Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

From Qibla Deviation to Social Cohesion: The Construction of Minority Fiqh at the Great Mosque of Makale, Tana Toraja Faiz, ABD Karim; Wahidin, Wahidin; AR, Zulfahmi; Awaka, M. Qahar
Journal of Islamic Law Vol. 6 No. 2 (2025): Journal of Islamic Law
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24260/jil.v6i2.4066

Abstract

The determination of the qibla direction constitutes a normative obligation in Islamic law; however, in minority contexts, its practice often intersects with socio-cultural realities, architectural considerations, and interfaith negotiations—dimensions that remain relatively neglected in both Islamic law scholarship and contemporary legal studies. This article examines the case of the Great Mosque of Makale in Tana Toraja, whose orientation deviated by approximately 22° from the astronomical qibla between 1934 and 2020, to analyze the dynamics of minority fiqh (Islamic jurisprudence) construction in a multicultural setting. Employing a qualitative socio-historical approach through observation, document analysis, and in-depth interviews with seven key informants, the study finds that the mosque’s orientation was not solely determined by fiqh norms but emerged from a social compromise institutionalized through adat deliberations in the tongkonan, involving both Muslim and Christian leaders. This compromise was shaped by four interrelated factors: the pursuit of interreligious harmony; urban spatial aesthetics that aligned the mosque with the adjacent church; the internalization of Toraja local wisdom, such as solata’ and the principle of pa’daidi; and an early theological interpretation that prioritized a general westward orientation. The article argues that Islamic law in minority contexts does not function as a rigid, normative system, but rather as an adaptive and responsive social construction grounded in the maqāṣid al-sharīʿah (objectives of Islamic law). Accordingly, the qibla deviation in Makale should not be understood as a religious aberration but rather as an existential strategy through which Muslims sustain social cohesion and affirm collective identity within a predominantly non-Muslim society. [Penentuan arah kiblat merupakan kewajiban normatif dalam syariat Islam, namun dalam konteks masyarakat minoritas praktik tersebut kerap berhadapan dengan realitas sosial-budaya, pertimbangan arsitektural, dan negosiasi lintas agama yang jarang disentuh dalam kajian fikih maupun studi hukum kontemporer. Artikel ini mengkaji kasus deviasi arah kiblat Masjid Agung Makale di Tana Toraja, yang sejak 1934 hingga 2020 menyimpang sekitar 22° dari presisi astronomis, dengan tujuan menganalisis dinamika konstruksi fikih minoritas dalam masyarakat multikultural. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan sosio-historis melalui observasi, analisis dokumen, dan wawancara mendalam terhadap tujuh informan kunci. Temuan menunjukkan bahwa orientasi masjid tidak semata-mata ditentukan oleh norma fikih, melainkan merupakan hasil kompromi sosial yang dilembagakan melalui musyawarah adat di tongkonan dengan melibatkan tokoh Muslim dan Kristen. Kompromi tersebut terwujud dalam empat faktor utama: upaya menjaga kerukunan antar umat beragama, pertimbangan estetika tata ruang kota yang menyelaraskan masjid dengan gereja, internalisasi kearifan lokal solata’ dan prinsip pa’daidi, serta pemahaman teologis yang fleksibel pada masa awal. Artikel ini berargumen bahwa hukum Islam dalam ruang minoritas tidak hadir sebagai sistem normatif yang rigid, melainkan sebagai konstruksi sosial yang adaptif, responsif, dan berorientasi pada maqāṣid al-sharīʿah. Dengan demikian, deviasi arah kiblat di Makale tidak dapat dipahami sebagai penyimpangan keagamaan, melainkan sebagai strategi eksistensial umat Islam untuk merawat kohesi sosial sekaligus meneguhkan identitas kolektif dalam struktur masyarakat yang didominasi kelompok non-Muslim.]
Penyuluhan Cara Pencatatan Karya Cipta Bagi Komunitas Penulis Kopermekha Bekate Kubu Raya Nuryanti, Aktris; Awaka, M. Qahar; Ismawartati, Ismawartati; Puspita Sari, Devina
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 4 No. 4 (2023): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN)
Publisher : Lembaga Dongan Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemberian perlindungan hukum terhadap KI khususnya di bidang hak cipta (copyright) yang di dalamnya terkandung hak ekonomi dan hak-hak moral perlu lebih ditingkatkan. Peningkatan ini dimaksudkan untuk mewujudkan iklim yang lebih baik bagi berkembangnya karya tulis yang saat ini pengumuman dan penyebarannya didukung oleh perkembangan teknologi terutama media internet atau website. Tim  pelaksana PKM FH Untan telah melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat ke komunitas penulis Kopermekha Bekate. Tujuan PKM yang dilakukan oleh Tim Pelaksana adalah untuk memberikan pemahaman mengenai aturan hukum yang melindungi hak hak para penulis sebagaimana yang diatur dalam Undang Undang Hak Cipta melalui workshop tentang Cara Pencatatan Karya Cipta ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak asasi Manusia Republik Indonesia. Metode pelaksanaan PKM dilakukan dengan memberi pemahaman melalui pemaparan materi dan dilanjutkan dengan diskusi. Hasil dari pelaksanaan PKM adalah komunitas penulis Kopermekha Bekate memahami apa itu hak kekayaan intelektual secara umum, ruang lingkup hak cipta, khususnya karya tulis, memahami prinsip hukum dalam hak cipta yang meliputi hak eksklusif dan berlaku secara otomatis serta memahami tata cara pencatatan karya tulis yang mereka ciptakan dengan mengajukan permohonan pencatatan ke Kementerian Hukum dan HAM Cq. Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual.
Peningkatan Kesadaran Hukum Terkait Pentingnya Pendaftaran Merek bagi Pelaku Usaha Air Minum Isi Ulang di Kelurahan Sungai Raya Dalam Kabupaten Kubu Raya Ismawartati, Ismawartati; Prayudha, Tengku Andrias; Sari, Devina Puspita; Awaka, M. Qahar
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 6 No. 4 (2025): Edisi Oktober - Desember In Press
Publisher : Lembaga Dongan Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v6i4.7254

Abstract

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran hukum pelaku usaha depot air minum isi ulang di Kabupaten Kubu Raya mengenai pentingnya pendaftaran merek sebagai instrumen perlindungan hukum dan peningkatan daya saing usaha. Latar belakang kegiatan ini adalah rendahnya pemahaman pelaku usaha terkait fungsi hukum merek, persepsi biaya pendaftaran yang mahal, serta keterbatasan akses terhadap pendampingan teknis. Metode yang digunakan meliputi survei lapangan untuk pemetaan usaha, ceramah hukum mengenai ketentuan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis, dialog interaktif, simulasi pendaftaran merek secara daring melalui sistem DJKI, yaitu https://merek.dgip.go.id, serta kunjungan langsung ke lokasi usaha. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa mayoritas peserta belum memahami pentingnya pendaftaran merek, namun setelah mengikuti kegiatan, peserta menunjukkan peningkatan pemahaman dan antusiasme, bahkan sebagian langsung meminta pendampingan teknis pendaftaran. Kegiatan ini menghasilkan luaran berupa peningkatan literasi hukum, pemahaman peserta dalam membuat akun dan pendaftaran merek, serta terjalinnya hubungan kemitraan antara akademisi dan pelaku usaha. Dengan demikian, kegiatan PKM ini berkontribusi pada upaya membangun ekosistem Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang sadar hukum, berorientasi pada perlindungan merek, dan berdaya saing di pasar yang kompetitif.