Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Antiviral Therapy in Corona Virus Disease-19 (Covid-19) Azka, Laisa; Irvan Medison; Dessy Mizarti
Biomedical Journal of Indonesia Vol. 7 No. 2 (2021): Biomedical Journal of Indonesia
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Faculty of Medicine, Universitas Sriwijaya) Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/bji.v7i2.520

Abstract

Coronavirus disease 2019 (COVID-19) is a disease caused by a new coronavirus called severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2, previously known as 2019-nCoV), which was first identified in Wuhan City, Hubei Province, PRC. The total number of COVID-19 cases worldwide has reached 102 million cases with 54 million cases recovered and 2.3 million cases dead. Handling for this pandemic is still being carried out. In Indonesia, the antiviral drugs used are those that meet the Emergency Use Authorization (EUA) requirements, and are included in the COVID-19 management guidelines issued by the Ministry of Health. Antiviral options used are Oseltamivir, Favifirapir, Remdesivir. Until now, the use of antivirus is still being researched regarding the effectiveness and security of the antivirus used. Oseltamivir is used as an antiviral for COVID-19 with a mild clinical course, Favifirapir is used for mild to moderate clinical cases of COVID-19. For the use of remdesivir in COVID-19 patients with severe and critis clinical conditions.
PERANAN KURVA DISOSIASI KARBON DIOKSIDA PADA PROSES PERNAFASAN : KAJIAN PUSTAKA Rusmini, Hetti; Lyanda, Apri; Hendarto, Gatot Sudiro; wibowo, adityo; Saputra, Tetra Arya; Morfi, Chicy Widia; Azka, Laisa
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 8 (2025): Volume 12 Nomor 8
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i8.22216

Abstract

Karbon dioksida (CO₂) merupakan produk akhir metabolisme aerobik yang memiliki peran vital dalam fisiologi pernapasan dan keseimbangan asam-basa tubuh. Artikel tinjauan ini membahas mekanisme pertukaran CO₂ mulai dari difusi alveolar, transportasi dalam darah (terlarut, sebagai bikarbonat, dan terikat hemoglobin), hingga kurva disosiasi CO₂. Efek Bohr dan Haldane dijelaskan sebagai mekanisme adaptif yang mendukung efisiensi pengangkutan gas respirasi. Selain proses fisiologis normal, artikel ini juga mengulas kondisi patologis yang mengganggu pertukaran CO₂, seperti hipoventilasi, gangguan ventilasi-perfusi, dan difusi terbatas. Pemahaman yang mendalam mengenai dinamika CO₂ memiliki implikasi klinis penting, khususnya dalam penatalaksanaan penyakit seperti PPOK, asma, dan ARDS. Dengan pendekatan ilmiah yang humanis, artikel ini bertujuan memperkuat pemahaman tenaga medis dan pembaca umum terhadap peran esensial CO₂ dalam menjaga homeostasis dan kehidupan.
Hubungan Tingkat Stres dengan Emotional Eating pada Mahasiswa Amelia, Rizqina Fara; Suharmanto, Suharmanto; Azka, Laisa; Saftarina, Fitria
Indonesian Journal of Nursing and Health Sciences Vol 6 No 2 (2025): Indonesian Journal of Nursing and Health Sciences: October 2025
Publisher : CV. Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijnhs.v6i2.7378

Abstract

Makan emosional (emotional eating) merupakan pola makan yang dipengaruhi oleh kondisi psikologis seseorang, terutama saat mengalami emosi negatif seperti stres, cemas, atau depresi. Mahasiswa kedokteran termasuk kelompok dengan tingkat stres tinggi akibat beban akademik dan nonakademik yang berat, sehingga berpotensi mengalami emotional eating. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan emotional eating pada peserta didik Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel berjumlah 269 responden yang dipilih menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Variabel bebasnya adalah tingkat stres yang diukur menggunakan DASS-42 subskala stres, sedangkan variabel terikatnya adalah emotional eating yang diukur menggunakan kuesioner EADES. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dan emotional eating (p=0.000). Sebagai kesimpulan, stres normal hingga sangat berat dapat meningkatkan risiko terjadinya emotional eating pada peserta didik kedokteran.
Analysis Success Rate Of BPAL/M Therapy For Drug Resistant Tuberculosis Morfi, Chicy Widya; Soemarwoto, Retno Ariza; Saputra, Tetra Arya; Azka, Laisa; Wibowo, Adityo; Putranta, Naufal Rafif
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 11, No 8 (2025): Volume 11 Nomor 8 Agustus 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v11i8.22105

Abstract

Latar Belakang: Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang dapat dicegah dan biasanya dapat disembuhkan. Tuberkulosis menyebabkan sekitar 1,25 juta kematian di dunia pada tahun 2023. Secara global, diperkirakan terdapat 450 ribu kasus baru tuberkulosis multi-drug resistant (MDR) atau tuberkulosis rifampicin resistant (RR) pada tahun 2021. Tantangan dalam pengobatan Tuberkulosis Resisten Obat (TB-RO) diantaranya adalah jangka waktu pengobatan yang lebih lama menggunakan OAT lini kedua dengan berbagai efek samping yang memengaruhi kepatuhan berobat pasien. Oleh karena itu, pengobatan yang lebih singkat dengan lebih sedikit obat sangat dibutuhkan untuk mengatasi tantangan tersebut. Sejak tahun 2022, WHO telah mengumumkan pengobatan dengan paduan Bedaquiline, Pretomanid, Linezolid, dan Moksifloksasin (BPaL/M) untuk mengobati pasien TB-RO selama enam bulan.Tujuan: Mengetahui karakteristik pasien TB-RO dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan terapi pada pasien TB-RO yang mendapatkan pengobatan paduan BPaL/M di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Metode: Penelitian dilakukan menggunakan metode observasional dengan penyajian analisis deskriptif.Hasil: Karakteristik penderita tuberkulosis resisten obat terbanyak pada kelompok usia produktif yaitu rentang usia 20–44 tahun dengan jumlah 15 pasien atau sebesar 46%. Kelompok resisten primer dengan jumlah 19 pasien atau sebesar 58%. Karakteristik hasil uji kepekaan obat terbanyak pada kelompok resisten rifampicine dengan jumlah 21 pasien atau sebesar 64%. Median konversi sputum pada akhir pengobatan bulan ke-1, dengan tingkat keberhasilan terapi sebesar 83.9%.Kesimpulan: Paduan BPaL/M menghasilkan konversi sputum yang cepat sehingga sangat efektif dan dapat menjadi pilihan terapi bagi pasien TB RR/MDR/pre-XDR pada fasilitas kesehatan di Indonesia.Saran: Penelitian selanjutnya dapat membandingkan efektifitas terapi paduan BPaL/M, paduan pengobatan 9 bulan, dan paduan pengobatan jangka panjang dalam tingkat keberhasilan dan waktu konversi sputum. Kata Kunci: Keberhasilan Terapi, Paduan BPaL/M, Tuberkulosis Resisten Obat. ABSTRACT Background: Tuberculosis (TB) is a preventable and usually curable disease. In 2023, tuberculosis causes an estimated 1.25 million deaths worldwide. Globally, there are an estimated 450,000 new cases of multi-drug resistant (MDR) tuberculosis or rifampicin resistant (RR) tuberculosis by 2021. Challenges in the treatment of drug-resistant tuberculosis (DR-TB) include a longer treatment period using second-line OAT with various side effects that affect patient treatment adherence. Therefore, shorter treatment with fewer drugs is needed to overcome these challenges. Since 2022, WHO has announced treatment with Bedaquiline, Pretomanid, Linezolid, and Moxifloxacin (BPaL/M) to treat drug-resistant tuberculosis (DR-TB) patients for six months.Purpose: Knowing characteristics of DR-TB patients from 2024 to 2025 and to determine the efficacy of therapy in DR-TB patients who received BPaL/M treatment at Dr. H. Abdul Moeloek General Hospital, Lampung Province.Method: This study was an observational research with descriptive analysis.Result: The characteristics of DR-TB patients were mostly in the productive age group, range 20-44 years with a total of 15 patients or 46%. Primary resistant group with a total of 19 patients or 58%. The characteristics of drug sensitization test results were mostly in the rifampicine resistant group with a total of 21 patients or 64%. Median sputum conversion at the end of first month treatment, with the treatment success rate was 83.9%.Conclusion: BPaL/M regimen has shown rapid sputum conversion, therefore leading to a highly effective treatment option for patients with RR/MDR/pre-XDR TB in health facilities in Indonesia.Suggestions: Future studies might compare the effectiveness of BPaL/M regimen, 9-month regimen, and long-term regimen based on success rate and sputum conversion time. Keywords: Efficacy of Therapy, BPaL/M Regimen, Drug Resistant Tuberculosis.
Epidemiological Patterns Of Lung Adenocarcinoma With Pleural Metastasis: Lessons From RSUD Ahmad Yani Metro Saputra, Tetra Arya; Fitriyah, Fitriyah; Infianto, Andreas; Listiandoko, Raden Dicky Wirawan; Wibowo, Adityo; Sukarti, Sukarti; Morfi, Chicy Widya; Azka, Laisa
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 11, No 8 (2025): Volume 11 Nomor 8 Agustus 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v11i8.22116

Abstract

Latar Belakang: Efusi pleura ganas (EPG) merupakan manifestasi stadium lanjut dari berbagai keganasan, paling sering kanker paru, dan berhubungan dengan morbiditas yang tinggi serta prognosis yang buruk. Data epidemiologi menunjukkan bahwa laki-laki dan perokok lebih banyak terdampak, kemungkinan akibat paparan karsinogen dan risiko pekerjaan yang lebih tinggi.Tujuan: Mendeskripsikan karakteristik demografi, distribusi pekerjaan, dan kebiasaan merokok pada pasien dengan diagnosis EPG, serta membahas kemungkinan penyebab dominasi kasus pada laki-laki dan perokok.Metode: Penelitian deskriptif potong lintang dilakukan pada 77 pasien dengan EPG terkonfirmasi secara sitologi atau histopatologi. Data usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan riwayat merokok diperoleh dari rekam medis dan dianalisis menggunakan statistik deskriptif.Hasil: Mayoritas pasien berjenis kelamin laki-laki (59,4%) dan berusia >40 tahun (96,9%). Pekerjaan terbanyak adalah petani (37,5%), diikuti oleh pekerja konstruksi (15,6%). Sebagian besar pasien (62,5%) adalah perokok, dengan proporsi perokok berat mencapai 43,8%. Dominasi laki-laki perokok mencerminkan paparan karsinogen terkait tembakau dan debu pekerjaan yang lebih tinggi.Kesimpulan: EPG lebih banyak ditemukan pada laki-laki usia lanjut dengan riwayat merokok signifikan dan pekerjaan berisiko tinggi. Upaya pencegahan sebaiknya difokuskan pada program berhenti merokok dan pengurangan paparan risiko pekerjaan pada kelompok ini.Saran:  Untuk mengatasi meningkatnya beban kanker paru-paru, beberapa strategi kunci direkomendasikan. Memperkuat program skrining kanker paru-paru sangat penting, terutama bagi kelompok berisiko tinggi seperti pria di atas 40 tahun, perokok berat, dan individu dengan paparan karsinogen tinggi di tempat kerja. Kata kunci: adenokarsinoma paru, efusi pleura ganas, sitologi cairan pleura, merokok, paparan pekerjaan, Indeks Brinkman. ABSTRACT Background: Malignant pleural effusion (MPE) is a late-stage manifestation of various malignancies, most commonly lung cancer, and is associated with significant morbidity and poor prognosis. Epidemiological data indicate that men and smokers are disproportionately affected, possibly due to higher exposure to carcinogens and occupational hazards.Objective: To describe the demographic characteristics, occupational distribution, and smoking habits of patients diagnosed with MPE, and to discuss possible explanations for the predominance among men and smokers.Methods: A descriptive cross-sectional study was conducted on 77 patients with confirmed MPE. Data on age, gender, occupation, and smoking history were obtained from medical records and analyzed using descriptive statistics.Results: The majority of patients were male (59.4%) and aged >40 years (96.9%). Farming was the most common occupation (37.5%), followed by construction work (15.6%). Most patients (62.5%) were smokers, with heavy smokers accounting for 43.8%. The predominance of male smokers reflects higher exposure to tobacco-related carcinogens and occupational dusts.Conclusion: MPE is more prevalent in older males with significant smoking history and high-risk occupations. Preventive measures should target smoking cessation and reduction of occupational exposures in these groups.SuggeStion To address the rising burden of lung cancer, several key strategies are recommended. Strengthening lung cancer screening programs is crucial, particularly for high-risk groups such as men over 40 years old, heavy smokers, and individuals with high occupational exposure to carcinogens. Keywords : lung adenocarcinoma, malignant pleural effusion, pleural fluid cytology, smoking, occupational exposure, Brinkman Index. 
PENYELARASAN PROGRAM PEMBERANTASAN TUBERKULOSIS DAN PENINGKATAN PENGETAHUAN BAGI TENAGA KESEHATAN YANG MENANGANI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Wibowo, Adityo; Saputra, Tetra Arya; Soeprihatini, Retno Ariza S.; Ekawati, Diyan; Morfi, Chicy Widya; Azka, Laisa
JPM (Jurnal Pengabdian Masyarakat) Ruwa Jurai Vol. 9 No. 2 (2024): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT RUWA JURAI
Publisher : FK Unila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpmrj.v9i2.3355

Abstract

Angka kejadian Tuberkulosis (TB) masih tinggi di masyarakat dengan masalah utama yang sering terjadi terkait dengan kesulitan masalah deteksi awal, penanganan secara optimal dan pengenalan efek samping obat, serta mencegah kasus putus pengobatan yang berkaitan dengan peningkatan kasus TB kebal obat. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan yang bertugas dalam pelayanan pasien tuberkulosis baik di puskesmas maupun poliklinik rumah sakit di Kabupaten Lampung Tengah. Manfaat yang diharapkan adalah peningkatan pengetahuan, pemahaman dan tindak lanjut tatalaksana pasien TB sehingga deteksi kasus akan semakin meningkat dan pemantauan akan semakin baik. Metode kegiatan penyuluhan yang digunakan adalah presentasi mengenai deteksi kasus TB, pengobatan dan pemantauan efek samping obat, serta pengenalan tanda awal kasus resistansi obat yang dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi kasus. Sasaran kegiatan ini adalah dokter, perawat, analis dan petugas farmasi yang berkaitan langsung dengan pelayanan terhadap pasien TB. Hasil akhir penyuluhan mendapatkan bahwa kegiatan berlangsung baik dan menunjukkan hasil positif dalam peningkatan pengetahuan tenaga kesehatan terhadap materi yang disampaikan.
GERAKAN SENAM ASMA BERSAMA MASYARAKAT DAN KONSULTASI KESEHATAN PARU DI KOTA BANDAR LAMPUNG wibowo, adityo; Saputra, Tetra Arya; Soeprihatini, Retno Ariza S.; Ekawati, Diyan; Morfi, Chicy Widya; Azka, Laisa
JPM (Jurnal Pengabdian Masyarakat) Ruwa Jurai Vol. 10 No. 1 (2025): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT RUWA JURAI
Publisher : FK Unila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpmrj.v10i1.3517

Abstract

Asma merupakan penyakit heterogen akibat inflamasi kronik pada saluran napas, ditandai oleh gejala yang bervariasi seperti mengi, sesak napas, dada terasa berat, dan batuk yang bersifat fluktuatif. Hiperreaktivitas saluran napas pada asma disebabkan oleh kombinasi inflamasi kronik dan perubahan struktural akibat peradangan jangka panjang. Penatalaksanaan asma bertujuan mengendalikan gejala, mencegah kekambuhan, serta meningkatkan kualitas hidup pasien melalui terapi farmakologis (obat pengontrol dan pelega) dan non-farmakologis (edukasi, penghindaran pencetus, konseling, serta olahraga). Senam asma, yang dikembangkan oleh Yayasan Asma Indonesia, terdiri dari tahapan pemanasan, gerakan inti, dan pendinginan, bertujuan untuk meningkatkan fungsi pernapasan dan kebugaran pasien asma. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan mensosialisasikan senam asma kepada masyarakat Bandar Lampung disertai dengan pemeriksaan kesehatan sebelum dan sesudah senam. Hasil yang diharapkan adalah meningkatnya pemahaman bahwa pasien asma dapat berolahraga secara aman dan terarah, serta senam asma dapat menjadi alternatif aktivitas fisik yang bermanfaat.
Optimizing the Role of Cadres and Families through Education and Digital Technical Guidance DOTS Management in Improving Tuberculosis Treatment Adherence Nela, Ari Sukma; Azka, Laisa; Patria, Armen
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 12 (2025): Volume 8 No 12 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i12.22938

Abstract

ABSTRACT Tuberculosis (TB) remains one of the main challenges in the field of health in Indonesia, marked by high incidence rates and high rates of treatment discontinuation. Patient compliance in following treatment is key to the success of therapy. In previous community service activities, the role of health cadres and family support in the implementation of DOTS (Directly Observed Treatment Short-course) management has been carried out, but still needs to be optimized. This is because the manual data collection system is considered quite cumbersome and has an impact on the low achievement of TB control program indicators, which are far from the expected targets. Therefore, one of the new strategies designed is the implementation of digital-based technical guidance (bimtek). This activity aims to improve the role of cadres and families through education and digital technical guidance on DOTS management in order to improve TB patient compliance. The activity was carried out over a period of one month, consisting of socialization, group education, and participatory training, including counseling, mentoring, and the use of interactive digital media. There were 30 participants, consisting of health cadres, patients' families, and community leaders in the Gedong Tataan Community Health Center area. Preparations took two weeks, while the implementation took place over two days offline. Evaluation was conducted using pre-tests, post-tests, observations, and satisfaction questionnaires. The results of the activity showed an increase in the knowledge and skills of cadres and families, the use of digital applications, and patient compliance with therapy up to 78%. Digital education and technical guidance on DOTS management proved to empower the community in supporting TB control. In conclusion, DOTS-based digital education and technical guidance can empower cadres and families in supporting TB patient treatment, thereby increasing the success of TB control programs in the community. Keywords: Tuberculosis, DOTS, Treatment Adherence, Health Cadres, Digital Education
Pemberdayaan ekonomi ibu rumah tangga berbasis pangan lokal: keripik jantung pisang di Desa Cipadang Rahmadhani, Eka Putri; Febriani, Wiwi; Komala, Ramadhana; Ratna, Maya Ganda; Azka, Laisa; Damayanti, Putri; Fitri, Ayu Tiara; Rahman, Sugirah Nour
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 6 (2025): November (In Progress)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i6.36125

Abstract

Abstrak Penguatan ekonomi rumah tangga berperan penting dalam mendorong kemandirian dan kesejahteraan masyarakat. Jantung pisang merupakan bahan lokal yang sering diabaikan, tetapi dapat diolah menjadi keripik jantung pisang yang tidak hanya bernilai gizi juga memiliki potensi ekonomi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dirancang untuk memperkenalkan para ibu rumah tangga pada proses pengolahan jantung pisang menjadi produk pangan yang bernilai jual, sekaligus meningkatkan keterampilan kewirausahaan mereka. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 30 Agustus 2025, di Balai Desa Cipadang dan diikuti oleh 30 orang ibu rumah tangga. Materi disampaikan melalui ceramah interaktif dan didukung dengan booklet yang berisi panduan tentang estimasi modal usaha kecil, strategi pemasaran sederhana, serta tips dan trik untuk mengembangkan usaha kecil berskala rumah tangga. Peserta kegiatan pengabdian kepada Masyarakat mengerjakan pre test dan post test untuk menilai peningkatan pengetahuan dan minat setelah mengikuti kegiatan ini. Hasil menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan pada nilai peserta, dengan median meningkat dari 80 menjadi 90. Enam belas peserta mengalami peningkatan nilai, tiga belas peserta masih memiliki nilai yang tetap sama baik pada pre maupun post tes, dan hanya satu peserta yang mengalami penurunan nilai. Analisis statistik mengonfirmasi bahwa peningkatan tersebut signifikan. Program ini tidak hanya meningkatkan pemahaman peserta tentang cara menciptakan nilai tambah dari jantung pisang, tetapi juga memotivasi ibu rumah tangga untuk mempertimbangkan wirausaha skala kecil. Hal ini menunjukkan potensi sumber daya lokal dalam mendukung pemberdayaan ekonomi rumah tangga yang berkelanjutan. Kata kunci: pemberdayaan ekonomi; ibu rumah tangga; jantung pisang; kewirausahaan. Abstract Strengthening household economic capacity is an important step toward improving community welfare. Banana blossoms, a locally available ingredient that is often neglected, can be transformed into banana blossom chips, providing both nutritional benefits and economic opportunities. This program was designed to introduce housewives to the processing of banana blossoms as a marketable food product while also improving entrepreneur skills. The activity took place on Saturday, August 30, 2025, at the Cipadang Village Hall and was attended by 30 housewives. Materials were delivered through an interactive lecture supported by a booklet containing guidance on small business capital estimation, simple marketing strategies, and packaging techniques. To assess the impact of the program, participants completed knowledge tests before and after the training. Results indicated a noticeable improvement in participants’ scores, with the median increasing from 80 to 90. Sixteen participants showed higher scores, thirteen remained unchanged, and only one showed a decreased result. Statistical analysis confirmed that these improvements were significant. This program not only enhanced the participants’ understanding of how to create added value from banana blossoms but also motivated them to consider small-scale entrepreneurship. It highlights the potential of local resources to support sustainable household economic empowerment and may serve as a model for similar community-based initiatives. Keywords : economic empowerment; housewives; banana blossom; enterpreneurship.