Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Analysis Success Rate Of BPAL/M Therapy For Drug Resistant Tuberculosis Morfi, Chicy Widya; Soemarwoto, Retno Ariza; Saputra, Tetra Arya; Azka, Laisa; Wibowo, Adityo; Putranta, Naufal Rafif
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 11, No 8 (2025): Volume 11 Nomor 8 Agustus 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v11i8.22105

Abstract

Latar Belakang: Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang dapat dicegah dan biasanya dapat disembuhkan. Tuberkulosis menyebabkan sekitar 1,25 juta kematian di dunia pada tahun 2023. Secara global, diperkirakan terdapat 450 ribu kasus baru tuberkulosis multi-drug resistant (MDR) atau tuberkulosis rifampicin resistant (RR) pada tahun 2021. Tantangan dalam pengobatan Tuberkulosis Resisten Obat (TB-RO) diantaranya adalah jangka waktu pengobatan yang lebih lama menggunakan OAT lini kedua dengan berbagai efek samping yang memengaruhi kepatuhan berobat pasien. Oleh karena itu, pengobatan yang lebih singkat dengan lebih sedikit obat sangat dibutuhkan untuk mengatasi tantangan tersebut. Sejak tahun 2022, WHO telah mengumumkan pengobatan dengan paduan Bedaquiline, Pretomanid, Linezolid, dan Moksifloksasin (BPaL/M) untuk mengobati pasien TB-RO selama enam bulan.Tujuan: Mengetahui karakteristik pasien TB-RO dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan terapi pada pasien TB-RO yang mendapatkan pengobatan paduan BPaL/M di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Metode: Penelitian dilakukan menggunakan metode observasional dengan penyajian analisis deskriptif.Hasil: Karakteristik penderita tuberkulosis resisten obat terbanyak pada kelompok usia produktif yaitu rentang usia 20–44 tahun dengan jumlah 15 pasien atau sebesar 46%. Kelompok resisten primer dengan jumlah 19 pasien atau sebesar 58%. Karakteristik hasil uji kepekaan obat terbanyak pada kelompok resisten rifampicine dengan jumlah 21 pasien atau sebesar 64%. Median konversi sputum pada akhir pengobatan bulan ke-1, dengan tingkat keberhasilan terapi sebesar 83.9%.Kesimpulan: Paduan BPaL/M menghasilkan konversi sputum yang cepat sehingga sangat efektif dan dapat menjadi pilihan terapi bagi pasien TB RR/MDR/pre-XDR pada fasilitas kesehatan di Indonesia.Saran: Penelitian selanjutnya dapat membandingkan efektifitas terapi paduan BPaL/M, paduan pengobatan 9 bulan, dan paduan pengobatan jangka panjang dalam tingkat keberhasilan dan waktu konversi sputum. Kata Kunci: Keberhasilan Terapi, Paduan BPaL/M, Tuberkulosis Resisten Obat. ABSTRACT Background: Tuberculosis (TB) is a preventable and usually curable disease. In 2023, tuberculosis causes an estimated 1.25 million deaths worldwide. Globally, there are an estimated 450,000 new cases of multi-drug resistant (MDR) tuberculosis or rifampicin resistant (RR) tuberculosis by 2021. Challenges in the treatment of drug-resistant tuberculosis (DR-TB) include a longer treatment period using second-line OAT with various side effects that affect patient treatment adherence. Therefore, shorter treatment with fewer drugs is needed to overcome these challenges. Since 2022, WHO has announced treatment with Bedaquiline, Pretomanid, Linezolid, and Moxifloxacin (BPaL/M) to treat drug-resistant tuberculosis (DR-TB) patients for six months.Purpose: Knowing characteristics of DR-TB patients from 2024 to 2025 and to determine the efficacy of therapy in DR-TB patients who received BPaL/M treatment at Dr. H. Abdul Moeloek General Hospital, Lampung Province.Method: This study was an observational research with descriptive analysis.Result: The characteristics of DR-TB patients were mostly in the productive age group, range 20-44 years with a total of 15 patients or 46%. Primary resistant group with a total of 19 patients or 58%. The characteristics of drug sensitization test results were mostly in the rifampicine resistant group with a total of 21 patients or 64%. Median sputum conversion at the end of first month treatment, with the treatment success rate was 83.9%.Conclusion: BPaL/M regimen has shown rapid sputum conversion, therefore leading to a highly effective treatment option for patients with RR/MDR/pre-XDR TB in health facilities in Indonesia.Suggestions: Future studies might compare the effectiveness of BPaL/M regimen, 9-month regimen, and long-term regimen based on success rate and sputum conversion time. Keywords: Efficacy of Therapy, BPaL/M Regimen, Drug Resistant Tuberculosis.
Epidemiological Patterns Of Lung Adenocarcinoma With Pleural Metastasis: Lessons From RSUD Ahmad Yani Metro Saputra, Tetra Arya; Fitriyah, Fitriyah; Infianto, Andreas; Listiandoko, Raden Dicky Wirawan; Wibowo, Adityo; Sukarti, Sukarti; Morfi, Chicy Widya; Azka, Laisa
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 11, No 8 (2025): Volume 11 Nomor 8 Agustus 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v11i8.22116

Abstract

Latar Belakang: Efusi pleura ganas (EPG) merupakan manifestasi stadium lanjut dari berbagai keganasan, paling sering kanker paru, dan berhubungan dengan morbiditas yang tinggi serta prognosis yang buruk. Data epidemiologi menunjukkan bahwa laki-laki dan perokok lebih banyak terdampak, kemungkinan akibat paparan karsinogen dan risiko pekerjaan yang lebih tinggi.Tujuan: Mendeskripsikan karakteristik demografi, distribusi pekerjaan, dan kebiasaan merokok pada pasien dengan diagnosis EPG, serta membahas kemungkinan penyebab dominasi kasus pada laki-laki dan perokok.Metode: Penelitian deskriptif potong lintang dilakukan pada 77 pasien dengan EPG terkonfirmasi secara sitologi atau histopatologi. Data usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan riwayat merokok diperoleh dari rekam medis dan dianalisis menggunakan statistik deskriptif.Hasil: Mayoritas pasien berjenis kelamin laki-laki (59,4%) dan berusia >40 tahun (96,9%). Pekerjaan terbanyak adalah petani (37,5%), diikuti oleh pekerja konstruksi (15,6%). Sebagian besar pasien (62,5%) adalah perokok, dengan proporsi perokok berat mencapai 43,8%. Dominasi laki-laki perokok mencerminkan paparan karsinogen terkait tembakau dan debu pekerjaan yang lebih tinggi.Kesimpulan: EPG lebih banyak ditemukan pada laki-laki usia lanjut dengan riwayat merokok signifikan dan pekerjaan berisiko tinggi. Upaya pencegahan sebaiknya difokuskan pada program berhenti merokok dan pengurangan paparan risiko pekerjaan pada kelompok ini.Saran:  Untuk mengatasi meningkatnya beban kanker paru-paru, beberapa strategi kunci direkomendasikan. Memperkuat program skrining kanker paru-paru sangat penting, terutama bagi kelompok berisiko tinggi seperti pria di atas 40 tahun, perokok berat, dan individu dengan paparan karsinogen tinggi di tempat kerja. Kata kunci: adenokarsinoma paru, efusi pleura ganas, sitologi cairan pleura, merokok, paparan pekerjaan, Indeks Brinkman. ABSTRACT Background: Malignant pleural effusion (MPE) is a late-stage manifestation of various malignancies, most commonly lung cancer, and is associated with significant morbidity and poor prognosis. Epidemiological data indicate that men and smokers are disproportionately affected, possibly due to higher exposure to carcinogens and occupational hazards.Objective: To describe the demographic characteristics, occupational distribution, and smoking habits of patients diagnosed with MPE, and to discuss possible explanations for the predominance among men and smokers.Methods: A descriptive cross-sectional study was conducted on 77 patients with confirmed MPE. Data on age, gender, occupation, and smoking history were obtained from medical records and analyzed using descriptive statistics.Results: The majority of patients were male (59.4%) and aged >40 years (96.9%). Farming was the most common occupation (37.5%), followed by construction work (15.6%). Most patients (62.5%) were smokers, with heavy smokers accounting for 43.8%. The predominance of male smokers reflects higher exposure to tobacco-related carcinogens and occupational dusts.Conclusion: MPE is more prevalent in older males with significant smoking history and high-risk occupations. Preventive measures should target smoking cessation and reduction of occupational exposures in these groups.SuggeStion To address the rising burden of lung cancer, several key strategies are recommended. Strengthening lung cancer screening programs is crucial, particularly for high-risk groups such as men over 40 years old, heavy smokers, and individuals with high occupational exposure to carcinogens. Keywords : lung adenocarcinoma, malignant pleural effusion, pleural fluid cytology, smoking, occupational exposure, Brinkman Index. 
Potensi Pengaruh Konsumsi Jus Wortel (Daucus Carota) Dalam Mengurangi Dysmenorrhea Pada Remaja Putri Di SMAN 7 Bandar Lampung Daulay, Suryani Agustina; Sari, Ratna Dewi Puspita; Morfi, Chicy Widya; Andinatania, Marcella
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 4 (2025): Volume 12 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i4.18676

Abstract

Remaja putri akan mengalami proses menstruasi sebagai tanda telah berfungsinya ovarium. Pada siklus menstruasi tiga hari pertama, darah menstruasi yang keluar akan lebih banyak, wanita biasanya akan merasakan nyeri atau kram di bagian panggul, perut, dan punggung atau disebut dengan dysmenorrhea. Konsentrasi vitamin E yang ada dalam wortel memiliki kemampuan untuk menghambat prostaglandin, yang merupakan agen hormonal yang mempengaruhi dismenore. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi pengaruh konsumsi jus wortel (Daucus carota) dalam mengurangi dysmenorrhea pada remaja putri. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian one group pretest- posttet design ini terdiri atas satu kelompok yang ditentukan. Rencana penelitian ini akan dilakukan di SMAN 7 Bandar Lampung. Populasi sampel terdiri dari wanita remaja yang mengalami dismenore. Pada penelitian ini, data primer digunakan. Hasil yang diperoleh dari uji statistik Wilcoxon menunjukkan bahwa nilai-P (0,000) kurang dari α0,05, sehingga mengarah pada penolakan hipotesis nol (H0) dan penerimaan hipotesis alternatif (Ha), menunjukkan efek signifikan evaluasi pra-tes dan post-tes pada konsumsi jus wortel (Daucus carota) di kalangan siswa di SMAN 7 Bandar Lampung. Kesimpulan adalah bahwa konsumsi jus wortel (Daucus carota) menunjukkan efek potensial dalam mengurangi dismenore di kalangan wanita remaja.
Peningkatan Pengetahuan akan Bahaya Perokok Pasif sebagai Upaya Mencegah Terjadinya Infeksi Saluran Nafas Akut pada Balita di Desa Tegal Rejo, Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Pringsewu Setiawan, Gigih; Wahyudo, Riyan; Morfi, Chicy Widya; Fattima, Eliza Techa
JPM (Jurnal Pengabdian Masyarakat) Ruwa Jurai Vol. 2 No. 1 (2016): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT RUWA JURAI
Publisher : FK Unila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpmrj.v2i1.1161

Abstract

Target pencapaian poin ke-4 Millennium Development Goals (MDGs) mengurangi kematian anak salah satu poinnya adalah menurunkan angka kematian balita 2/3 dari tahun 1990-2015. Kematian balita umumnya disebabkan oleh penyakit infeksi. Dari penyakit infeksi tersebut 2/3 adalah infeksi saluran pernapasan akut. ISPA akan menyerang host apabila ketahanan tubuh menurun. Bayi di bawah lima tahun adalah kelompok yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih rentan terhadap berbagai penyakit. Anak balita yang memiliki anggota keluarga dengan kebiasaan merokok berisiko 4,2 kali lebih tinggi untuk menderita ISPA dibandingkan dengan anak balita dengan anggota keluarga yang tidak merokok. Pemecahan masalah yang diterapkan pada kegiatan ini mencakup penyuluhan mengenai bahaya dari merokok. Penyuluhan juga lebih mendalami bagaimana hubungan merokok dengan kejadian infeksi saluran nafas akut bisa terjadi pada perokok pasif disekitar mereka terutama anak balita. Penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2015 di Desa Tegal Rejo, Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Pringsewu Kegiatan penyuluhan mengenai bahaya perokok pasif pada balita ini diikuti oleh 100 orang warga desa. Setelah mendapatkan penyuluhan tentang materi perokok pasif dan dampak yang ditimbulkan khususnya dalam upaya pencegahan infeksi saluran nafas pada anak balita, maka pengetahuan warga-warga di Desa Tegal Rejo, Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Pringsewu sebagai kelompok berisiko menjadi meningkat. Penyuluhan yang berkelanjutan tentang perokok pasif dan dampak yang ditimbulkan khususnya dalam upaya pencegahan infeksi saluran nafas akut pada anak balita sebaiknya terus dilakukan sehingga diharapkan angka kejadian Infeksi saluran nafas akut pada balita dapat menurun.Kata kunci : ISPA, Perokok Pasif, Balita, Lampung
Program Kesehatan Masyarakat Keliling (Prosmiling) Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di SD Tahfidzul Quran Daarul Huffazz Wahyudo, Riyan; Setiawan, Gigih; Fattima, Eliza Techa; Morfi, Chicy Widya
JPM (Jurnal Pengabdian Masyarakat) Ruwa Jurai Vol. 2 No. 1 (2016): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT RUWA JURAI
Publisher : FK Unila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpmrj.v2i1.1162

Abstract

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan salah satunya ditentukan oleh faktor perilaku. Untuk mendukung upaya peningkatan perilaku sehat ditetapkan visi nasional promosi kesehatan yaitu “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)”. Masa Sekolah Dasar adalah masa keemasan untuk menanamkan nilai-nilai PHBS dan berpotensi sebagai agen of change untuk mempromosikan PHBS baik di lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat sehingga tercipta sumber daya manusia yang berkualitas nantinya. Porsi jumiah penduduk anak-anak Indonesia dengan kategori usia 0-14 tahun sekitar 28%-34% terhadap jumiah penduduk Indonesia yang pada tahun lalu mencapai 235 juta jiwa. Saluran yang cocok untuk memberikan sosialisasi dan praktik kesehatan sejak dini pada anak-anak adalah melalui sekolah.Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui pengaruh edukasi terhadap pengetahuan PHBS dan keterampilan tentang Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan cara menyikat gigi yang benar. Penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 29 Februari 2016 di SD Tahfidzul Quran Daarul Huffazz, Rajabasa, Bandar Lampung. Kegiatan penyuluhan mengenai Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan cara menyikat gigi yang benar ini diikuti oleh 50 orang siswa SD Tahfidzul Quran Daarul Huffazz, Rajabasa, Bandar Lampung. Setelah mendapatkan penyuluhan tentang materi pentingya PHBS pada masa sekolah, Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan cara menyikat gigi yang benar, maka pengetahuan dan keteraampilan siswa-siswi SD Tahfidzul Quran Daarul Huffazz, Rajabasa, Bandar Lampung menjadi meningkat. Penyuluhan berkelanjutan tentang PHBS seperti Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan cara menyikat gigi yang benar dapat terus dilakukan untuk mencegah terjadinya dampak berbahaya baik kesehatan.Kata Kunci: PHBS, CTPS, SD, siswa.
Kegiatan Donor Darah di Pengadilan Negeri Tanjung Karang 2016 Fattima, Eliza Techa; Wahyudo, Riyan; Setiawan, Gigih; Morfi, Chicy Widya
JPM (Jurnal Pengabdian Masyarakat) Ruwa Jurai Vol. 2 No. 1 (2016): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT RUWA JURAI
Publisher : FK Unila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpmrj.v2i1.1163

Abstract

Donor darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu orang ke sistem peredaran orang lainnya. Angka kematian akibat dari tidak tersedianya cadangan transfusi darah pada negara berkembang relatif tinggi.Indonesia memiliki tingkat penyumbang sebanyak 6-10 orang per 1.000 penduduk yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan beberapa negara maju di Asia. Untuk terciptanya disiplin serta meminimalisasi terjadinya hal-hal yang tidak dinginkan, maka terdapat juga sistem dan mekanisme dalam pelaksanaan donor darah.Darah yang telah diambil akan dilakukan uji saring terhadap 4 penyakit menular berbahaya yaitu syphilis, hepatitis B & C dan HIV/AIDS. Apabila ada donor darah yang dicurigai terinfeksi dengan hasil test yang mendukung, maka dirujuk ke Unit Tranfusi Darah Provinsi (UTDP) untuk dilakukan test ulang darah donor tersebut. Hasilnya dikembalikan ke UTDC yang bersangkutan.Pada kegiatan donor darah yang berlangsung tanggal 19 Agustus 2016 di kantor pengadilan Negeri Tanjung Karang, terdapat 66 orang relawan donor darah. Setelah melakukan anamnesis, pemeriksaan berat badan, tekanan darah, dan hemoglobin, didapatkan 47 orang relawan yang memenuhi syarat untuk mendonorkan darahnya. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan menjaga ketersediaan jumlah darah di PMI.Kata Kunci: Darah, Donor, PMI
Pendidikan Kesehatan tentang Bahaya Rokok pada Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 22 Bandar Lampung Sukohar, Asep; Setiawan, Gigih; Morfi, Chicy Widya
JPM (Jurnal Pengabdian Masyarakat) Ruwa Jurai Vol. 3 No. 1 (2017): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT RUWA JURAI
Publisher : FK Unila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpmrj.v3i1.1931

Abstract

Saat ini Merokok sudah menjadi tren di kalangan pelajar laki-laki, terutama pada usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan diperkirakan korban tembakau di masa depan adalah mereka yang menggunakan tembakau. Anak-anak yang menjadi perokok yang hidup saat ini akan meninggal akibat penyakit yang berhubungan dengan tembakau di masa yang akan datang. Prilaku merokok sangat terkait dengan pengetahuan perokok akan bahaya rokok bagi kesehatan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk peningkatan pengetahuan dan perilaku siswa akan bahaya rokok. Pemecahan masalah yang diterapkan pada kegiatan ini mencakup penyuluhan menggunakan metode ceramah, leaflet, tanya jawab disertai pemberia pretes dan postes. Pengukuran status pengetahuan akan bahaya pada siswa dibagi menjadi 4 kategori diantaranya tidak paham, cukup paham, paham, dan sangat paham. Penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 20 September 2017 di SMPN 22 Bandar Lampung. Kegiatan penyuluhan mengenai pendidikan kesehatan akan bahaya rokok pada anak sekolah ini diikuti oleh 80 orang siswa. Setelah mendapatkan penyuluhan tentang materi pendididkan kesehatan tentang bahaya rokok, maka pengetahuan siswa-siswa SMPN 22 Bandar Lampung sebagai kelompok berisiko menjadi meningkat. Penyuluhan berkelanjutan, Pemasangan Banner di sekolah serta konseling mengenai bahaya menjadi perokok aktif maupun pasif terus dilakukan guna lebih meningkatkan pengetahuan dari siswa.Kata kunci: Bahaya rokok, Pendidikan Kesehatan, Remaja SMP.
Peningkatan Pengetahuan Mengenai Manajemen Tatalaksana Terhadap Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan Tuberkulosis Paru (TB) Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Kabupaten Lampung Tengah Mustofa, Syazili; Herdato, M. Junus Didiek; Morfi, Chicy Widya; Saputra, Tetra Arya; Pratama, Arianda; M., Tria; Putranata, Naufal R.; Sanjaya, Rizki Putra; Erumbia, Ilham Akbar
JPM (Jurnal Pengabdian Masyarakat) Ruwa Jurai Vol. 8 No. 2 (2023): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT RUWA JURAI
Publisher : FK Unila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpmrj.v8i2.3239

Abstract

Penyakit utama saluran nafas di Indonesia adalah  Paru Obstuktif Kronik (PPOK) dan Tuberkulosis paru ( TB). Jika PPOK merupakan penyakit tidak menular dibidang paru yang merupakan penyakit kronik, maka TB merupakan penyakit menular. Penyakit penyakit ini membutuhkan penanganan yang tidak hanya dilakukan di rumah sakit namun juga harus dimulai dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Dari data yang didapatkan di dinas Kesehatan Kota Lampung Tengah masih banya pasien dengan PPOK dan TB yang masih belum teredukasi dengan baik. Rendahnya tingkat pengetahuan masyarakatdi Lampung Tengah serta dikarenakan kurangnya informasi kesehatan yang mereka terima sehingga solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah itu dengan dilakukan penyuluhan dan pembaharuan ilmu yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, sikap, dan tindakan dokter dalam melakukan penanganan terhadap penyakit PPOK dan TB. Diharapkan dengan diadakan kegiatan penyuluhan ini pengelolaan terhadap penyakit tidak menular bidang paru di Provinsi Lampung pada khususnya Kota Lampung Tengah dapat terkelola dengan baik serta secara tidak langsung dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan peran dokter dan tenaga kesehatan yang ada di FKTP. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan, yang dilanjutkan dengan diskusi. Mitra sasaran dalam kegiatan ini adalah60 orang dokter dan tenaga kesehatan di FKTP Kota Lampung Tengah. Evaluasi keberhasilan pada kegiatan penyuluhan terdiri dari evaluasi awal dan evaluasi akhir. Tim pengabdian masyarakat pada kegiatan ini yaitu dokter spesialis paru dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, RSUD dr. H. Abdul Moeloek Lampung. Hasil kegiatan ini menunjukkan peningkatan tingkat pemahaman sebesar 30% sehingga keseluruhan peserta memiliki pemahaman baik. Selain itu, terjadi diskusi interaktif yang mengeksplorasi lebih dalam tentang manajemen penyakit PPOK dan TB. Diharapkan promosi kesehatan ini dapat meningkatkan dokter dan tenaga medis di FKTP dalam melakukan manajemen penyakit PPOK dan TB. Kata kunci: PPOK, TB , promosi kesehatan
PENYELARASAN PROGRAM PEMBERANTASAN TUBERKULOSIS DAN PENINGKATAN PENGETAHUAN BAGI TENAGA KESEHATAN YANG MENANGANI TUBERKULOSIS DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Wibowo, Adityo; Saputra, Tetra Arya; Soeprihatini, Retno Ariza S.; Ekawati, Diyan; Morfi, Chicy Widya; Azka, Laisa
JPM (Jurnal Pengabdian Masyarakat) Ruwa Jurai Vol. 9 No. 2 (2024): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT RUWA JURAI
Publisher : FK Unila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpmrj.v9i2.3355

Abstract

Angka kejadian Tuberkulosis (TB) masih tinggi di masyarakat dengan masalah utama yang sering terjadi terkait dengan kesulitan masalah deteksi awal, penanganan secara optimal dan pengenalan efek samping obat, serta mencegah kasus putus pengobatan yang berkaitan dengan peningkatan kasus TB kebal obat. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan yang bertugas dalam pelayanan pasien tuberkulosis baik di puskesmas maupun poliklinik rumah sakit di Kabupaten Lampung Tengah. Manfaat yang diharapkan adalah peningkatan pengetahuan, pemahaman dan tindak lanjut tatalaksana pasien TB sehingga deteksi kasus akan semakin meningkat dan pemantauan akan semakin baik. Metode kegiatan penyuluhan yang digunakan adalah presentasi mengenai deteksi kasus TB, pengobatan dan pemantauan efek samping obat, serta pengenalan tanda awal kasus resistansi obat yang dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi kasus. Sasaran kegiatan ini adalah dokter, perawat, analis dan petugas farmasi yang berkaitan langsung dengan pelayanan terhadap pasien TB. Hasil akhir penyuluhan mendapatkan bahwa kegiatan berlangsung baik dan menunjukkan hasil positif dalam peningkatan pengetahuan tenaga kesehatan terhadap materi yang disampaikan.
GERAKAN SENAM ASMA BERSAMA MASYARAKAT DAN KONSULTASI KESEHATAN PARU DI KOTA BANDAR LAMPUNG wibowo, adityo; Saputra, Tetra Arya; Soeprihatini, Retno Ariza S.; Ekawati, Diyan; Morfi, Chicy Widya; Azka, Laisa
JPM (Jurnal Pengabdian Masyarakat) Ruwa Jurai Vol. 10 No. 1 (2025): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT RUWA JURAI
Publisher : FK Unila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpmrj.v10i1.3517

Abstract

Asma merupakan penyakit heterogen akibat inflamasi kronik pada saluran napas, ditandai oleh gejala yang bervariasi seperti mengi, sesak napas, dada terasa berat, dan batuk yang bersifat fluktuatif. Hiperreaktivitas saluran napas pada asma disebabkan oleh kombinasi inflamasi kronik dan perubahan struktural akibat peradangan jangka panjang. Penatalaksanaan asma bertujuan mengendalikan gejala, mencegah kekambuhan, serta meningkatkan kualitas hidup pasien melalui terapi farmakologis (obat pengontrol dan pelega) dan non-farmakologis (edukasi, penghindaran pencetus, konseling, serta olahraga). Senam asma, yang dikembangkan oleh Yayasan Asma Indonesia, terdiri dari tahapan pemanasan, gerakan inti, dan pendinginan, bertujuan untuk meningkatkan fungsi pernapasan dan kebugaran pasien asma. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan mensosialisasikan senam asma kepada masyarakat Bandar Lampung disertai dengan pemeriksaan kesehatan sebelum dan sesudah senam. Hasil yang diharapkan adalah meningkatnya pemahaman bahwa pasien asma dapat berolahraga secara aman dan terarah, serta senam asma dapat menjadi alternatif aktivitas fisik yang bermanfaat.