Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Religious Values in The Funeral Procession on The Datuk Wisdom Samiran, Fahmil; Helfi, Helfi; Hendri, Hendri; Noor, Ahmad Yunus Mohd
KARSA Journal of Social and Islamic Culture Vol. 31 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Islam Negeri Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/karsa.v31i1.5099

Abstract

In Minangkabau may not be the only custom that occurs Salingka Nagari, but each country has its unique features. This article describes the religious value of the Datuk burial process in Minangkabau. This study investigates the religious values in the traditional ceremony of the death of a Datuk called Osong Kapali. This study uses qualitative research with data collection using interviews and documentation methods. The first ceremony of Osong Kapali begins with baretong, mangkaji adaik, mancabiakan shroud, Osong Kapali, installation of adaik cloth, maroncak, natural speech, Manigo Ari. In the procession of Adat Osong Kapali there are religious values such as the value of worship, generosity, the value of trust and the value of gratitude for abun and sustenance.
Values behind Osong Kapali Ceremony: Sociocultural Review of Indigenous and Religious Tradition Samiran, Fahmil; Elfiani, Elfiani; Daipon, Dahyul; Rahmiati, Rahmiati; Hendri, Hendri
el Harakah: Jurnal Budaya Islam Vol 24, No 2 (2022): EL HARAKAH
Publisher : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/eh.v24i2.17338

Abstract

This study describes the domination of local custom and religion behind the tradition of Osong Kapali among Sungai Patai community in Tanah Datar, Minangkabau, Indonesia during the decease of Datuak (the leader of ethnic group). It employs a qualitative method with observation, interviews, and documentation as research instruments. It revealed, for people, that the majesty of datuak is reflected on not only the time he receive the tittle but also the time he passes away. This ceremony is intended to honor the dead datuak. The tradition begins with baretong (planning), mangkaji adaik (discussing the tradition), mancabiak kain kafan (tearing the shroud), osong kapali (putting on the traditional fabric), marocak (spreading the coin along the way to Datuak grave), pidato alam (welcoming speech), and manigo ari (praying after the funeral procession). It contains values within, such as the leader’s majesty, datuak wisdom, and symbols of broad and clean thought. In addition, it holds sharia, educational, and social values. Osong kapali tradition is a combination of custom and religion represented in the ceremonial sequences which agree with the ideology of sarak basandi kitabullah, the Quran-based tradition. Penelitian ini mendeskripsikan dominasi adat dan agama pada tradisi Osong Kapali yang dilakukan oleh masyarakat Nagari Sungai Patai kabupaten Tanah Datar di Minangkabau Indonesia ketika seorang datuak meninggal dunia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi sebagai instrumen penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagi masyarakat kebesaran seorang Datuak tidak hanya tergambar pada upacara pengangkatan gelar namun juga pada saat seorang datuak tersebut tutup usia. Upacara adat ini bertujuan untuk penghormatan kepada seorang datuak yang meninggal. Upacara Osong Kapali dimulai dengan baretong (Perencanaan), mangkaji adaik  (mendiskusikan adat), mancabiak kain kafan  (merobek kain kafan), Osong Kapali, pemasangan kain adaik  (Pemasangan kain adat), maroncak  (Menyebar koin sepanjang perjalanan ke kuburan Datuak), pidato alam  (Pidato), dan manigo hari  (berdoa setelah upacara pemakaman). Terdapat nilai nilai seperti kebesaran seorang pemimpin, kebijaksanaan seorang datuak dan symbol pemikiran yang luas dan bersih. Selain itu terdapat nilai teologi yakni nilai syari’ah, pendidikan dan sosial. Osong Kapali ini merupakan kombinasi antara adat dan agama yang terlihat dari rangkaian pelaksanaannya sesuai dengan filosofi adat ”sarak basandi kitabullah”.