Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (ALOE BARBADENSIS M) TERHADAP JUMLAH FIBROBLAS DAN KADAR KALSIUM PADA TULANG TIBIA TIKUS WISTAR Edrizal, Edrizal; Busman, Busman; Damar Galuh, Ganda
Menara Ilmu Vol 14, No 2 (2020): VOL. XIV NO. 2 JULI 2020
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v14i2.2041

Abstract

Salah satu bahan alami sebagai terapi biologis alternatif yang diketahui aman dan pilihan yang efektif adalah lidah buaya (Aloe barbadensis M) yang berkhasiat membantu proses regenerasi sel, anti bakteri, anti jamur dan anti inflamasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak lidah buaya (Aloe barbadensis M) terhadap jumlah fibroblas dan kadar kalsium pada tulang tibia tikus wistar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan rancangan post test only control group design, sampel yang digunakan yaitu 24 ekor tikus yang terdiri dari 8 ekor tikus kelompok kontrol, 8 ekor tikus diberikan ekstrak lidah buaya 9 mg, dan 8 ekor tikus diberikan ekstrak lidah buaya sebanyak 11 mg dengan teknik purposive sampling. Uji statistik yang digunakan adalah uji parametrik One Way ANOVA. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa rata-rata jumlah fibroblas tertinggi yaitu pada kelompok dosis 11 mg hari 25 dengan nilai rata-rata 103,8 sel/lapang pandang, dan kadar kalsium tertinggi yaitu kelompok dosis 11 mg pada hari 25 dengan nilai rata-rata 228,804 mg/gr. Hasil analisa data dengan menggunakan uji One Way ANOVA didapatkan nilai p-value < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh ekstrak lidah buaya (Aloe Barbadensis M) terhadap jumlah fibroblas dan kadar kalsium pada tulang tibia tikus wistar. Kata Kunci : Ekstrak lidah buaya (Aloe barbadensis M), Jumlah Fibroblas dan kadar kalsium
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK BUAH ANGGUR HIJAU (VITIS VINIVERA L) TERHADAP DAYA HAMBAT LAJU PERTUMBUHAN BAKTERI STREPTOCOCCUS MUTANS DAN LACTOBACILLUS ACIDOPHILUS Busman, Busman; Edrizal, Edrizal; Utami, Dwi Widya Panggih
Ensiklopedia Sosial Review Vol 2, No 3 (2020): Volume 2 No 3 Oktober 2020
Publisher : Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/esr.v2i3.623

Abstract

Streptococcus mutans dan Lactobacilli adalah penghasil asam dari karbohidrat yang dapat diragikan dan menciptakan risiko untuk gigi berlubang, anggur hijau (Vitis vinifera L) merupakan salah satu jenis buah yang mengandung fitokimia golongan polifenol yang berfungsi sebagai penghambat glukosilasi pada proses pembentukan plak sehingga digunakan sebagai alternatif antibakteri dalam pencegahan karies. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas antibakteri anggur hijau terhadap Streptococcus mutans dan lactobacillus acidophilus. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium (invitro). Penelitian dilakukan diLaboratorium Mikrobiologi Universitas Andalas Kota Padangdan maserasi dilakukan di Laboratorium kimia kopertis wilayah X (Sumatera Barat, Riau, Jambi, Kepulauan Riau) Kota Padang pada Juli 2019 – selesai. Sampel pada penelitian ini adalah koloni bakteri Streptococcus mutans dan Lactobacillus acidophilus yang diperoleh dari Laboratorium Universitas Andalas Kota Padang dan Universitas Gadjah Mada serta dibiakkan di Laboratorium Mikrobiologi Universitas Andalas Kota Padang dengan 4 perlakuan dan diulang sebanyak 6 kali sehingga besar sampel menjadi 24 perlakuan dengan konsentrasi 12,5 %, 25 %, 50 %, dan 100 %menggunakan uji one way anova. Hasil penelitian diperoleh nilai sig 0,000 < 0,05, artinya Ha diterima atau terdapat efektifitas ekstrak buah anggur hijau (Vitis vinifera L) terhadap daya hambat laju pertumbuhan bakteri Streptococcus mutandengan ekstrak terbaik 50% dan nilai sig 0,244 > 0,05, artinya Ha ditolak atau tidak terdapat efektifitas ekstrak buah anggur hijau (Vitis vinifera L) terhadap daya hambat laju pertumbuhan bakteri Lactobacillus acidophilus.
EVALUASI EFEKTIVITAS RETAINER YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMPERTAHANKAN POSISI GIGI SETELAH PERAWATAN ORTODONTI AKTIF (Systematic Literature Review) Edrizal, Edrizal; Rahmad, Yulia; Rivaldi, Adrian
Menara Ilmu Vol 15, No 2 (2021): VOL. XV NO. 2 OKTOBER 2021
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v15i2.2944

Abstract

Ortodonti adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan meratakan atau membetulkan kedudukan gigi. Perawatan ortodonti adalah prosedur jangka panjang yang bertujuan mendapatkan oklusi yang baik tanpa rotasi gigi dan diastema. Perawatan ortodonti seseorang mempunyai tujuan masing-masing diantaranya estetika dan mastikasi. Penampilan wajah seseorang dapat mempunyai dampak tidak menguntungkan dalam kehidupan terutama pada psikologis seseorang. Perawatan ortodonti dibagi dalam dua periode yaitu periode aktif dan pasif (retainer), retensi berasal dari kata “retain” yang artinya menahan atau mempertahankan dalam satu garis. Retensi adalah mempertahankan gigi yang baru digerakkan pada posisinya cukup lama untuk dapat menstabilisasi koreksinya. Beberapa masalah yang terjadi pada periode pasif perawatan ortodonti salah satunya adalah tidak nyamannya pasien dalam memakai retainer di karenakan beberapa faktor yaitu sulit berbicara, susah menelan, tidak nyaman dengan gingiva atau jaringan periodontal lainnya, dan biaya yang relatif mahal. Tujuan dari systematic literature review ini adalah untuk mengetahui retainer yang paling efektif dalam perawatan ortodonti. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka systematic literature review. Hasil penelitian menunjukan retainer vfr efektif dalam mempertahankan posisi gigi setelah perawatan ortodonti aktif dibandingkan dengan retainer lainnya. Kesimpulan dari systematic literature review ini adalah penggunaan retainer vfr di terima baik oleh pasien karena kepuasannya terhadap penampilan, kekuatan, penilaian kebersihan rongga mulut yang baik, kemampuan menelan, kemampuan berbicara, tingkat iritasi gingiva yang rendah, dan kepercayaan diri yang tinggi.Kata Kunci : Retainer, Perbandingan Retainer, Perawatan Ortodonti.
Uji zona hambat ekstrak metanol teripang putih (holothuria scabra) mentawai terhadap Streptococcus sanguinis pada Stomatitis Aftosa Rekuren secara in vitro: studi eksperimental Rahmah, Aisha Fatihatur; Arma, Utmi; Lestari, Citra; Edrizal, Edrizal; Zia, Hanim Khalida
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 8, No 1 (2024): Februari 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v8i1.52551

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Stomatitis aftosa rekuren (SAR) atau sariawan merupakan ulser berbentuk oval atau bulat yang sakit dan terjadi secara berulang, serta dapat sembuh secara spontan dengan atau tanpa pengobatan. Streptococcus sanguinis (S. sanguinis) bentuk initial L forms banyak ditemukan pada penderita SAR dan dapat memperparah kondisi SAR. Salah satu hewan yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan untuk pengobatan alternatif adalah teripang putih atau Holothuria scabra (H. scabra) yang berasal dari kepulauan Mentawai. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis daya hambat ekstrak metanol teripang putih (H. scabra) terhadap S. sanguinis yang banyak ditemukan pada penderita Stomatitis Aftosa Rekuren secara in vitro. Metode: Jenis penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian posttest only control group design. Sampel pada penelitian ini adalah ekstrak metanol teripang putih dari pulau Siberut, kepulauan Mentawai, yang diperoleh dalam keadaan sudah kering di kota Padang dan bakteri S. sanguinis ATCC 10556 yang diperoleh dari Laboratorium Penelitian Antar Universitas (PAU) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Terdapat 5 kelompok perlakuan, yaitu pengujian dengan konsentrasi ekstrak metanol teripang putih (H. scabra) 2, 4, dan 8%, serta kontrol positif (chlorhexidine 0,2%) dan kontrol negatif.  Masing-masing kelompok perlakuan diulang sebanyak 5 kali sehingga besar sampel menjadi total 25 pengulangan.  Data yang diperoleh diolah menggunakan uji Independent Sample (T-Test). Hasil: Terdapat zona hambat ekstrak metanol teripang putih (H. scabra) terhadap S. sanguinis pada stomatitis aftosa rekuren yang diujikan secara in vitro pada konsentrasi 8% dengan sig 0,001 atau < 0,05, sebesar 0,81 mm, sedangkan pada konsentrasi 2 dan 4% tidak terdapat zona hambat. Simpulan: Ekstrak metanol teripang putih (H. scabra) Mentawai memiliki zona hambat pada konsentrasi 8%, tetapi dalam kategori lemah (weak) dan kurang efektif jika dibandingkan dengan kontrol positif yaitu chlorhexidine 0,2%KATA KUNCI:  stomatitis aftosa rekuren, s. sanguinis, h. scabra, zona hambat, ekstrak teripangInhibition zone test of methanol extract of mentawai white sea cucumber (holothuria scabra) against streptococcus sanguinis in recurrent aphthous stomatitis in vitro: experimental studyABSTRACTIntroduction: Recurrent aphthous stomatitis (SAR) or canker sores are painful oval or round ulcers that occur recurrently and can heal spontaneously with or without treatment. Streptococcus sanguinis (S. sanguinis) plays a role in aggravating SAR in patients and mostly found in the of initial L forms. One of the animals that is widely used as an ingredient for alternative medicine is white sea cucumber or Holothuria scabra (H. scabra) from the Mentawai islands. The purpose of this study was to analyze the inhibition zone of white sea cucumber (H. scabra) methanol extract against S. sanguinis in recurrent aphthous stomatitis (in vitro study). Methods: Laboratory experimental and posttest only control group designs were used in this study. The samples in this study were a dry form of methanol extract of white sea cucumber from Siberut island, Mentawai islands obtained in Padang city. The S. sanguinis ATCC 10556 bacteria obtained from the Inter-University Research Laboratory (PAU) of Gadjah Mada University, Yogyakarta. There were 5 treatment groups, namely 2, 4, and 8%, of white sea cucumber (H. scabra) methanol extract, as well as positive control (0.2% chlorhexidine) and negative control. Each treatment group was repeated 5 times so that the sample size was a total of 25 repetitions. The data obtained was processed using the Independent Sample test (T-Test). Results: The obtained zone of inhibition of the 8% methanol extract of white sea cucumber (H. scabra) against S. sanguinis was 0.81 mm, with a significance of 0.001 (<0.05), while at concentrations of 2% and 4% there were no zone of inhibition. Conclusion: Methanol extract of Mentawai white sea cucumber (H. scabra) has an inhibition zone at the best concentration of 8%, with a weak category against S. sanguinis bacteria and less effective when compared to the 0.2% chlorhexidine.KEY WORDS: recurrent aphthous stomatitis, s. sanguinis, h. scabra, inhibition zone, sea cucumber extract.
UJI AKTIFITAS EKSTRAK DAUN SICEREK (Clausena Excavata Burm. F) TERHADAP CANDIDA ALBICANS Edrizal, Edrizal; Desnita, Eka; Suri, Threicy Annisa Andam
Ensiklopedia of Journal Vol 1, No 1 (2018): Vol 1 No 1 Edisi 2 Oktober 2018
Publisher : Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (48.915 KB) | DOI: 10.33559/eoj.v1i1.31

Abstract

Lebih dari 50%-80% infeksi jamur berada di rongga mulut. Infeksi jamur pada rongga mulut yang disebut dengan kandidiasis disebabkan oleh Candida albicans. Pengobatan kandidiasis biasanya dengan penggunaan obat antijamur dimana kandungannya dari bahan sintesis. Penggunaan bahan sintesis tidak sepenuhnya aman karena menimbulkan berbagai efek samping, dengan demikian untuk meminimalkan efek samping dalam pengobatan dapat digunakan obat dari bahan alami. Salah satu obat yang seringdigunakan oleh masyarakat Sumatra Barat yaitu daun sicerek (Clausena Excavata Burm F). Daun sicerek (Clausena Excavata Burm F) mengandung senyawa aktif alkaloid dan flavonoid yang dapat digunakan sebagai antijamur. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium secara in vitro untuk mengetahui aktivitas antijamur ekstrak daun sicerek (Clausena Excavata Burm F) terhadap jamur Candida albicans. Analisa statistik menggunakan uji Anova dengan nilai p= 0,000
Pengaruh Ekstrak Ceker Ayam Kampung (Gallus Domesticus) Terhadap Proses Regenerasi Sel Terhadap Aktivitas Osteoklas Dan Osteoblas Pada Proses Penyembuhan Luka Pasca Ekstraksi Gigi Pada Tikus Wistar Jantan (Rattus Norvegiacus Edrizal, Edrizal; Raihan, Milly Adhlin; Desnita, Eka; Kornialia, Kornialia; Hadi, Azmil
Menara Ilmu : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol 19, No 2 (2025): Vol 19 No. 02 OKTOBER 2025
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v19i2.7110

Abstract

Latar Belakang: Proses penyembuhan luka pasca ekstraksi gigi melibatkan regenerasi tulang yang dipengaruhi oleh aktivitas osteoklas dan osteoblas. Salah satu bahan alami yang potensial dalam mempercepat proses ini adalah ceker ayam kampung yang kaya akan kolagen, asam amino, dan kalsium. Tujuan: Mengetahui pengaruh ekstrak ceker ayam kampung (Gallus domesticus) terhadap aktivitas osteoklas dan osteoblas dalam proses regenerasi tulang pasca ekstraksi gigi pada tikus Wistar jantan. Metode: Penelitian eksperimental laboratorik dengan rancangan post-test only control group design menggunakan 18 ekor tikus Wistar jantan. Tikus dibagi dalam 4 kelompok: kontrol negatif dan tiga kelompok perlakuan dengan konsentrasi ekstrak ceker ayam kampung 5%, 10%, dan 15%. Observasi jumlah osteoklas dan osteoblas dilakukan pada hari ke-3, 7, dan 14 pasca ekstraksi. Hasil: Hasil uji ANOVA menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara kelompok perlakuan dan kontrol (p0,05). Semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang diberikan, semakin rendah aktivitas osteoklas dan semakin tinggi aktivitas osteoblas, menunjukkan percepatan regenerasi jaringan tulang. Kesimpulan: Ekstrak ceker ayam kampung berpengaruh signifikan dalam meningkatkan regenerasi sel tulang dengan menurunkan aktivitas osteoklas dan meningkatkan aktivitas osteoblas pada penyembuhan luka pasca ekstraksi gigi pada tikus Wistar jantan.Kata Kunci : Ceker ayam kampung,osteoklas,osteoblas,regenerasi tulang, ekstraksi gigi,tikus Wistar
Perbedaan efek ekstrak hydrogel ceker ayam kampung (gallus domesticus) terhadap jumlah sel fibroblas pada proses penyembuhan luka pasca ekstraksi gigi pada tikus putih wistar jantan (rattus norvegicus): Studi eksperimental Putra, Andrika Fitriyan; Edrizal, Edrizal
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 9, No 2 (2025): Juni 2025
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v9i2.61795

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Penyembuhan luka pasca ekstraksi gigi merupakan proses kompleks yang melibatkan berbagai fase, termasuk proliferasi, di mana fibroblas memainkan peran penting dalam regenerasi jaringan. Ekstrak hydrogel ceker ayam kampung (Gallus domesticus) kaya akan kolagen, asam amino, omega-3, dan kalsium, yang berpotensi meningkatkan jumlah sel fibroblas dan mempercepat penyembuhan luka. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan efek ekstrak hydrogel ceker ayam kampung terhadap jumlah sel fibroblas pada proses penyembuhan luka pasca ekstraksi gigi pada tikus putih wistar jantan (Rattus norvegicus). Metode: Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan kelompok kontrol positif (Povidone Iodine), kontrol negatif, dan tiga kelompok perlakuan dengan konsentrasi ekstrak hydrogel ceker ayam kampung 5%, 10%, dan 15%. Observasi dilakukan pada hari ke-3, 7, dan 14 untuk menghitung jumlah sel fibroblas menggunakan teknik histopatologi. Data yang didapatkan pada hasil pengamatan dilakukan Uji Normalitas. Uji normalitas yang digunakan adalah Shapiro-Wilk karena data kurang dari 50 diperoleh hasilnya sebagai berikut: Kesimpulan pada uji Shapiro-Wilk adalah secara keseluruhan data terbukti normal. Selanjutnya dilakukan uji Levene Test.  Selanjutnya dilakukan pengujian ANOVA karena syarat data berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya dilakukan uji LSD. Hasil: Terdapat peningkatan jumlah sel fibroblas yang signifikan pada kelompok perlakuan dibandingkan kontrol negatif. Konsentrasi 15% menunjukkan efektivitas tertinggi dalam meningkatkan jumlah fibroblas pada hari ke-7. Penurunan jumlah fibroblas diamati pada hari ke-14, seiring dengan fase remodeling jaringan. Simpulan: Ekstrak hydrogel ceker ayam kampung secara signifikan meningkatkan jumlah sel fibroblas pada proses penyembuhan luka pasca ekstraksi gigi, terutama pada konsentrasi 15%.KATA KUNCI: Ekstrak hydrogel ceker ayam kampung, Fibroblas, Penyembuhan luka, Ekstraksi gigiThe effect of hydrogel extract of kampung chicken feet (gallus domesticus) on the number of fibroblast cells in the wound healing process after tooth extraction in male wistar white rats (Rattus Norvegicus): Study experimentalABSTRACTIntroduction: Wound healing after tooth extraction is a complex process involving several phases, including proliferation, where fibroblasts play a vital role in tissue regeneration. Chicken feet hydrogel extract (Gallus domesticus) is rich in collagen, amino acids, omega-3, and calcium, which have the potential to enhance fibroblast numbers and accelerate wound healing.  This study aimed to analysis the effect of chicken feet hydrogel extract on the number of fibroblasts during the wound healing process following tooth extraction in male Wistar rats (Rattus norvegicus). Methods: This experimental study used a true experimental design with a positive control group (Povidone Iodine), a negative control group, and three treatment groups with hydrogel extract concentrations of 5%, 10%, and 15%. Observations were conducted on days 3, 7, and 14 to calculate the number of fibroblasts using histopathological techniques. The data obtained from the observation results were tested for normality. The normality test used was the Shapiro-Wilk test because the data was less than 50 and the results were as follows: The conclusion of the Shapiro-Wilk test is that the data is generally normal. Next, the Levene test was performed. Next, an ANOVA test was performed because the data requirements are normally distributed and homogeneous. Next, the LSD test was performed. Results: A significant increase in fibroblast numbers was observed in the treatment groups compared to the negative control group. The 15% concentration demonstrated the highest effectiveness in increasing fibroblast numbers on day 7. A decrease in fibroblast numbers was noted on day 14, coinciding with the tissue remodeling phase. Conclusion: Chicken feet hydrogel extract significantly enhances fibroblast numbers during the wound healing process after tooth extraction, particularly at a 15% concentration. These results indicate the potential of this extract as a natural alternative to accelerate wound healing.KEY WORDS: Hydrogel Extract, Chicken Feet, Fibroblasts, Wound Healing, Tooth Extraction
The Relationship Between Stress and Temporomandibular Disorder in Students of the Faculty of Dentistry, Baiturrahmah University Class of 2020 Rahmad, Yulia; Edrizal, Edrizal; Berhana, Angela Toberianida Oceania
Odonto : Dental Journal Vol 11, No 1 (2024): July 2024
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/odj.11.1.105-114

Abstract

Background: Stress is a physiological response in the form of worry or mental tension in the face of a difficult situation. With high study demands, dental students often experience stress. Uncontrolled stress can have adverse effects on physical and bodily functions, one of which can increase the risk of temporomandibular disorder (TMD). Stress can trigger muscle hyperactivity which will cause fatigue in the temporomandibular joint.Methods: This research is an analytic observational study with a cross-sectional design. Respondents of this study were 95 students of the Faculty of Dentistry, Baiturrahmah University Class of 2020. Stress assessment was measured by the Student-Life Stress Inventory (SSI) questionnaire and temporomandibular disorder assessment was measured by the Helkimo Index (Anamnestic Index and Dysfunction Index). Results: The level of stress experienced by 69 people (72.6%) mild stress and 26 people (27.4%) moderate stress. Anamnestic index results were 47 people (49.5%) experiencing mild symptoms, 23 people (24.2%) experiencing severe symptoms and 25 people (26.3%) without symptoms. The results of the dysfunction index as many as 48 people (50.5%) experienced mild dysfunction, 40 people (42.1%) experienced moderate dysfunction and 2 people (2.1%) experienced severe dysfunction. The results of the chi-square test showed p=0.000 (p<0.05) there was a relationship between stress variables and temporomandibular disorder variables. Conclusion: There is a relationship between stress and temporomandibular disorder in Baiturrahmah University Faculty of Dentistry students class of 2020.
The Relationship Between Stress and Temporomandibular Disorder in Students of the Faculty of Dentistry, Baiturrahmah University Class of 2020 Rahmad, Yulia; Edrizal, Edrizal; Berhana, Angela Toberianida Oceania
Odonto : Dental Journal Vol 11, No 1 (2024): July 2024
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/odj.11.1.105-114

Abstract

Background: Stress is a physiological response in the form of worry or mental tension in the face of a difficult situation. With high study demands, dental students often experience stress. Uncontrolled stress can have adverse effects on physical and bodily functions, one of which can increase the risk of temporomandibular disorder (TMD). Stress can trigger muscle hyperactivity which will cause fatigue in the temporomandibular joint.Methods: This research is an analytic observational study with a cross-sectional design. Respondents of this study were 95 students of the Faculty of Dentistry, Baiturrahmah University Class of 2020. Stress assessment was measured by the Student-Life Stress Inventory (SSI) questionnaire and temporomandibular disorder assessment was measured by the Helkimo Index (Anamnestic Index and Dysfunction Index). Results: The level of stress experienced by 69 people (72.6%) mild stress and 26 people (27.4%) moderate stress. Anamnestic index results were 47 people (49.5%) experiencing mild symptoms, 23 people (24.2%) experiencing severe symptoms and 25 people (26.3%) without symptoms. The results of the dysfunction index as many as 48 people (50.5%) experienced mild dysfunction, 40 people (42.1%) experienced moderate dysfunction and 2 people (2.1%) experienced severe dysfunction. The results of the chi-square test showed p=0.000 (p<0.05) there was a relationship between stress variables and temporomandibular disorder variables. Conclusion: There is a relationship between stress and temporomandibular disorder in Baiturrahmah University Faculty of Dentistry students class of 2020.
EFEKTIFITAS ESTRAK BUAH DELIMA (Punica granatum) SECARA TOPIKAL DALAM PROSES PENYEMBUHAN LUKA MUKOSA PADA TIKUS PUTIH (Galur Wistar) Kurniawan, Jeffry; Edrizal, Edrizal; Desnita, Eka
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.779 KB) | DOI: 10.33854/JBDjbd.24

Abstract

Kesehatan mukosa merupakan suatu hal yang sangat penting dan selalu di perhatikan pada masa modern saat ini, terutama luka pada mukosa yang disebabkan oleh beberapa faktor. Apabila penanganan luka pada mukosa tidak dilakukan secepat mungkin maka akan memasuki kondisi inflamasi. Luka merupakan diskontinuitas dari suatu jaringan. Telah dilakukan penelitian Efektifitas Esktrak Buah Delima (Punica granatum) secara Topikal dalam Proses Penyembuhan Luka Mukosa pada Tikus Putih (Galur Wistar). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat ekstrak buah delima (Punica granatum) dalam proses penyembuhan luka mukosa pada tikus putih (Galur Wistar). Metode penelitian yang digunakan adalah Eksperimental Laboratorium. Pembuatan ekstrak buah delima (Punica granatum) dilakukan di Laboratorium Kopertis Wilayah X Padang, Sumatera Barat. Konsentrasi buah delima (Punica granatum) 10%, 5%, 2,5%, 1%, 0,5%, kontrol positif 2,5% hidrocortison dan kontrol negatif tanpa pemberian sediaan apapun dilakukan di Laboratorium Farmasi Universitas Andalas, Padang. Hasil penelitian menunjukan bahwa kadar ekstrak buah delima (Punica granatum) 10% dan 5% memberikan efek tidak membaik pada luka mukosa tikus putih (Galur Wistar), sedangkan kadar ekstrak 2,5%, 1% dan 0,5% memberikan efek membaik pada luka mukosa tikus putih (Galur Wistar). Setelah dilakukan uji Anova yang hasilnya terindikasi bahwa pengaruh langsung hari (perawatan) terhadap skor observasi (p<0,05) dalam penyembuhan luka mukosa tikus putih. Kesimpulan dari penelitian ini maka dapat dikatakan bahwa ekstrak buah delima (Punica granatum) mempunyai efek dalam proses penyembuhan luka mukosa tikus putih (Galur Wistar).