Kampung Sindangsari, Desa Ciwidey, Kecamatan Ciwidey, memiliki sekelompok remaja, yang tergabung dalam kader posyandu. Mereka memiliki aktivitas yang dapat dimanfaatkan baik untuk ibu dan anak juga remaja setempat. Selain itu, pentingnya peningkatan kegiatan remaja di Kampung Sindangsari menjadi perhatian utama. Selain itu juga, aktivitas ikat celup dapat menjadi sarana pemberdayaan bagi remaja, mengingat keterampilan ini tidak hanya melatih kreativitas, tetapi juga dapat membuka peluang ekonomi baru. Dengan melibatkan remaja dalam kegiatan positif seperti ini, diharapkan mereka bisa lebih aktif dan memiliki keterampilan yang bermanfaat untuk masa depan. Langkah ini penting untuk memperkuat posyandu sebagai pusat kegiatan sosial dan kesehatan yang dinamis dan relevan dengan kebutuhan komunitas setempat. Permasalahan dalam pengabdian ini bagaimana meningkatkan ketrampilan remaja yang mengedukasi dan dapat menjadi mentor selanjutnya bagi remaja lainnya. Tujuannya agar dapat meningkatkan kreativitas dalam proses pembelajaran seni rupa di sekolah. Metode yang dipergunakan adalah metode participation action reseach (PAR). Temuan dalam pengabdian ini para remaja pada awalnya mengalami kesulitan namun ketika diberikan pendampingan mereka dapat melakukan proses kreatifnya dengan baik. Evaluasi dilakukan berbasis penilaian artistik dengan indikator teknik pewarnaan dan jejak lipatan yang dihasilkan dari teknik ikat celup. Melalui wawancara langsung dengan ke 33 peserta, diperoleh masukan berupa kepuasan hasil pelatihan, dan semangat untuk membuat kembali dengan kain yang mereka miliki masing-masing. Hasil dari pengabdian ini, peserta dapat meningkatkan ketrampilannya melalui teknologi sederhana yaitu metode lipat sama kaki, persegi, cara pewarnaan, dan hasilnya beragam motif dapat diciptakan oleh 33 peserta dengan warna-warna yang kontras.