Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMENGARUHI PELAKSANAAN CONTINUITY OF CARE (CoC) OLEH BIDAN DI KOTA KUPANG Ummi Kaltsum S. Saleh; Firda Kalzum Kiah; Melinda Rosita Wariyaka
JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN : 1979-3340 e-ISSN : 2685-7987 Vol 14 No 4 (2022): EDISI SPESIAL
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/job.v14i4.869

Abstract

Kematian ibu dan bayi turut dipengaruhi oleh proses perawatan yang dilakukan tidak berjalan secara berkesinambungan. Continuity of care (CoC) merupakan layanan kebidanan melalui model pelayanan berkelanjutan pada perempuan sepanjang masa kehamilan, persalinan, nifas dan keluarga berencana. Penelitian terdahulu yang dilakukan peneliti tentang survey pelaksanaan COC oleh bidan di Kota Kupang menunjukkan Continuity of care dalam masa kehamilan dilakukan oleh sebagian besar bidan dengan menerapkan standar pelayanan ANC 10 T (70%), dalam masa persalinan 52 %, kunjungan masa nifas 55%. Meskipun indikator pelayanan kesehatan secara keseluruhan tercapai, tidak semua perempuan memperoleh pelayanan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Continuity of Care (CoC) oleh bidan di Kota Kupang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional analitik. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang ada di 52 Kelurahan di Kota Kupang. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Analisis data univariat, Chi-Square dan Regresi Logistik. Hasil penelitian menunjukkan faktor umur, pendidikan, paritas, pekerjaan, penghasilan keluarga dan jarak tidak memengaruhi pelaksanaan CoC. Faktor kepemilikan jaminan kesehatan (askes) memengaruhi pelaksanaan CoC, ibu yang memiliki jaminan kesehatan (askes) berpeluang 4 kali lebih besar mendapatkan pelayanan CoC dibandingkan ibu yang tidak memiliki jaminan kesehatan. Ibu yang memiliki jaminan kesehatan (askes) memiliki probabilitas 26 % untuk mendapatkan pelayanan CoC.
Pengaruh Edukasi Gizi Seimbang Terhadap Sikap Kader Posyandu dalam Pencegahan Stunting di Desa Penfui Tahun 2023 Manalor, Loriana L.; Putri Anggaraeningsih, Ni Luh Made Diah; Wariyaka, Melinda R.; Mangi, Jane Leo
JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN : 1979-3340 e-ISSN : 2685-7987 Vol 16 No 1 (2024): MARET
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/job.v16i1.1832

Abstract

The nutritional problem of stunting will have an impact on cognitive abilities and long-term productivity. Nutritional problems, especially toddlers who suffer from stunting, can hinder the toddler's growth and development process. Stunting in infants and toddlers is a chronic nutritional problem that requires comprehensive treatment and involves various sectors. Stunting is a cumulative process and is caused by inadequate nutritional intake or recurrent infectious diseases, or both. Efforts to handle stunting by optimizing conditions in the first 1000 days of life (HPK) can be implemented at Posyandu. Basic Health Research in 2018 noted that the prevalence of stunting in children under five in Indonesia was 24.4 percent in 2021. East Nusa Tenggara (NTT) Province ranks first in the prevalence of stunted children under five in Indonesia, with a figure of 42.6%. Data from the NTT Provincial Health Service, the stunting rate in 2022 which rose to 22.0 was released by the NTT Stunting Handling Working Group (Pokja) as of March 18 2022. One of the areas with the highest prevalence is Kupang Regency with a proportion of 41.4% or 5,390 toddlers. The number of toddlers in the Tarus health center is 5141 people, 548 stunted children, and 122 stunted children in East Penfui village.