p-Index From 2020 - 2025
7.388
P-Index
This Author published in this journals
All Journal JPMS (Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains) Interaksi Online Jurnal Pendidikan Jasmani Jurnal Biometrika dan Kependudukan (Journal of Biometrics and Population) JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik Universitas Medan Area JPI Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Parataksis: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajaran Bahasa Indonesia JURNAL PENDIDIKAN TAMBUSAI Aulad : Journal on Early Childhood Journal of Midwifery Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS) Prosiding Semhavok Abdimas Umtas : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Kappa Journal Jurnal Eduscience (JES) Dinasti International Journal of Education Management and Social Science JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) Strukturasi: Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik MURHUM : JURNAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Multidiciplinary Output Research for Actual and International Issue (Morfai Journal) JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU FISIKA International Journal of Science and Society (IJSOC) Unnes Journal of Mathematics Education Jurnal Kesehatan Journal of Innovation Research and Knowledge Journal of Community Service Jurnal Ilmiah Kampus Mengajar Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pemerintahan Innovative: Journal Of Social Science Research As-Syifa Journal of Islamic Studies and History Research Horizon JAATB Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Jurnal Kesehatan Kartika Journal of Law & Policy Review jle Holistik Jurnal Kesehatan Jurnal Pendidikan MIPA Al Fitrah: Journal Of Early Childhood Islamic Education Jurnal Online Tata Busana Journal of Accounting and Auditing
Claim Missing Document
Check
Articles

Kompetensi Komunikasi Guru dalam Kegiatan Belajar Mengajar Berbasis Student Center Learning di SMA N 9 Semarang Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Imu Politik Unive Wulandari, Novita; Naryoso, Agus; Rakhmad, Wiwied Noor
Interaksi Online Vol 1, No 4: Oktober 2013
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.393 KB)

Abstract

Kompetensi Komunikasi Guru dalam Kegiatan Belajar MengajarBerbasis Student Center Learning di SMA N 9 SemarangCOMMUNICATION COMPETENCE OF TEACHER IN CLASS ACTIVITY-BASED ONSTUDENT CENTER LEARNING AT SMA N 9 SEMARANGAbstrakThe changing of Teacher Center Learning (TCL) methods which focuses on teacher as themain source of knowledge change become Student Center Learning(SCL) methods thatrequires students to be active in the learning process because Teacher Center Learningmethods is considered ineffective. This SCL methods require the teacher must be clever tostimulating students to be active in class activities. However, not all teachers have suchcapabilities. Communication competence can be measured from the motivationalcommunication, communication knowledge and communication skills. SCL methods thatapplied at Semarang 9 senior high school not always used in class activities. Application ofthe method used depends on the subject matter presented. The purpose of this research is todescribe the communication competence of teachers in class activity based on Student CenterLearning at Semarang 9 Senior High School. And this research is descriptive quantitativestatistics and the population are students of SMA N 9 Semarang, 1031 students. TheSampling technique is simple random. And to determine the number of samples taken,researchers used the Frank Lynch formula and got 88 samples that were selected randomly.Based on the findings and analysis research, assessment of the students tocommunication competence of teacher in class activities based on student center learning(SCL) in SMA N 9 Semarang competent classified. Motivation, teachers rated competent bythe students to motivate his students. This motivation can be measured by positif motivationas efforts and desire that drive teacher performance toward excellence and negativemotivation as result in fear, anxiety, or avoidance. Knowledge, content knowledge suchknowing what to communicate and procedural knowledge such knowing how tocummunicate, teachers have quite high knowledge. And teachers’s skills, have low skill.With low skills, teacher cannot practice knowledge. So high knowledge of teacher can not beapplied by the teacher in teaching and learning activities. And the teachers must pay attentionto skills many factors such as empathy, speaking, and listening comprehension.Key word: motivation, knowledge, communication skillKOMPETENSI KOMUNIKASI GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJARBERBASIS STUDENT CENTER LEARNING DI SMA N 9 SEMARANGAbstrakPerubahan metode belajar Teacher Center Learning (TCL) yang memusatkan guru sebagaisumber pengetahuan bergeser menjadi Student Center Learning yang menuntut murid untukaktif dalam proses kegiatan belajar mengajar, kebijakan tersebut ini didasari karena metodeTeacher Center Learning yang dianggap tidak efektif. Metode SCL ini menuntut guru haruspandai menstimuli kesediaan murid untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Namun,tidak semua guru memiliki kemampuan seperti itu. Kompetensi komunikasi ini dapat diukurdari motivasi komunikasi, pengetahuan komunikasi dan ketrampilan komunikasi. MetodeSCL yang diterapkan SMA N 9 Semarang tidak selamanya digunakan dalam kegiatan belajarmengajar. Penerapan metode yang digunakan bergantung pada materi pelajaran yangdisampaikan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kompetensi komunikasi gurudalam menyampaikan materi belajar berbasis Student Center Learning di SMA N 9Semarang. Jenis penelitian ini adalah statistik deskriptif yang bersifat kuantitatif denganpopulasi murid SMA N 9 Semarang yang berjumlah 1031 orang. Melalui teknik simpelrandom sampling peneliti mendapat 88 sampel yang dipilih secara random.Berdasarkan temuan dan analisis penelitian, penilaian murid terhadap kompetensikomunikasi guru dalam kegiatan belajar mengajar berbasis student center learning (SCL) diSMA N 9 Semarang tergolong dalam kategori kompeten. Dari unsur-unsur yang terdapatpada motivasi komunikasi, guru dinilai berkompeten oleh murid dalam memberikan motivasipada muridnya. Motivasi ini dapat dilihat dari motivasi positif seperti faktor-faktor yangmenyebabnkan ketertarikan, dorongan dan kesiapan untuk berkomunikasi serta motivasinegatif seperti faktor-faktor yang dapat menyebabkan ketakutan, kecemasan danpenghindaran. Sedangkan indikator pengetahuan seperti pengetahuan konten danpengetahuan prosedural, guru tergolong dikategorikan mempunyai pengetahuan yang baik.Pengetahuan konten merupakan pengetahuan apa yang akan diinformasikan dan pengetahuanprocedural adalah pengetahuan bagaimana cara menyampaikan pesan yang diciptakan.Sedangkan dari segi ketrampilan guru, guru dikatakan mempunyai ketrampilan yang rendah.Dengan ketrampilan komunikasi yang rendah ini, guru tidak dapat mempraktekanpengetahuan yang dimiliki sehingga pengetahuan yang dimilki tidak dapat diterapkan secarabaik oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Sehingga guru harus memperhatikanindikator ketrampilan seperti empati, ketrampilan berbahasa baik verbal ataupun non verbal,dan mendengarkan.Kata kunci : motivasi, pengetahuan, ketrampilan komunikasiPENDAHULUANHarus diakui hingga kini bahwa guru masih memainkan peranan utama dalam prosesmenghasilkan pendidikan yang berkualitas, namun guru bukan satu-satunya sumber ilmupengetahuan. Kegiatan belajar mengajar merupakan proses interaksi langsung antara siswadan guru. Perkembangan ilmu komunikasi juga berpengaruh pada metode pembelajaran.Model komunikasi yang pertama adalah model komunikasi linier, dalam proses model inikomunikator mengirimkan pesan pada komunikan dengan cara merubah pesan menjadisinyal-sinyal melalui alat pemancar kemudian sinyal-sinyal ini harus disesuaikan dengansaluran yang menuju alat penerima. Fungsi alat penerima mengubah kembali sinyal menjadipesan. Pesan yang diterima ini kemudian mencapai tujuan. Sinyal ini dapat berubah karenaadanya noise (gangguan) yang dapat terjadi (Suprapto, 2009: 62). Hal tersebut dapatmengakibatkan isi pesan yang dihasilkan oleh komunikator akan diterima oleh komunikandengan isi yang berbeda. Proses komunikasi linier sama dengan metode pembelajaranTeacher Center Learning (TCL), pembelajaran satu arah yang bersumber pada guru dalammentransfer pengetahuan pada murid tanpa ada timbal balik secara langsung. Karenaketidakmampuan komunikator untuk menyadari bahwa pesan yang dikirim dan pesan yangditerima tidak selalu identik, merupakan satu alasan sebuah komunikasi itu gagal (Suprapto,2009: 62).Model komunikasi linier ini kemudian dikembangkan menjadi model komunikasitransaksional. Dalam model ini komunikator dapat berperan sebagai komunikan dan jugasebaliknya, komunikan dapat berperan sebagai komunikator. Kemudian model inidikembangkan menjadi model komunikasi konvergen di mana komunikasi sebenarnya bukansekedar suatu proses pemindahan informasi, tetapi suatu proses konvergensi di mana duaorang atau lebih berpartisipasi dalam tukar menukar informasi untuk mencapai salingpengertian antara satu dengan yang lainnya (Suprapto, 2009: 77). Pada metode pembelajaranStudent Center Learning (SCL) ini guru dan murid memiliki peran yang sama yaitu sebagaipartisipan, tidak ada istilah peran komunikator dan komunikan pada model konvergensi ini,dan partisipan dituntut untuk sama-sama aktif dalam berkomunikasi. Perubahan metodebelajar Teacher Center Learning (TCL) yang mempusatkan guru sebagai sumberpengetahuan bergeser menjadi Student Center Learning (SCL) yang menuntut murid untukaktif dalam proses kegiatan belajar mengajar ini didasari karena metode Teacher CenterLearning (TCL) yang dianggap tidak efektif. Metode pembelajaran TCL, guru berperansebagai sumber pengetahuan yang utama sedangkan dalam metode pembelajaran SCL guruberperan sebagai fasilitator dan motivator dalam proses pembelajaran. Metode SCL inimenuntut guru harus pandai menstimulasi kesediaan murid untuk aktif dalam kegiatan belajarmengajar. Namun, tidak banyak guru yang memiliki kemampuan seperti itu.Realitanya, metode pembelajaran SCL ini tidak seefektif seperti yang dibayangkan.Murid yang diharapkan mempunyai kedudukan sejajar dengan guru lebih terkesan pasif dantidak siap dengan metode pembelajaran yang ada. Murid lebih terkesan mejadikan gurusebagai sumber utama pengetahuan dalam pembelajaran. Murid yang disiapkan untukmenjadi aktif dalam proses pembelajaran tidak berperan seperti guru yang juga mempunyaikedudukan yang sama sebagai partisipan. Kemampuan seorang guru yang kreatif dalammenyampaikkan pesan dalam bentuk materi pelajaran pada siswanya sangat dibutuhkan.Kemampuan seseorang dalam menyampaikan isi pesan dalam dunia komunikasi biasa disebutdengan kompetensi komunikasi. Kompetensi komunikasi merupakan kemampuan seorangkomunikator untuk mengirimkan pesan-pesan dengan baik menggunakan pesan-pesan yangdianggap tepat dan efektif dalam suatu situasi tertentu (Morreale et al, 2004: 28). Kompetensikomunikasi ini dapat diukur dengan indikator motivasi komunikasi, pengetahuan komunikasi,dan ketrampilan komunikasi (Morreale et al, 2004: 37).ISIMetode Student Center Learning (SCL) juga diterapkan di SMA N 9 Semarang. Metode SCLyang diterapkan tidak selamanya digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Penerapanmodel ini bergantung pada materi yang akan disampaikan, jika materi yang disampaikanterlalu rumit maka model Teacher Center Learning (TCL) yang digunakan. Seperti padamata pelajaran matematika, guru berperan menjadi sumber utama dari pengetahuan itusendiri, murid hanya menerima materi dari guru. Dan ketika murid tidak memahami materiyang disampaikan, murid memilih untuk bertanya pada teman atau pada guru les dari padabertanya pada guru yang mengajar. Selain itu, model SCL seperti diskusi kelompokmerupakan cara mengajar yang paling gemar diterapkan oleh guru. Walaupun murid telahdiposisikan dalam metode belajar yang menuntut mereka untuk aktif, tidak selamanya merekaberperilaku aktif seperti yang diharapkan. Dan hanya anak tertentu saja yang mampuberperilaku aktif dalam kegiatan belajar mengajar.Kompetensi komunikasi merupakan suatu keinginan yang dipenuhi melaluikomunikasi dengan sebuah cara yang sesuai dalam situasi tertentu (Morreale et al, 2004:28).Kompetensi komunikasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secaraefektif. Kompetensi sendiri memiliki pengertian kemampuan seseorang yang meliputiketerampilan, pengetahuan, dan sikap dalam melakukan sesuatu kegiatan atau pekerjaantertentu sesuai dengan standar-standar yang telah ditetapkan. Kata kunci dari kompetensiadalah kemampuan yang sesuai standar. Sedangkan kompetensi komunikasi memilikipengertian kemampuan yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuaidalam mengelola pertukaran pesan verbal dan non-verbal berdasarkan patokan-patokantertentu.Kompetensi komunikasi mencakup hal-hal seperti pengetahuan tentang peranlingkungan (konteks) dalam mempengaruhi kandungan (content) dan bentuk pesankomunikasi (Devito, 1997: 27). Kemampuan merupakan potensi untuk melakukan beberapaaktifitas secara konsisten. Adapun komponen-komponen kompetensi komunikasi dapatdigambarkan dalam skema:Motivation (motivasi) + Knowledge (pengetahuan) + Skills (keterampilan) = CommunicationCompetencyMotivasi merupakan daya tarik dari komunikator yang mendorong seseorang untukberkomunikasi dengan orang lain. Pada dasarnya, aktifitas manusia selalu berhubungandengan adanya dorongan, alasan ataupun kemauan. Motivasi komunikasi ini terdiri dari duatipe yaitu motivasi positif dan motivasi negatif (Morreale et al, 2004:38). Motivasi negatifmengacu pada faktor-faktor yang mengakibatkan ketakutan, kecemasan, atau penghidaran.Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari kepercayaan diri dan keyakinan yang kurangdimiliki oleh komunikator. Sedangkan motivasi positif merupakan hasil dari usaha dankeinginan yang mengarahkan perbuatan individu menuju hal yang positif seperti ketertarikan,dorongan untuk memulai komunikasi, kesiapan untuk berkomunikasi.Pengetahuan komunikasi merupakan kegiatan komunikator dalam mencari informasitentang lawan bicaranya sehingga dapat mengurangi tingkat kecemasan dalamberkomunikasi. Seorang individu harus memahami dan menyadari peraturan, norma, danharapan yang diasosiasikan dengan latar belakang orang yang berhubungan dengan individutersebut. Untuk menjadi kompeten, dibutuhkan dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuankonten dan pengetahuan prosedural (Morreale, et al, 2004: 38). Pengetahuan konten meliputipengetahuan meliputi topik apa, kata-kata yang digunakan, pemahaman situasi danseterusnya yang dibutuhkan dalam suatu situasi. Pengetahuan prosedural merujuk padapengetahuan bagaimana cara menyusun, merencanakan, dan mentransfer pengetahuan yangdimilki dalam situasi tertentu.Ketrampilan komunikasi merupakan kemampuan yang dapat membimbing seseoranguntuk menghadirkan sebuah perilaku tertentu yang cukup dan mampu mendukung proseskomunikasi secara tepat dan efektif (Morreale et al, 2004: 39). Untuk mengurangiketidakpastian, seorang komunikator sedapat mungkin harus memiliki tiga ketrampilan yaituempati, berperilaku seluwes mungkin, dan kemampuan mengurangi ketidakpastian itusendiri.Tabel II.1Persentase Tanggapan Responden Terhadap Motivasi KomunikasiMotivasi Komunikasi F %Sangat Tinggi 7 8Tinggi 63 72Sedang 17 19Rendah 1 1Total 88 100Menurut data di atas, dapat dilihat bahwa motivasi komunikasi guru SMA N 9Semarang sudah tergolong berkompeten yaitu dengan terbukti angka 72% pada kategorijawaban motivasi komunikasi sangat tinggi dan 8% pada motivasi komunikasi tinggi.Responden atau murid di sini juga berpendapat bahwa motivasi komunikasi yang diberikanguru seperti motivasi positif dapat mendorong murid untuk berpendapat dalam kelas.Walaupun ada beberapa responden yang berpendapat bahwa 19% motivasi komunikasi gurusedang dan 1% motivasi komunikasi guru rendah.Tabel II.2Persentase Tanggapan Responden Terhadap Pengetahuan KomunikasiPengetahuan Komunikasi F %Sangat Tinggi 8 9Tinggi 42 48Sedang 38 43Rendah 0 0Total 88 100Dengan melihat data di atas, 48% responden berpendapat bahwa pengetahuankomunikasi yang dimiliki oleh guru SMA N 9 Semarang dalam kegiatan belajar mengajardapat dikatakan memiliki pengetahuan yang tinggi. Akan tetapi temuan angka pada kategoriberpengetahuan sedang juga tidak jauh dengan kategori berpengetahuan tinggi yaitu 43%,selisih 5% dengan kategori berpengetahuan tinggi.Tabel II.3Persentase Tanggapan Responden Terhadap Ketrampilan KomunikasiKetrampilan Komunikasi F %Sangat Terampil 6 7Terampil 32 36Kurang terampil 50 57Tidak terampil 0 0Total 88 100Sebagian responden berpendapat bahwa ketrampilan komunikasi guru masih dapatdikatakan kurang terampil. 57% responden berpendapat bahwa empati, perilaku luwes,kemampuan dalam mengurangi ketidakpastian guru belum dapat membantu murid untuk aktifberinteraksi di dalam kelas. Sehingga diperlukan usaha guru yang lebih untuk dapat menarikperhatian murid agar dapat ikut aktif berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar baik itumelalui cara mengajar, kondisi kelas, dan lain-lain. Akan tetapi, 36% responden berpendapatbahwa ketrampilan komunikasi guru sudah masuk dalam katagori terampil.Untuk mengetahui gambaran kompetensi komunikasi secara keseluruhan berdasarkantabel-tabel yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat dilihat melalui gabungan skor indikatormotivasi komunikasi, pengetahuan komunikasi dan ketrampilan komunikasi. Dari gabunganskor indikator tersebut diklasifikasikan ke dalam 4 kategori yaitu: sangat kompeten,kompeten, tidak kompeten dan sangat tidak kompeten.Tabel II.4Persentase Tanggapan Responden Terhadap Kompetensi KomunikasiKompetensi Komunikasi F %Sangat Kompeten 6 7Kompeten 42 48Tidak Kompeten 40 45Sangat Tidak Kompeten 0 0Total 88 100Berdasarkan perhitungan interval kelas di atas dapat diketahui bahwa persepsiresponden mengenai kompetensi komunikasi yang dimiliki oleh guru dalam kegiatan belajarmengajar berbasis Student Center Learning di SMA N 9 Semarang tergolong berkompeten.Terbukti dengan tingginya angka pada kategori kompeten sebesar 48% dan sangat kompeten7%. Meskipun begitu, terdapat sebagian yang menyatakan bahwa guru tidak berkompetendalam kegiatan belajar mengajar sebesar 45%. Penilaian responden pada motivasi,pengetahuan dan kompetensi komunikasi yang dimiliki guru dinilai belum berkompetensecara keseluruhan. Hal ini perlu menjadi perhatian bahwa guru perlu juga mengamati secaralangsung keadaan murid sehingga dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung guru dapatmengetahui kondisi keadaan muridnya masing-masing.PENUTUPBerdasarkan latar belakang masalah, masalah dan tujuan penelitian, penilaian muridterhadap kompetensi komunikasi guru dalam kegiatan belajar mengajar berbasis studentcenter learning (SCL) di SMA N 9 Semarang, dari indikator kompetensi komunikasi yaitumotivasi komunikasi, pengetahuan komunikasi dan keterampilan komunikasi dapatdisimpulkan bahwa kompetensi komunikasi guru tergolong dalam kategori kompeten (datadalam bab III tabel III.41).Dari unsur-unsur yang terdapat pada motivasi komunikasi, guru dinilai berkompetenoleh murid dalam memberikan motivasi pada muridnya. Artinya, guru dapat memberikanmotivasi positif dalam mendorong murid untuk dapat mengeluarkan pendapat, menjawabpertanyaan, aktif berdiskusi dan lain-lain. Indikator pengetahuan komunikasi sepertipengetahuan konten dan pengetahuan prosedural, guru tergolong dikategorikan mempunyaipengetahuan yang tinggi (data dalam bab III tabel III.42). Dan hal ini berarti guru mempunyaipengetahuan apa yang harus disampaikan pada murid dan dalam cara bagaimana agar dapatmendorong murid aktif berpatisipasi dalam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan darisegi ketrampilan komunikasi guru, guru dikatakan mempunyai ketrampilan yang rendah (datadalam bab III tabel III.43). Dengan ketrampilan komunikasi yang rendah ini, guru tidak dapatmempraktekan pengetahuan komunikasi yang dimiliki sehingga pengetahuan komunikasiyang tinggi tidak dapat diterapkan secara baik oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar.Walaupun guru mempunyai ketrampilan komunikasi yang kurang, dapat disimpulkansecara keseluruhan bahwa kompetensi komunikasi yang dimiliki guru SMA N 9 Semarangtermasuk dalam katagori kompeten (data dalam bab III tabel III.44). Seperti pada data temuansebelunya yang mendeskripsikan bahwa temuan angka pada ketegori tidak kompeten jugatidak jauh dari kategori kompeten yaitu sebesar 45%. Hanya 55% responden yangberpendapat bahwa guru memiliki kompetensi komunikasi yang kompeten.DAFTAR PUSTAKABeebe, Steven A, Susan J.Beebe, Mark V.Redmond. 2005. Interpersonal CommunicationRelating to Others. USA: Pearson Education.Devito, Joseph. 1997. Komunikasi Antar Manusia (edisi ke 5). Jakarta: ProfessionalBooks.Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program SPSS (cetakan ke 4).Semarang: Universitas Diponegoro.Morreale, Sherwyn P, Brian H. Spitzberg, J.Kevin Barge, Julia T. Wood, Sarah J.Tracy.2004. Introduction to Human Communication. USA: Wadsworth Group.Norton, Robert. 1983. Communicator Style. London: Beverly Hills.Sekaran, Uma. 2006. Metode Penelitian untuk Bisnis (cetakan ke 4). Jakarta: Salemba Empat.Siagian, Sondang P. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya (cetakan ke 3). Jakarta:Rineke Cipta.Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (cetakan ke 4). Jakarta:Rineka Cipta.Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis (cetakan ke 7). Bandung: Alfabeta.. 2006. Statisitka untuk Penelitian (cetakan ke 9). Bandung: Alfabeta.Suranto, Aw. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi (cetakan 1).Yogyakarta: Media Presindo.Syarbini, Amirulloh. 2011. Rahasia Sukses Mejadi Pembicara Hebat. Jakarta: Gramedia.Kurnaefi, “Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi PendidikanTinggi” www.unud.ac.id diakses pada 2 April 2013
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DENGAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVICE BAWAH BOLAVOLI SISWA KELAS ATAS SDN DUNGUS KEC. CERME WULANDARI, NOVITA
Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Vol 2, No 3 (2014): Volume 2 Nomor 3 Tahun 2014
Publisher : Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah secara umum peran guru masih sangat dominan sehingga siswa hanya menerima pelajaran dan mereka tidak dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya. Oleh karena itu maka perlu diberikan suatu model pembelajaran yang lebih bervariatif seperti, memberikan pembelajaran dengan pendekatan bermain sehingga diharapkan siswa dapat berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1.) Pengaruh penerapan metode pembelajaran dengan pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar bolavoli siswa. (2.) Kendala pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan bermain pada siswa. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas V SDN DUNGUS Kec. Cerme dengan jumlah siswa sebanyak 33 siswa. Metode dalam analisa ini menggunakn metode penelitian secara kontinyu dan berkesinambungan dari siklus ke siklus. Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1.) Penerapan metode pembelajaran dengan pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar materi service bolavoli siswa. Hal ini terlihat dari hasil belajar materi service bawah siswa mengalami peningkatan, tingkat ketuntasan klasikal pada siklus 1 sebesar 62,73% selanjutnya dapat terpenuhi siklus ke 2 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 84,85%. (2.) Kendala ketika pelaksanaan pembelajaran materi bolavoli dengan pendekatan bermain adalah siswa kurang menguasai gerakan saat melakukan service bawah, terutama saat posisi badan saat memukul bola, posisi tangan saat memukul bola dan posisi kaki saat memukul bola. Sehingga perlu dilakukan pembelajaran lanjutan pada siklus 2. Kata Kunci : Metode, pendekatan, bermain, service bawah, bolavoli, hasil belajar. Abstract In the implementation of physical education lessons in schools in general are still very dominant role of the teacher so that students only receive a lesson and they can not learn in accordance with its development stage. Therefore, it needs to be given a more varied teaching models such as, providing learning approach and expect student to play an active in every process of learning. The purpose of this study is to determine: (1) The effect of application of learning to play approach to improving student learning outcomes volley ball. (2) Constraints on the implementation of learning to play in students approach. The study is targeted elementary school fifth grade students of SDN DUNGUS Kec. Cerme with the number of students as much as 33 students. The method in this analysis using a continuous and ongoing research from cycle to cycle. The results can be summarized as follows: (1) Application of the method of learning by playing approach to improve learning outcomes materials volley ball student under service. This is evident from the results of student service learning materials has increased, the level of classical completeness in cycle 1 by 62,73% can be met in subsequent cycle to 2 with the percentage of classical completeness of 84,85%. (2) Constraints when implementing volley ball learning materials with students approach to playing is less control of movement when performing a under service, especially when hitting the ball body position, hand position when hitting the ball, and position of the foot when hitting the ball, so we need advanced learning in cycle 2. Keywords : Methods, Approaches, Playing, Service, Volley ball
SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PELATIHAN DI GEDUNG KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA PT.PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG Wulandari, Novita; Marlindawati, Marlindawati
SEMHAVOK Vol 2 No 2 (2020): Juli - Desember 2020
Publisher : Fakultas Vokasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan di gedung Knowledge Management pada PT.Pupuk Sriwidjaja palembang adalah bagaimana merancang suatu Sistem Informasi Penjadwalan Pelatihan di gedung Knowledge Management pada PT.Pupuk Sriwidjaja Palembang. Dalam pengolahan data penjadwalan pelatihan yang masih manual sehingga penjadwalannya tidak beraturan dan sering benturan waktu dengan yang sudah terjadwal sebelumnya. Tujuan penelitian ini untuk mempermudah pegawai dalam pengolahan data penjadwalan pelatihan serta mempermudah membuat jadwal pelatihan dimanapun mereka berada yang tanpa harus datang ke kator gedung knowledge management. Penelitian ini menggunakan metode waterfall. Tahap-tahap dari waterfall adalah analisis, design, coding, testing dan maintance. Metode pengumpulan data dilalui dengan kegiatan wawancara dan observasi serta studi pustaka. Hasil penelitian ini agar dapat mempermudah pengguna untuk melakukan membuat jadwal pelatihan dan mempermudah pegawai untuk mengolah data penjadwalan pelatihan.
PENERAPAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) BERMEDIA JARUM PINTAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS DAN MOTIVASI BELAJAR Wulandari, Novita; Aeni, Ani Nur; Hanifah, Nurdinah
Jurnal Pena Ilmiah Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Jurnal Pena Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpi.v3i1.19000

Abstract

Classroom Action Research in this study is an improvement of the problems found by teachers in learning, namely the lack of analytical skills and student motivation. Improvement aims to improve planning, implementation, learning motivation, and ability to analyze students. The subject was a fift- grade student at Pasirbenteng II Elementary School. As a result, the implementation of the Number Heads Together (NHT) model with Jarum Pintar can improve teacher performance in the first cycle planning stage 81.8%, cycle 2 93.9%, cycle 3 100%, phase 1 implementation cycle 81.3%, cycle 2 92 %, cycle 3 100%, student learning motivation criteria very good cycle 1 48%, cycle 2 64%, cycle 3 92%, ability to analyze cycle 1 32%, cycle 2 52%, cycle 3 89%. Then it is evident that the application of NHT models with Jarum Pintar can improve the ability of students to analyze and learn motivation on material forms of human interaction with their environment.
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CIRC DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS-VIII MATERI KUBUS-BALOK Wulandari, Novita
Unnes Journal of Mathematics Education Vol 3 No 3 (2014): Unnes Journal of Mathematics Education
Publisher : Department of Mathematics, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ujme.v3i3.4489

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dengan pendekatan open-ended terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII materi kubus dan balok.  Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 12 Semarang tahun pelajaran 2013/2014.  Pemilihan sampel dengan cara cluster random sampling, diperoleh siswa kelas VIII D sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII C sebagai kelas kontrol.  Pada kelas eksperimen diberikan model pembelajaran CIRC dengan pendekatan open-ended dan pada kelas kontrol diberikan pembelajaran dengan model direct instruction.  Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kemampuan berpikir kreatif dan lembar pengamatan aktivitas siswa.  Data dianalisis dengan uji proporsi, uji kesamaan dua rata-rata, dan uji regresi.  Hasil penelitian adalah (1) kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen mencapai kriteria ketuntasan minimum; (2) kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol; (3) terdapat pengaruh positif aktivitas siswa kelas eksperimen terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.
Representasi Sedekah Menurut Quraish Shihab dalam Video “Bersedekah dengan Niat Khusus, Boleh?” Wulandari, Novita; Nugraheni, Luthfa; Ristiyani, Ristiyani
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol. 6 No. 4 (2023): JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan)
Publisher : STKIP Yapis Dompu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.33 KB) | DOI: 10.54371/jiip.v6i4.1724

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan representasi sedekah dalam video Najwa Shihab berjudul “Bersedekah dengan Niat Khusus, Boleh?”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa tanda yang ada dalam video “Bersedekah dengan Niat Khusus, Boleh?”. Sumber data dalam penelitian ini adalah (1) sumber data primer, yaitu buku yang berkaitan dengan semiotik, representasi, dan sedekah, (2) sumber data sekunder, yaitu jurnal, skripsi, prosiding, dan tesis.  Teknik yang dilakukan dalam penellitian ini adalah teknik simak, libat, dan catat. Serta dalam prposes menganalisis suatu data diperlukan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menggunakan teori semiotik Roland Barthes yang memiliki konsep bahwa tanda dibagi dalam tiga tingkatan makna yaitu, makna denotasi, konotasi, dan mitos. Data temuan dari hasil penelitian ini menampilkan beberapa tanda dan makna yang didapatkan dari tuturan Quraish Shihab tentang bolehnya sedekah dengan niat khusus, sedekah dalam pendidikan, dan keistimewaan sedekah.
Evaluasi Penilaian Kinerja Perusahaan dengan Metode Refined Economy Value Added (REVA) pada PT. Sampoerna Agro, Tbk Indika, Miki; Suharto; Wulandari, Novita
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Vol. 17 No. 2 (2022): Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan LPPM Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/Wahana.17.026

Abstract

The aim of this study is to see financial performance of PT. Sampoerna Agro by using Refined Economy Value Added ( REVA) method. This study is conducted in PT. Sampoerna Agro from 2016 to 2020, this is descriptive study by using data from Bursa Efek Indonesia (BEI) official website from 2016 to 2020. Collecting data technique of this study is document analysis through official data website of BEI namely : www.idx.co.id and analyzing data tehnique of this study is descriptive analysis. The result of this study show that aveange calculating performance of PT. Sampoerna Agro from 2016-2020 by using refined Economy Value Added method gives the negative trend whic indicated the financial performance of the company is not enough where this company gave unexpected profit or return for the investor.
SOSIALISASI PENGOLAHAN DAN PEMASARAN KEPITING MELALUI MEDIA TEKNOLOGI DI KAMPUNG KLAOGIN DISTRIK SEREMUK Septyani, Ninik; Jumriah, Titin; Dara, Anna; Wulandari, Novita
Journal of Community Service Vol 5 No 2 (2023): JCS, December 2023
Publisher : Ikatan Dosen Menulis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56670/jcs.v5i2.188

Abstract

Kampung Kloagin, sebuah daerah yang kaya akan potensi kepiting, menghadapi tantangan dalam mengelola sumber daya tersebut secara optimal. Dalam konteks ini, kegiatan pengabdian masyarakat menjadi penting untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam pengolahan kepiting, serta memanfaatkan media teknologi, khususnya media sosial, sebagai sarana pemasaran. Tujuan utama kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat Kampung Kloagin dalam pengolahan kepiting dan memperkenalkan strategi pemasaran melalui media teknologi. Melalui upaya ini, diharapkan dapat terwujud pengelolaan potensi kepiting yang berkelanjutan dan peningkatan ekonomi masyarakat lokal. Mitra pengabdian dalam kegiatan ini adalah masyarakat Kampung Kloagin yang terlibat langsung dalam proses pengolahan kepiting. Pendekatan yang digunakan melibatkan pemetaan potensi lokal, pengembangan materi sosialisasi, serta pelaksanaan kegiatan seperti pelatihan lapangan. Pendampingan langsung dalam implementasi strategi pemasaran melalui media sosial juga menjadi bagian penting dari metode pengabdian ini. Hasil kegiatan pengabdian mencakup peningkatan signifikan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam pengolahan kepiting. Kelompok masyarakat berhasil mengadopsi media sosial, terutama Facebook, untuk memasarkan hasil olahan kepiting, yang berdampak positif pada peningkatan pendapatan mereka.
Program Bimbingan Praktik Play Pedagogy bagi Orang Tua dengan Anak Usia Dini di Lingkungan Rumah Kurniati, Euis; Zaman, Badru; Kurniawati, Yuli; Putri Adriana, Nadhira; Zeniputri, Shifa; Wulandari, Novita; Kamaliyah, Nurhayatul; Komalasari, Iis; Wahyuni, Indriyana; Durrotun Nafisah, Aisyah; Zumayyah, Anbar
Murhum : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 4 No. 2 (2023): Desember
Publisher : Perkumpulan Pengelola Jurnal (PPJ) PAUD Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/murhum.v4i2.394

Abstract

Bermain bagi anak usia dini merupakan salah satu metode yang memberikan anak kesempatan untuk bereksplorasi dalam mendapatkan wawasan serta keterampilan baru. Play pedagogy hadir sebagai salah satu pendekatan yang menitikberatkan pada pentingnya menyiapkan lingkungan bermain sehingga anak tetap memiliki kebebasan dan merasakan pengalaman bermain bermakna. Mengingat anak lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dibandingkan di sekolah, maka orang tua turut memegang peranan penting dalam aktivitas bermain anak. Oleh karena itu perlu dilakukan sosialisasi pentingnya praktik play pedagogy di lingkungan rumah, dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan kepada orang tua terkait praktik play pedagogy yang memiliki nilai edukatif untuk diterapkan di rumah. Metode pengabdian yang digunakan adalah service learning melalui tahapan persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. melalui pematerian, diskusi dan tanya jawab. Kegiatan ini ditujukan kepada orang tua peserta didik TK Kalongan II Ungaran Timur Kabupaten Semarang sebanyak 36 orang. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini bahwa orang tua memahami dan menyadari bahwa bermain bagi anak di rumah bisa dilakukan melalui berbagai aktivitas sederhana seperti melipat baju, memasak, hingga membereskan rumah bersama.
The Identifikasi Bahan Tambahan Makanan (BTM) Pada Lontong, Sosis dan Ayam Potong Yang Diperjualbelikan Di Pasar Antri Cimahi Pasha, Salsya Islami; Widiyanti Handayani, Rosma; Febrianti, Susan; Wulandari, Novita; Puspita Dewi, Karina; Nurhasanah, Asyifa; Santiaputri, Amalia
JURNAL KESEHATAN KARTIKA Vol. 18 No. 1 (2023): Jurnal Kesehatan Kartika
Publisher : Faculty of Health Science and Technology, University of Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jkkes.v18i1.263

Abstract

The supply and demand for food additives cannot be separated from efforts to fulfill the desires and expectations of consumers about the characteristics of a food. However, sometimes business actors use ingredients that are not intended for food to be used in food. Foods that contain Borax, Formalin and Rhodamine B are hazardous materials for the body, contain preservatives and foods that contain harmful dyes. Misuse of borax in food is usually intended as a hardener, chewing agent, and preservative. Formalin is used as a germ killer so that it is used as an insect repellent and corpse preservative. While Rhodamine B dyes are carcinogenic. Used as a dye for paper, textiles (silk, wool, cotton), and soap. This study aims to identify and find out more about the content of Food Additives (BTM) which are traded freely in the cimahi queuing market. This type of research uses qualitative methods by conducting laboratory tests. The results of this study indicate the presence of food additives in some samples used, which means that the use of prohibited BTM is still used freely by some traders in the market. This allows for potential harm to the health of the surrounding community as consumers due to continuous consumption of food containing BTM.
Co-Authors Achmad Buchori Adha, Esa Hidayatul Afif, M Nur Agus Naryoso S.Sos, M.Si, Agus Naryoso Agustiani, Vivi Ahmad Kailani, Ahmad Ahmad Syarifin, Ahmad Aisyah Durrotun Nafisah Amalia, Radina Andhi Nur Rahmadi, Andhi Nur Andika, Wahyu Ani Nur Aeni, Ani Nur Antina, Rila Rindi Aryani, Roza AS, Jusrianto Athoillah Audia Junita Batubara, Muhammad Anggara Bayu Setiaji Boy Suzanto Br Siregar, Novita Ratna Sari Budi Hartono Budi Utami Dara, Anna Dewangga, Angelinasyarga Sutera Dewi, Nur Kumala Dewi, Ria Candra Dian Eka Januriwasti Didi Didi, Didi Djamil HS, M ekinengsih, ekinengsih Emayanti Anggraeni Euis Kurniati Febrianti, Susan Febrini, Deni Fitriani, Yessi Fuady, Khairul Hakim, Purnawirawan Dwikora Handayani, Nor Indah Heru Kuswanto Hidayat, Bachtari Alam Hidayat, R Taufik Husni Mubarok Ida Untari Imam Sucahyo Indah Handayani, Nor Indah Utami, Puspa Indika, Miki Ismi Kusumaningroem, Ismi Jumadi Jumadi Jumriah, Titin Kamaliyah, Nurhayatul Khairunnisa Lubis, Khairunnisa Komalasari, Iis Laeli, Silvia Lies Nur Intan Lubis, Marwah Aini Lukman Hakim Maksin, Mastina Marlindawati Marlindawati, Marlindawati Mauvizar, Erly Mochamad Bruri Triyono Mohammad Amin muftizar, akhmad Muhammad Abduh Muhammad Din Mulkan Andika Situmorang Muna, Sirajul Nugraheni, Luthfa Nurdinah Hanifah Nurhasanah, Asyifa Nurhayati Harahap Parwati, Ni Made Suwitri Pasha, Salsya Islami Puspita Dewi, Karina Puspitarini, Renny Candradewi Putri Adriana, Nadhira Putri, Salsabila Rafidiyah, Dina Rahmah, Azra Razita Ratnaningtyas, Endah Marendah Riki Perdana Ristiyani Ristiyani Rusyad, Zahir Santiaputri, Amalia Sari Wijayanti Sembiring, Risky Rianda Septyani, Ninik Sipahutar, Netrianni Siti Aisyah Soliha, Soliha SUHARTO Supriyanto Suranto Suriani Suriani Susanti, Eny Syafruddin Ritonga, Syafruddin Tanjung, Sahrinal Tanra, Andi Ainil Mufidah Tansar, , Indri Ayu Trismawati Tsania Nur Diyana Verto Septiandika, Verto Wahyuni, Indriyana Walid Mustafa Sembiring, Walid Mustafa Widiastuti, Nike Widiyanti Handayani, Rosma Widiyati, Dian Wiji Astutik, Vivin Wijiastutik, Vivin Wiwied Noor Rakhmad Yeni Rachmawati Yoni Rahayu Yuli Kurniawati, Yuli Yunus, Eko Yudianto Yurial Arief Lubis Zainiyah, Zakkiyatus Zaman, Badru Zeniputri, Shifa Zumayyah, Anbar