Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Exploring the Association between Diabetes Mellitus, Obesity, and Recurrent Stroke Events: a Cross-sectional Study Marlina, Marlina; Sari, Maulida; Amni, Rahmalia
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 12, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/gmhc.v12i2.13555

Abstract

Stroke is the most significant cause of death and cause of disability in the world because it causes neurological deficits in sufferers, such as muscle paralysis, swallowing weakness, communication damage, and vision disorders to cause death. Stroke can be recurrent and have a severe impact compared to the initial attack. The purpose of this study was to explore the association between diabetes mellitus, obesity, and the incidence of recurrent strokes in post-stroke patients at a regional general hospital in Aceh province. It is a cross-sectional study carried out from 3–12 August 2022. The sampling technique used in this study was a purposive sampling of 154 patients. The instruments used were questionnaires of patient demographic characteristics, data analysis using chi-square assays, and logistic regression. The results showed that there was no association between diabetes mellitus (p>0.05) and obesity (p>0.05) with the incidence of recurrent strokes. One of the preventive measures for the occurrence of recurrent strokes is to provide education about the prevention of recurrent strokes related to diabetes mellitus and obesity, one of which is a healthy lifestyle. In conclusion, there is no relationship between diabetes mellitus, obesity, and the incidence of recurrent strokes in post-stroke patients at a regional general hospital in Aceh province.
Relationship between Self-Management Behavior on the Severity of Artery Coronary Disease Marlina, Marlina; Sari, Muliya; Fithria, Fithria; Amni, Rahmalia
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 11, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/gmhc.v11i3.12095

Abstract

Coronary artery disease (CAD) is a non-communicable disease that is the main cause of death and loss of disability-adjusted life years (DALYs) globally. Patients can experience various complications that affect the severity of the disease. Various factors, especially self-management behavior, can influence the severity of CAD patients. This study aimed to determine the relationship between self-management behavior and the severity of CAD in Dr. Zainoel Abidin Regional General Hospital Banda Aceh. This study used a cross-sectional design from March 28 to May 19, 2023. The sample consisted of 221 CHD patients who had undergone coronary angiography, were selected using purposive sampling, and met the inclusion and exclusion criteria. Data was collected through guided interviews using the self-management scale (CSMS) and syntax score. Data were analyzed descriptively and inferentially. Data analysis showed a significant relationship between self-management behavior and the severity of CAD. Daily life management (p=0.000, OR=5.334), disease management (p=0.000, OR=2.633), and emotional management (p=0.000, OR=2.047) were associated with the severity of CAD. Logistic regression indicated that daily life management was the most dominant factor associated with the severity of CAD (OR=5.334). Good daily life, disease, and emotional management can help reduce the risk of complications and improve the prognosis of CAD patients. Self-management behavior, particularly daily life management, is significantly related to the severity of CAD in Dr. Zainoel Abidin Regional General Hospital patients.
GAMBARAN KESIAPAN MELAKUKAN PERTOLONGAN PERTAMA KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS PADA MAHASISWA Amini, Raisa; Nurhidayah, Irfanita; amni, Rahmalia
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kejadian kecelakaan lalu lintas masih sangat tinggi di Indonesia walaupun mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Luka ringan, berat, bahkan kematian dapat terjadi akibat kecelakaan tersebut, dimana saja dan kapan saja. Masyarakat dalam hal ini mahasiswa keperawatan berperan penting untuk memberikan pertolongan pertama, dan mereka diharapkan mampu untuk memberikan pertolongan tersebut. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kesiapan mahasiswa Keperawatan di Banda Aceh dalam melakukan pertolongan pertama pada korban kecelakaan. Jenis penelitian bersifat kuantitatif dengan metode descriptive research. Responden berjumlah 124 orang dan pengambilan sampel menggunakan metode consecutive sampling. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner kesiapan dalam bentuk pernyataan skala likert. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa 98,4% responden siap dan 1,6% responden lainnya cukup siap. Sebagian besar mahasiswa berusia 21 tahun (67,7%), dan umumnya berjenis kelamin perempuan (92,7%). Sebanyak 86,3% belum pernah melakukan pertolongan pertama pada korban kecelakaan, 55,6% belum pernah mengikuti pelatihan pertolongan pertama dan seluruh responden pernah mendapatkan informasi terkait pertolongan pertama terutama dari pendidikan dan pelatihan (88,7%). Dapat disimpulkan bahwa, sebagian besar responden dinyatakan siap untuk melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan (98,4%). Direkomendasikan pada penelitian selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian pada aspek lain seperti keterampilan dalam melakukan pertolongan pertama, dan bagi mahasiswa keperawatan diharapkan untuk dapat mengimplementasikan apa yang telah dipelajari ke dalam kehidupan sehari-hari.
Pengetahuan Masyarakat Dalam Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Banjir Amni, Rahmalia; Aklima, Aklima; Fikriyanti, Fikriyanti; Nurhidayah, Irfanita
Jurnal Ners Vol. 8 No. 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v8i2.26810

Abstract

Banjir merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Pengetahuan dalam menghadapi bencana, termasuk bencana banjir sangat dibutuhkan agar masyarakat mempunyai kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya bencana. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur pengetahuan masyarakat dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir di Kecamatan Leupung Aceh Besar. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif eksploratif dengan pendekatan cross-sectional study. Populasi penelitian berjumlah 336 kepala keluarga yang berdomisili di Kecamatan Leupung Aceh Besar. Jumlah sampel penelitian sebanyak 70 responden yang diambil dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Uji statistik menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan masyarakat dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir berada pada kategori cukup 37 responden atau 52,9%. Semakin tinggi pengetahuan masyarakat dalam mengantisipasi bencana maka semakin meningkat pula kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir. Maka, dibutuhkan upaya peningkatan pengetahuan masyarakat demi terjadinya peningkatan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir.
ASUHAN KEPERAWATAN ACUTE RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME (ARDS) DI RUANG ICU : STUDI KASUS Rafnadila, Puspa; Marlina, Marlina; Amni, Rahmalia
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Acute respiratory distress syndrome (ARDS) merupakan penyakit paru berat ditandai dengan kondisi radang (inflamasi) hebat pada jaringan paru, sehingga menyebabkan gangguan pertukaran gas, dan pemasangan ventilator mekanik. Studi kasus ini bertujuan untuk menjelaskan asuhan keperawatan kegawatdaruratan pada pasien acute respiratory distress syndrome. Hasil pengkajian didapatkan data pada Tn.B yaitu hasil analisis gas darah pH 7,39, PCO2 47,4 mg/dL, HCO3 29,1 mmol/L, dan hasil laboratorium didapatkan kadar Kalium: 5,60 mmol, Natrium: 128 mmol/L, klorida: 108 mmol/L dan terdapat banyak sekret berwarna putih kekuningan, pasien sudah dilakukan pemasangan ventilasi mekanik di IGD sebelum dipindahkan ke ICU, keluarga mengatakan pasien memiliki riwayat DM Tipe II dan TB paru, namun pasien telah berhenti mengkonsumsi obat TB sejak Juli 2022. Masalah keperawatan yang muncul adalah Bersihan jalan nafas tidak efektif, gangguan pertukaran gas, gangguan penyapihan ventilatort. Hasil evaluasi hari ketiga menunjukkan tidak ada perbaikan ditandai dengan pH: 7,367, pCO2: 69,4 mmHg, HCO3: 39,0 mmol/L. Hasil asuhan keperawatan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman perawat dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan acute respiratory distress syndrome et causa TB paru.
ASUHAN KEPERAWATAN ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE (ADHF) DI ICCU : STUDI KASUS Ghina, Nawal; Halimuddin, Halimuddin; Amni, Rahmalia
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Acute Decompensated Heart Failure (ADHF) merupakan keadaan dimana jantung tidak mampu memompa darah secara adekuat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan oksigen pada jaringan tubuh yang dapat membahayakan nyawa sehingga membutuhkan penanganan medis secara intensif. Studi kasus ini bertujuan untuk menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami ADHF. Terdapat tiga masalah utama yaitu penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan preload, kelebihan volume cairan berhubungan dengan sindroma gagal jantung dan risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan resistensi insulin. Hasil evaluasi hari rawatan ketiga adalah sesak mulai terasa berkurang, orthopnea sudah berkurang, nasal kanul 4L/m, SpO2: 94%, TD: 128/60 mmHg, RR: 28x/menit, HR: 62x/menit, edema perifer, suara lapang paru masih terdapat ronkhi, intake/output cairan: 50/100cc, kadar glukosa darah sewaktu (KGDS) : 200mg/dL. Pada diagnosis penurunan curah jantung dan kelebihan volume cairan perlu dilaksanakan pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto thorax hal ini diperlukan untuk penatalaksanaan lebih lanjut pada edema paru.
Level of Knowledge of Boarding School Students in First Aid Management of Syncope Amni, Rahmalia; Fikriyanti, Fikriyanti; Aklima, Aklima
Journal of Language and Health Vol 5 No 3 (2024): Journal of Language and Health
Publisher : CV. Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Syncope is a condition that requires proper and fast first aid. Boarding school students stay twenty-four hours in a dormitory and students often experience syncope for various causes, so boarding school students need independent first aid skills for syncope. Objective: This study aimed to identify the level of knowledge of boarding school students in providing first aid for syncope cases. Method: This research uses quantitative research methods with a cross-sectional descriptive design. The sampling technique in this research was total sampling, with a sample size of 110 respondents. Data collection used a modified questionnaire, and the validity has been tested at r > 0.1857 and the Cronbach alpha value is 0.89. Data analysis was conducted descriptively using a computerized program. Results: Comprehensive research shows that 10.9% of boarding school students have high knowledge of first aid in cases of syncope, 71.8% have medium knowledge, and 17.3% have low knowledge. Conclusions: This research shows that the majority of boarding school students' knowledge level in first aid for syncope cases is still in the sufficient and poor categories.
STUDI KASUS PADA PASIEN ACUTE RESPIRATORY FAILURE ET CAUSA PNEUMONIA DI UNIT PERAWATAN INTENSIF Maulana, Aliif; Halimuddin, Halimuddin; Amni, Rahmalia
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i2.4295

Abstract

Acute respiratory failure merupakan komplikasi dari pneumonia karena kegagalan atau ketidakmampuan sistem respirasi dalam mempertahankan keadaan pertukaran udara dari luar tubuh dengan sel-sel tubuh yang sesuai dengan kebutuhan tubuh normal. Studi kasus ini bertujuan untuk menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien Acute Respiratory Failure et causa Pneumonia di Unit Perawatan Intensif Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Diagnosis keperawatan yang muncul pada Tn. A adalah gangguan pertukaran gas dengan intervensi keperawatan manajemen ventilasi mekanik, hipervolemia dengan intervensi keperawatan manajemen hipervolemia, bersihan jalan napas tidak efektif dengan intervensi keperawatan manajemen jalan napas, risiko aspirasi dengan intervensi keperawatan pencegahan aspirasi. Hasil evaluasi belum terdapat perbaikan pada kondisi pasien, ditandai dengan tekanan darah: 123/87 mmHg, Mean Arterial Pressure (MAP): 92 mmHg, heart rate: 132x/menit, SpO2: 89%, pH 7.344 mmHg, pCO2 65.30 mmHg, pO2 57 mmHg, HCO3 35.9 mEq/L, pasien terpasang ventilator mode CMV dan terdapat edema perifer. Rekomendasi bagi perawat agar memberikan terapi antibiotik dan mempertahankan oksigenasi yang adekuat untuk mencegah terjadinya hipoksemia.Kata kunci: Acute Respiratory Failure, Pneumonia, Unit Perawatan IntensifAcute respiratory failure is complications of pneumonia due to failure or inability of the respiratory system to maintain air exchange from outside the body with body cells in accordance with normal body needs. In this study, it aimed at describing the nursing care for patients with Acute Respiratory Failure et causa Pneumonia in the Intensive Care Unit At dr. Zainoel Abidin General Hospital Banda Aceh Municipality. The nursing diagnoses that emerged in Mr. A were gas exchange disorders with nursing interventions of mechanical ventilation management, hypervolemia with nursing interventions for hypervolemia management, ineffective airway clearance with airway management nursing interventions, risk of aspiration with aspiration prevention nursing interventions. The evaluation results showed no improvement in the patient's condition, indicated by blood pressure: 123/87 mmHg, Mean Arterial Pressure (MAP): 92 mmHg, heart rate: 132x/minute, SpO2: 89%, pH 7,344 mmHg, pCO2 65.30 mmHg, pO2 57 mmHg, HCO3 35.9 mEq/L, the patient is on a CMV mode ventilator and there is peripheral edema. Recommendations for nurses to provide antibiotic therapy and maintain adequate oxygenation to prevent hypoxemia.Keywords: Acute Respiratory Failure, Intensive Care Unit, Pneumonia
Asuhan Keperawatan pada Pasien ST Elevation Myocardial Infarction (STEMI) di Unit Perawatan Intensif: Studi Kasus Agustina, Riska; Halimuddin, Halimuddin; Amni, Rahmalia
Indonesian Journal of Health Science Vol 5 No 3 (2025)
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54957/ijhs.v5i3.1501

Abstract

STEMI (ST segment Elevation Myocardial Infarction) merupakan indikator kejadian oklusi total pada pembuluh darah arteri koroner. Kondisi ini memerlukan tindakan untuk mengembalikan aliran darah dan reperfusi miokard secepatnya. Studi kasus ini bertujuan untuk menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien STEMI di Unit Perawatan Intensif Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Kota Banda Aceh. Diagnosis keperawatan yang muncul pada Tn. Z adalah gangguan pertukaran gas dengan intervensi keperawatan pemantauan respirasi, pengambilan sampel darah arteri dan manajemen asam-basa. Diagnosis kedua yaitu penurunan curah jantung dengan intervensi keperawatan perawatan jantung, pemantauan cairan dan pemantauan tanda vital. Diagnosis ketiga yaitu ketidakstabilan kadar glukosa darah dengan intervensi keperawatan manajemen hiperglikemia dan pemberian obat intravena. Hasil evaluasi terdapat perbaikan pada kondisi pasien, ditandai dengan nilai TD: 105/65 mmHg, MAP: 70 mmHg, HR: 76 x/menit (gambaran EKG sinus rhytm), T: 36,5 oC, akral teraba hangat dan CRT < 2 detik. Selain itu pasien sudah tidak lagi menggunakan ventilator, pasien terpasang oksigen nasal canul 3 L/menit, suara napas ronchi dan pasien mampu mengeluarkan sputum. Pola napas reguler, RR: 20 x/menit, SpO2: 94%, kesadaran compos mentis (E3M6V5). Rekomendasi bagi perawat agar dapat meningkatkan kualitas perawatan intensif, serta penanganan keperawatan dapat dilakukan secara cepat dan tepat sehingga angka kematian dapat diminimalkan.
Analisis tingkat keparahan nyeri dada pasien sindrom koroner akut di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Amni, Rahmalia; Putri, Salsa Savira; Yanti, Sarini Vivi
Indonesian Journal of Health Science Vol 5 No 3 (2025)
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54957/ijhs.v5i3.1506

Abstract

Nyeri dada merupakan gejala utama yang paling sering dikeluhkan pasien SKA, namun terkadang nyeri yang muncul sering kali disalahartikan oleh masyarakat sebagai gejala masuk angin biasa dan diabaikan, sehingga dapat berakibat terjadinya kematian. Tingkat keparahan nyeri yang dirasakan setiap pasien dapat bervariasi mulai dari ringan hingga berat, dengan ketidaknyamanan yang mungkin akan terus meningkat dan berkurang secara bertahap. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat keparahan nyeri dada yang muncul pada pasien sindrom koroner akut di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif dengan desain cross-sectional study dengan jumlah sampel 53 pasien SKA. Teknik pengambilan sampel adalah incidental sampling. Data dikumpulkan menggunakan lembar isian yang berisi pengkajian nyeri pada pasien dengan metode Numeric Rating Scale (NRS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keparahan nyeri yang dirasakan pasien mayoritas berada pada kategori nyeri sedang (77.4%). Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak mengabaikan rasa nyeri dada yang muncul, dan menambah wawasan bagi para perawat mengenai bagaimana gambaran tingkat keparahan nyeri dada yang dirasakan pasien sindrom koroner akut.