Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU DALAM UPAYA PENCEGAHAN TUBERCULOSIS PADA ANAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SENTANI Purba, Ellen Rosawita Veronica; Manangsang, Frans; Rumaseb, Ester; Gultom, Elisabeth; Wicaksono, Nugroho; Tumei, Lea Sintia; Nainggolan, Wiwit Mawati; Yokhu, Theresia Rahel
SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 3 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v4i3.5148

Abstract

ABSTRAKPenyakit Tuberculosis hingga saat ini masih menjadi perhatian dunia. Hal ini dikarenakan angka kematian akibat Tuberculosis masih tinggi, dimana angka tertinggi  terjadi di negara berkembang. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai pencegahan Tuberculosis kepada masyarakat atau kelompok dapat membentuk dan mempersiapkan masyarakat terhadap pencegahan primer penyakit tuberculosis. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini mempunyai tujuan memberikan pemahaman Ibu sebagai PMO tentang upaya pencegahan Tuberculosis pada anak diwilayah kerja Puskesmas Sentani.  Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada dua tempat yaitu posyandu Dabonsolo dan Yahim dengan metode sosialisasi yaitu penyuluhan Tuberculosis, simulasi/demonstrasi cuci tangan pakai sabun serta memakai masker, dan role play Etika Batuk.  Kegiatan diikuti oleh 49 orang yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sentani dan dilakukan pengukuran pretest dan postest untuk mengetahui efektivitas kegiatan. Hasil pengukuran pengetahuan menujukan bahwa  terjadinya peningkatan pengetahauan yang dimiliki oleh peserta tentang upaya pencegahan tuberculosis sebelum dan setelah kegiatan sosialisasi. Kata kunci: tuberculosis; peningkatan pengetahuan; anak. ABSTRACTThe disease tuberculosis there is still worldwide attention. This is the mortality rate is high, tuberculosis which the figures the highest were in developing countries. Provide education health on the prevention of tuberculosis to the people or groups can shape and prepare people for primary prevention of disease tuberculosis. This activity has the purpose of giving the mother as PMO about efforts to prevent tuberculosis in children in the work area Sentani community health centers. The implementation of community activities carried on two places are Dabonsolo and Yahim with the methods of socialization is counseling tuberculosis, the simulation/demonstration washing hands with soap and wearing a mask, and role play ethics cough. Activities followed by 49 people who are in the work area of Puskesmas Sentani and was conducted the measurement of pretest and postest to know the effectiveness of activities. The measurement result showing that knowledge will increase knowledge possessed by participants about efforts to prevent tuberculosis before and after socialization Kata kunci: tuberculosis; knowledge increased; children
Kajian Kebijakan Stategis Dalam Pencegahan Stunting Di Kabupaten Keerom Provinsi Papua Manangsang, Frans; Rumaseb, Ester; Purba, Ellen R.V; Swastika, I Ketut; Nuburi, Dorci
JURNAL WACANA KESEHATAN Vol 9, No 1 (2024): Juli
Publisher : AKPER Dharma Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52822/jwk.v9i1.652

Abstract

Terjadi peningkatan akses layanan kesehatan dan partisipasi masyarakat dalam pencegahan stunting di Wilayah Papua, akan tetapi tantangan signifikan terdapat pada keterbatasan infrastruktur, kekurangan tenaga kesehatan, isolasi geografis, dan hambatan budaya dalam pencegahan stunting. Tujuan penelitian yaitu mengevaluasi kebijakan strategis dalam pencegahan stunting di Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, dengan menyoroti intervensi gizi spesifik dan sensitif, serta kampanye edukasi yang telah diimplementasikan. Metode penelitian yang digunakan yaitu studi kasus dengan mengkaji kebijakan penanganan stunting. Pengumpulan data dilakukan dengan fokus group discussion dan round table discussion. Analisis data menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa kebijakan strategis dalam pencegahan stunting di Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, telah mencakup intervensi gizi spesifik dan sensitif, serta kampanye edukasi yang efektif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang. Meskipun demikian, penelitian mengidentifikasi tantangan utama yang menghambat efektivitas kebijakan tersebut, termasuk keterbatasan infrastruktur, kekurangan tenaga kesehatan, dan isolasi geografis. Selain itu, kebiasaan budaya lokal juga memainkan peran dalam menghambat penerapan praktik gizi yang baik. Untuk meningkatkan efektivitas kebijakan ini, rekomendasi yang diberikan meliputi peningkatan infrastruktur, penambahan dan pelatihan tenaga kesehatan, serta penyesuaian pendekatan kampanye edukasi yang lebih sesuai dengan konteks budaya lokal.
Pembinaan dan penyegaran kader posyandu lansia di Kampung Sereh Distrik Sentani Kabupaten Jayapura Manangsang, Frans; Rumaseb, Ester; Purba, Ellen R.V.; Swastika, I Ketut; Mandowen, Rospuana; Pongtiku, Sri Rejeki; Manemi, Dedri; Surbakti, Nurhaniati
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 4 (2024): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i4.27373

Abstract

AbstrakKader Posyandu Lansia di Kampung Sereh, Distrik Sentani, menghadapi keterbatasan dalam pemahaman terkait penanganan kesehatan lansia, minimnya pelatihan berkala, serta kurangnya motivasi dalam menjalankan tugas. Kondisi ini mengakibatkan penurunan efektivitas pelayanan dan pendampingan kesehatan bagi warga lansia. Oleh karena itu, pembinaan dan penyegaran dilakukan untuk meningkatkan kapasitas kader dan mendukung keberlanjutan program Posyandu Lansia secara optimal. Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam melakukan skrining, pencegahan, dan pengendalian penyakit degenerative untuk meningkatkan kualitas hidup lansia. Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat untuk pembinaan dan penyegaran kader posyandu lansia melibatkan beberapa tahapan utama yang berlangsung dari April-September 2024 terhadap 10 kader posyandu lansia. Pertama, dilakukan persiapan yang meliputi identifikasi kebutuhan kader melalui survei awal dan koordinasi dengan stakeholder terkait. Pelaksanaan kegiatan meliputi pelatihan intensif bagi kader posyandu yang mencakup teori dan praktik terkait hipertensi, asam urat, dan diabetes mellitus. Setelah pelatihan, dilakukan penyegaran materi secara berkala serta pendampingan dan monitoring untuk memastikan penerapan pengetahuan dan keterampilan di lapangan. Evaluasi kegiatan menunjukkan hasil yang signifikan dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader. Setelah mengikuti pelatihan, terdapat peningkatan pengetahuan kader sebesar 35%, dari rata-rata awal 60% menjadi 95%. Keterampilan praktis kader dalam melakukan skrining dan edukasi kesehatan juga meningkat sebesar 40%, dari 55% menjadi 95%. Peningkatan juga tergambar dalam partisipasi kader yang lebih aktif dalam kegiatan posyandu, yang berkontribusi pada peningkatan kualitas layanan kesehatan lansia di wilayah tersebut. Penerapan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui pelatihan berkontribusi pada pengurangan ketidakhadiran masyrakat dan peningkatan deteksi dini penyakit, dengan potensi dampak positif jangka panjang bagi kesehatan lansia di Kampung Sereh. Kata kunci: pembinaan; kader posyandu; penyakit degenerative; lansia; Jayapura. AbstractThe elderly Posyandu cadres in Kampung Sereh, Sentani District, face limitations in their understanding of elderly health management, a lack of regular training, and reduced motivation in performing their duties. These challenges have resulted in decreased effectiveness in providing health services and assistance to the elderly population. Therefore, this training and capacity-building initiative aims to enhance the cadres' competencies and ensure the sustainability of the elderly Posyandu program effectively. The activity aims to improve the knowledge and skills of cadres in screening, prevention, and control of degenerative diseases to improve the quality of life of the elderly. The method of implementing community service for the development and refreshment of elderly posyandu cadres involves several main stages that take place from April to September 2024. First, preparations were made which included the identification of cadre needs through initial surveys and coordination with relevant stakeholders. The implementation of the activity includes intensive training for posyandu cadres which includes theory and practice related to hypertension, gout, and diabetes mellitus. After the training, periodic refreshments of material are carried out as well as mentoring and monitoring to ensure the application of knowledge and skills in the field. Eavluasi activities show significant results in improving the knowledge and skills of cadres. After participating in the training, there was an increase in cadre knowledge by 35%, from the initial average of 60% to 95%. The practical skills of cadres in conducting health screening and education also increased by 40%, from 55% to 95%. The increase is also reflected in the participation of cadres who are more active in posyandu activities, which contributes to improving the quality of elderly health services in the region. The application of knowledge and skills gained through training contributes to reducing community absenteeism and improving early detection of diseases, with potential long-term positive impacts on the health of the elderly in Kampung Sereh. Keywords: construction; posyandu cadres; degenerative diseases; the elderly; Jayapura.
Implementasi Skrining kesehatan dan terapi aktivitas kelompok sebagai upaya holistik perawatan lansia di Panti Werdha Sentani Rahayu, Gemi; Apay, Frengky; Purba, Ellen R.V.; Rumaseb, Ester; Swastika, I Ketut; Ropi, Kristiyani Herda; Muspitha, Fitri Dia; Gentidatu, Sofietje; Mebri, Elisabeth; Manangsang, Frans; Marjuanah, Marjuanah; Mandowen, Rospuana
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 3 (2025): May
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i3.31005

Abstract

AbstrakPeningkatan jumlah lansia di Indonesia memberikan tantangan dalam aspek kesehatan fisik dan psikososial. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2022, prevalensi hipertensi pada populasi usia 45–54 tahun mencapai 33,5% dan meningkat hingga 63,2% pada kelompok usia 55–64 tahun. Secara global, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa pada tahun 2023, sekitar 1,28 miliar orang di seluruh dunia mengalami hipertensi dalam rentang usia 30–79 tahun, dengan sebagian besar kasus terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Kondisi serupa terlihat di Panti Werdha Sentani yang di mana sebagian besar lansia belum mendapatkan pemeriksaan kesehatan secara berkala dan minim terlibat dalam aktivitas fisik dan sosial yang terstruktur. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menerapkan pendekatan holistik melalui skrining kesehatan dan terapi aktivitas kelompok guna meningkatkan status kesehatan fisik dan kesejahteraan psikososial lansia. Metode kegiatan mencakup tiga tahap utama: (1) skrining kesehatan (pemeriksaan tekanan darah, gula darah, dan berat badan); (2) edukasi kesehatan melalui penyuluhan interaktif; dan (3) terapi aktivitas kelompok berupa senam ringan, permainan kognitif, serta aktivitas sosial dengan alat musik sederhana. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober 2024 dan melibatkan 30 lansia sebagai peserta. Evaluasi dilakukan melalui observasi langsung terhadap perilaku dan ekspresi peserta, serta tingkat partisipasi dalam aktivitas. Hasil skrining menunjukkan kecenderungan hipertensi dan hiperglikemia pada sebagian besar peserta, sementara observasi menunjukkan adanya peningkatan motivasi dan interaksi sosial setelah kegiatan. Kegiatan ini menunjukkan bahwa integrasi deteksi dini dan stimulasi aktivitas sosial mampu meningkatkan kualitas hidup lansia. Diperlukan program berkelanjutan dan sinergis dengan pengelola panti werdha guna memperluas dampak kegiatan. Kata kunci: lansia; skrining kesehatan; terapi aktivitas kelompok; hipertensi; diabetes mellitus AbstractThe increase in the number of elderly in Indonesia presents challenges in terms of physical and psychosocial health. According to the 2022 Indonesian Health Profile, the prevalence of hypertension in the population aged 45–54 years reached 33.5% and increased to 63.2% in the age group of 55–64 years. Globally, the World Health Organization (WHO) reports that in 2023, around 1.28 billion people worldwide will have hypertension in the age range of 30–79 years, with the majority of cases occurring in developing countries, including Indonesia. A similar condition can be seen at the Sentani Nursing Home, where most of the elderly have not received regular health checkups and are minimally involved in structured physical and social activities. This community service aims to apply a holistic approach through health screening and group activity therapy to improve the physical health status and psychosocial well-being of the elderly. The activity method includes three main stages: (1) health screening (blood pressure, blood sugar, and weight checks); (2) health education through interactive counseling; and (3) group activity therapy in the form of light gymnastics, cognitive games, and social activities with simple musical instruments. The activity was held on October 16, 2024, and involved 30 elderly as participants. Evaluation is carried out through direct observation of participants' behavior and expressions and the level of participation in activities. The screening results showed a tendency to hypertension and hyperglycemia in most participants, while observations showed increased motivation and social interaction after the activity. This activity shows that integrating early detection and stimulation of social activities can improve the quality of life of the elderly. A sustainable and synergistic program is needed with nursing home managers to expand the impact of activities. Keywords: elderly; health screening; group activity therapy; hypertension; diabetes mellitus.
Analisis Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Petugas Perawat Purba, Lilys Irianty Natalia; Purba, Ellen R.V; Manangsang, Frans; Rumaropen, Karolina
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 7 No 2 (2025): April 2025, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v7i2.6338

Abstract

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) oleh tenaga kesehatan, khususnya perawat, merupakan elemen penting dalam mencegah infeksi dan menjaga keselamatan kerja. Studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Tanjung Ria menunjukkan bahwa kepatuhan perawat dalam menggunakan APD masih bervariasi, dipengaruhi oleh ketersediaan APD, pemahaman prosedur, serta pelatihan keselamatan kerja yang tidak merata. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat penggunaan APD dan karakteristik perawat di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Ria. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan rancangan cross-sectional. Sampel sebanyak 10 perawat dipilih melalui teknik purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi yang ditetapkan. Pengumpulan data dilakukan menggunakan lembar observasi dan analisis dilakukan secara univariat menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden (100%) menggunakan APD saat bertugas. Karakteristik responden meliputi jenis kelamin perempuan sebanyak 70%, usia 26–35 tahun dan 36–45 tahun masing-masing 50%, pendidikan perguruan tinggi 100%, serta masa kerja beragam dengan 30% bekerja lebih dari 15 tahun. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan penggunaan APD di Puskesmas Tanjung Ria sangat tinggi, dan keberhasilan ini kemungkinan besar didukung oleh faktor institusional seperti ketersediaan APD, pelatihan, dan pengawasan yang memadai.
Children Under 5 Years as Predicting Dengue Transmission in Kebumen District, Indonesia: Case Study Mapping Approaches Susanto, Nugroho; Izhar, M. Dody; Manangsang, Frans
Journal of Epidemiology and Public Health Vol. 10 No. 3 (2025)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26911/jepublichealth.2025.10.03.02

Abstract

Background: Dengue disease is still a problem in the world. Factors affecting population main importance for dengue transmission. The dengue cases severity 34.40% in Indonesia, and the study area is an endemic dengue. The study aimed to determine factors causing dengue transmission in the Kebumen district, Central Java Province.Subjects and Method: A cross-sectional study was conducted in 460 villages in Kebumen district, Central Java. The study was conducted in 2024 by taking dengue data from medical records in the period January 2023 to December 2023. The number of dengue cases during the study period was 395 cases that were diagnosed. The dependent variable is transmission zone. The status village transmission is a number of dengue cases> 2 cases in the village during the study based on medical records. The independent variables are children under 5 years, the incidence rate of dengue, the incidence rate area, the incidence rate density, and population age > 70 years (elderly). Data of dengue cases were obtained from medical record. The data were analyzed with an independent t-test, linear regression test, and survival test (Cox proportional hazards).Results: The incidence rate averaged 30.17 higher than the government standard, with 10 cases/ 100,000 population for each village, and was higher in March. The population, density, children under 5 years, elderly upper 70 years, incidence density, incidence case, incidence areas, and large no significant differences between village transmission and no transmission p≤0.050, and variable contributing to dengue transmission R2= 0.39 or 39.20%. The hazard time for infection (HR = 0.62; CI95%= 0.46 to 0.83).Conclusion: The zone is high risk for dengue transmission, 24.6% of the 460. The factors significantly related to dengue transmission in the village as population size, population density, children under 5 years, elderly upper 70 years, incidence density, incidence case, and incidence area contributing to dengue transmission, R2= 0.39. The main factor contributing to dengue transmission is incidence density, β= 69.95.
Upaya Peningkatan Lansia Sehat dan Sejahtera Di Panti Werdha Tat Twam Asi Jayapura: Indonesia Purba, Elen; Apay, Frengky; Swastika, I Ketut; Felle, Zeth Roberth; Rumaseb, Ester; Manangsang, Frans; Suriyani, Suriyani; Gentidatu, Sofietje; Suweni, Korinus; Sulistyani, Sulistyani; Mebri, Elisabeth; Rophi, Kristiyani Herda; Muspitha, Fitri Diah; Mandowen, Rospuana; Marjuanah, Marjuanah; Pongtiku, Sri Rejeki L.
Jurnal Masyarakat Madani Indonesia Vol. 2 No. 4 (2023): November
Publisher : Alesha Media Digital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59025/js.v2i4.171

Abstract

Periode lansia sangat rentan terhadap penyakit degeneratif dan penurunan kualitas hidup yang ditandai dengan menurunnnya kemampuan untuk melakukan aktifitas secara mandiri. Pemenuhan nutrisi dan edukasi hidup sehat menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia sehingga tercapainnya lansia sehat dan sejahtera. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan lansia melalui penyuluhan hidup bersih dan sehat, pemeriksaaan kesehatan dan pemberian makanan tambahan. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan metode edukasi tentang penyakit yang beresiko menyerang lansia, obat herbal, dan penanganan dini pada penyakit diabetes, asam urat, dan kolesterol. Kegiatan diikuti oleh 34 lansia, 78 mahasiswa dan 15 tenaga pengajar sebagai narasumber dan praktisi kesehatan di Panti Tresna Werdha Tat Twam Asi Pos 7 Sentani Jayapura. Hasil yang di capai pada kegiatan ini barupa peningkatan pemahaman lanasia melalui sesi tanya jawab dan terpenuhinnya nutrisi yang di butuhkan lansia melalui pemberian makanan tambahan. Kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan lansia melalui hidup sehat dan bahagia.
Children Under 5 Years as Predicting Dengue Transmission in Kebumen District, Indonesia: Case Study Mapping Approaches Susanto, Nugroho; Izhar, M. Dody; Manangsang, Frans
Journal of Epidemiology and Public Health Vol. 10 No. 3 (2025)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26911/jepublichealth.2025.10.03.02

Abstract

Background: Dengue disease is still a problem in the world. Factors affecting population main importance for dengue transmission. The dengue cases severity 34.40% in Indonesia, and the study area is an endemic dengue. The study aimed to determine factors causing dengue transmission in the Kebumen district, Central Java Province.Subjects and Method: A cross-sectional study was conducted in 460 villages in Kebumen district, Central Java. The study was conducted in 2024 by taking dengue data from medical records in the period January 2023 to December 2023. The number of dengue cases during the study period was 395 cases that were diagnosed. The dependent variable is transmission zone. The status village transmission is a number of dengue cases> 2 cases in the village during the study based on medical records. The independent variables are children under 5 years, the incidence rate of dengue, the incidence rate area, the incidence rate density, and population age > 70 years (elderly). Data of dengue cases were obtained from medical record. The data were analyzed with an independent t-test, linear regression test, and survival test (Cox proportional hazards).Results: The incidence rate averaged 30.17 higher than the government standard, with 10 cases/ 100,000 population for each village, and was higher in March. The population, density, children under 5 years, elderly upper 70 years, incidence density, incidence case, incidence areas, and large no significant differences between village transmission and no transmission p≤0.050, and variable contributing to dengue transmission R2= 0.39 or 39.20%. The hazard time for infection (HR = 0.62; CI95%= 0.46 to 0.83).Conclusion: The zone is high risk for dengue transmission, 24.6% of the 460. The factors significantly related to dengue transmission in the village as population size, population density, children under 5 years, elderly upper 70 years, incidence density, incidence case, and incidence area contributing to dengue transmission, R2= 0.39. The main factor contributing to dengue transmission is incidence density, β= 69.95.
Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat di Kampung Ifar Besar Papua Melalui Penyuluhan Malaria, Stunting, Scabies, Asam Urat, dan TB Apay, Frengky; Manangsang, Frans; Purba, Ellen Rosawita Veronica; Gentidatu, Sofietje; Swastika, I Ketut; Rophi, Kristiyani Herda; Rumaseb, Ester; Muspitha, Fitri Diah; Rahayu, Gemi; Mebri, Elisabeth
Jurnal Masyarakat Madani Indonesia Vol. 3 No. 3 (2024): Agustus
Publisher : Alesha Media Digital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59025/js.v3i3.227

Abstract

Malaria dan Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang masih menjadi tantangan besar, sementara stunting dan asam urat berhubungan dengan gizi dan pola hidup yang perlu diperbaiki. Scabies sebagai penyakit kulit akibat kebersihan yang kurang optimal dan membutuhkan perhatian khusus. Pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan merupakan strategi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kampung Ifar Besar, Papua. kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif kepada warga mengenai gejala, penyebab, dan pencegahan berbagai penyakit didaerah Kampung Ifar Besar, Papua. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan metode pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan yang dilakukan dengan pendekatan partisipatif dan terstruktur. Kegiatan ini dimulai dengan melakukan survei awal untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan dan kebutuhan kesehatan masyarakat setempat. Selanjutnya, diadakan sesi penyuluhan melalui ceramah, diskusi kelompok, dan demonstrasi praktik hidup bersih dan sehat yang melibatkan tenaga kesehatan, kader desa, dan tokoh masyarakat. Kegiatan di ikuti oleh 34 kepala keluarga di Kampung Ifar Besar. Evaluasi dan pemantauan dilakukan secara berkala untuk menilai efektivitas kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa PKL Poltekes Kemenkes Jayapura. Setelah serangkaian sesi penyuluhan, masyarakat menjadi lebih memahami gejala, penyebab, dan cara pencegahan berbagai penyakit tersebut. Terjadi peningkatan dalam praktik hidup bersih dan sehat, seperti kebiasaan mencuci tangan dan penerapan pola makan seimbang untuk mencegah stunting dan asam urat
Pencegahan stroke dengan intervensi edukasi dan screening resiko stroke pada lansia di Kampung Skow Sae Distrik Muara Tami Jayapura Papua Rophi, Kristiyani Herda; Swastika, I Ketut; Purba, Ellen R. V.; Apay, Frengky; Manangsang, Frans; Marjuannah, Marjuannah
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 6 (2025): November (In Progress)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i6.35392

Abstract

Abstrak Kemunduran fungsi organ pada lansia dapat meningkatkan faktor resiko terhadap beberapa masalah kesehatan salah satunya adalah stroke. Data Puskesmas Skow menunjukkan bahwa di Kampung Skow Sae terdapat 1 kasus stroke pada lansia, 25 kasus hipertensi, 10 kasus diabetes melitus, dan 20 kasus kolesterol tinggi pada kelompok usia lanjut. Selain itu, sekitar 38% lansia di Kampung Skow Sae tidak rutin menghadiri kegiatan Posyandu Lansia, sehingga pemantauan faktor risiko dan edukasi kesehatan tidak berlangsung optimal. Kader lansia juga melaporkan bahwa informasi mengenai stroke serta pemeriksaan risiko stroke belum pernah dilakukan di Posyandu Lansia. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan lansia tentang penyakit stroke dan melakukan screening resiko stroke pada lansia. Metode kegiatan mencakup 2 kegiatan yakni: (1) Pemberian edukasi berupa penyuluhan interaktif; dan (2) Melakukan screening risiko stroke dengan menggunakan The Stroke Risk Score Card (SRSC) yakni instrument hasil pengembangan model deteksi risiko stroke oleh National Stroke Association. Kegiatan dilaksanakanpada tanggayl 21 Maret 2025 dan melibatkan 28 lansia sebagai peserta. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan kuasioner untuk menilai perubahan pengetahuan dan The Stroke Risk Score Card (SRSC) untuk menilai tingkat risiko stroke pada peserta. Hasil kegaiatan menunjukan peningkatan pengetahuan lansia dengan hasil  mean pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi/penyuluhan  (23,93 dan 56,43) dengan peningkatan 136%.  Hasil screening 10,8% lansia dengan risiko tinggi stroke, 32,1% risiko sedang stroke dan 57,1% dengan risiko rendah stroke. Kegiatan ini dapat dilakukan berkelanjutan untuk menurunkan faktor risiko stroke, sehingga kejadian stroke bisa dicegah dan menurunkan disabilitas serta mortalitas akibat stroke. Implikasinya, diperlukan penguatan edukasi kesehatan, pemantauan rutin faktor risiko, serta rujukan dan tata laksana cepat bagi lansia berisiko tinggi melalui kolaborasi antara PKM, kader, dan keluarga. Kata kunci: pengabdian; lansia; resiko stroke; Stroke Risk Score Card (SRSC)   Abstract Declining organ function in older adults increases the risk of various health problems, one of which is stroke. Data from the Skow Community Health Center (Puskesmas Skow) show that in Skow Sae Village there is 1 case of stroke in an older adult, 25 cases of hypertension, 10 cases of diabetes mellitus, and 20 cases of hypercholesterolemia in the elderly population. In addition, about 38% of older adults in Skow Sae Village do not regularly attend the Posyandu Lansia (integrated health post for the elderly), resulting in suboptimal monitoring of risk factors and health education. Elderly cadres also reported that information regarding stroke and stroke risk assessment has never been provided at the Posyandu Lansia. This community service activity aimed to increase older adults’ knowledge about stroke and to conduct stroke risk screening among them. The methods consisted of two activities: (1) providing education through interactive health counseling, and (2) conducting stroke risk screening using the Stroke Risk Score Card (SRSC), an instrument developed by the National Stroke Association for stroke risk detection. The activity was carried out on March 21, 2025 and involved 28 older adults as participants. Evaluation was conducted using a questionnaire to assess changes in knowledge and the SRSC to determine the level of stroke risk among participants. The results showed an increase in knowledge, with mean scores before and after education/counseling of 23.93 and 56.43, respectively, representing a 136% improvement. Screening results showed that 10.8% of older adults had a high risk of stroke, 32.1% had a moderate risk, and 57.1% had a low risk of stroke. This activity can be continued sustainably to reduce stroke risk factors, thereby preventing stroke events and reducing disability and mortality due to stroke. The implications highlight the need to strengthen health education, routinely monitor risk factors, and ensure prompt referral and management for high-risk older adults through collaboration between the health center, community health cadres, and families. Keywords: devotion; elderly; stroke risk; Stroke Risk Score Card (SRSC).