Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Musik Salating sebagai Wujud Kreativitas Kelompok Kuarsa Mahakam di Kota Samarinda Zenita, Rifkia; Pratama, Zamrud Whidas; Setyoko, Aris
Jurnal Mebang: Kajian Budaya Musik dan Pendidikan Musik Vol. 3 No. 2 (2023)
Publisher : Program Studi Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/mebang.v3i2.56

Abstract

This study aims to describe the presentation form of Salating music and the creativity of the Kurasa Mahakam group. The method used is qualitative with a descriptive analysis approach. The method used is qualitative with a descriptive analysis approach. The research steps include determining the research location and data collection techniques (literature study, observation, interviews, documentation), and laboratory work. The results of this study show that the creativity of the Kurasa Mahakam group is built from the 4P aspects, which include person, process, press, and product. The person includes all members of the Kurasa Mahakam group. The process starts from (a) the emergence of anxiety from within each member of the Kurasa Mahakam group towards the sustainability of traditional music in Samarinda City, (b) seeking inspiration by conducting discussions, (c) getting ideas and solutions by establishing the Kurasa Mahakam group, to (d) producing a creative product. The pressures of the Kurasa Mahakam group come from within each member and the external environment. The creative product of the Kurasa Mahakam group is Salating music.
Kreativitas Tabuh Baleganjur Peradah Desa Kertabuana Putra, Agus Kastama; Pratama, Zamrud Whidas
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Vol 8, No 3 (2024): Juli 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v8i3.16132

Abstract

Tulisan ini berisikan tentang proses kreativitas Perhimpunan Pemuda Hindu Bali (Peradah)  Desa Kerta Buana  dalam mengkomposisi musik Baleganjur. Tujuan penulisan ini ialah sebagai dokumentasi budaya trutama berkaitan dengan  proses kreatifitas yang dilaksanakan oleh Peradah Desa Kerta Buana dalam mengkomposisi tabuh Baleganjur. Metode yang digunakah ialah metode kualintatif, serta pendekatan secara Etnografi, yaitu dengan menggali informasi melalui  proses wawancara, melihat kelapangan, mencari sumber informasi yang terkait. Pengumpulan data, menyiapkan rancangan pertanyaan, wawancara, dan observasi langsung kelapangan ketika Peradah Desa Kerta Buana melaksanakan kegiatan Pementasan adalah Langkah yang ditempuh dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini memperoleh informasi tentang kreatifitas yang dilakukan oleh Peradah Desa Kerta Buana dalam menggarap komposisi tabuh Baleganjur.  Pementasan tabuh Baleganjur yang dilaksanakan, selain menampilkan Baleganjur umum, Peradah desa Kerta Buana juga menampilkan garapan didalamnya.  Ditinjau dari sebuah pendekatan teori dari Mel Rhodes, yaitu Person, Process, Press, Produk, keempat hal tersebut berperan dalam proses kreatifitas penyajian tabuh Baleganjur yang ditampilkan oleh Peradah Desa Kerta Buana. Dalam Proses Kreatifitas penyajian karya tabuh Baleganjur, terdapat Penata tabuh yang berperan diantaranya, I Ketut Susila, I Made Tirta Yoga, dan I Made Bayu Anggara. Proses yang dilalui untuk menghadirkan sebuah sajian musik Baleganjur yaitu dengan rutinitas latihan yang cukup. Kreatifitas dalam sajian tabuh Baleganjur yang ditampilkan, sangat dipengaruhi oleh tujuan ditampilkannya tabuh Baleganjur  tersebut. Diantaranya digunakan dalam Pawai Budaya, sebagai musik tari  atau kegunaan lain  seperti kegiatan ritual keagamaan. Dari berbagai hal yang dilalui diatas maka dihasilkanlah tabuh Baleganjur yang dalam penyajiannya selalu ada kreatifitas baru didalamnya.
PERFORMATIVITAS HUDSON PRANANJAYA DALAM PERTUNJUKAN MUSIK Pratama, Zamrud Whidas; Vivian, Yofi Irvan
CaLLs (Journal of Culture, Arts, Literature, and Linguistics) Vol 6, No 2 (2020): CaLLs, Desember 2020
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/calls.v6i2.3312

Abstract

Hudson Prananjaya is a singer who has a unique performance that is able to sing in the colors of the voice of men and women like a couple who is a duet. One of the songs he once brought back was the Gethuk song. The purpose of this study is to examine how the performance of a Hudson Prananjaya in exploring the gethuk song so that it has the characteristics of other singers. The theory used in this research is the theory of performativity, Habitus. This study aims to describe how Hudson's performativity in gethuk songs. Data collection is done by (1) literature study, (2) observation, (3) interview, (3) documentation. The stages in analyzing data with (1) data reduction, (2) data presentation, and (3) histography writing (4) conclusion. Clarification of the data was again carried out both to the subject of the study and to other informants. Hudson gained cultural insight in singing because he was accustomed to experimenting in singing. One of the songs that was brought back was Gethuk song. The visual aspect is shown by the concept of two face shows nuances of Javanese customs both makeup and clothes. The results of the transcription and analysis of musical aspects in the introduction section are marked with X sung using the basic tone of Fis Major by taking the first verse of the song yen ing tawang ono latitude. The introduction is sung in a free vocal style without a tempo called the recitative vocal style. Modulation to the Bes Major scale occurs when getting to the Gethuk song starts from the song intro until the song is finished. The gethuk song that Hudson reproduces back to part B (b1 '), (b2'). In the repetition section there is a dialogue technique in singing called unpicth vocal technique.
PENDOKUMENTASIAN BUDAYA BERBASIS TEKNOLOGI ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI) PADA SMA NEGERI 2 BONTANG, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR: Documentation of Culture Based on Artificial Intelligence (AI) Technology at SMA Negeri 2 Bontang, East Kalimantan Province M., Fatimah; PURWANTI; Nasir, Muhammad Alim Akbar; Setyoko, Aris; Pratama, Zamrud Whidas
Jurnal Ruhui Rahayu: Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Humaniora Vol 4 No 1 (2025)
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/ruhuirahayu.v4i1.168

Abstract

Abstract: Revolution 4.0 is the era of technology when most human activities involve technology. Various aspects of human life have extensively utilized digital technology, including in the aspects of education, social, culture, and arts. For example, the utilization of AI-based technology is an effort to document culture through AI technology using Chat GPT. This community service activity aims to provide training in the form of guidance to students in documenting culture through the use of artificial intelligence or AI technology. This Community Service with a focus on creating cultural documentation, customs, traditions, and local folklore, this is not only in the form of cultural photography through images and videos but also in written text, which can support the enhancement of knowledge and skills in the cultural sphere based on the utilization of technology. Artificial intelligence is considered very important to be socialized to the students of SMA Negeri 2 Bontang, therefore they understand the application of artificial intelligence. The method used in this activity involves lectures and discussions, which include an explanation about AI followed by a discussion on how to document folktales using CHAT GPT. This activity encourages students' creativity and innovation in studying and documenting folklore through the use of quality technology. This community service provides benefits for both the participants and the volunteers, namely the increase in knowledge and skills related to the development of artificial intelligence technology in the aspect of literature, arts and culture. Keywords: cultural documentation, utilization of technology, Artificial Intelligence. Abstrak: Revolusi 4.0 era teknologi masa kini dimana sebagian besar aktivitas manusia melibatkan teknologi. Berbagai aspek kehidupan manusia telah banyak menggunakan pemanfaatan teknologi digital. Termasuk dalam aspek pendidikan, sosial, budaya dan seni. Sebagai contoh pemanfaatan teknologi berbasis AI yaitu upaya pendokumentasian Budaya melalui teknologi AI melalui Chat GPT. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pelatihan berupa pendampingan kepada siswa dalam mendokumentasikan budaya melalui penggunaan teknologi artificial intelligence atau AI. Pengabdian Kepada Masyarakat dengan berfokus pada pembuatan dokumentasi budaya, adat istiadat, tradisi dan cerita Rakyat setempat, ini tidak hanya berbentuk pemotretan budaya melalui gambar dan video tetapi juga dalam bentuk teks tertulis, yang dapat mendukung peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam lingkup budaya berbasis pemanfaatan teknologi AI. Kecerdasan buatan dianggap sangat penting disosialisasikan kepada siswa-siswi SMA Negeri 2 Bontang, agar mereka memahami aplikasi ilmu dari kecerdasan buatan. Metode yang digunakan pada kegiatan ini berupa metode ceramah dan diskusi, yaitu memberikan pemaparan tentang AI kemudian dilanjutkan dengan pembahasan tentang tata cara mendokumentasikan cerita rakyat menggunakan CHAT GPT. Kegiatan ini mendorong kreativitas dan inovasi siswa dalam mempelajari dan mendokumentasikan cerita rakyat melalui pemanfaatan teknologi yang berkualitas. Pengabdian kepada masyarakat ini memberikan manfaat baik bagi peserta pengabdian maupun bagi pengabdi, yaitu bertambahnya pengetahuan berkaitan dengan perkembangan teknologi kecerdasan buatan dalam ranah sastra, seni dan budaya. Kata kunci: dokumentasi budaya, pemanfaatan teknologi, Artificial Intelligence.
PEMBUATAN DAN PENGEMBANGAN RUMAH BUDIDAYA MAGGOT BSF (BLACK SOLDIER FLY) DI DESA MARTADINATA, KECAMATAN TELUK PANDAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR: CREATION AND DEVELOPMENT OF BSF MAGGOT (BLACK SOLDIER FLY) CULTIVATION HOUSES IN MARTADINATA VILLAGE, TELUK PANDAN DISTRICT, EAST KUTAI REGENCY Pratama, Zamrud Whidas; Zaky, Muhammad Faqih; Fawwaz, Aji Nashafa Azka Aisha; Zariyyumabtsutsah, Nur Rufiat; Revaldy, Ahmad; Azizi, Ilham Ali; Ainurrofiq, Muhammad Nizamul Fawwaz; Burhan, Denni; Hartono, Muhammad Ade Ryan; Pratiya, Ayu Wanda; Novita; Ariana, Risma; Ananda, Ghea Rizky
Jurnal Ruhui Rahayu: Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Humaniora Vol 3 No 2 (2024)
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/ruhuirahayu.v3i2.152

Abstract

This Community Service Program (PKM) aims to provide a practical solution to organic waste management problems in Martadinata Village through the implementation of Black Soldier Fly (BSF) cultivation technology. Improperly managed organic waste has caused environmental issues, including pollution and open waste burning by residents. The program was designed to reduce the volume of organic waste, increase environmental awareness, and create new economic value for the community through the utilization of BSF larvae (maggot) as livestock feed and organic fertilizer. The project involved constructing a maggot cultivation facility in RT 09, Martadinata Village, funded by PT Pupuk Kaltim with a total cost of Rp. 5,000,000. The implementation stages included planning, construction, maggot stocking, technical training, and community mentoring in the management and utilization of the cultivation products. The results indicate that BSF maggots effectively decompose household organic waste while producing marketable biomass and nutrient-rich residue for agricultural use. Moreover, the establishment of the maggot cultivation unit serves as a demonstration and learning site for residents interested in adopting the technology independently. This program has generated positive environmental, social, and economic impacts, and it demonstrates a sustainable model for rural organic waste management and community empowerment. Keywords: BSF maggot, organic waste management, bioconversion, community empowerment, sustainable village.   Abstrak: Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk memberikan solusi terhadap permasalahan pengelolaan sampah organik di Desa Martadinata melalui penerapan teknologi budidaya Black Soldier Fly (BSF) atau lalat tentara hitam. Sampah organik yang tidak dikelola dengan baik selama ini menimbulkan permasalahan lingkungan, termasuk pencemaran dan praktik pembakaran sampah oleh warga. Program ini dirancang untuk mengurangi volume sampah organik, meningkatkan kesadaran lingkungan, serta menciptakan nilai ekonomi baru bagi masyarakat melalui pemanfaatan maggot BSF sebagai pakan ternak dan pupuk organik. Kegiatan dilakukan dengan membangun kandang budidaya maggot di RT 09 Desa Martadinata dengan dukungan dana sebesar Rp. 5.000.000,00 dari PT Pupuk Kaltim. Tahapan kegiatan meliputi perencanaan, pembangunan kandang, pengadaan bibit maggot, pelatihan teknis, serta pendampingan masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan hasil budidaya. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa maggot BSF efektif dalam menguraikan limbah organik rumah tangga sekaligus menghasilkan biomassa bernilai jual dan residu yang bermanfaat bagi pertanian. Selain itu, terbentuknya kandang percontohan maggot BSF menjadi sarana edukasi bagi warga yang ingin mengembangkan budidaya secara mandiri. Program ini memberikan dampak positif terhadap lingkungan, sosial, dan ekonomi masyarakat serta berpotensi menjadi model pengelolaan sampah berkelanjutan di wilayah pedesaan. Kata kunci: Maggot BSF, pengelolaan sampah organik, biokonversi, pemberdayaan masyarakat, desa berkelanjutan.
PELESTARIAN TRADISI PESTA LAUT DI KELURAHAN KUALA SAMBOJA, KECAMATAN SAMBOJA, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA MELALUI PODCAST BUDAYA: Preserving Pesta Laut Tradition in Kuala Samboja Ward, Samboja Subdistrict, Kutai Kartanegara District through Culture Podcast Masrur; Ariani, Setya; Purwanti; Pratama, Zamrud Whidas; Lina, Ester; Fahdilla, Nur; Sari, Putri Yunita; Zenita, Rifkia
Jurnal Ruhui Rahayu: Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Humaniora Vol 1 No 1 (2022)
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/ruhuirahayu.v1i1.40

Abstract

Abstract: Pesta Laut is an annual tradition held by society as a way of expressing gratitude for the ocean wealth. As a form of preserving the tradition by utilizing social media, culture podcast uploaded on Youtube platform becomes the main product of Community Service Program. This report covers information regarding Pesta Laut tradition created in the form of culture podcast.  The method was case study with focus group discussion to collect the data. Three members of society participating directly in the ritual of Pesta Laut were invited as informants of culture podcast to describe information about this tradition. The podcast production involved three stages: pre-production, production, and post-production. The culture podcast is expected to give contribution to preservation of local culture through easy access of information in the digital era. Keywords: community service program; cultural preservation; pesta laut; podcast.   Abstrak: Pesta Laut merupakan sebuah tradisi tahunan yang diselenggarakan oleh masyarakat sebagai bentuk rasa syukur atas kekayaan hasil laut. Sebagai bentuk pelestarian tradisi dengan memanfaatkan media sosial, podcast budaya yang diunggah pada laman Youtube menjadi produk utama kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat. Laporan ini memaparkan informasi mengenai tradisi Pesta Laut yang dikemas dalam bentuk podcast budaya.  Metode yang diterapkan adalah studi kasus dengan pengumpulan data melalui wawancara kelompok (focus group discussion). Tiga anggota masyarakat yang berpartisipasi langsung dalam ritual Pesta Laut diundang menjadi narasumber podcast budaya untuk memaparkan informasi terkait tradisi ini. Dalam proses produksi podcast budaya terdapat tiga tahapan:  pra produksi, produksi dan pasca produksi. Podcast budaya diharapkan mampu memberi kontribusi terhadap pelestarian budaya lokal dengan kemudahan akses informasi di era digital saat ini. Keywords: pengabdian kepada masyarakat; pelestarian budaya; pesta laut; podcast.
Fungsi Daak Maraa’ dalam Upacara Hudo’ Kawit pada Masyarakat Suku Dayak Bahau di Kota Samarinda Fajriansyah, Achmad Ali; Vivian, Yofi Irvan; Pratama, Zamrud Whidas
Jurnal Mebang: Kajian Budaya Musik dan Pendidikan Musik Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Program Studi Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (565.007 KB) | DOI: 10.30872/mebang.v1i1.2

Abstract

Daak maraa’ was presented in the context of the traditional activities of the Dayak Bahau tribe community that carried the ritual. Problems related to social aspects when daak maraa’ 'is not implemented, so it raises the assumption of how important daak maraa’ is for the Dayak Bahau people. This study aims to: explain the musical structure of the Hudo’ Kawit ceremonies held by the Dayak Bahau people in Samarinda; describe the function of daak maraa’ presented at the Hudo’ Kawit ceremony for the Dayak Bahau community in Samarinda. This research uses a qualitative methodology by applying observation techniques, data collection, and data analysis. Observation techniques include the object of research that is the focus of research. Data collection techniques are based on literature study, informants, interviews, and documentation. Analysis techniques by reducing data and concluding. Research results in accordance with the background of the problem and objectives. The musical structure and function have a connection, that the application of rhythmic sound daak maraa’ is presented as a accompaniment to rituals and prayers. The application of daak maraa’ is actualized with a static rhythm, namely: (a) sukat 4/4; (b) tempo (andantino) 78-83; (c) motive (literal); (d) dynamics (forte); (e) timbre (teng, pliers, tung, and dung). The research findings contain a value that the function of daak maraa’ is present and applied as an anticipation goal on the basis of the potential for bad sound (yog) which can come to disrupt and cancel the traditional ceremonial activities. Yog is believed to exist by the Dayak Bahau tribe based on legend over folk prose stories that are thought to have taken place in the real world and are bad (magi).
Ornamentasi Vokal pada Tarsul Kutai Kartanegara Pratama, Zamrud Whidas; Setyoko, Aris; Arozaq, Fikri Yassar
Jurnal Mebang: Kajian Budaya Musik dan Pendidikan Musik Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Program Studi Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2926.3 KB) | DOI: 10.30872/mebang.v1i1.3

Abstract

One form of singing or chanting spread through cultural needs is a traditional song originating from Kutai Kartanegara called tarsul. This study aimed to obtain data about what vocal ornaments are contained in the Kutai tarsul. The theory used in this research is the theory of music presentation forms, ornamentation, and western music vocal techniques. A qualitative descriptive study was chosen by prioritizing the musicology approach. The data was collected by (1) literature study, (2) observation, (3) interviews, (4) documentation. The stages in analyzing data are (1) data reduction, (2) data presentation, (3) historiography writing, and (4) conclusions. Data clarification was again carried out using data triangulation techniques. The results showed two kinds of tarsul rhythms commonly used by petarsul, namely tarsul with one rhythm (low) and tarsul with a rhythm of two (high). In Kutai Kartanegara's tarsul, there are several ornaments. Many melismatic ornaments are found at the end of the melody of each part of the tarsul sentence. There are three forms of melismatic ornamentation named for easy classification: melismatic ornament A, melismatic ornament B, and melismatic ornament C. Apart from melismatic ornamentation, there is symbolic ornamentation on tarsul, namely trill ornamentation. Next is the morden ornamentation. More specifically, lower mordent ornamentation was found. Lastly is the use of grupetto ornamentation. From the transcription and tarsul analysis of rhythm patterns 1 and 2, it was found groupetto reverse turn ornamentation.
MULTIKULTURALISME DALAM TARSUL KUTAI KARTANEGARA Ariani, Setya; Pratama, Zamrud Whidas; Triyoga, Anwar Ibrahim
CaLLs (Journal of Culture, Arts, Literature, and Linguistics) Special Edition: Sesanti (Seminar Nasional Bahasa, Sastra, dan Seni) 2023
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/calls.v0i0.13138

Abstract

Tarsul merupakan sebuah kesenian berupa nyanyian tradisional yang berkembang di tengah masyarakat Kutai Kartanegara. Penelitian tradisi lisan ini didukung oleh konsep multikulturalisme yang menempatkan kesetaraan di tengah keragaman budaya. Penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran  perkembangan penyajian kesenian tarsul dan mengungkap nilai-nilai dan ekspresi multikultural yang terkandung dalam kesenian tersebut. Berbentuk penelitian fenomenologi, pengumpulan data dilakukan melalui proses observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap pelaku budaya di wilayah Kutai Kartanegara. Hasil penelitian mengungkapkan adanya perkembangan penyajian tarsul dilihat dari tujuan penyelenggaraan dan bentuk penyajiannya. Nilai-nilai dan ekspresi multikultural yang dapat dianalisis antara lain toleransi, saling percaya, saling memahami, saling menghormati, dan keterbukaan pikiran. Implikasi dari hasil penelitian ini diharapkan menggugah keterlibatan pihak-pihak baik dari bidang pendidikan maupun pemerintah sehingga dapat memotivasi pengembangan pendidikan multikultural melalui karya seni serta melakukan upaya-upaya pelestarian warisan budaya lokal.
Tarsul dan Bedandeng Kutai dalam membangun identitas budaya masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara Pratama, Zamrud Whidas; Putra, Agus Kastama; Rifaneo, Diva Farnita
CaLLs (Journal of Culture, Arts, Literature, and Linguistics) Special Issue "SESANTI 2025"
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/calls.v11i0.22657

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran Tarsul dan Bedandeng dalam membangun identitas budaya masyarakat Kutai Kartanegara. Tarsul, sebagai seni tutur yang berkembang dari akulturasi antara tradisi lokal dan pengaruh Islam, berfungsi sebagai simbol keagamaan, spiritualitas, serta pelestarian nilai-nilai adat dalam berbagai acara khusus, seperti perkawinan dan khatam Al-Quran. Sementara itu, Bedandeng muncul sebagai kesenian vokal yang dilantunkan dalam aktivitas sehari-hari, seperti berladang dan mencari ikan, berfungsi sebagai media ekspresi emosi, identitas personal, dan penguatan kohesi sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi, meliputi observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi praktik budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tarsul dan Bedandeng tidak hanya mempertahankan kontinuitas tradisi, tetapi juga menegaskan identitas budaya yang dinamis dan adaptif terhadap perubahan sosial, sesuai dengan perspektif Stuart Hall (1996) bahwa identitas kebudayaan bersifat prosesual dan selalu dalam tahap “becoming.” Penelitian ini menegaskan bahwa kesenian tradisional berperan sebagai media representasi, negosiasi, dan rekonstruksi identitas budaya masyarakat Kutai Kartanegara.