Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Direct benefits of Covid-19 Vaccination at Juata Primary Health Center, North Tarakan District Harlianti, Mariska Sri; Fortuna, Tista Ayu; Ramadhini, Affida; Aisya, Fitria Shofwa
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia Vol 20, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/pharmacon.v20i2.23306

Abstract

North Kalimantan Province is the only province with a pandemic situation level in the medium level community transmission (CT2) category with an accumulated incidence of 24.1 per 100,000 population in 2021. The increasing incidence is accompanied by opinions of rejection in the community regarding confusion over Covid-19 vaccination at the start of the incident. , underlying the increasing morbidity and mortality rates as well as the decline in the country's social and economic activities. The Covid-19 vaccination program is an effort to reduce morbidity and mortality rates as well as restore social and economic conditions due to the pandemic. The aim of this research is to calculate the direct economic value of the Covid-19 vaccination program. Observational research with descriptive quantitative data analysis was carried out to illustrate this aim. Data collection was carried out retrospectively based on monthly reports from the Juata Community Health Center specifically for Covid-19. The sample inclusion criteria in this study were data on patients who were confirmed positive for Covid-19 in the North Tarakan District area in 2020 – 2022 and received therapy based on the guidelines or Guidelines for the management of Covid-19, 4th edition of 2022. The sample was divided into 3 vaccination periods with the number of samples for each were 77, 92, and 89 patients respectively. The direct benefit of the Covid-19 vaccination program is the difference in total costs between periods. The research results show that the difference in costs for periods I and II and II and III is negative, namely (-) IDR 12,697,280 and (-) IDR 494,660, respectively. Thus, from an economic aspect it does not yet illustrate the direct benefits of the 1 – 3 dose vaccination program. One of the reasons may be the inappropriate use of Covid-19 treatment drugs, namely oseltamivir. However, the incidence of Covid-19 decreased by 34.8% in period III (vaccination doses 2 to 3), namely 417. This shows that from a clinical aspect, the Covid-19 vaccination program is able to increase immunity.
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KEBERHASILAN TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN DIABETES MELLITUS DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD DR. MOEWARDI TAHUN 2021 Andriyani, Refi; Fortuna, Tista Ayu
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 2 No. 3 (2023): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v2i3.108

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu jenis penyakit kronis yang keberadaannya dapat menimbulkan risiko terhadap penyakit komplikasi lainnya. Diabetes mellitus seringkali menjadi salah satu penyakit komplikasi yang umum diderita oleh pasien. Tingginya kasus hipertensi tiap tahunnya serta dampak dari hipertensi dengan diabetes mellitus sehingga memungkinkan penggunaan obat yang tidak tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ketepatan penggunaan obat antihipertensi dan mengetahui keberhasilan terapi pada pasien hipertensi dengan penyakit penyerta diabetes mellitus di instalasi rawat jalan RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun 2021. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian non eksperimental dengan analisis deskriptif. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif berdasarkan data dari rekam medis pasien. Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik purposive sampling, sampel ditentukan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi meliputi pasien rawat jalan usia diatas 40 tahun yang didiagnosis hipertensi dengan diabetes mellitus, serta pasien dengan data rekam medis yang lengkap. Sedangkan kriteria eksklusi meliputi pasien hipertensi dengan komorbid penyakit jantung, serta pasien dengan data rekam medis yang tidak lengkap. Diperoleh data sebanyak 147 sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil evaluasi ketepatan penggunaan obat antihipertensi pada pasien hipertensi dengan diabetes mellitus di instalasi rawat jalan RSUD Dr. Moewardi tahun 2021 didapatkan hasil sebesar 93,88% tepat dan 6,12% tidak tepat. Ketepatan penggunaan obat meliputi tepat indikasi 100%, tepat pasien 100%, tepat obat 100% dan tepat dosis 93,88%. Regimen terapi antihipertensi yang paling banyak digunakan yaitu terapi antihipertensi tunggal sejumlah 84 pasien (45,40%), sedangkan terapi antihipertensi kombinasi sejumlah 101 pasien (54,60%). Candesartan merupakan obat antihipertensi tunggal yang paling banyak digunakan oleh 33 pasien (17,84%). Sementara itu, kombinasi amlodipin dengan candesartan adalah obat antihipertensi kombinasi yang paling banyak digunakan oleh 35 pasien (18,92%). Berdasarkan keberhasilan terapi antihipertensi hasilnya menunjukkan bahwa 89 pasien (60,54%) memiliki tekanan darah terkontrol, sedangkan 58 pasien (39,46%) memiliki tekanan darah yang tidak terkontrol.
EVALUASI DRUG RELATED PROBLEM (DRPs) PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM KLATEN PERIODE NOVEMBER 2021-OKTOBER 2022 Marisya Affifah Putri, Nabilla; Fortuna, Tista Ayu; Yudianti Mendra, Ni Nyoman
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2024): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v3i2.318

Abstract

Demam tifoid adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi organisme Salmonella typhi. Ketidaktepatan pemberian terapi pada pasien dapat meningkatkan resiko kejadian Drug Related Problems (DRPs). Tingginya kejadian (DRPs) dapat mempengaruhi keberhasilan terapi pada pasien, sehingga penelitian ini sangat penting untuk dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat kejadian DRPs yang meliputi kategori efek samping, interaksi pengobatan, dosis terlalu rendah serta dosis terlalu tinggi pada pasien demam tifoid di instalasi rawat inap periode November 2021-Oktober 2022. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan pengambilan data secara retrospektif, dimana peneliti akan mengevaluasi pengobatan demam tifoid yang didapatkan oleh pasien. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling berdasarkan kriteria inklusi pasien meliputi usia lebih dari 18 tahun, pasien demam tifoid dengan atau tanpa penyakit penyerta dan pasien dengan rekam medis yang lengkap. Kiteria eksklusi meliputi pasien dengan data rekam medis yang tidak terbaca dan pasien dengan penyakit penyerta infeksi. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 67 pasien, sebanyak 36 pasien (53,73%) mengalami DRPs dan 31 pasien (46,27%) tidak mengalami DRPs. Antibiotik yang paling banyak digunakan adalah levofloksasin 67 pasien (100%), kemudian diikuti dengan ampisilin 3 pasien (4,48%) serta sefiksim 3 pasien (4,48%). Penggunaaan terapi suportif yang paling banyak diberikan adalah parasetamol 67 pasien (100%). Jumlah DRPs yang terjadi sebanyak 65 kasus dengan rincian kategori dosis terlalu rendah 13 kasus (20%), dosis terlalu tinggi 2 kasus (3,08%), efek samping 14 kasus (21,54%), dan interaksi obat 36 kasus (55,38%).