Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Praktik Mayanda Kebun Karet Masyarakat Bakumpai di Desa Muara Sumpoi Ditinjau dalam Ekonomi Islam Riko Rahman; Imam Qalyubi; Abdul Djalil; Muslimah
Jurnal Pendidikan Islam Al-Affan Vol. 6 No. 2 (2020): Jurnal Pendidikan Islam Al-Affan
Publisher : STIT Al-Quraniyah Manna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69775/jpia.v1i1.12

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana praktik manyanda kebun karet masyarakat Bakumpai di desa Muara Sumpoi ditinjau dalam ekonomi Islam, yang diteliti menggunakan jenis kualitatif deskriptif.Data yang gali melalui observasi, wawancara dan dokumen kepada masyarakat Bakumpai di desa Muara Sumpoi yang berdomisili di pinggiran sungai Bariro. Dianalisis logis dan dialasis menggunakan teori dan pendapat para ahli dalam bidang muamalah dan budaya, dihubungkan dengan ekonomi Islam. Temuan penelitian bahwa manyanda kebun karet merupakan habitus masyarakat Bakumpai di desa Muara Sumpoi dilakukan sejak dahulu yang dilakukan dengan alasan ekonomi. Melakukannya dianggap sebagai solusi mengatasi kebutuhan materi yang mendesak. Proses manyanda hanya dilakukan secara lisan dan tidak ada penyerahan dokumen asli kepemilikan dari pihak rahin. Secara akad kemudian rukun dan syarat rahn sudah terpenuhi, namun dari segi sighat yang tidak dipermasalahkan dan ini yang menyebabkan hutang piutang terjadi dalam waktu lama. Pengambilan manfaat dari barang jaminan boleh saja dilakukan karena itu sudah diatur dalam kesepakatan awal dalam berakad, namunmanyanda bisa berlarut-larut, sehingga hasil dari kebun karet atau manfaatnya lebih besar dari hutang awal. Karenanya, semua pihak perlu memegang prinsip keadilandalam ekonomi Islam (sesuai hak), tanpa adanya diskriminasi dan penekanan, walaupun dilakukan atas dasar kekeluargaan atau saling tolong menolong. Kata Kunci: Mayanda Kebun Karet, Ekonomi Islam
Perception and Motivation of Students on EFL Learning Through Instagram Ahmad Saputra; Qamariah, Zaitun; Imam Qalyubi
DIAJAR: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2 No. 2 (2023): April 2023
Publisher : Yayasan Pendidikan Penelitian Pengabdian Algero

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54259/diajar.v2i2.1501

Abstract

Globalization is emerging in a digital era, making it easier to access information, share, and exchange things via social networks, such as Instagram. The purpose of this study is to analyze students’ perceptions of Instagram as a platform to motivate EFL learners. The researcher assumes Instagram is an easy platform and can be used to learn English anywhere and anytime without time restrictions. The research was conducted on the students of IAIN Palangka Raya. Researchers used quantitative methods to solve research problems and employ questionnaires and interviews as data-gathering instruments in this study. For the English Study Programs at IAIN Palangka Raya, a research sample was chosen by purposive sampling in which the sample should be the third-semester students who were also active users of Instagram and active followers of accounts that teach English. This study found that 76% of TEFL students are motivated to learn English using Instagram due to its attractive and easy-to-use application design, fun activities, and improved English vocabulary, writing, speaking, and listening skills.
Analysis Diachronic Swadesh Wordlist Between Ngapaknese and Javanese Umi Mujiarni; Imam Qalyubi; Misrita
EJI (English Journal of Indragiri): Studies in Education, Literature, and Linguistics Vol. 9 No. 2 (2025): EJI (English Journal of Indragiri): Studies in Education, Literature, and Lingu
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61672/eji.v9i2.2974

Abstract

The qualitative research entitled “Diachronic Analysis Swadesh Wordlist: Ngapak vs Java” will focus on examining historical linguistic changes and relationships between Ngapak and Javanese dialects using the Swadesh wordlist. The study will use a diachronic approach to analyze the evolution of vocabulary and phonological aspects over time, providing insight into the linguistic kinship and differences between these dialects. This research applies qualitative methods by utilizing historical-comparative linguistic approaches and corpus-based analysis to identify significant changes and retentions in core vocabulary. The results show that Ngapak dialect tends to retain more archaic phonological and lexical forms, while Standard Javanese undergoes innovation and simplification in a number of basic vocabularies. In addition, it was found that retention, innovation, and external influences distinguish the two dialects, both in terms of pronunciation and vocabulary selection. These findings enrich the understanding of the dynamics of Javanese language change, the importance of local dialect preservation, and contribute to the mapping of linguistic kinship in the Java region.
A Lexicostatistical Study: Language Kinship of Dayak Ngaju and Dayak Maanyan Language Dilla Sintia; Imam Qalyubi; Misrita
EJI (English Journal of Indragiri): Studies in Education, Literature, and Linguistics Vol. 9 No. 2 (2025): EJI (English Journal of Indragiri): Studies in Education, Literature, and Lingu
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61672/eji.v9i2.3001

Abstract

This study explores the linguistic kinship between the Dayak Ngaju and Dayak Maanyan languages, two prominent indigenous languages spoken in Central Kalimantan, Indonesia. Utilizing a lexicostatistical approach based on the 200-item Swadesh list vocabularies, the research aims to quantify the level of relatedness between the two languages and identify sound changes that mark their historical divergence. Data were collected through direct elicitation from native speakers and supplemented with secondary sources. The analysis found that 64 out of 200 vocabulary items are cognates, resulting in a kinship value of 32%, which classifies the relationship at the stock level. This indicates that while both languages likely share a common ancestral language, they have diverged significantly over time due to phonological shifts, socio-cultural factors, and geographic separation. Further comparative analysis revealed systematic sound changes. These findings contribute to a broader understanding of the Austronesian language family and emphasize the importance of preserving linguistic diversity in the Borneo region.
Industri Kreatif Berbasis Tradisi Lisan dan Manuskrip: Tantangan dan Peluang para Pegiat Seni di Kalimantan Tengah Yoesoef, M; Novi Anoegrajekti; Venus Khasanah; Sudartomo Macaryus; Alifiah Nurachmana; Misrita; Yuliati Eka Asi; Imam Qalyubi; Siminto
Arif: Jurnal Sastra dan Kearifan Lokal Vol. 5 No. 1 (2025): Arif: Jurnal Sastra dan Kearifan Lokal
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/Arif.051.01

Abstract

Artikel ini membahas berbagai tantangan dan peluang yang dihadapi para pegiat seni dan akademisi yang senantiasa tumbuh-kembang dan menghidupi tradisi lisan dalam berkebudayaan. Di samping tradisi lisan, keberadaan manuskrip tidak kalah penting peranannya sebagai wahana penyimpanan narasi dan pengetahuan lokal dari masa lalu yang tertulis menjadi ekspresi kebudayaan. Pembahasan terhadap kekayaan tradisi lisan dan manuskrip yang ada di lingkungan masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah sebagai warisan budaya tak benda ini difokuskan pada aspek tantangan dan peluang yang ada di tengah perubahan masyarakat yang terus menerus. Metode dekriptif-kualitatif dijadikan pijakan untuk mengidentifikasi dan memahami fenomena lapangan terkait dengan eksistensi tradisi lisan dan manusikrip di wilayah budaya masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah. Hasil yang diperoleh melalui pembahasan dengan pendekatan budaya adalah sebagai berikut. Pertama, modal budaya tradisi yang dimiliki masyarakat Dayak Kenyah di Kalimantan Tengah memiliki potensi untuk dikembangkan selaras dengan perubahan dan pertumbuhan budaya baru. Kedua, pengelolaan tradisi lisan dan manuskrip yang berbasis pada budaya masa lalu dapat dihadirkan secara kreatif untuk diapresiasi dan dimanfaatan semaksimal mungkin oleh masyarakat melalui industri kreatif. Ketiga, regulasi pemerintah seperti UU No 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan mengamanatkan lahirnya upaya-upaya konkret oleh pemangku kepentingan melalui program pelindungan,pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan. Keempat, program itu memerlukan sumber daya manusia kebudayaan yang bergiat, bekerja, dan berkarya melalui berbagai objek pemajuan kebudayaan, khususnya tradisi lisan dan manuskrip. Dari hal-hal itu memunculkan tantangan dan peluang para pemangku kepentingan untuk membangun idustri kreatif berbasis tradisi lisan dan manuskrip yang ada di Kalimantan Tengah.