Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Hubungan Status Gizi Dan Kelengkapan Imunisasi Dengan Kejadian ISPA Pada Balita Wijiastutik, Vivin; Nikmah, Nurun
Indonesian Journal of Professional Nursing Vol 4 No 2 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/ijpn.v4i2.6794

Abstract

Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau disingkat ISPAadalah masalah yang seringkali terjadi terutama di negara-negara berkembang.Beberapa faktor predisposisi ISPA seperti perilaku, status gizi, dan status imunisasi anak. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan status gizi dan kelengkapan imunisasi dengan kejadian ISPA pada balita. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan rancangan penelitian studi cross sectional. Variabel independen pada penelitian ini adalah Status gizi dan kelengkapan imunisasi, sedangkan Variabel dependen pada penelitian ini adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) pada Balita. Populasi dari penelitian ini adalah balita di Desa Jaddih berjumlah 64 balita, sampel 55 balita dengan menggunakan teknik simpel random sampling. Uji statistik pada penelitian ini menggunakan Chi-Square dengan α=0,05.Pada penelitian ini didapatkan hubungan status gizi balita dengan ISPA yang bermakna secara statistik (p-value 0,000 < 0,05), sedangkan hubungan kelengkapan imunisasi juga menunjukkan hubungan bermakna dengan p value 0,000 < α=0,05. Oleh karena itu, penurunan faktor risiko seperti status gizi dan imunisasi perlu dilakukan modifikasi dengan cara melakukan pendidikan kesehatan kepada ibu balita demi mengurangi kejadian ISPA.
Korelasi Peran Keluarga Dengan Kualitas Hidup Lansia di Polindes Demangan Wijiastutik, Vivin; Vidayati, Lelly Aprilia; Diana, Alis Nur
JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN : 1979-3340 e-ISSN : 2685-7987 Vol 16 No 1 (2024): MARET
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/job.v16i1.1774

Abstract

Proses menua merupakan suatu hal yang wajar dan akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur panjang. Kebanyakan orang takut dengan masa lanjut usia, karena mereka berasumsi bahwa lansia adalah manusia yang tidak berguna, lemah, tidak memiliki semangat hidup, memiliki banyak penyakit, tidak diperhatikan oleh keluarga dan masyarakat, menjadi beban orang lain, maka dari itu sebagian orang sudah merasa stres karena tidak mengetahui kehidupan seperti apa yang dihadapi. Hasil proyeksi penduduk tahun 2022 di Kabupaten Bangkalan sebesar 12,83% yang menandakan bahwa struktur penduduk di Kabupaten Bangkalan tergolong penduduk tua. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis korelasi antara peran keluarga dengan kualitas hidup lansia di Polindes Demangan. Penelitian menggunakan metode Cross-Sectional. Variabel bebasnya adalah peran keluarga dan variabel terikatnya adalah kualitas hidup lansia. Besar sampel pada penelitian ini adalah 50 balita dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Uji statistik Menggunakan uji Chi-Square. Dari studi tersebut didapatkan hasil bahwa 48% dari seluruh lansia memiliki kualitas hidup yang baik karena peran dari keluarga baik pula. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa nilai p = 0,01 < α = 0,05. Ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara peran keluarga dengan kualitas hidup lansia di Polindes Demangan Bangkalan. Hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan oleh tenaga kesehatan untuk lebih memperhatikan para lansia,untuk meningkatkan derajat kesehatan di Indonesia.
HUBUNGAN RIWAYAT ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA BAWAH TIGA TAHUN (BATITA) Wijiastutik, Vivin; Wulandari, Novita; Handayani, Nor Indah
JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN : 1979-3340 e-ISSN : 2685-7987 Vol 14 No 1 (2022): MARET
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/job.v14i1.2045

Abstract

Setiap manusia melalui tahapan yang ditandai dengan kemampuan, yaitu kemampuan terbatas pada waktu lahir seperti tersenyum, berbicara, berjalan, berlari, belajar, dan bergaul dikemudian hari (Kemenkes, 2016). Studi awal di Posyandu Aengsareh pada Desember 2022 dari 10 batita, 4 batita (40%) mengalami keterlambatan perkembangan, sedangkan 6 (60%) lainnya normal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan riwayat ASI Eksklusif dengan perkembangan Anak Usia Bawah Tiga Tahun. Penelitian ini analitik dengan desain case-control. Variabel independen yaitu riwayat ASI Eksklusif, sedangkan variabel dependen perkembangan anak usia bawah tiga tahun. Populasi sebanyak 46 anak usia bawah tiga tahun. Besar sampel penelitian ini sebanyak 38 anak dengan menggunakan purposive sampling. Uji Statistik Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum anak bawah usia tiga tahun dengan riwayat ASI Eksklusif memiliki perkembangan yang sesuai sebanyak 21 anak batita (55,3%).Dari uji analisis Chi-Square didapatkan nilai signifikasi 0,000 < α (0,05), maka ada hubungan antara riwayat ASI Eksklusif dengan perkembangan anak usia bawah tiga tahun di Posyandu Aengsareh Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang. Disarankan kepada Bidan dapat rutin melakukan deteksi dini penyimpangan yang terjadi pada perkembangan anak Batita dan memberikan KIE bagi ibu tentang perkembangan anak di tingkat pelayanan kesehatan masyarakat seperti Posyandu, Puskesmas, atau Pelayanan Kesehatan lainnya, sehingga orang tua diharapkan mampu memberikan ASI Eksklusif kepada anaknya untuk mencegah terjadinya penyimpangan perkembangan pada anak.
Hubungan Efikasi Diri dengan Tindakan Perawatan Payudara (Breastcare) pada Ibu Hamil Trimester III di Desa Bringin Sukolilo Wijiastutik, Vivin; Handayani, Nor Indah; Wulandari, Novita
JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN : 1979-3340 e-ISSN : 2685-7987 Vol 12 No 2 (2020): SEPTEMBER
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/job.v12i2.2052

Abstract

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada bulan – bulan pertama kehidupan (Wahyu, 2013). Pada dasarnya ASI tetap dapat keluar bagi ibu – ibu yang tidak melakukan perawatan payudara selama masa kehamilan. Pelaksanaan perawatan payudara membutuhkan efikasi dari tinggi bagi ibu hamil karena akan menyebabkab rendahnya melakukan perawatan payudara. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di BPS Yayat Amd. Keb Palengaan, didapatkan data bahwa dari 15 orang ibu hamil trimester III terdapat 9 (60%) ibu hamil yang memiliki efikasi diri yang rendah, dan tidak mau untuk melakukan perawatan payudara dan 4 (26,67%) ibu hamil yang memiliki efikasi sedang untuk melakukan perawatan payudara, dan 2 (13,33%) ibu hamil yang memiliki efikasi tinggi untuk melakukan perawatan payudara. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah ibu hamil trimester III sebanyak 30 ibu hamil. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner. Hasil uji statistik menggunakanspearman rank sehingga didapatkan nilai a = 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti ada hubungan antara efikasi diri dengan tindakan melakukan perawatan payudara.
Hubungan Dukungan Suami dengan Efikasi Diri Ibu Primipara dalam Memberikan ASI Eksklusif Wijiastutik, Vivin; Wulandari, Novita; Handayani, Nor Indah
JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN : 1979-3340 e-ISSN : 2685-7987 Vol 13 No 3 (2021): SEPTEMBER
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/job.v13i3.2053

Abstract

Efikasi diri dalam menyusui adalah keyakinan diri seorang ibu atas kemampuannya untuk menyusui atau memberikan ASI dan mencapai keberhasilan dan memberikan ASI kepada bayinya. Hasil studi pendahuluan didapatkan 6 dari 10 ibu menyusui memiliki efikasi diri sedang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan dukungan suami dengan efikasi diri ibu primipara minggu pertama postpartum dalam memberikan ASI Eksklusif. Desain penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Variabel independennya yaitu dukungan suami. Variabel dependennya yaitu efikasi diri. Populasi sebanyak 25 ibu primipara dengan sampel 24 ibu primipara di Desa Banyuajuh Wilayah Kerja Puskesmas Kamal Kabupaten Bangkalan. Teknik sampling menggunakan accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan uji korelasi spearman. Dari hasil analisis spearman menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan suami dengan efikasi diri ibu primipara dengan p-value = 0,001. Kepada para peneliti selanjutnya penulis sarankan agar melakukan tindak lanjut penelitian tentang hubungan dukungan suami dengan efikasi diri ibu primipara memberikan ASI eksklusif.
Studi Komparasi Kecepatan Penyembuhan Luka Bekas Episiotomi yang Diberikan Anastesi Dengan Yang Tidak Diberikan Anastesi di Desa Bringin Sukolilio Wijiastutik, Vivin; Handayani, Nor Indah; Wulandari, Novita
JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN : 1979-3340 e-ISSN : 2685-7987 Vol 13 No 2 (2021): MARET (EDISI SPESIAL)
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/job.v13i2.2054

Abstract

Episiotomi merupakan tindakan bedah kebidanan yang paling lazim meskipun bukan menjadi keharusan. Idealnya Penyembuhan luka perineum adalah mulai membaiknya luka perineum dengan terbentuknya jaringan baru yang menutupi luka perineum dalam jangka waktu 6-7 hari post partum. Faktanya masih ada luka yang sembuh dalam waktu > 7 hari yaitu 26,6 %. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin melihat perbedaan penyembuhan luuka yang di anastesi dengan yang tidak. Desain yang digunakan yaitu studi komparatif dengan teknik pengambilan responden yaitu totap populasi. Responden yang di ambil dari data sekunder sebanyak 21 ibu dan dibagi menjadi dua kelompok yaitu 10 ibu yang di anastesi dan 11 ibu yang tidak di anastesi. Hasil penelitian di dapatkan hasil penyembuhan luka episiotomi yang di anastesi cepat sebesar 90%, dan yang lambat sebesar 10% sedangkan hasil penyembuhan luka bekas episiotomi yang tidak di anastesi cepat sebanyak 27%, dan yang lambat sebanyak 73%. Setelah dilakukan uji statistik Fisher Exact Test diperoleh hasil nilai Pvalue satu arah = 0,006 yang berarti Pvalue > α = 0,05 sehingga H0 dittolak. Hasilnya ada perbedaan kecepatan penyembuhan luka bekas episiotomi yang di berikan anastesi dengan yang tidak di berikan anastesi. Tenaga kesehatan di harapkan dapat lebih meningkatkan kinerja dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu post partum yang mempunyai luka bekas episiotomi. Dengan memberikan pelayanan yang nyaman dan memuaskan dengan mendukung dan turut berpartisipasi dalam asuhan saying ibu. Dengan memberikan rasa nyaman dalam proses penjahitan laserasi di harapkan dapat mengurangi presepsi ibu mengenai persalinan yang menyakitkan. Di harapkan juga memberikan pendidikan kesehatan mengenai nutrisi dan kebersihan terutama pada daerah genetalia yang menjadi faktor penyembuhan luka.
OPTIMALISASI PERAN KELUARGA DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI LANSIA Wijiastutik, Vivin; Diana, Alis Nur; Vidayati, Lelly Aprilia
JURNAL PARADIGMA (PEMBERDAYAAN & PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) Vol 6 No 1 (2024): JURNAL PARADIGMA VOLUME 6 NOMOR 1 APRIL 2024
Publisher : STIKES NGUDIA HUSADA MADURA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/pgm.v6i1.1787

Abstract

Permasalahan kesehatan yang dialami para lansia tak luput dari semakin meningkatnya usia. Pada Lansia masalah kesehatan yang sering terjadi diantaranya seperti hipertensi, DM, demensia, katarak dan kanker cervik. Kesehatan reproduksi pada lansia perempuan diantaranya kanker payudara, kanker servik. Hal tersebut menimbulkan bermacam masalah kejiwaan pada lanjut usia seperti ansietas, depresi dan gangguan kualitas tidur yang bisa mempengaruhi kualitas hidup lansia. Dalam masalah tersebut keluarga memiliki peran yang penting untuk membimbing, membantu dan mengatasi masalah yang dihadapi oleh lansia. Peran keluarga sebagai motivator, edukator fasilitator sangat membantu dalam meningkatkan kualitas hidup lansia. Hal ini perlu dilakukan pelatihan dan edukasi kepada pihak keluarga memenuhi peran nya sebagai motivator, edukator, dan fasilitator agar lansia memiliki peningkatan kualitas hidup lansia.
PEMERIKSAAN PERTUMBUHAN BALITA DAN PEMBERIAN PROBIOTIK SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN STUNTING Wijiastutik, Vivin; Fahmi, Norma Farizah; Anggraini, Dwi Aprilia
JURNAL PARADIGMA (PEMBERDAYAAN & PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) Vol 6 No 2 (2024): JURNAL PARADIGMA VOLUME 6 NOMOR 2 OKTOBER 2024
Publisher : STIKES NGUDIA HUSADA MADURA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/pgm.v6i2.2217

Abstract

Stunting merupakan gangguan pertumbuhan anak balita yang tidak normal seperti tinggi badan atau hasil ukur panjang badan pertumbuhan anak seusianya. Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh beberapa factor diantaranya gizi buruk, gizi saat ibu hamil, kondisi ekonomi, asupan gizi yang tidak mencukupi, penyakit infeksi, pola asuh ibu dan pelayanan kesehatan lingkungan. Prevalensi anak balita stunting menurut world Health Organization (WHO) tahun 2020 di Indonesia termasuk tertinggi kedua di Asia Tenggara mencapai 31,8%. Prevalensi stunting tertinggi di Jawa Timur yaitu Kabupaten Bangkalan sebanyak 1.931 balita. Sistem imun pada balita masih tergolong relatif lemah sehingga lebih rentan terinfeksi bakteri, virus atau parasit yang pada akhirnya dapat memicu berbagai macam penyakit dan menghambat pertumbuhan balita. Perkembangan mikroorganisme dalam saluran pencernaan terjadi secara bertahap dimulai pada saat dilahirkan, dipengaruhi lingkungan dan asupan makanan setelah bayi lahir hingga dewasa. Pencegahan stunting bisa dilakukan dengan perbaikan gizi, terutama asupan zat gizi mikro. Stunting dalam jangka panjang kemungkinan kecil bisa diperbaiki dengan asupan gizi. Asupan gizi yang digunakan dalam Pengabdian masyarakat ini yaitu suplemen probiotik. Probiotik dapat memperbaiki fungsi usus halus dan mempengaruhi hormone nafsu makan seperti ghrelin dan GLP-1. Berdasarkan uraian diatas, tim mengupayakan pencegahan stunting dengan mengontrol pertumbuhan balita dan pemberian probiotik pada anak.
Hubungan Lama Ketuban Pecah Prematur dengan Pemeriksaan Leukosit Ibu Bersalin di RSIA Hikmah Sawi Bangkalan Wijiastutik, Vivin; Daniati, Dana; Tyas, Dwi Wahyuning
JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN : 1979-3340 e-ISSN : 2685-7987 Vol 16 No 2 (2024): JUNI
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/job.v16i2.2070

Abstract

Ketuban pecah prematur dapat berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan. Data di RSIA Hikmah sawi pada Februari 2023 ketuban pecah prematur merupakan gangguan komplikasi paling banyak terjadi, yaitu 17,2 % ibu bersalin mengalami KPP. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan lama ketuban pecah prematur dengan hasil pemeriksaan leukosit ibu bersalin. Penelitian ini analitik dengan desain cross sectional. Variabel independen yaitu lama ketuban pecah prematur, sedangkan variabel dependen hasil pemeriksaan leukosit ibu bersalin. Populasi sebanyak 66 orang ibu bersalin yang mengalami KPP. Besar sampel penelitian ini sebanyak 57 orang dengan menggunakan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan data sekunder dan menggunakan uji Statistik Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah (59,6%) ibu bersalin mengalami ketuban pecah prematur yang memanjang (≥ 12 jam) sebanyak 34 orang. Berdasarkan hasil pemeriksaan leukosit sebanyak 50,9% ibu bersalin mengalami peningkatan leukosit. Dari uji analisis Rank Spearman didapatkan nilai signifikasi 0,000 < α (0,05), maka ada hubungan antara lama ketuban pecah prematur dengan hasil pemeriksaan leukosit ibu bersalin di RSIA Hikmah Sawi Bangkalan. Disarankan kepada petugas kesehatan untuk memberikan edukasi tentang ketuban pecah prematur dan mempercepat persalinan dengan penatalaksanaan aktif sehingga mempersingkat periode laten, serta memberikan suplementasi vitamin C 100mg pada ibu hamil untuk mencegah KPP. Diharapkan pada ibu hamil dan keluarga untuk segera memeriksakan diri ke petugas kesehatan apabila terjadi ketuban pecah.