Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI ANIMALIA TERHADAP KEMAMPUAN KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BANAMA TINGANG KABUPATEN PULANG PISAU Lesiana; Haryono, Agus; Araina, Elga
BiosciED: Journal of Biological Science and Education Vol. 1 No. 1 (2020)
Publisher : FKIP, Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/bed.v1i1.2198

Abstract

Materi Animalia di kelas X semester 2 lebih tepat dan sesuai diajarkan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang berpola dengan sintak pembelajaran yang lebih mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran dengan memberikan kesempatan berpikir, bekerjasama, berdiskusi untuk bersama-sama memecahkan masalah dengan mengeluarkan ide-ide atau pengalaman mereka terkait konsep Animalia yang banyak terdapat masalah-masalah menarik untuk dibahas sehingga dampak dari pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa dan memotivasi siswa untuk lebih meningkatkan kerjasama dan hasil belajar.Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk melihat kemampuan kerjasama siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing pada materi Animalia kelas X di SMA Negeri 2 Banama Tingang, (2) untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa pada materi Animalia kelas X SMA Negeri 2 Banama Tingang. Penelitian dengan rancangan eksperimen semu (quasi experiment) yang melibatkan 22 orang siswa kelas X MIA-1 dan 22 orang siswa kelas X MIA-2 SMA Negeri 2 Banama Tingang. Sampel diperoleh dengan total sampling yang ditetapkan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi kemampuan kerjasama siswa dan soal test hasil belajar berbentuk pilihan ganda berjumlah 25 soal. Data hasil belajar siswa kemudian dianalisis secara kuantitatif menggunakan uji-t. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, yaitu rata-rata nilai kerjasama siswa kelas eksperimen X MIA-2 adalah 75,28% dan Nilai kerjasama siswa kelas kontrol X MIA-1 adalah 55,96%; rata-rata nilai pretest kedua kelompok sampel adalah 42,00 (kelas X MIA-1) dan 42,36 (kelas X MIA-2); rata-rata nilai posttest kedua kelompok sampel adalah 68,36 (X MIA-1) dan 77,45 (X MIA-2). Berdasarkan analisis statistik uji t diperoleh dengan taraf signifikansi 5% berarti dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan dari penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi Animalia terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Banama Tingang.
Sosialisasi Dan Pelatihan Guru Membuat Buku Digital Cerita Bergambar Sebagai Pendukung Pembelajaran Literasi Siswa Sutarini, Sutarini; Hasanah, Hasanah; Nirmawan, Nirmawan; Sinurat, Divan; Aulia, Fathin Nazirah; Lesiana
Amaliah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 9 No 1 (2025): Amaliah Jurnal: Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : LPPI UMN AL WASHLIYAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32696/ajpkm.v9i1.5079

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas guru Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Al-Marwa dalam menciptakan media pembelajaran literasi berbasis digital yang interaktif dan menarik, yaitu buku digital cerita bergambar. Latar belakang kegiatan ini adalah rendahnya tingkat literasi siswa dan masih dominannya metode pembelajaran konvensional yang belum memanfaatkan teknologi digital secara optimal. Melalui pendekatan pelatihan partisipatif, guru-guru dibekali dengan pengetahuan literasi digital serta keterampilan teknis menggunakan aplikasi seperti Canva dan Heyzine untuk membuat buku digital. Hasil pelaksanaan menunjukkan bahwa guru mengalami peningkatan pemahaman terhadap literasi digital dan antusias dalam mengembangkan media pembelajaran baru. Evaluasi dari 11 peserta menunjukkan tingkat kepuasan yang tinggi terhadap materi, pemahaman literasi digital, serta kesiapan untuk mengimplementasikan hasil pelatihan. Kegiatan ini tidak hanya memperkuat kompetensi guru dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran, tetapi juga mendorong pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dan semangat Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) melalui kolaborasi dosen dan mahasiswa. Kegiatan ini diharapkan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan, dan model pelatihan yang telah diterapkan memiliki potensi untuk direplikasi di sekolah-sekolah lain guna mendukung peningkatan kualitas pendidikan berbasis literasi digital. Kata kunci: pelatihan guru, buku digital, pembelajaran literasi
Pembuatan Minuman Herbal Jahe dan Serai sebagai Upaya Meningkatkan Kesadaran Hidup Sehat di Desa Sei Simujur: Penelitian Lesiana; Rani Anggraini; M.Arifin Ilham; Widya Sari; Dea Laila; Hidayat
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 4 Nomor 2 (October 202
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v4i2.3037

Abstract

Health is an essential aspect of community life that can be supported through the habit of consuming herbal drinks. Ginger (Zingiber officinale) and lemongrass (Cymbopogon citratus) are two traditional plants widely used as herbal beverages due to their diverse health benefits, including boosting the immune system, improving blood circulation, and aiding detoxification. This article describes the implementation of a community service program in Sei Simujur Village that focused on the production of ginger–lemongrass herbal drinks as an effort to promote healthy living and foster creative economic opportunities. The program was carried out through lectures, demonstrations, hands-on practice, group discussions, and evaluations using pre-test and post-test questionnaires. A total of 30 participants, consisting of housewives, youth, and village officials, were involved. The pre-test results showed that only 35% of participants had adequate knowledge about the benefits of ginger and lemongrass, while the post-test revealed a significant increase to 93%, indicating a 78% improvement. Furthermore, participants successfully practiced the preparation of herbal drinks independently with correct composition and hygienic techniques. From an economic perspective, a simple simulation showed that the production cost of one 100 ml bottle was approximately Rp2,500, while the selling price ranged from Rp5,000 to Rp6,000. This margin of profit demonstrates the potential for developing ginger–lemongrass herbal drinks as a micro-enterprise in rural communities. Challenges encountered include product shelf-life limitations and lack of flavor variations, which can be addressed through natural preservation methods and diversification of ingredients. In conclusion, this program effectively enhanced community awareness of healthy living, empowered local skills, and inspired the development of value-added herbal products