Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Membangun Masyarakat yang Mandiri, Kreatif dan Religius Heriana, Tutik; Sunarso, Sunarso; Mulyanto, Takim; Wijaya, Andik; Subagyo, Anton; Wulandari, Risky; Sugeng, Sugeng
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol. 6 No. 1 (2023): JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan)
Publisher : STKIP Yapis Dompu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.044 KB) | DOI: 10.54371/jiip.v6i1.1350

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat dilakukan bukan hanya dengan cara memberi sesuatu kepada masyarakat dan masyarakat hanya menerima apa yang diberikan oleh pengabdi tanpa melakukan apapun. Pengabdian masyarakat jauh lebih dari itu, pengadian masyarakat dilakukan untuk 'mengubah' pola pikir masyarakat agar menjadi mandiri dengan memanfaatkan potensi yang ada. Metode pengabdian dengan menggunakan PAR (Participatori Action Research). Sedangkan Metode pelaksanakan dengan partisipatif, demonstrasi, pelatihan dan praktek. Atas dasar analisis situasi awal yang didapatkan dari survey pendahuluan bahwa masyarakat desa Pijeran, kecamatan Siman, kabupaten Ponorogo membutuhkan motivasi stimulan terhadap ide-ide usaha untuk meningkatkan kreatifitas serta mendatangkan tambahan penghasilan bagi masyarakat desa tersebut. Yang dimaksud kreatif adalah menciptakan ide atau gagasan baru yang mampu menghasilkan produk baru yang belum ada sebelumnya dan bisa digunakan oleh masyarakat sehingga bisa lebih mandiri secara finansial. Secara paralel juga diperlukan upaya peningkatan kapasitas kerohanian masyarakat melalui kegiatan berbasis agama. Tim pengabdi berusaha mendorong masyarakat untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai religius, kreatif dan kemandirian sebagai modal dasar dalam pembangunan desa. Menumbuhkembangkan kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam mengembangkan potensi diri dan lingkungan. Meningkatkan kolaborasi antara warga dan pihak lain agar tercipta percepatan pembangunan.
ANALISIS KERUSAKAN JALAN BATAS KOTA KETAPANG - PESAGUAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA DAN PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI) Wulandari, Risky; Kadarini, S Nurlaily; Azwansyah, Heri
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 11, No 3 (2024): JeLAST Edisi Agustus 2024
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v11i3.84021

Abstract

Ruas Jalan Batas Kota Ketapang - Pesaguan merupakan jalan kolektor primer 2 yang menghubungkan secara berdaya guna antara ibukota provinsi dan ibukota kabupaten/kota. Banyaknya kerusakan jalan pada lapisan aspal yang terjadi di ruas Jalan Batas Kota Ketapang "“ Pesaguan menyebabkan kurangnya tingkat layanan jalan. Tujuan penelitian ini agar diketahui tipe kerusakan pada perkerasan, mengetahui besarnya nilai kerusakan dan membandingkan hasil analisis berdasarkan dua Metode Bina Marga dan Metode PCI. Hasil penelitian didapatkan 7 jenis kerusakan yang terjadi yaitu retak pinggir, pelepasan butir, pengelupasan, lubang, retak kulit buaya, tambalan dan retak memanjang. Berdasarkan hasil analisis Metode Bina Marga didapat 58 segmen yang memerlukan pemeliharaan rutin. Sedangkan berdasarkan Metode PCI didapat 24 segmen dengan kondisi perkerasan sempurna (excellent), 15 segmen dengan kondisi perkerasan sangat baik (very good), 8 segmen dengan kondisi perkerasan baik (good), 2 segmen dengan kondisi perkerasan sedang (fair), 1 segmen dengan kondisi perkerasan jelek (poor), 7 segmen dengan kondisi perkerasan sangat jelek (very poor), serta 1 segmen dalam keadaan gagal (failed). Sehingga terdapat 37 segmen memerlukan pemeliharaan rutin, 13 segmen memerlukan tambalan dan lapis tambahan serta 8 segmen memerlukan penanganan rekonstruksi.Kata kunci : Bina Marga, Kerusakan Jalan, Pavement Condition Index, Pemeliharaan Rutin.
Profil Anafilaksis di RSU Hasanah Graha Afiah, Depok pada Januari 2023 – April 2024 Koesnoe, Sukamto; Wulandari, Risky; Wicaksana, Bramantya
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction. Anaphylaxis is a severe hypersensitivity reaction that occurs rapidly and can be life-threatening. This reaction disrupts the respiratory, cardiovascular, digestive, and/or integumentary systems. The global prevalence of anaphylaxis is 1-2%, with a mortality rate of 0.3%. However, data on anaphylaxis in Indonesia is very limited. The aim of this study was to obtain anaphylaxis profile at Hasanah Graha Afiah Hospital, Depok. Methods. This study used a cross-sectional descriptive study from January 2023 to April 2024 at Hasanah Graha Afiah Hospital, Depok, Jawa Barat. Inclusion criteria include patients aged ≥17 years, diagnosed with anaphylaxis in medical records in inpatient and/or emergency units. Data was collected from electronic medical records. Demographic variables include gender, age, marital status, occupation, education, comorbidities, causes of anaphylaxis, diagnostic criteria, severity, initial therapy, and mortality. Results.This study found an anaphylaxis incidence rate of 0.8%, with the highest occurrence in the 26-35 age group (28%). Most anaphylaxis cases were in females (59%). The most common triggers were NSAIDs (34.4%), followed by antibiotics (28.1%), paracetamol (9.4%), anti-bleeding agents (9.4%), and anti-tuberculosis drugs (6.2%). Interestingly, we found food, blood products, and cold as other causes. Anaphylactic shock occurred in 19% of cases. The most used therapies were methylprednisolone (43%), diphenhydramine (28%), epinephrine (17%), and dexamethasone (12%). There were no anaphylaxis-related mortalities. Conclusions. The incidence of anaphylaxis at RSU Hasanah Graha Afiah, Depok, was 0.8%. Most cases occurred in females aged 26–35 years, with medications being the primary trigger. Vigilance in selecting disease treatment, early recognition of anaphylaxis, and prompt and appropriate management are essential instruments in the successful handling of anaphylaxis.
SENSITIVITY AND SPECIFICITY OF A NEW TOOL FOR EARLY DETECTION OF RISK FACTORS FOR NON COMMUNICABLE DISEASES IN URBAN WORKERS Erista Nai, Hildagardis Meliyani; Wulandari, Risky
The Indonesian Journal of Public Health Vol. 19 No. 1 (2024): THE INDONESIAN JOURNAL OF PUBLIC HEALTH
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/ijph.v19i1.2024.94-105

Abstract

Introduction: Non communicable diseases (NCDs) have an impact on health, economy, and quality of life, and can reduce worker productivity. Approximately 41 million people die from NCDs every year, accounting for 74% of deaths worldwide. The Deteksi Dini Faktor Risiko Gizi dan Kesehatan (DDR-GizKes) is instrument designed for the early detection of nutritional and health risk factors related to NCDs that affect the productivity of urban workers . A screening test is essential part of this newly developed tool. Aims: This study aims to test the sensitivity and specificity of the DDR-GizKes instrument for detecting NCDs in urban workers. Methods: This study used a descriptive observational design with a cross-sectional approach. The population consisted of 227 teachers and staff in high schools in Yogyakarta who were selected using a cluster random sampling technique. Hypertension was used as the gold standard for the screening test. Results: The nutritional risk factor test had a sensitivity of 15.8% and a specificity of 94.2%. The positive predictive value (PPV) for the nutritional risk factor was 16.7% and the negative predictive value (NPV) was 93.8%. Meanwhile,  the health risk factor test had a sensitivity of 15.8% and a specificity of 86.4%. The PPV for the health risk factor was 7.89% and the NPV was 93.3%. Conclusion: The DDR-GizKes instrument had low sensitivity but high specificity. Further research is necessary to establish the scoring system of the DDR-GizKes instrument in populations with a high prevalence of NCDs using a larger sample size.