Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Aplikasi Teknologi Silase Limbah Ubi Kayu Dan Komposisi Ransum Komplit Suplementasi UMB Pod Kakao Di Kabupaten Batubara Utari, Angelia; Yunilas, Yunilas; Elimasni, Elimasni; Nasution, Zakiyah; Aswan, Novita; Mahaji, Toga; Syafiruddin, Syafiruddin; Fadhillah, Yusra; Huda, Mhd Aidil
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 7, No 2 (2024): September 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v7i2.10183

Abstract

Kabupaten Batu Bara merupakan daerah yang termasuk pada wilayah 3T, memiliki potensi besar dalam bidang pertanian dan peternakan yang selama ini belum tergali secara optimal. Kelompok Mitra sasaran Kelompok Tani Benlos dan Kelompok Ternak Bandot Super merupakan kelompok ternak dan kelompok tani mitra yang produktif secara ekonomi. Kedua kelompok mitra sasaran ini selama ini sudah memelihara ternak ruminansia, salah satunya domba secara tradisional tanpa manajemen pemeliharaan ternak, dan perlu pendampingan secara berkelanjutan. Salah satu usaha yang sangat strategis untuk meningkatkan produktivitas ternak domba pada mitra dengan usaha penerapan teknologi silase dan ransum komplit UMB pod kakao. Kegiatan pengabdian kosabamgsa ini dimulai dengan melakukan pendekatan sosialisasi teknologi, dilanjutkan dengan penyuluhan, percontohan dan penerapan langsung oleh peternak (Workshop) yang didampingi oleh mitra pemerintah Dinas Perikanan dan Peternakan Batubara. Partisipasi dan motivasi kelompok petani peternak dalam mengikuti serangkaian kegiatan pengabdian sangat tinggi. Karena selama ini belum pernah dilakukan pembinaan yang berkaitan dengan aspek teknis implementasi teknologi serta pembuatan formulasi ransum dalam manajemen nutrisi dari pembuatan silase ubi kayu dan komposisi ransum komplit UMB pod kakao di kabupaten Batubara.
Analisis Variasi Morfologi Daun pada Capsicum annuum L. yang Diinduksi Mutagen EMS Harahap, Isnaini Hasyim; Elimasni, Elimasni; Hannum, Saleha
Filogeni: Jurnal Mahasiswa Biologi Vol 5 No 2 (2025): Mei-Agustus
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/filogeni.v5i2.57097

Abstract

Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman holtikultura bernilai ekonomi tinggi karena terdapat kandungan biomolekul penting di dalamnya. Upaya peningkatan keragaman genetik dapat dilakukan melalui induksi mutasi dengan menggunakan mutagen kimia seperti etil metana sulfonat (EMS). Mutasi dapat menyebabkan perubahan pada daun tanaman cabai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh induksi mutagen EMS terhadap variasi morfologi daun cabai merah (C. annuum L. Cv. Tanjung 2). Morfologi daun yang diamati meliputi panjang daun dan lebar daun. Metode yang digunakan yaitu dengan melakukan induksi mutasi pada biji cabai merah menggunakan EMS dengan konsentrasi 0,00% (M0); 0,10% (M1); 020% (M2); 0,30% (M3); 0,40% (M4); 0,50% (M5); 0,60% (M6); dan 0,70% (M7). Selanjutnya menanam cabai, dan melakukan analisis fenotipik dan analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan variasi antar perlakuan secara deskriptif namun tidak signifikan secara statistik. Panjang daun berkisar antara 9,32 cm (M7) hingga 10,66 cm (M2). Lebar daun berkisar antara 3,96 cm (M7) hingga 4,58 cm (M4). Panjang daun dan lebar daun memiliki korelasi yang sangat kuat dan signifikan. Berdasarkan analisis klaster M0, M1, M2, M3, M4, dan M6 membentuk satu klaster besar sedangkan M5 dan M7 membentuk klaster terpisah. Temuan ini memberikan dasar bagi penelitian lebih lanjut dalam pemuliaan tanaman, studi genetik, dan aplikasi dalam pertanian, terutama dalam meningkatkan keragaman genetik cabai merah melalui pendekatan mutagenesis.
PEMANFAATAN LIMBAH FESES KAMBING DAN DOMBA MENJADI BIOBRIKET RAMAH LINGKUNGAN DI DUSUN 3 DESA SEI GLUGUR, KEC. PANCUR BATU, KAB. DELI SERDANG Yunilas, Yunilas; Adanan Purba, Mhd; Elimasni, Elimasni; Amran, Muhamad
COMMUNITY : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/community.v5i2.6879

Abstract

Goat and sheep fecal waste from livestock activities is often underutilized and contributes to environmental pollution. This program adopted a participatory approach based on Participatory Rural Appraisal (PRA), which distinguishes it from previous top-down initiatives. It aimed to apply appropriate technology to process feces into eco-friendly and economically viable biobriquettes. The activity was conducted with the KaPeDo Livestock Group in Dusun 3, Sei Glugur Village, Pancur Batu Subdistrict, through five stages: socialization, training, mentoring, monitoring, and evaluation. A total of 16 farmers actively participated. Training results showed that all participants understood the benefits of biobriquettes and were able to produce them independently. The initial trial yielded 120 briquettes with an average burning time of 25–30 minutes. Pre- and post-training evaluations showed significant improvement in environmental awareness and technical skills. This initiative has long-term implications for sustainable technology adoption, rural empowerment, and the development of renewable energy-based microenterprises. ABSTRAK Limbah feses kambing dan domba dari aktivitas peternakan sering kali tidak dimanfaatkan dan berpotensi mencemari lingkungan. Program ini mengusung pendekatan partisipatif berbasis Participatory Rural Appraisal (PRA), yang membedakannya dari studi sebelumnya yang bersifat top-down. Tujuannya adalah menerapkan teknologi tepat guna untuk mengolah feses menjadi biobriket sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi. Kegiatan dilaksanakan bersama Kelompok Ternak KaPeDo di Dusun 3, Desa Sei Glugur, Kecamatan Pancur Batu, melalui lima tahap: sosialisasi, pelatihan, pendampingan, monitoring, dan evaluasi. Sebanyak 16 peternak berpartisipasi aktif dalam seluruh kegiatan. Pelatihan menunjukkan seluruh peserta memahami manfaat briket dan mampu memproduksinya secara mandiri. Uji coba awal menghasilkan 120 briket dengan rata-rata waktu nyala 25–30 menit. Evaluasi pra dan pasca pelatihan menunjukkan peningkatan signifikan dalam kesadaran lingkungan dan keterampilan teknis. Kegiatan ini berimplikasi jangka panjang terhadap adopsi teknologi tepat guna di tingkat desa, pemberdayaan peternak, dan pembukaan peluang usaha energi terbarukan secara berkelanjutan.
Effectiveness of Green Betel Leaf Powder (Piper betle L.) as a vegetable biopesticide against the Mortality of Rice Weevil (Sitophilus oryzae L.) Febri, Febri Rizki; Elimasni, Elimasni; Jumilawaty, Erni
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 10 No 3 (2024): March
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v10i3.6949

Abstract

This study addresses the persistent challenge of rice storage and food security, focusing on the post-harvest management of stored grains, particularly in mitigating damage caused by the rice weevil (Sitophilus oryzae L.). The research explores the impact of varying concentrations (2-8 grams) of green betel leaf (Piper betle L.) powder extract on rice weevil mortality. Employing a Completely Randomized Design, the study reveals that the highest mortality (15.6%) is achieved with an 8-gram concentration of green betel leaf powder. Correlation analysis establishes a positive relationship between concentration and weevil mortality (r = 0.84), with a significant correlation (r = 0.77) between concentration and the time taken for weevil mortality. Calculated efficacy demonstrates that the 8 gram concentration achieves a 70% effectiveness, meeting success criteria. Consequently, green betel leaf powder emerges as a promising botanical insecticide against rice weevils, warranting further investigation for dosage optimization and concentration. Future research should prioritize environmental and human safety considerations in the development and application of botanical insecticides in agricultural pest management.