Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Study of Gastropods and Bivalves Potential in Mangrove Ecosystem in Sebubus , Paloh Nur Istiqamah; Angga Tritisari; Uray Januardy
Berkala Perikanan Terubuk Vol 49, No 2 (2021): Juli 2021
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/terubuk.49.2.937-944

Abstract

This study aims to obtain data on the abundance of gastropods and bivalves, the density, and the diversity in the mangrove ecosystem in Sebubus Village, Paloh District. The data obtained from this study shed a light in the management of aquatic ecosystems as well as the reference in conserving and identifying mollusks with economic value. Observations from 20 stations revealed that the number of gastropod populations was higher than the population of bivalves. Gastropod abundance was mostly found in Padak and bivalves was mostly found in Engkalan A. Thus, it is necessary to provide information regarding the fishing limits around the mangrove forest o the community. It is necessary to establish a an asylum for gastropods and bivalves as well as support for their sustainability
Antioksidan, asam lemak bebas, k Analisis Penambahan Kunyit (Curcuma longa L) Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas Pada Minyak Goreng Kelapa Angga Tritisari Angga
JURNAL PATANI: Pengembangan Teknologi Informasi dan Pertanian Vol 4 No 1 (2020): JURNAL POLTESA
Publisher : PPPM POLTESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.245 KB) | DOI: 10.47767/patani.v4i1.9

Abstract

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh waktu penambahan kunyit terhadap kadar asam lemak bebas minyak goreng kelapa. Minyak goreng adalah salah satu kebutuhan pokok manusia yang berfungsi sebagai media penghantar panas dalam pengolahan bahan pangan untuk memperbaiki warna, cita rasa dan tekstur dari makanan. Pembuatan minyak goreng kelapa menggunakan metode pemanasan. Namun, metode pemanasan dapat merusak antioksidan dalam minyak goreng kelapa. Akibat dari rusaknya antioksidan dapat meningkatkan kadar asam lemak bebas pada minyak goreng kelapa. Sehingga ditambahkan kunyit dalam pembuatan minyak goreng kelapa untuk menggantikan senyawa antioksidan yang rusak. Penelitian ini mengunakan tiga perlakuan yaitu perlakuan pertama pembuatan minyak goreng kelapa tanpa penambahan kunyit, perlakuan kedua penambahan kunyit sebanyak ± 3 gram waktu titik akhir pemanasan dan perlakuan ketiga penambahan kunyit sebanyak ± 3 gram waktu minyak dalam suhu ruang. Minyak goreng kelapa yang dihasilkan diuji kadar asam lemak bebas dengan metode titrasi asam basa pada minyak baru dan minyak setelah disimpan selama 1 bulan. Hasil uji kadar asam lemak bebas menunjukkan kadar tertinggi pada perlakuan pertama ulangan 1 dan 2 sebesar 0,0833% dan 0,0878%. Setelah disimpan selama 1 bulan meningkat menjadi 0,1181% dan 0,1173%. Sedangkan perlakuan kedua ulangan 1 dan 2 sebesar 0,0665% dan 0,0661%. Setelah disimpan 1 bulan kadar asam lemak bebasnya tidak mengalami perubahan yaitu sebesar 0,0656% dan 0,0652%. Pada perlakuan ketiga ulangan 1 dan 2 sebesar 0,0659% dan 0,0653%. Setelah disimpan selama 1 bulan meningkat menjadi 0,0859% dan 0,0858%. Hasil uji Ansira atau uji F menunjukkan setiap perlakuan percobaan waktu penambahan kunyit dalam pembuatan minyak goreng kelapa berpengaruh sangat nyata terhadap kadar asam lemak bebas minyak goreng kelapa.
Pengembangan Industri Rumah Tangga Berbasis Pengolahan Produk Pertanian Berkerarifan Lokal Junardi Junardi; Angga Tritisari; Daud Perdana
Vokasi Vol 12 No 1 (2017): Vokasi
Publisher : Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.733 KB)

Abstract

Industri rumah tangga merupakan salah satu kegiatan pemengolahan hasil pertanian baik produk jadi maupun produk setengah jadi. Industri rumah tangga juga merupakan suatu solusi yang dapat diandalkan mengingat semakin sulitnya untuk mendapatkan pekerjaan. Kabupaten Sambas yang berlokasi diperbatasan, jumlah penduduk tinggi dan mempunyai sumberdaya alam yang banyak berpotensi untuk pengembangannya. Tetapi, kenyataannya perkembangan tersebut masih belum maksimal. Oleh karena itu, sangat diperlukan strategi pengembangan dan implikasinya terhadap industri rumah tangga berbasis pengolahan produk pertanian. Proses perumusan strategi pengembangan ini akan dilakukan dengan metode SWOT, dan AHP. Hasil di lapangan didapatkan bahwa kekuatannya adalah memiliki jiwa wirausaha, bahan baku dan tenaga kerja tersedia. Kelemahannya adalah keterbatasan modal, rendah tingkat pendidikan dan penguasaan teknologi, minim sarana dan prasarana transportasi serta kurang informasi pasar, manajemen usaha, tidak ada pembukuan, belum memiliki kelembagaan dan musiman. Sedangkan faktor lingkungan eksternalnya adalah meningkatkan pendapatan dan perekonomian serta menciptakan lapangan usaha, jumlah penduduk, teknologi semakin modern, dan dukungan pemerintah sangat besar. Dari analisis SWOT menghasilkan: a) pelatihan wirausaha, b) pelatihan penggunaan teknologi tepat guna, c) pelatihan tata kelola keuangan dan manajemen usaha, d) memperkuat permodalan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing baik produk, e) pembangunan sarana dan prasarana transportasi, f) memperluas pasar, g) pelatihan diversifikasi produk (mengantisipasi perubahan harga bahan baku, cuaca, politik dan keamanan, g) efektivitas dan efisiensi waktu, h) kerjasama dengan lembaga lain. Dalam analisis AHP diperoleh prioritas untuk kriteria faktor adalah sumber daya manusia, aktor atau pelaku adalah pelaku usaha, kriteria tujuan adalah peningkatan SDM, dan prioritas alternatif strategi adalah pelatihan diversifikasi produk. Katakunci: industri rumah tangga, peningkatan nilai tambah produk, peningkatan pendapatan
PENGARUH PERLAKUAN JENIS PISANG TERHADAP KADAR AIR DAN UMUR SIMPAN STIK BOLU PISANG Hamdi Hamdi; Angga Tritisari
Cross-border Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas Kalimantan Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banana sponge sticks are made as an effort to increase the added value of over maturity bananas by reducing their water content through baking and increasing their shelf life as well as being able to distribute them over long distances and for a longer time. The types of bananas studied included kepok bananas, barlin and cold bananas (pisang pisang in Sambas). The purpose of this study was to determine the effect of using kepok, barlin, and dingin bananas on banana sponge sticks on the water content and shelf life of the product. This research is experimental. Determination of the research unit by purposive sampling. The type of data used in this research is quantitative data. Quantitative data were obtained from the results of the moisture content test and storability test. The data analysis method used in the results of the moisture content test was analysis of variance (anova), while the storage capacity test used Acce-related Shelf-life Testing (ASLT). Conclusion: (1) The type of banana treatment has a very significant effect on the water content of banana sponge sticks made from plantain, kepok, barlin and dingin bananas, with the values obtained for each treatment namely, banana sponge sticks kepok 5.2667%, banana sponge sticks berlin 5.7729%, banana sponge sticks 6.1082%, banana sponge sticks kepok mixed with plantains 4.2098%, barlin bananas mixed with plantains 6.0965%, cold banana sponge sticks mixed with plantains 6.6632%; (2) The longest shelf life of banana sponge sticks was 21 days in the treatment of kepok banana sponge sticks mixed with plantains, barlin banana sponge sticks mixed with plantains and dingin banana sponge sticks mixed with plantains. While the shortest shelf life of banana sponge sticks was 18 days in the treatment of kepok banana sponge sticks, Barlin banana sponge sticks and dingin banana sponge sticks.
ANALISIS KANDUNGAN PROKSIMAT COOKIES TEPUNG TEMPE Arifah Madani; Rini Fertiasari; Angga Tritisari; Nurhayati Safitri
Journal of Food Security and Agroindustry Vol. 1 No. 2 (2023): JUNE
Publisher : PAKIS JOURNAL INSTITUTE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.247 KB) | DOI: 10.58184/jfsa.v1i2.87

Abstract

Tempe adalah suatu olahan pangan yang dihasilkan dari proses fermentasi kacang kedelai rebus. Pada proses pengolahan tempe dilakukan dalam beberapa waktu dengan bantuan jamur Rhizopus sp. Tempe memiliki nilai gizi lebih baik dibandingkan kedelai yang masih mentah. Akan tetapi, umur simpan pada tempe sangat rendah. Agar tempe menjadi tahan lama, salah satu alternatif pengolahannya, yaitu dengan menjadi tepung tempe untuk meningkatkan kandungan gizi cookies. Cookies merupakan salah satu produk olahan yang banyak dikonsumsi dengan bahan utamanya yaitu tepung terigu. Tujuan penelitian penelitian yang dilakukan adalah untuk memformulasikan cookies dengan berbahan dasar tepung terigu dan tepung tempe. Penentuan cookies terbaik, yaitu berdasarkan tingkat kesukaan panelis pada uji organoleptik, selanjutnya dilakukan uji proksimat. Hasil dari pengujian kadar air pada tepung tempe sebesar 6,88%. Hasil pengujian organoleptik menunjukkan cookies F3 (tepung tempe 25% dan tepung terigu 75%) merupakan cookies yang paling disukai. Hasil uji proksimat pada cookies F3 menunjukkan kadar air 3,37%, kadar abu 1,81%, karbohidrat 36,7%, lemak 26,36%, protein 14,5%, serat kasar 0,0513% dan mengandung kalori 511,08 kkal.
ANALISIS SUHU PENYIMPANAN TERHADAP UMUR SIMPAN, SODIUM METABISULFIT DAN WARNA PADA KELAPA PARUT KERING (STUDI KASUS PT. XYZ) Titin Sanawiyah; Angga Tritisari; Rozana Rozana; Maulida Maulida
Media Ilmiah Kesehatan Indonesia Vol. 1 No. 2 (2023): SEPTEMBER
Publisher : Pakis Journal Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58184/miki.v1i2.118

Abstract

Kelapa parut kering (desiccated coconut) merupakan salah satu produk kelapa yang awet yang biasa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan santan, bahan baku pembuatan roti, dan berbagai macam makanan lainnya. Agar memiliki kualitas yang baik selama penyimpanan dilakukan penambahan sodium metabisulfit. Bahan tersebut digunakan sebagai bahan pemutih dan meningkatkan daya umur simpan pada produk kelapa parut kering (desiccated coconut). Maka dari penelitian ini bertujuan untuk melihat kadar sodium metabisulfit, perubahan warna dan berat sampel jika disimpan dengan tingkat suhu yang berbeda sebagai acuan kandungan kadar air pada kelapa parut kering (desiccated coconut). Dalam penelitian kelapa parut kering ini dilakukan perlakuan suhu penyimpanan yang berdasarkan kasus di PT. XYZ yaitu suhu ruang, suhu dingin (ruangan ber-AC) dan suhu inkubator. Selama penyimpanan kelapa parut kering (desiccated coconut) dilakukan dengan rentang waktu 7 hari (hari ke-0, 7, 14 dan 21 hari). Berdasarkan hasil penelitian yang didapat rata-rata kadar sodium metabisulfit mengalami perubahan dalam rentang waktu 7 hari. Perlakuan suhu inkubator atau suhu yang terlalu tinggi mempercepat penurunan kadar sodium metabisulfit baik dari segi warna dan berat sampel. Sedangkan suhu ruang dan suhu dingin dari segi perubahan warna masih tetap terjaga dan kadar sodium metabilsufit tidak terjadi penurunan yang terlalu signifikan selama 21 hari.
KARAKTERISTIK MUTU DAN ANALISIS ORGANOLEPTIK PENYEDAP BUBUK ALAMI DAUN SENGKUBAK ( Pycnarrhena cauliflora Diels.) Angga Tritisari Angga
Sehati Abdimas Vol 5 No 1 (2022): Prosiding Sehati Abdimas 2022
Publisher : PPPM POLTESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daun sengkubak (Pycnarrhena cauliflora Diels.) salah satu tumbuhan berasal dari Kalimantan Barat yang dapat digunakan sebagai pengganti MSG atau mecin. Pembuatan sengkubak bubuk sebagai bumbu masakan tidak dapat dibuat dari hanya satu jenis rempah-rempah karena akan sangat sulit mencapai flavor yang stabil. Pada penelitian ini bubuk daun sengkubak dan bubuk sari daun sengkubak di tambahkan garam dengan perbandingan 100%, 75% : 25%, 50% : 50% dan 25% : 75% (Bubuk daun sengkubak : garam) dan 100%, 75% : 25%, 50% : 50% dan 25% : 75% (Bubuk sari daun sengkubak : garam). Sehingga diperoleh 8 formulasi yang selanjutnya dilakukan pengamatan fisik dan pengamatan kimia (Kadar air, kadar abu dan kadar protein). Dari hasil uji yang diperoleh dengan penambahan garam pada pembuatan penyedap bubuk daun sengkubak terdapat perbedaan dari setiap formulasi. Berdasarkan syarat mutu SNI 01-4273-1996 tentang syarat mutu bumbu penyedap rasa, kadar air pada semua formulasi telah memenuhi kriteria mutu maksimal 4%. Kadar protein formulasi 100% mencapai 9,2919% dan 9,3303%, formulasi 75%:25% mendekati syarat mutu sebesar minimal 7% yaitu 6,5316% dan 6,4176% dan formulasi 50% sari daun sengkubak : 50% garam sebesar 6,1356%. Kata Kunci: Daun Sengkubak, Penyedap Bubuk, Formulasi
The Effect of Brewing Time on the pH Level and Antioxidant Content of Liberica Coffee Peel and Siam Orange Peel Infusion Tea Rona Safrina; Angga Tritisari
FoodTech: Jurnal Teknologi Pangan Vol 7, No 1 (2024): May
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jft.v7i1.79425

Abstract

Tea is the second most consumed beverage in the world after water. About two-thirds of the world's population consumes tea. The purpose of this research is to determine the pH and antioxidant content of Liberica coffee peel and Siam orange peel infusion tea. The approach taken in this research is quantitative with a factorial completely randomized design (CRD) and two factors. Each was replicated three times. The first factor is the comparison used for coffee peel and orange peel (X), namely coffee peel:orange peel (1:3) (X1), coffee peel:orange peel (1:1) (X2), coffee peel:orange peel (3:1) (X3). The second factor is the brewing time (Y) consisting of three treatment levels: 5 minutes (Y1), 10 minutes (Y2), and 15 minutes (Y3). The results of the analysis of variance (ANOVA) show that the comparison of the composition of Liberica coffee peel-Siam orange peel infusion tea (factor X) can significantly affect antioxidant activity. Additionally, the pH measurement results indicate significant differences in the composition comparison marked by factor X, brewing time (factor Y), and interaction factor (XY). The average pH measurement results in a neutral outcome and affect the stability of antioxidant activity. The conclusion of this research is that chemical analysis of the formula with a composition ratio of 1:1 (X1) with a brewing time of 5 minutes (Y1) has the highest antioxidant content.
ANALISA MIKROBIOLOGI MENGGUNAKAN NaCl SEBAGAI ALTERNATIF BUFFER PEPTONE WATER PADA PRODUK DESICCATED COCONUT DI PT. Unicoco Industries Indonesia Angga Tritisari
Jurnal Agroindustri Pangan Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Agroindustri Pangan
Publisher : PPPM POLTESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.579 KB) | DOI: 10.47767/agroindustri.v2i1.514

Abstract

Microbiology is a science that studies very small living things that cannot be seen with the naked eye without the help of special equipment. These creatures are called microorganisms or microorganisms, but there are also harmful ones such as causing disease. Microbes consist of bacteria, fungi, and viruses. In general, each microbe has a different morphology and anatomical structure (Waluyo, 2004). Table salt or sodium chloride is used by humans for the food preservation process because it can inhibit the growth of bacteria. The purpose of this study was to determine the effect of variations in NaCl concentration on the number of bacterial colonies in Desiccated Coconut (DC) products. The type of research used is experimental with quantitative descriptive data analysis results. The sample used in this study was desiccated coconut with a concentration of NaCl as an alternative ingredient of Buffered Peptone Water (BPW) and the concentrations used were 0.80%, 0.85%, 0.90% and 0.95%. The results showed that all concentrations of NaCl could be used but at a concentration of 0.85% it was very close to the results with BPW control media for the total plate count, salmonella and yeast and mold tests.
PENGUJIAN KADAR AIR, KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN TINGKAT ASAM BASA (pH) PADA SANTAN KELAPA CREAM (Coconuat Cream) Angga Tritisari
Jurnal Agroindustri Pangan Vol 2 No 3 (2023): Jurnal Agroindustri Pangan
Publisher : PPPM POLTESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47767/agroindustri.v2i3.541

Abstract

Kelapa (Cocos nucifera) merupakan anggota tunggal dalam marga Cocos dari suku aren-arenan atau Arecaceae yang secara botani merupakan pohon berbuah. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai pohon kehidupan (tree of life). Pohon kelapa bisa dimanfaatkan batang, daun dan buahnya. Provinsi Kalimantan Barat menempatkan komoditas kelapa sebagai salah satu komoditas unggulan hasil perkebunan. Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, kelapa juga merupakan komoditas ekspor penghasil devisa negara. Luas perkebunan kelapa di Kalimantan Barat sampai dengan tahun 2018 telah mencapai 99.749 ha dengan produksi 80.694 ton (BPS Kalbar, 2018). Penelitian ini dilaksanakan pada mulai bulan Mei sampai Bulan Agustus 2022. Proses penelitian yang dilakukan yaitu pengujian kadar kadar air, kadar asam lemak bebas, dan tingkat asams basa (pH) pada produk santan dengan penambahan konsentrasi bahan penstabil (sodium alginat) yang dilakukan di Laboratorium Analisis Mutu Jurusan Agribisnis Politeknik Negeri Sambas.Berdasarkan data hasil rata-rata uji kadar air dengan penambahan konsentrasi bahan pengental dapat dilihat bahwa konsentrasi 0,4% memiliki kadar air yang baik dengan nilai 60,4377%. Hasil Analisis Varian (Anova) Uji Kadar Air di atas dapat disimpulkan bahwa hasil nilai Fhitung yang didapatkan sebesar 392,8417 serta Ftabel 5% yang digunakan 3,48% dan 1% menggunakan 5,99%. Berdasarkan data hasil rata-rata uji kadar air dengan penambahan konsentrasi bahan pengental dapat dilihat bahwa konsentrasi 0,4% memiliki kadar asam lemak bebas yang baik dengan nilai 0,0799% . Berdasarkan data hasil rata-rata uji kadar pH dengan penambahan konsentrasi bahan penstabil dapat dilihat bahwa konsentrasi 1,2% memiliki pH yang baik dengan nilai 6,20. Berdasarkan hasil penelitian tentang pengolahan santan kelapa dengan penambahan sodium alginat dapat disimpulkan bahwa penambahan sodium alginat dapat mempengaruhi hasil kadar air pada santan kelapa, penambahan sodium alginat dapat mempengaruhi hasil kadar asam lemak bebas pada santan kelapa dan penambahan sodium alginat dapat mempengaruhi hasil pH pada santan kelapa Saran yang diberikan untuk skipsi ini antara lain penelitian selanjutnya sebaiknya lebih mengunakan kemasan yang lebih baik lagi serta melakuan uji lanjutan diantaranya viskositas, kadar lemak dan uji mikroba.