Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Pengaruh Media Biakan Fermentasi dengan Mikroba yang Berbeda terhadap Produksi Maggot Black Soldier Fly (Hermetia illucens) M. Amran; Nuraini Nuraini; Mirzah Mirzah
Jurnal Peternakan Vol 18, No 1 (2021): Februari 2021
Publisher : State Islamic University of Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jupet.v18i1.11253

Abstract

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media biakan fermentasi yang berbeda terhadap produksi maggot Black Soldier Fly (Hermetia illucens). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial  3x3 dengan 3 ulangan. Faktor A adalah jenis media biakan yang digunakan, yaitu A1 : Ampas kelapa, A2 : Ampas tahu dan A3 : Buah terbuang. Faktor B adalah jenis mikroorganisme yang digunakan, yaitu B1 : EM-4 peternakan, B2 : Natura organic decomposer dan B3 : Probio-7. Peubah yang diamati adalah produksi maggot berat segar (kg), panjang (cm), densitas populasi (ekor/cm3) dan kandungan protein kasar (%). Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya interaksi antara faktor A (jenis media) dan faktor B (jenis mikroba) dan memberikan berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap berat segar dan kandungan protein kasar maggot, tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap panjang dan densitas populasi maggot. Kesimpulan dari penelitian ini adalah media biakan ampas tahu yang difermentasi dengan Natura organik  decomposer memberikan hasil yang terbaik, dengan produksi berat segar 0,2215 kg, panjang 2,00 cm, densitas populasi 2,01 ekor/cm3 dan kandungan protein kasar  52,40 %.The Influence of Fermentation Culture Media with Different Microbes on The Production of Maggot Black soldier Fly (Hermetia illucens)ABSTRACT. This study aims to determine the effect of different fermentation culture media on the production of Black Soldier Fly (Hermetia illucens) maggot. This research used experimental method completely randomized design (CRD) with 3x3 factorial pattern with 3 replications. Factor A was the type of culture medium used, A1: Coconut dregs, A2: Tofu dregs and A3: Wasted fruit. Factor B was the type of microorganism used,B1: EM-4, B2: Natura organic decomposer and B3: Probio-7. The variables observed were maggot production, fresh weight (kg), length (cm), population density (tail/cm3) and crude protein content (%). The results showed that there was an interaction between factor A (type of media) and factor B (type of microbe) and had a very significant effect (P<0.01) on fresh weight and crude protein content of maggot, but had no significant effect (P>0.05) on the length and density of the maggot population. The conclusion of this research was tofu dregs culture medium fermented with Natura organic decomposer gives the best results, with the production of fresh weight 0.2215 kg, long 2.00 cm, population density 2.01 tails/cm3 and crude protein content 52.40%.
Kualitas Fisik Pelet Berbasis Limbah Sawit Fermentasi Dengan Phanarochaeta chrysosporium dan Neurospora crassa dengan Jenis Perekat Yang berbeda Muhammad Amran; Muhammad Firdaus; Mustafa Kamal; Zulkifli Zulkifli
STOCK Peternakan Vol 5, No 1 (2023): Stock Peternakan
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/sptr.v5i1.1012

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis perekat terhadap kualitas fisik pelet ransum broiler finisher berbasis limbah sawit fermentasi dengan Phanerochaeta chrysosporium dan Neurospora crassa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan yaitu: perlakuan A: ransum tanpa perekat (kontrol), B: ransum + perekat tepung tapioka, C: ransum + perekat tepung gaplek, D: ransum + perekat tepung sagu, E: ransum + perekat tepung ubi ungu, F: ransum + perekat bentonit dan G: ransum + perekat gelatin. Peubah yang diamati adalah kadar air, kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan tumpukan, sudut tumpukan, berat jenis dan ketahanan benturan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan perekat yang berbeda berpengaruh nyata (P0.05) terhadap kadar air pelet, kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan tumpukan dan sudut tumpukan, tetapi tidak berpengaruh nyata (P0,05) terhadap berat jenis dan ketahanan benturan. Kesimpulan dari penelitian ini jenis perekat tepung tapioka, tepung gaplek, tepung sagu, tepung ubi ungu dan bentonit dapat meningkatkan kualitas fisik pelet ransum berbasis campuran limbah sawit dan dedak fermentasi dengan Phanerochaeta crysosporium dan Neurospora crassa. Pada kondisi ini diperoleh kadar air: 9,36-9,93%, kerapatan tumpukan: 479,11-503,05 kg/m3, kerapatan pemadatan tumpukan: 507,77-551,99 kg/m3.
PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG MAGGOT BLACK SOLDIER FLY (Hermentia illucens) SEBAGAI PENGGANTI KONSENTRAT TERHADAP PERFORMA PUYUH PETELUR (Coturnix coturnix japonica) Muhammad Amran
STOCK Peternakan Vol 5, No 1 (2023): Stock Peternakan
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/sptr.v5i1.996

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung maggot Black Soldier Fly (Hermetia illucens) sebagai pengganti konsentrat terhadap performa puyuh petelur (Coturnix coturnix japonica). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5x4. Perlakuan A adalah pemberian 14% konsentrat + 0% tepung maggot, perlakuan B adalah pemberian 10,5% konsentrat + 3,5% tepung maggot, perlakuan C adalah pemberian 7% konsentrat + 7% tepung maggot, perlakuan D adalah pemberian 3,5% konsentrat + 10,5% tepung maggot, perlakuan E adalah pemberian 0%konsentrat + 14% tepung maggot. Peubah yang diamati adalah konsumsi ransum (g/ekor/hari), produksi telur harian (%), berat telur (g/butir), massa telur (g/ekor/hari) dan konversi ransum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung maggot Black Soldier Fly (Hermentia illucens) berbeda tidak nyata (P0,05) terhadap konsumsi ransum (g/ekor/hari), produksi telur harian (%), berat telur (g/butir), massa telur (g/ekor/hari) dan konversi ransum. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tepung maggot dapat digunakan sebagai pengganti konsentrat sampai 14% (perlakuan E) dengan tidak mengganggu performa puyuh petelur (Coturnix coturnix japonica), didapatkan hasil konsumsi ransum 22,35 g/ekor/hari, produksi telur harian 71,13%, berat telur 10,36 g/butir, massa telur 7,37 g/ekor/hari dan konversi ransum 3,03.
Vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta Pemasangan Ear Tag Berkolaborasi dengan UPT Puskeswan Blang Mangat Kota Lhokseumawe Ahmad Syakir; Muhammad Amran; Mustafa Kamal
Jurnal Malikussaleh Mengabdi Vol 2, No 2 (2023): Jurnal Malikussaleh Mengabdi Oktober 2023
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jmm.v2i2.14793

Abstract

Wilayah Kecamatan Blang Mangat merupakan salah satu Kecamatan di Kota Lhokseumawe  yang terdiri dari 22 desa. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) saat ini sedang banyak melanda ternak di Indonesia termasuk Provinsi Aceh. Penyakit PMK disebabkan oleh infeksi virus yang dapat terjadi karena adanya kontaminasi virus pada petugas, kendaraan, pakan ternak dan produk ternak berupa susu, daging, jeroan, tulang, darah, semen, embrio dan feses dari hewan sakit. Pemahaman masyarakat tentang perawatan hewan ternak masih kurang, terutama dalam kondisi penyebaran virius PMK yang sedang marak terjadi di Indonesia dan khususnya di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan kesadaran dan pengetahuan kepada masyarakat peternak sapi di Kecamatan Blang Mangat akan pentingnya menjaga kesehatan hewan ternak terhadap insfeksi virus PMK dan upaya pencegahannya serta pemberian eartag pada sapi untuk mempermudah pendataan kesehatan hewan ternak. Dalam pengabdian masyarakat di Kecamatan Blang Mangat ini diperoleh hasil pengetahuan masyarakat meningkat tentang cara menjaga kebersihan kandang sapi miliknya sebagai salah satu upaya pencegahan infeksi virus PMK, masyarakat dapat memahami tentang pentingnya memberikan vaksinasi PMK sebagai upaya memberikan kekebalan ternak sapi terhadap infeksi virus PMK dan masyarakat mengetahui pentingnya pemberian tanda pengenal “Eartag” pada sapi untuk mempermudah mengontrol pertumbuhan dan kesehatan ternak sapinya.
Pengaruh Media Berbeda Terhadap Produksi Ulat Kandang (Alphitobius diaperinus) Sebagai Pakan Sumber Protein Ternak Unggas Amran, Muhammad; Haryadi, Haryadi; Trisna, A.
Jurnal Peternakan Lokal Vol 6 No 1 (2024): Jurnal Peternakan Lokal
Publisher : Program Studi Peternakan Universitas Muslim Maros

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46918/peternakan.v6i1.2143

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari media berbeda terhadap produksi ulat kandang (Alphitobius diaperinus). Ulat kandang adalah ulat yang dapat digunakan sebagai pakan ternak unggas, ulat ini pada umumnya digunakan sebagai pakan burung kicau, akan tetapi ulat ini juga dapat dijadikan pakan ternak unggas sebagai sumber protein dalam pakan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan adalah perbedaan media pertumbuhan ulat kandang yang digunakan, yaitu A : konsentrat, B : ampas tahu kering dan C : Dedak. Peubah yang diamati adalah produksi ulat kandang berat segar (g), panjang (cm) dan densitas populasi (ekor/cm3). Hasil penelitian menunjukan bahwa perbedaan media tumbuh pada ulat kandang memberi kan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap berat segar (g), panjang (cm) dan densitas populasi (ekor/cm3). Kesimpulan dari penelitian ini adalah media tumbuh konsentrat dan ampas tahu kering memberikan hasil yang terbaik, dengan produksi berat segar 23,5 mg dan 22,3 mg, panjang 1,1 cm dan 1,0 cm, dan densitas populasi 1,83 ekor/cm3 dan 1,62 ekor/cm3.
PENINGKATAN PRODUKSI SERTA MANAJEMEN PAKAN BERPROTEIN TINGGI BERBAHAN DASAR MAGGOT DALAM MENJAGA KETAHANAN DAN PAKAN MANDIRI PETERNAK KAMBING : PENINGKATAN PRODUKSI SERTA MANAJEMEN PAKAN BERPROTEIN TINGGI BERBAHAN DASAR MAGGOT DALAM MENJAGA KETAHANAN DAN PAKAN MANDIRI PETERNAK KAMBING AMRAN, MUHAMMAD; Alkhalidi, Ahmed; Syakir, Ahmad
Amaliah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 8 No 2 (2024): Amaliah Jurnal: Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : LPPI UMN AL WASHLIYAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32696/ajpkm.v8i2.3756

Abstract

Abstract Feed security is an important aspect in supporting the sustainability of goat farming businesses, especially in rural areas that depend on local resources. This service aims to improve the production and management of high-protein feed made from Black Soldier Fly maggot in the Beusare Maju Livestock Group. Maggot is known to have a high protein content, so it has great potential as an independent and cheap alternative feed ingredient. The service methods used include maggot cultivation training, making high-protein feed formulations, and feeding management for goats. The results of this activity are expected to be able to increase the productivity of goat farming, reduce feed costs, and strengthen the independence of farmers in providing quality feed. The implementation of maggot cultivation technology also contributes to the reduction of organic waste in the surrounding environment. As a result, there has been an increase in the welfare of farmers through a decrease in operational costs and an increase in livestock production. The results of the observation percentage after the evaluation of Beusare Maju goat farming are not much different from the expected percentage of results. In terms of improving feed management capabilities, an average of 85% from 100% and an increase in feed quantity was obtained an average of 77.5% from 100%. .
PENGARUH BENTUK TERHADAP KUALITAS FISIK DEDAK PADI (KERAPATAN TUMPUKAN, KERAPATAN PEMADATAN TUMPUKAN DAN BERAT JENIS) Hayati, Dian; Amran, Muhammad; Suryani, Suryani; Trisna, Ade
Jurnal Peternakan (Jurnal of Animal Science) Vol 9, No 1 (2025): JURNAL PETERNAKAN (JURNAL OF ANIMAL SCIENCE)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jas.v9i1.19187

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bentuk dedak padi terhadap kualitas fisiknya yakni kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan tumpukan dan berat jenis. Penelitian ini menggunakan dedak padi dengan dua bentuk yaitu dedak padi kasar dan halus yang diambil di kilang padi usaha baru, Juli Keude Dua, Bireuen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), Perlakuan A: Dedak Padi Kasar (ada campuran sekam) dan Perlakuan B: Dedak Padi Halus (Tanpa campuran sekam). Setiap perlakuan diulang sebanyak 10 kali. Peubah yang diamati adalah kerapatan tumpukan (g/ml), kerapatan pemadatan tumpukan (g/ml) dan  berat jenis (g/ml). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan tumpukan dan berat jenis. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kualitas fisik dedak padi kasar ataupun dedak padi halus secara statistika memiliki kualitas fisik yang sama namun secara angka perlakuan B (dedak halus) memiliki kualitas fisik yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan A (dedak kasar). Dedak padi halus (perlakuan A) memiliki nilai kerapatan tumpukan 0,34 g/ml, kerapatan pemadatan tumpukan 0,50 g/ml dan berat jenis 1,70 g/ml.
KAJIAN PERFORMA PRODUKSI AYAM BROILER PADA SISTEM KANDANG CLOSED HOUSE (STUDI KASUS UD. BILKIS) Urrahmah, Annisa; Amran, Muhammad; Novita Sari, Wenny; Trisna, Ade
Jurnal Peternakan (Jurnal of Animal Science) Vol 9, No 1 (2025): JURNAL PETERNAKAN (JURNAL OF ANIMAL SCIENCE)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jas.v9i1.19186

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kajian performa produksi ayam broiler pada sistem kandang closed house di peternakan UD. Bilkis. Peternakan UD. Bilkis memiliki daya tampung ayam broiler sebanyak 12.000 ekor, Peternakan UD. Bilkis terletak di Kabupaten Bireun. Performa yang dianalisis adalah bobot badan (g), konsumsi ransum (g) dan konversi ransum ayam broiler UD. Bilkis. Pengambilan data pada penelitian ini berlangsung dari tanggal 01 Oktober 2023 – 04 November 2023. Data diambil dalam satu periode panen. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dokumentasi dan dianalisis dengan metode deskriptif kuantitatif. Hasil dari penelitian didapatkan rataan bobot badan yaitu 1.874 g/ekor atau 1,90 kg/ekor, konsumsi ransum 3.144,77 g/ekor/minggu atau 3,14 kg/ekor/minggu dan nilai FCR 1,68. Serta data penunjang deplesi 1,82%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah peternakan UD. Bilkis menenjukkan performa produksi yang baik dana sudah sesuai dengan standar dari produksi ayam broiler.
Pengaruh penambahan tepung maggot black soldier fly (Hermetia illucens) dalam ransum terhadap performa produksi puyuh petelur Ade Trisna; Muhammad Amran; Wanda Pratama
Agrivet : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian dan Peternakan (Journal of Agricultural Sciences and Veteriner) Vol. 12 No. 2 (2024): Desember
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/agrivet.v12i2.11934

Abstract

This study aims to determined the effect of adding Black Soldier Fly (Hermetia illucens) maggot meal with fermented palm oil sludge culture media on the performance production of laying quail. This study used the experimental method and a Completely Randomized Design (CRD) with five treatments and four replications. The treatment was the replacement of fish meal with BSF maggot flour, namely: A (0% BSF maggot and 12% fish meal), B (4% BSF maggot and 9% fish meal), C (8% BSF maggot and 6% fish meal), D (12% BSF maggot and 3% fish meal) and E (16% BSF maggot and 0% fish meal). The variables observed were ration consumption, feed conversion, egg weight, and daily egg production. The results showed that each treatment had no significant effect (p>0.05) on quail's production performance. The study concludes that using 16% BSF maggot flour can replace the use of fish meal and has a good effect on the production performance of quail. Under these conditions, ration consumption was 19.34 g/head/day, daily egg production was 71.13%, feed conversion was 2.52, and egg weight was 10.82 grams/egg. The best treatment was determined based on the price of the ration. The price of the ration in treatment E, using 16% BSF maggot flour in the laying quarter ration, was IDR6,705.00 lower than that of the other treatments. We found that feeding BSF maggot flour with fermentation culture media as a protein source to replace fishmeal in the laying quail ration up to 16% can maintain the birds' production performance. Besides, the best treatment was also determined based on the lowest ration price compared to the other treatments, which was Rp6,705.00/kg.
PENANGANAN GANGGUAN REPRODUKSI DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI RERODUKSI PASCA MEREBAKNYA WABAH PENYAKIT MULUT DAN KUKU DI KECAMATAN MUARA SATU KOTA LHOKSEUMAWE Ahmad Syakir; Muhammad Amran; Yusdiana Yusdiana
GANESHA: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025): Januari 2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tunas Pembangunan Surakarta (UTP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/ganesha.v5i1.4219

Abstract

Pengabdian ini bertujuan untuk mengetahui gangguan reproduksi sapi potong betina yang dipelihara peternak di Kelompok Muda Sakti, Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe. Produksi, profitabilitas, dan keberlanjutan peternakan dipengaruhi oleh efisiensi reproduksi. Inefisiensi reproduksi adalah hasil dari gangguan reproduksi. Kondisi ini akan mengakibatkan kerugian finansial. Dalam kegiatan ini sebanyak 109 ekor induk sapi betina milik kelompok diperiksa melalui palpasi rektal untuk melihat status reproduksinya pasca merebaknya penyakit Mulut dan Kuku. Pelaksanaan pengabdian dilakukan dengan cara mendatangi tiap kandang peternak. Dari hasil pemeriksaan status reproduksi kelompok ternak Muda Sakti, diperoleh gambaran ovarium normal/siklik 41 ekor (37,6%), bunting 26 ekor (23,8%), corpus luteum persisten 20 ekor (18,3%), hypofungsi ovarium 17 ekor (15,6%), atropi 4 ekor (3,6%), dan endometritis 1 ekor (0,9%). Setiap penanganan gangguan reproduksi akan memiliki respons kesembuhan yang berbeda berdasarkan interaksi kompleks antara faktor lingkungan atau manajemen (nutrisi), respons individu, jenis gangguan reproduksi, dan tingkat keparahan.