lansia menjadi lebih mandiri dalam aktivitas makan, mandi, berpakaian, dan mobilisasi. Implementasi dukungan keluarga berdampak positif terhadap kemandirian lansia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KONTRASEPSI PRIA TERHADAP KESEDIAAN SUAMI MENJADI AKSEPTOR DI WILAYAH KERJA PUSKEMAS BARINGENG, KAB. SOPPENG: Implementation Of Health Education About Male Contraception On The Willingness Of Husbands To Become Acceptors In The Working Area Of The Puskesmas Baringeng, Soppeng City. Fauziah, Agusti; Nuralamsyah, Muh.; Asikin, Muhammad; Podding, Takko; Hariani
Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar Vol 16 No 1 (2025): Media Keperawatan: Poltekkes Kemenkes Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/jmk.v16i1.1476

Abstract

The low participation of husbands as acceptors is due to lack of accurate knowledge, hence the need for health education. Health education on male contraception is the provision of information on how to prevent pregnancy by using tools or methods used by men. To determine the implementation of health education about male contraception on the willingness of husbands to become acceptors. The research method is qualitative research with a descriptive case study approach. The sample selection used the convinience sampling method, namely the selection of samples according to the wishes of researchers who were accidentally known or encountered with a sample size of 3 husbands with an age limit of 35 years. Data collection was carried out using observation and interview techniques. Based on the results of the case study, health education about male contraception can affect the husband's willingness to become acceptors because it increases the husband's knowledge about male contraception. The implementation of health education about male contraception has an influence on the husband's interest in becoming an acceptor. Keywords: Acceptor, Male Contraception, Health Education ABSTRAK Latar Belakang: Rendahnya partisipasi suami menjadi akseptor disebabkan karena kurangnya pengetahuan yang akurat sehingga perlu dilakukan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan mengenai kontrasepsi pria adalah pemberian informasi mengenai cara pencegahan kehamilan dengan menggunakan alat atau metode yang digunakan oleh pria. Tujuan: Untuk mengetahui implementasi pendidikan kesehatan tentang kontrasepsi pria terhadap kesediaan suami menjadi akseptor. Metode: Metode penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus deskriptif. Pemilihan sampel menggunakan metode convinience sampling yaitu pemilihan sampel sesuai dengan keinginan peneliti yang secara tidak sengaja dikenal atau dijumpai dengan jumlah sampel sebanyak 3 suami dengan batasan usia 35 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi dan wawancara. Hasil: Berdasarkan hasil studi kasus bahwa pendidikan kesehatan tentang kontrasepsi pria dapat mempengaruhi kesediaan suami menjadi akseptor karena meningkatkan pengetahuan suami mengenai kontrasepsi pria. Kesimpulan: Penerapan implementasi pendidikan kesehatan tentang kontrasepsi pria memiliki pengaruh terhadap minat suami untuk menjadi akseptor. Kata kunci : Akseptor, Kontrasepsi Pria, Pendidikan Kesehatan