Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Diagnosis: Jurnal Ilmiah Kesehatan

Intervensi Ergonomi Dalam Menurunkan Keluhan Muskuloskeletal Pada Pekerja Kantor: A Scoping Review Chairunisa, Ratu; Wahdini, Rizqa; Sibualamu, Khalida Ziah; Mailintina, Yurita
Diagnosis Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 19 No. 4 (2024): Diagnosis: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35892/jikd.v19i3.2128

Abstract

Ergonomi berperan penting dalam menjaga kesehatan dan kenyamanan dalam aktivitas sehari-hari. Keluhan muskuloskeletal dapat menghambat gerakan dan kelincahan tubuh, yang menyebabkan pensiun dini, menurunkan kesejahteraan, serta membatasi kemampuan berinteraksi dalam kehidupan sosial.   Penelitian ini menggunakan metode scoping review untuk mengetahui intervensi ergonomi dalam mengurangi keluhan muskuloskeletal yang diterapkan pada pekerja kantor. Proses pencarian menggunakan populasi, konsep dan konteks sesuai dengan tujuan penulisan melalui database PubMed, ScienceDirect, Sage Journals, dan Cochrane yang diterbitkan antara 2014 sampai 2024. Proses seleksi yang dilakukan menggunakan metode Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-Analyses (PRISMA) dan melakukan Critical Appraisal menggunakan The Joanna Briggs Institute checklist. Hasil Penelitian dari 221 didapatkan 6 artikel yang dipilih dalam review ini. Beberapa intervensi ergonomi yang dapat diterapkan untuk mengurangi keluhan muskuloskeletal pada pekerja kantor diantaranya Workstation adjustments, Ergonomic and Exercise training (EET) dan ergonomic and health promotion (EHP) Ergonomic, Organization, dan Education. Stretching exercise training dan modifikasi ergonomic, Online-supervised versus workplace corrective exercises dan Ergonomic intervention, workplace exercises. Kesimpulan intervensi ergonomi tersebut dapat diterapkan pada pekerja kantor dengan keluhan muskuloskeletal.
Intervensi Keperawatan Dalam Pencegahan Cardiac Arrest Pada Pasien Dengan Gangguan Kardiovaskular Wahdini, Rizqa; Chairunisa, Ratu; Ziah sibualamu, Khalidah; Rosliany, Nia
Diagnosis Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 19 No. 2 (2024): Diagnosis: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35892/jikd.v19i1.1881

Abstract

Penyakit kardiovaskular, yang meliputi gangguan pada jantung dan pembuluh darah, adalah penyebab kematian utama di seluruh dunia. Penyakit ini termasuk jantung koroner, hipertensi, gagal jantung, dan stroke, dan merupakan penyebab kematian tidak menular dengan angka kematian tertinggi secara global. Data WHO 2019 menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskular menyumbang 32% dari total kematian dunia, dengan 80% kasus terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah, termasuk Indonesia, di mana penyakit ini menyumbang 35% dari kematian akibat penyakit tidak menular. Henti jantung bisa terjadi baik di rumah sakit (in-hospital) maupun di luar rumah sakit (out-hospital), Kematian paling tinggi sering terjadi dalam 24 jam setelah henti jantung. Keterlambatan dalam pemberian resusitasi oleh petugas kesehatan, terutama jika lebih dari 10 menit, dapat meningkatkan risiko kematian. Metode yang digunakan mengikuti kerangka Arskey dan O’Molley, dengan artikel yang diambil dari database Proquest, Pubmed, dan Sage (2014-2024). Peninjauan dilakukan menggunakan kriteria kelayakan JBI (Joanna Briggs Institute). Penelitian ini mengikuti pedoman PRISMA-ScR untuk scoping review. Hasil penangan pasca cardiac arrest dapat dilakukan dengan pengaturan tekanan darah, oksigenasi dengan saturasi O2 92% - 98%, pengaturan suhu tubuh. Intervensi diberikan di 24 jam pertama dan 48 jam berikutnya. Kesimpulan Post-cardiac arrest syndrome merupakan kondisi kompleks yang melibatkan berbagai proses patofisiologis. Secara umum, pasien yang selamat dari cardiac arrest dengan kondisi neurologis yang baik dapat bertahan hidup hingga 5 tahun, meskipun berisiko mengalami komplikasi seperti syok kardiogenik, ruptur sternum, dan kerusakan otak yang mempengaruhi kualitas hidup.