Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Menara Medika

PERBEDAAN PERTUMBUHAN BAKTERI STREPTOCOCCUS MUTANS DALAM SALIVA SEBELUM DAN SESUDAH BERKUMUR AIR KELAPA HIJAU PADA PEROKOK DEWASA Anses Warman
Menara Medika Vol 3, No 2 (2021): Vol 3 No 2 Maret 2021
Publisher : Menara Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mm.v3i2.2528

Abstract

Air Kelapa hijau sangat penting dalam ilmu kesehatan terutama kesehatan gigi dan mulut. Kandungan mineral didalam air kelapa hijau yang tinggi dapat menyimbangkan pH saliva dan dapat berpotensi menjadi basa, sehingga dapat menjaga kesehatan gigi dan mulut, serta menghambat pertumbuhan bakteri streptococcus mutans. Kandungan nikotin pada rokok dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri streptoccus mutans dalam rongga mulut.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Perbedaan Pertumbuhan Bakteri Streptococcus Mutans Dalam Saliva Sebelum Dan Sesudah Berkumur Air Kelapa Hijau Pada Perokok Dewasa Penelitian ini menggunakan metode “eksperiment quasi” dengan rancangan ’pretest” dan “posttest”. Sampel penelitian adalah karyawa Jurusan Keperwatan Gigi Bukittinggi yang berjumlah 5 orang. Teknik pengambilan sampel adalah “total populasi”. Data dikumpulkan melalui uji Laboratorium mikroorganisme streptococcus mutans pada saliva. Analisa data yang digunakan menggunakan “Paired t test”. Hasil penelitian pertumbuhan bakteri streptoccus mutans sebelum berkumur air kelapa hijau rata-rata 416 (x-3), dan sesudah berkumur air kelapa hijau rata-rata 352 (x-3). Diperoleh nilai signifikansi jumlah streptococus mutans berkumur dengan air kelapa muda 0,07 (p > 0,05) artinya tidak terdapat perbedaan yang bermakna jumlah streptococus mutans sebelum bekumur dengan setelah berkumur air kelapa hijau Kesimpulan dari penelitian ini tidak terdapat perbedaan yang berarti pertumbuhan bakteri streptococcus mutans sebelum dan sesudah berkumur air kelapa hijau pada perokok.Berkumur air kelapa hijau disarankan sebagai bahan dasar obat kumur alami.
INDEKS DMF-T BERDASARKAN JENIS KELAMIN PADA SISWA KELAS V DAN VI SD Anses Warman; Eriyati Eriyati; Ika Ifitri; Arnetty Arnetty
Menara Medika Vol 6, No 1 (2023): VOL 6 NO 1 SEPTEMBER 2023
Publisher : Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mm.v6i1.4516

Abstract

Pendahuluan: Karies merupakan suatu penyakit kronis yang paling umum diseluruh dunia yang menyebabkan kerusakan jaringan keras gigi (email, dentin, dan sementum). Indikator karies gigi adalah penentu keadaan gigi geligi permanen seseorang yang pernah mengalami kerusakan, hilang, perbaikan yang disebabkan oleh karies gigi, indikator ini bisa menggunakan Indeks DMF-T (Decayed, Missing, Filled Tooth). Menurut teori perempuan memiliki resiko karies yang lebih tinggi daripada laki-laki. Tujuan: untuk mengetahui rata-rata Indeks DMF-T berdasarkan jenis kelamin. Metode: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain deskriptif. Populasi penelitian ini adalah murid Kelas V dan VI di SDN 01 Tangah Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam dengan jumlah sampel sebanyak 32 orang. Teknik pengambilan sampel dengan cara Purposive sampling yang mengambil populasi tertentu. Hasil: di SDN 01 Tangah Kecamatan Kamang Magek berdasarkan jenis kelamin pada murid kelas V dan VI didapatkan rata-rata Indeks DMF-T Perempuan 3,1 (kriteria sedang), rata-rata  Indeks DMF-T laki-laki 1,8 (kriteria rendah), Sedangkan rata-rata Indeks DMF-T Murid Kelas V dan VI adalah 2,3 (kriteria rendah). Kesimpulan dan Saran: Setiap anak perempuan memiliki 0-3 gigi mengalami karies dan anak laki-laki memiliki 0-2 gigi mengalami karies. Setiap Murid Kelas V dan VI di SDN 01 Tangah memiliki 0-2 gigi mengalami karies, Disarankan kepada murid Kelas V dan VI SDN 01 Tangah untuk melakukan perawatan gigi berlubang ke pelayanan kesehatan gigi dan mulut serta mengurangi makanan manis dan melekat, menyikat gigi 2x sehari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Menerapkan kebiasaan berkumur-kumur setelah mengkonsumsi makanan manis dan melekat serta memeriksakan kesehatan gigi dan mulut minimal 1 x 6 bulan.