Claim Missing Document
Check
Articles

STUDI PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR DASAR DI KECAMATAN TELOK BATANG KABUPATEN KAYONG UTARA. STUDI KASUS DESA SUNGAI PADUAN DAN DESA MAS BANGUN Azwansyah, Heri; Juniardi, Ferry
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.973 KB) | DOI: 10.26418/lantang.v1i1.18808

Abstract

Infrastruktur yang memadai dapat mendukung kegiatan ekonomi masyarakat. Studi ini bertujuan untuk mengetahui aksesibilitas infrastruktur dasar bagi masyarakat pedesaan di Desa  Sungai Paduan dan Desa Mas Bangun Kecamatan Telok Batang.  Studi ini membutuhkan data-data aksesibilitas dan kondisi infrastruktur dasar yang diperoleh dari instansi terkait, observasi lapangan dan interview.  Studi ini  menggunakan  metode Integrated Rural Accessibility Planning  (IRAP).  Tingkat aksesibilitas menggunakan beberapa indikator aksesibilitas tiap infastruktur. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pada Desa Sungai Paduan prioritas pertama,  kedua dan ketiga berturut-turut sektor pertanian/perkebunan, sektor sumber air bersih, dan  sektor industri/perdagangan dengan nilai aksesibilitas sebesar 9,90, 9,00, dan 7,59. Pada Desa Mas Bangun, prioritas pertama, kedua dan ketiga untuk mendapat penanganan infrastruktur adalah sektor pertanian/perkebunan, sektor sumber air bersih, dan  sektor Kesehatan dengan nilai aksesibilitas sebesar 10,80, 9,00, dan 7,62. Untuk meningkatkan aksesibilitas inftasratruktur tersebut dapat dilakukan dengan perbaikan fasilitas dan penyedian sarana transportasi, sementara saat ini jalan desa yang ada masih baik. A decent infrastructure is able to support economic activities. This study aims to find out the basic infrastructure accessibility for rural communities in Sungai Paduan village and Mas Bangun village, Telok Batang district. This study requires the data of access and basic infrastructure conditions, obtained from the relevant agencies/departments, field observation, and inteview. This study use Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP) method. A level of accessibility uses some indicators of accessibility in each of infrastructures. The study concluded that the priorities in Sungai Paduan village serially  are: agriculture/plantation as the first priority, followed by water resource sector and the industrial/trade sector, with accessibility values ranging from 9.90, 9.00, and 7.59. While in Mas Bangun village, as the first, second and the third priority to get infrastructure treatment are agriculture/plantation, water resources sector, and the health sector with the accessibility values ranging from 10.80, 9.00, and 7.62. To improve the accessibility of infrastructure can be done through facility repairing and the provision of means of transportation. Currently, the existing roads in both villages are in the good conditionREFERENCESAzwansyah, H. 2010. Perencanaan Infrastruktur di Desa Tanjung Satai dan Desa Satai Lestari Kecamatan Pulau Maya Karimata. Jurnal Teknik Sipil Universitas Tanjungpura vol 10 Nomor 2. Desember 2010. Fakultas Teknik Untan. Pontianak.BPS Kabupaten Kayong Utara. 2012. Kalimantan Barat Dalam Angka, BPS Kabupaten Kayong Utara. Sukadana.Parikesit, D., Pratama, D.A., Ekawati, N., 2003. Modul Pelatihan Perencanaan Infrastruktur Perdesaan, Kerjasama Universitas Gajah Mada dengan Kementrian Koordonator Bidang Ekonomi dan International Labour Organization. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM. Yogyakarta.Dennis, Ron. 1998. Rural Transport and Accessibility. Development Policies Departement, ILO office Geneva.Donnges, Chris. 1999. Rural Access and Employment, The Laos Experience. Development Policies Departement, ILO office Geneva.Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD). 2012. Mewujudkan Pembangunan Ekonomi Bagi Kesejahteraan Rakyat. KPPOD Brief Edisi September – Oktober 2012. KPPOD. Jakarta
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR JALAN SEBAGAI IMPLEMENTASI RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KETAPANG Juniardi, Ferry; Azwansyah, Heri
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.894 KB) | DOI: 10.26418/lantang.v1i1.18807

Abstract

Kabupaten Ketapang merupakan kabupaten yang sedang berkembang perlu didukung dengan infrstruktur jaringan jalan yang baik.  Studi ini bertujuan mengembangkan infrastruktur jaringan jalan untuk mendukung pergerakan kendaraan di Kabupaten Ketapang. Studi ini membutuhkan data-data pergerakan kendaraan dan jaringan jalan yang diperoleh dari instansi terkait dan survei lapangan. Model bangkitan pergerakan kendaraan dipengaruhi oleh jumlah sarana kesehatan (X3), sedangkan model tarikan pergerakaan kendaraan  dipengaruhi oleh jumlah penduduk (X1) dan  jumlah sarana kesehatan(X3). Jaringan jalan  arteri primer yang dikembangkan meliputi : ruas Jalan batas Kabupaten Sanggau   Batas  Kecamatan  Balai Berkuak; ruas Jalan Batas Kecamatan Balai Berkuak  Aur Kuning; ruas Jalan Aur Kuning  Sandai; ruas Jalan Sandai  Nanga Tayap; dan ruas Jalan Nanga Tayap  Batas Provinsi Kalimantan Tengah.  Sementara itu, untuk meningkatkan aksesibilitas juga dilakukan peningkatan dan pengembangan terhadap beberapa jalan kolektor primer. Ketapang regency is growing and need to be supported by a good road network infrastructure. This study aims to develop a network infrastructure to support the movement of vehicles in Ketapang regency. This study requires data of movement of vehicles and the road network, obtained from the relevant agencies/departments and field survey. Vehicles trip generation models influenced by number of health facilities (X3), while pull models of vehicle movement influenced by number of residents (X1) and number of health facilities ( X3). Primary artery roads network that was developed include: regency’s boundary road of Sanggau – district’s boundary road of Balai Bekuak; district’s boundary road of Balai Bekuak - Aur Kuning; road segment of Aur Kuning - Sandai; road segment of Sandai - Nanga Tayap, and road segment of Nang Tayap – province’s boundary of Central Kalimantan. In addition, to improve accessibility, it also necessary to makes some improvement and development of the primary collector roadsREFERENCESBPS Kabupaten Ketapang. 2012. Kabupaten Ketapang Dalam Angka. BPS Kabupaten Ketapang. Ketapang.Dirjen Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indoensia. Jakarta.Lubis, Muhammad E. 2012. Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan di Kota Pematangsiantar, Media Teknik Sipil, Volume 10, Nomor 1, Februari 2012: 27 – 34. Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.Raperda RTRW Kabupaten Ketapang 2013 – 2033. KetapangTamin, Ofyar Z. 2008. Perencanaan, Pemodelan, dan Rekayasa Transportasi : Teori, Contoh Soal, dan Aplikasi. Penerbit ITB. Bandung.-----------. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Sekretariat Negara RI. Jakarta
PENATAAN ULANG SISTEM PERPARKIRAN DI PUSAT PERBELANJAAN TRANSMART KUBU RAYA KALIMANTAN BARAT Okta, Bella Maulidya; Azwansyah, Heri; -, Sumiyattinah
Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Vol 7, No 1 (2020): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI FEBRUARI 2020
Publisher : Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (829.706 KB)

Abstract

Pusat perbelanjaan Transmart Kubu Raya sebagai pusat perbelanjaan baru membutuhkan lahan parkir yang memadai. Sehingga untuk mengetahui keadaan lahan parkir Transmart perlu dilakukannya survey lapangan dan analisis kebutuhan lahan parkirnya. Survey ini menggunakan metode selisih antara kedatangan dan keberangkatan kendaraan dari lokasi parkir. Data yang diambil meliputi waktu masuk dan keluar kendaraan, nomor plat kendaraan, luas areal parkir, kondisi penataan lahan parkir. Survey parkir dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu  pada jam 10:00 sampai 22:00 WIB. Jumlah petak parkir yang dibutuhkan untuk roda 2 sebanyak 1799 petak parkir, untuk roda 4 sebanyak 567 petak parkir. Jumlah petak parkir yang dapat disediakan untuk roda 2 sebanyak 843 petak parkir dengan luas lahan 1265 m² dan 394 petak parkir untuk roda 4 dengan luas lahan 4680 m². Dari hasil analisis maka diperlukannya penambahan petak parkir atau dengan membangun gedung parkir untuk parkir kendaraan pengunjung. Selain itu perlu juga menambah gerbang keluar kendaraan agar kendaraan yang keluar dari lokasi parkir tidak bertumpuk pada satu gerbang keluar saja, sehingga kendaraan yang keluar tidak mengganggu kinerja jalan sekitarnya serta dengan mengatur ulang sirkulasi lalu lintas di dalam lokasi parkir.
PENANGANAN JALAN DESA BERDASARKAN NILAI MANFAAT JALAN DI KECAMATAN KALIS KABUPATEN KAPUAS HULU Adariu, -; Azwansyah, Heri; Mayuni, Siti
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 7, No 1 (2020): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI FEBRUARI 2020
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v7i1.40223

Abstract

The method needed for searching of data is using combination with interview, observation, and filling some IRAP questioannaire contains  value indicator and weight indicator. This analys is to get the benefits value of road which basically average of multiplication value indicator and weight indicator. This is very important because road is a vital infrastructure of accessibility for villagers. So that, the priority of road handling must make sure to give big benefits for villagers. Research shows that Nanga Raun street has higher benefits for number of road users as big as 20. Sepan Padang street has higher benefits in health sector as big as 17,75. Bahenap street has higher benefits in helath sector as big as 22,5. Beberuk street has higher benefits in health sector as big as 19,25. Kendualan street has higher benefits in health sector as big as 19,25. Landau Belaban street has higher benefits in health as big as 19. Riam Selimbau street has higher benefits in health as big as 19. In Nanga Raun Village, the first priority of road improvement is Arong street with higher benefits as big as 13,33. Then, the level of improvement priority in Nanga Raun Village is Tilung street.  In Bahenap Village, the level of road improvement is Bahenap street with benefits value as big as 14,2. The next priorities are  Sepan Padang street and Beberuk street. In Kensurai Village, the main level priority of road improvement is Riam Selimbau street with benefit value as big as 14,12. Next are Landau Belaban street and Kendualan street . Of all, the main priority of road improvement is Jalan Bahenap with benefit value as big as 14,2. The next priority is Riam Selimbau street with benefit value as big as 14,12,  Landau Belaban street with benefit value as big as 14,11, Sepan Padang street with benefit value as big as 14,03, Kendualan street with benefit value as big as 13,7, Beberuk street with benefit value as big as 13,65, Arong street with benefit value as big as 13,33. Meanwhile, the last priority is Tilung street with benefit value as big as 12,66.
EVALUASI KINERJA DAN ALTERNATIF PENANGANAN SIMPANG PADA JALAN YA’M SABRAN JALAN PANGLIMA AIM KOTA PONTIANAK Parhadi, -; As, Syafarudin; Azwansyah, Heri
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 4, No 4 (2017): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI FEBRUARI 2017
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1073.436 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v4i4.20015

Abstract

Kota Pontianak merupakan kota terbesar di Kalimantan Barat, dan juga merupakan salah satu pusat kegiatan perekonomian. Sebagai kota yang sedang berkembang, Kota Pontianak mengalami peningkatan yang cukup pesat, baik peningkatan perekonomian maupun pertambahan jumlah penduduk. Dimana pada saat ini giat melaksanakan pembangunan disegala bidang. Persimpangan merupakan sumber konflik lalu lintas salah satunya kemacetan. Persimpangan tiga lengan di jalan Ya’m Sabran dan jalan Panglima Aim merupakan salah satu lokasi yang sering terjadi kemacetan akibat perpotongan arus lalu lintas yang tidak teratur dan terdapat berbagai fasilitas umum disekitarnya yang menyebabkan geomtrik jalan tidak dapat lagi menampung kendaraan yang lewat. Hal ini sering menimbulkan konflik dan hambatan lalu lintas. Permasalahan yang terjadi pada persimpangan yaitu meningkatnya volume kendaraan yang berpengaruh pada kapsitas persimpangan sehingga tingkat kinerja lalu lintas pada persimpangan tersebut menurun. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan alternative penanganan pada persimpangan Jalan Ya’m Sabran – Jalan Panglima Aim. Data volume lalu lintas diperoleh dengan melakukan survey dan mencatat secara manual jumlah kendaraan yang melewati lokasi tinjauan. Survey lalu lintas ini dilakukan selama 3 (tiga) hari yaitu dari tanggal 7 Januari 2017 sampai dengan tanggal 10 Januari 2017, yaitu pada hari sabtu, minggu dan selasa. Waktu survey dilakukan pada pukul 06.00 – 18.00 WIB dengan interval satu jam maka didapat Volume Jam Puncak (VJP) pada hari senin jam 17.00 – 18.00 sebesar 1148 kend/jam. Setelah data diperoleh, selanjutnya dilakukan anilisis kinerja lalu lintas simpang tak bersinyal serta perencanaan lalu lints dan perencanaan bundaran. Analisa persimpangan sebelum dilakukan perencanaan lampu lalu lintas dan perencanaan bundaran diperoleh derajat kejenuhan pada jam sibuk yang sangat tinggi tahun 2017 = 2,54. Dari hasil analisa DS telah melebihi angka 0,80 artinya tidak terlalu efektif dan sering terjadi kemacetan dan untuk mengatasinya dilakukan pengaturan fase sinyal dan bundaran. Pada tahun 2027 siklus 87 detik, dimana masing-masing sinyal hijau pada kaki simpang Jl. Ya’m Sabran (A) 26 detik, Jl. Ya’m Sabran (B) 26 detik, Jl. Panglima Aim (C) 14 detik serta dilakukan pelebaran pada lengan simpang lebar jalinan 6 m menjadi 9 m.   Kata Kunci: Derajat Kejenuhan, Jam Puncak, Sinyal Hijau, Bundaran
PENGEMBANGAN POTENSI WILAYAH TERHADAP AKSESIBILITAS INFRASTRUKTUR DASAR DENGAN METODE IRAP Marselawati, Ike; Azwansyah, Heri; Juniardi, Ferry
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 4, No 4 (2017): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2017
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.985 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v4i4.20939

Abstract

Kecamatan Putussibau Selatan sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Putussibau Utara, sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bika, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Kalis, dan sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Timur. Dengan luas wilayah kecamatan  5634,16km2. Kecamatan Putussibau Selatan  terbagi menjadi 16 desa yang terdiri dari Desa Kedamin Hilir, Desa Kedamin Hulu, Desa Jaras, Desa Sungai Uluk, Desa Tanjung Jati, Desa Kedamin Darat, Desa Melapi, Desa Ingko’tambe, Desa Sayut, Desa Urang Unsa, Desa Suka Maju, Desa Cempaka Baru, Desa Beringin Jaya, Desa Kereho, Desa Bungan Jaya, dan Desa Tanjung Lokang. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi sektor-sektor yang diprioritaskan sebagai fasilitas pelayanan, menghitung nilai aksesibilitas dengan metode Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP), serta menentukan pendekatan penanganan/perbaikan akses penduduk desa. Dalam penelitian ini dilakukan suatu pengkajian mengenai perencanaan aksesibilitas pedesaan dengan menggunakan metode Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP) yang dikembangkan oleh International Labour Organization (ILO). Pengumpulan data untuk metode IRAP ini dengan menggunakan kombinasi pengumpulan data berbasis interview/wawancara, observasi lapangan, dan pengisian kuisioner. Adapun sektor yang ditinjau dalam kuisioner ini antara lain : Sumber Tenaga Listrik, Sumber Air Bersih, Pendidikan, Kesehatan, Pasar, Perkebunan, Komunikasi, Pemukiman, Pertanian, dan Perikanan. Hasil analisa penelitian yang dilakukan dalam penangan sektor prioritas dari nilai aksesibilitas yang paling tinggi  menyimpulkan bahwa tingkatan prioritas nilai aksesibilitas Desa Melapi adalah sektor air bersih dengan nilai 11,248dan nilai aksesibilitas sarana 11,467dengan pendekatan intervensi pemenuhan kebutuhan untuk mck51.200 ltr/ hari dengan pembangunan jaringan PDAM dan pemenuhan kebutuhan masak dan minum sebesar14.850 lt/hari dengan penambahan PAH maupun gentong-gentong air serta pemantapan jaringan jalan sepanjang100 m dengan penanganan jalan berupa tambal sulam cor beton. Hasil analisis terbagi atas tiga klasifikasi, yaitu aksesibilitas fasilitas, aksesibilitas sarana transportasi dan aksesibilitas prasarana transportasi. Berdasarkan perbandingan nilai aksesibilitas antara komponen fasilitas, sarana dan prasarana transportasi untuk semua sektor maka pada Desa Melapitersebut di ketahui bahwa memprioritaskan perbaikan/penanganan sarana dan prasarana .   Kata kunci: Kabupaten Kapuas Hulu, Kecamatan Putussibau Selatan ,aksesibilitas, prioritas
ANALISIS DAN ALTERNATIF PENANGANAN MASALAH KINERJA SIMPANG (Studi Kasus : Persimpangan Jalan Prof. M. Yamin – Jalan Ampera – Jalan Harapan Jaya, Kota Pontianak) Tomi, Oktavianus; Azwansyah, Heri; Yosomulyono, Sutarto
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 5, No 3 (2018): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2018
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.349 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v5i3.30472

Abstract

Persimpangan jalan merupakan tempat terjadinya konflik lalulintas. Persimpangan Jalan Prof. M. Yamin – Jalan Ampera – Jalan Harapan Jaya salah satu simpang tak bersinyal di kota Pontianak. Situasi persimpangan pada jam puncak terjadi konflik lalulintas seperti kendaraan yang melakukan crossing, diverging dan merging. Tujuan penelitian menganalisa kinerja simpang. Untuk memproyeksi /prediksi arus lalulintas yang melewati simpang sampai 10 tahun dan menentukan alternatif penanganan simpang sampai 10 tahun saat kinerja simpang sudah tidak memenuhi syarat. Data penelitian menggunakan data primer yang didapat dari suvei lapangan seperti data volume lalulintas, geometrik dan kondisi lingkungan dan data sekunder seperti data jumlah penduduk, kendaraan bermotor dan tata guna lahan. Analisa dan perencanaan menggunakan MKJI’97. Hasil analisa VJR tahun 2018, 2023 dan 2028, nilai DS = 1,13; 1,57; 2,19. Hasil perencanaan Bundaran Lalulintas untuk 10 tahun mendatang didapat DS jalinan AB=0,81;BC =0,79;CD=0,74;DA=0,72. Hasil perencanaan Simpang Bersinyal untuk 10 tahun dengan 4 fase dan waktu siklus 130 detik didapat DS pendekat A=0,87;B=0,69;C=1,0;D=0,82. Dari perencanaan penanganan masalah simpang untuk 10 tahun kemudian dapat dipilih Bundaran Lalulintas karena DS < 0,85 (AB=0,81;BC=0,79;CD=0,74;DA=0,72).Kata Kunci : Kinerja Simpang; Simpang Bersinyal; Bundaran Lalulintas
KAJIAN SISTEM ANTRIAN PADA PINTU MASUK GERBANG LOKET PENGAMBILAN KARCIS MASUK PARKIR KENDARAAN DI KAWASAN SINGKAWANG GRAND MALL Jayasena, Sena; Suyono, Rudi S.; Azwansyah, Heri
Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Vol 5, No 2 (2018): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2018
Publisher : Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (605.102 KB)

Abstract

Antrian kendaraan yang terbentuk di depan pintu gerbang loket pengambilan karcis masuk parkir di kawasan Singkawang Grand Mall dapat mengakibatkan permasalahan dan panjang antrian yang dapat mengganggu sistem pergerakan lalu lintas yang lainnya. Oleh karena itu sangat penting untuk mengkaji sistem antrian pada pintu gerbang loket pengambilan karcis masuk parkir di Kawasan Singkawang Grand Mall. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sistem antrian dan menentukan alternatif peningkatan pelayanan antrian kendaraan roda dua pada loket pengambilan karcis masuk parkir di Kawasan Singkawang Grand Mall.Data utama yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah tingkat kedatangan kendaraan dan waktu pelayanan loket. Data tersebut diperoleh masing-masing dengan menggunakan metode pencacahan lalu lintas dan pengamatan secara sampling, yang dilakukan pada 2 loket masuk kendaraan roda dua dan dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu. Metode analisis menggunakan Teori Antrian.Hasil analisis terlihat bahwa jumlah loket 1 buah masih mampu melayani tingkat kedatangan kendaraan saat ini yang memberikan nilai  berkisar 0,34 -  0,37 kendaraan (» 1 kendaraan) , berkisar 0,08 – 0,06 kendaraan (» 1 kendaraan),  berkisar 8,2–8.6 detik, dan  berkisar 2,1 – 2.5 detik. Pada tingkat kedatangan diatas 600 kendaraan /jam sudah tidak mampu dilayani dengan jumlah loket (N) sebanyak 1 buah tanpa memperbaiki sistem antrian. Penambahan jumlah loket pada disiplin antrian FIFO dengan waktu pelayanan 6 detik hanya efektif dalam menurunkan nilai , ,  dan  sampai 3 loket, untuk penambahan loket diatas 3 loket, efektifitas dalam menurunkan nilai , ,  dan semakin kecil.Dalam usaha meminimumkan nilai , ,  dan , alternatif menurunkan waktu pelayanan merupakan prioritas utama, sedangkan prioritas kedua adalah alternatif menambah loket pelayanan dan prioritas ketiga adalah alternatif penerapan sistem tandem. Kebijakan yang dapat dilakukan pada Pos 1 hanya peningkatan waktu pelayanan dan pada Pos 2 dapat dilakukan kebijakan penambahan loket, peningkatan waktu pelayanan, dan penerapan sistem tandem. Kata Kunci: Tingkat kedatangan, antrian kendaraan, alternative penambahan loket, dan penerapan sistem tandem.
PENENTUAN OPERASIONAL JARINGAN ANGKUTAN UMUM DI KAWASAN METROPOLITAN PONTIANAK BERBASIS BRT (BUS RAPID TRANSIT) Haridan, -; Akhmadali, -; Azwansyah, Heri
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 5, No 1 (2018): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI FEBRUARI 2018
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.316 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v5i1.24000

Abstract

Dengan pertumbuhan Kota Pontianak yang semakin meningkat dan sesuai denganfungsi Kota Pontianak sebagai Kota Jasa menyebabkan meningkatnya aktifitas masyarakatdi Kota Pontianak. Peningkatan aktifitas masyarakat yang semakin tinggi jugamenyebabkan bertambahnya pergerakan masyarakat yang ditunjukkan dengan semakinbertambahnya jumlah kendaraan di Kota Pontianak.dengan akan dimulainya perubahanuntuk Kawasan Metropolitan Pontianak ini tentu saja akan semakin menambah luasnyadaerah yang dilayani oleh angkutan umum bus kota, hal ini tentu harus diiringi pula denganpelayanan transportasi yang dapat di koordinir dengan baik. Dengan kondisi seperti inimaka kehadiran angkutan massal yang dapat mengangkut penumpang dalam jumlah besardengan efisiensi jaringan jalan seharusnya menjadi pertimbangan. Adapun tujuan daripenelitian ini adalah Menentukan jumlah armada yang optimal dan operasional angkutanumum di area metropolitan pontianak berbasis BRT (Bus Rapid Transit), dan Menganalisisskema pembiayaan atau menghitung besaran subsidi yang dapat diterapkan untuk angkutanumum Kota Pontianak.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan menganalisadata-data sekunder yang di dapat dari instansi-instansi terkait. Analisis yang dilakukanmeliputi analisis jumlah armada, analisis biaya operasional angkutan, dan biaya subsidiyang harus diberikan pemerintah kepada pengelolah BRT (Bus Rapid Transit).Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah aramada yang akan dioperasikan pada masingmasingkoridor adalah 20 armada untuk koridor 1, 12 armada untuk koridor 2 dan 13armada untuk koridor 3 Pendapatan rata-rata yang diperoleh oleh operator per tahun adalahRp. 2.380.970.159,72 pada koridor 1, Rp. 1.264.176.833,40 pada koridor 2, dan Rp2.453.471.979,34, sedangkan besarnya biaya operasional kendaraan (BOK) per tahunadalah Rp. 9.556.597.892,47 pada koridor 1, Rp. 6.439.137.059,55 pada koridor 2, dan Rp.6.236.606.195,22 pada koridor 3. Dengan demikian dapat dilihat bahwa jumlah besaransubsidi untuk masing masing koridor adalah Rp. 7.175.627.732,75 untuk koridor 1 Rp.5.174.960.226,15 untuk koridor 2 Rp. 3.783.134.215,88 untuk koridor 3Kata-kata kunci: Bus Rapid Transit (BRT), Biaya Opersional Kendaraan (BOK),
EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL JALAN MAJOR ALIANYANG – JALAN RAYA DESA KAPUR Rumondang, Sara Paskaria; Akhmadali, -; Azwansyah, Heri
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 5, No 2 (2018): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2018
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.171 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v5i2.26382

Abstract

Simpang empat Jalan Major Alianyang dan Jalan Raya Desa Kapur merupakan salah satu persimpangan bersinyal di wilayah perbatasan Kota Pontianak yang arus kendaraannya ramai, hal ini disebabkan karena persimpangan ini terletak di wilayah perbatasan dan sebagai salah satu jalur untuk keluar kota yang banyak dilewati kendaraan ringan maupun kendaraan berat yang menyebabkan kemacetan pada jam sibuk di simpang tersebut, maka dari itu diperlukan  pengevaluasian kinerja dari persimpangan. Evaluasi ini dilakukan dengan ketentuan berdasarkan Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia tahun 2014. Penelitian ini dilakukan selama 12 jam pukul 06.00-18.00 pada dua hari yaitu hari Sabtu dan Senin. Volume kendaraan kondisi eksiting pada jam sibuk terjadi pukul 15.45-16.45 pada hari Senin, 13 November 2017.Nilai derajat kejenuhan terbesar pada pendekat Jl. Raya Desa Kapur (Barat) didapat 1,94. Dengan tundaan simpang rata-rata 770,34 det/skr tingkat pelayanan simpang kondisi eksisting F (buruk sekali). Karena itu didapat solusi yang dipilih adalah perancangan waktu siklus, pelebaran pendekat, perubahan fase serta perencanaan jembatan layang pada pendekat utara dan selatan dan pada persimpangan dibawahnya masih memakai lampu lalu lintas dengan pengaturan 3 fase untuk mengendalikan lalu lintas yang ada. Hasil dari perubahan ini untuk tahun 2017 didapat derajat kejenuhan dan panjang antrian terbesar pada pendekat pada pendekat Jl. Raya Desa Kapur (Barat) didapat 0,61 m dengan panjang antrian 55,81 m. Tundaan simpang rata-rata 14,45 det/skr, tingkat pelayanan simpang B. Untuk 10 tahun kedepan simpang ini dikatakan masih layak  dengan derajat kejunuhan terbesar 0,64, panjang antrian terbesar 65,12 m pada pendekat barat . Dengan tundaan simpang rata-rata 14,57 det/skr, tingkat pelayanan simpang B. Kata-kata kunci:   simpang bersinyal, PKJI 2014, derajat kejenuhan
Co-Authors .T, Supriadi Adariu, - Adi Sulistiyono Akhmadali . Akhmadali, - Akhmadali, Akhmadali Ali Djamhuri Alqadri, Istiqomah Alwi, Bhasori Amanda, Sherin Ammar, Nur Ananda, Rita Andrijani, Nabila Annastasya, Aulia Anwar, Marsianus Topik Apriani, Rianti Apriansyah, Dani Arfando, Gio Arifi, Chairul As, Syafarudin Aubiansyah, Muhammad Naufal Aulia, Nurul Rahmi Aulia, Rhabia Vindi Ayunda, Nurul Alya Azimah, Nur Huwaida Budiarti, Ade Tia Cantika, Diva Naomira Despriadi, Syahwal Dewi Kania, Dewi Duani, Akhmad Fadil Eliza, Elenne Mardatry Elsa Tri Mukti Ferry Juniardi Fikriyah, Naimatul Fitriansyah, Fahrul Francisko, Christianus Ghurran, Sabiq Arbianto Gst. Arista Kusuma Yudha Handarto, Robby Haridan, - Herliana, Rika Hernovianty, Firsta Rekayasa Hidayatullah, Dimas Pandu Hidayatullah, Evi Huda, Ummi Yatul Iftitah, Nadhifa Nur Inshianeri Sarfin Irdasyah, Naufal Fadlurahman Japutra, Felix Jayasena, Sena Juanda, Rizky Hendarta Junita, Nita Kadarini, S. Nurlaily Komala Erwan Komalasari, Yeni Kurniawan, Andi Rizky Kurniawan, Ardian Leonardus . Lesyani, Agustinus Hendy Marselawati, Ike Marsudi . Mega Chandra, Mega Meta Indah Fitriani Minardi, - Muhammad Ferdiansyah, Muhammad Muhammad Hafidz, Muhammad Muhammad Riski, Muhammad Nody, Rian Nugraha, Muhammad Afif Nugroho, Muhammad Fadil Nusantara, Satria Okta, Bella Maulidya Parhadi, - Pranata, Yudha Pratama, Dicky Adi Pratama, Tegar Wahyu Putriningtiazti, Anissa Rasyidah, Retnoayu Choir Ratih, Ade Richesa, Enrico Rista Rusjuniati Rizqullah, Muhammad Taufiq Rumondang, Sara Paskaria S Nurlaily Kadarini Said Basalim Said Said, Said Saputra, Fiqri Sarfin, Anggie Anjani Sari, Emyrita Randi Sarjono Sarjono, Sarjono Satya Hardiyanto Septianingsih, Dwi Anggun Simanjuntak, Bontor Siti Mayuni Siti Nurlaily Kadarini, Siti Nurlaily Siti Sarah, Siti Slamet Widodo Stefanus, Stefanus Suci Amaliyah, Suci Sugiarti, Cahya Sumiyattinah2, Sumiyattinah Suyono, Rudi S. Syabirin, Syabirin Syafaruddin AS, Syafaruddin Theovani, Gabriel Julio Tomi, Oktavianus Umar Umar Wicaksana, Bagia Widowati, Vanni Retno Wikayanti, Novia Wulandari, Risky Yamsasmi, - Yanti, Selvi YM, Sutartio YM, Sutarto Yosomulyono, Sutarto Zaki, Sheva Naufal