Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Potensi dan Karakteristik Larutan Mikroorganisme Lokal (MOL) Berbasis Limbah Sayur sebagai Bioaktivator dalam Fermentasi Yunilas, Yunilas; Siregar, Ameilia Zuliyanti; Mirwhandhono, Edhy; Purba, Adnan; Fati, Nelzi; Malvin, Toni
Journal of Livestock and Animal Health Vol. 5 No. 2 (2022): August
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.755 KB) | DOI: 10.32530/jlah.v5i2.540

Abstract

Larutan Mikroorganisme Lokal (MOL) adalah larutan hasil proses fermentasi berbagai bahan organik yang berasal dari lingkungan. Larutan MOL mengandung beragam Mikroorganisme Lokal yang potensial untuk digunakan sebagai bioaktivator dalam fermentasi.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi dan karakteristik larutan MOL yang berasal dari limbah sayur (sawi hijau, kol, dan daun kembang kol). Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 3 ulangan sehingga diperoleh 12 unit percobaan. Perlakuan meliputi berbagai lama fermentasi (inkubasi) MOL berbasis limbah sayur yaitu: T1 = fermentasi 7 hari, T2 = fermentasi 14 hari, T3 = fermentasi 21 hari, dan T4 = fermentasi 28 hari. Variabel yang diamati adalah karakteristik fisik (warna dan aroma), biologis (total mikroba), dan kimiawi (pH, asam laktat, asam asetat, glukosa, dan suhu). Hasil penelitian menunjukkan lama fermentasi dapat menyebabkan perubahan warna dan aroma larutan MOL. Lama fermentasi berpengaruh nyata (P kecil dari 0,05) terhadap pH, berpengaruh sangat nyata (P kecil dari 0,01) terhadap total mikroba, suhu, glukosa, dan tidak berpengaruh nyata (P besar dari 0,05) terhadap total asam laktat dan asam asetat larutan MOL. Kesimpulannya adalah larutan MOL berbasis limbah sayur berpotensi sebagai bioaktivator dalam fermentasi. Karakteristik larutan MOL berbasis limbah sayur dipengaruhi oleh lama fermentasi. MOL terbaik dihasilkan pada hari ke-14 fermentasi dengan populasi mikroba sebesar 2,24 X 10 pangkat 6.
PEMBUATAN SILASE TUNGGAL BERBASIS RUMPUT GAMA UMAMI (PENNISETUM PURPUREUM CV.GAMA UMAMI) SEBAGAI PAKAN TERNAK YUNILAS, YUNILAS; HARAHAP, MHD. SYAFRIL; ISMAN, MHD.; TRISNA, ADE; YUSNI, ERI; SIREGAR, GALIH ARI WIRAWAN
COMMUNITY : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/community.v4i1.3031

Abstract

Silage is one of the products of anaerobic fermentation feed processing. The purpose of anaerobic fermentation feed processing is to extend the shelf life (preservation), maintain nutritional content (feed quality), improve palatability and digestibility. Activities were carried out on sheep farms in Tambak Bayan Village, Percut Sei Tuan, Deli Serdang Regency. The methods used include socialization / counseling, training / practice of making silage and mentoring. Evaluation is done by assessing the performance of farmers in practicing silage making. Indicators of the success rate of socialization, training activities can be assessed from the ability of farmers to make silage feed independently and assess the quality of silage physically (qualitative). The outputs obtained include: a) increased knowledge of farmers in feed processing, b) produced silage feed products, c) able to assess the quality of silage feed physically (organoleptic). ABSTRAKSilase merupakan salah satu produk pengolahan pakan fermentasi secara anaerob. Tujuan pengolahan pakan fermentasi secara anaerob adalah memperpanjang masa simpan (pengawetan), mempertahankan kandungan nutrisi (kualitas pakan), meningkatkan palatabilitas dan kecernaan. Kegiatan dilakukan pada peternakan domba di Desa Tambak Bayan, Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang. Metode yang digunakan meliputi sosialisasi/penyuluhan, pelatihan/praktek pembuatan silase dan pendampingan. Evaluasi dilakukan dengan menilai kinerja peternak dalam melakukan praktek pembuatan silase. Indikator tingkat keberhasilan kegiatan sosialisasi, pelatihan dapat dinilai dari kemampuan peternak dalam pembuatan pakan silase secara mandiri dan menilai kualitas silase secara fisik (kualitatif). Luaran yang diperoleh antara lain: a) peningkatan pengetahuaan peternak dalam pengolahan pakan, b) dihasilkan produk pakan silase, c) mampu menilai kualitas pakan silase secara fisik (organoleptik).
EVALUASI KUALITAS LARUTAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) BERBASIS LIMBAH BUAH DAN POTENSI SEBAGAI BIOAKTIVATOR YUNILAS, YUNILAS; MIRWHANDHONO, EDHY; EFRATA, EFRATA
KNOWLEDGE: Jurnal Inovasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Vol. 4 No. 1 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/knowledge.v4i1.2786

Abstract

Local microorganism solution (MOL) is a solution resulting from the fermentation of organic materials containing various microorganisms. MOL acts as a bioactivator for organic materials. This research aimed to evaluate the quality of fruit waste-based MOL solutions (papaya, banana, pineapple) and their potential as bioactivators in animal feed processing. The research used experimental methods with long fermentation treatments, namely: fermentation for 7 days, 14 days, 21 days, and 28 days. The variables observed include: color, aroma, pH, lactic acid, acetic acid, glucose, temperature, and microbial population. The research results showed that fermentation produced the color of the MOL solution from light brown to dark brown, and the aroma was slightly sour. The fermented MOL solution contains an average pH ranging from 4.67 to 6.83, lactic acid 2.33 to 3.23%, acetic acid 1.57 to 2.20%, glucose 5–6, temperature 29–31.3 oC, and total microbes of 1.11 x 106 to 2.13 x 106 cells/ml. Fermentation time can improve the quality of the MOL solution up to day 14, which is characterized by the highest total microbes, namely 2.13 x 106 cells/ml, and can be used as a bioactivator in fermentation. ABSTRAKLarutan mikroorganisme lokal (MOL) adalah larutan hasil fermentasi bahan organik yang mengandung beragam mikroorganisme. MOL berperan sebagai bioaktivator bahan-bahan organik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kualitas larutan MOL berbasis limbah buah (pepaya, pisang, nanas) dan potensi sebagai bioaktivator dalam pengolahan pakan ternak. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan perlakuan lama fermentasi yaitu: fermentasi selama 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari. Variabel yang diamati antara lain: warna, aroma, pH, asam laktat, asam asetat, glukosa, suhu, dan populasi mikroba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fermentasi menghasilkan warna larutan MOL dari coklat muda – coklat tua dan aroma dari sedikit asam - asam. Larutan MOL hasil fermentasi mengandung rataan pH berkisar 4.67 – 6.83, asam laktat 2.33 - 3.23%, asam asetat 1.57 - 2.20%, glukosa 5 – 6, suhu 29 – 31.3 oC, dan total mikroba 1.11 x 106 – 2.13 x 106 sel/ml. Lama fermentasi dapat meningkatkan kualitas larutan MOL sampai hari ke 14 ditandai dengan total mikroba tertinggi yaitu 2.13 x 106 sel/ml dan dapat digunakan sebagai bioactivator dalam fermentasi.
Dilution of Eco Enzyme and Antimicrobial Activity Against Staphylococcus aureus Ginting, Nurzainah; Hasnudi, Hasnudi; Yunilas, Yunilas; Prayitno, Lilik
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 9, No 1 (2022): JITRO, January
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.04 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v9i1.19705

Abstract

Staphlylococcus aureus is pathogenic bacteria which causes mastitis. The objective of this study is to examine dilution of Eco Enzyme against Staphylococcus aureus. Research design was Completely Randomized Design with three scenarios of diluted Eco Enzyme: T1 = 1: 100 Eco Enzyme dilution; T2 = 1: 200 dilution; and T3 = 1: 300 dilution, using three parameters: antimicrobial zone of inhibition (mm), antimicrobial index (mm), and pH.  Eco Enzyme was produced from the fermentation of fruits containing enzymes, organic acids and microbial. The Eco Enzyme is applied, among others, as biodesinfectant in animal sheds. The results showed that Eco Enzyme either with 1:100, 1:200, or 1:300 concentrations has been proven to be able to inhibit Staphylococcus aureus. Meanwhile, the 1:100 dilution showed a strong inhibition.Keywords: animal sheds, bacteria, biodesinfectant, eco enzyme, mastitis
Aplikasi Teknologi Silase Limbah Ubi Kayu Dan Komposisi Ransum Komplit Suplementasi UMB Pod Kakao Di Kabupaten Batubara Utari, Angelia; Yunilas, Yunilas; Elimasni, Elimasni; Nasution, Zakiyah; Aswan, Novita; Mahaji, Toga; Syafiruddin, Syafiruddin; Fadhillah, Yusra; Huda, Mhd Aidil
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 7, No 2 (2024): September 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v7i2.10183

Abstract

Kabupaten Batu Bara merupakan daerah yang termasuk pada wilayah 3T, memiliki potensi besar dalam bidang pertanian dan peternakan yang selama ini belum tergali secara optimal. Kelompok Mitra sasaran Kelompok Tani Benlos dan Kelompok Ternak Bandot Super merupakan kelompok ternak dan kelompok tani mitra yang produktif secara ekonomi. Kedua kelompok mitra sasaran ini selama ini sudah memelihara ternak ruminansia, salah satunya domba secara tradisional tanpa manajemen pemeliharaan ternak, dan perlu pendampingan secara berkelanjutan. Salah satu usaha yang sangat strategis untuk meningkatkan produktivitas ternak domba pada mitra dengan usaha penerapan teknologi silase dan ransum komplit UMB pod kakao. Kegiatan pengabdian kosabamgsa ini dimulai dengan melakukan pendekatan sosialisasi teknologi, dilanjutkan dengan penyuluhan, percontohan dan penerapan langsung oleh peternak (Workshop) yang didampingi oleh mitra pemerintah Dinas Perikanan dan Peternakan Batubara. Partisipasi dan motivasi kelompok petani peternak dalam mengikuti serangkaian kegiatan pengabdian sangat tinggi. Karena selama ini belum pernah dilakukan pembinaan yang berkaitan dengan aspek teknis implementasi teknologi serta pembuatan formulasi ransum dalam manajemen nutrisi dari pembuatan silase ubi kayu dan komposisi ransum komplit UMB pod kakao di kabupaten Batubara.
Peternakan Eduwisata Kambing-Domba Pentahelix dalam Mendukung Ketahanan Protein di Sumatera Utara Yunilas, Yunilas; Siregar, Ameilia Zuliyanti; Tulus; Rahmadini, Salsabila; Nasution, Muheri Indra Aja
PASAI : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2023): December
Publisher : Yayasan Pendidikan Mitra Mandiri Aceh(YPMMA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58477/pasai.v2i2.105

Abstract

Arjuna Farm is a goat-sheep farm that was established to increase family income with an educational concept that targets meeting the community's protein needs. Limited knowledge in the field of animal husbandry in the form of procurement of feed ingredients, ration formulation, and management, encouraged the team from the LPPM Annual Service, Universitas Sumatera Utara to provide assistance with solutions offered to farmers, including providing training, lectures, discussions, and demonstrations of waste-based feed processing. agriculture, and food processing industry, making complete silage feed, making MOL bio activator in fermentation and maintenance management. This activity is expected to increase the knowledge and skills of breeders. Apart from that, assistance was provided in the form of goat milking equipment and cage design. This activity is predicted to result in savings in animal feed costs because it can utilize alternative sources of feed ingredients, formulate and make concentrate feed independently, and complete fermentation methods.