Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Paradigma Pendidikan Agama Kristen Terhadap Etis Dan Norma Guru Sebagai Teladan Pendidik Mega, Mega; Fernando, Andreas; Saragih, Teguh Parluhutan
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.573 KB) | DOI: 10.59177/veritas.v4i1.142

Abstract

Christian Religious Education is education that contains teaching Christian values to students. This teaching is certainly centered on Christ as an example and is based on the Bible as a guide. The purpose of this study is to find out how the paradigm of Christian Religious Education regarding teacher ethics and norms. It is important for a teacher to know the ethics and norms of the teacher as a reference in teaching. Because a teacher is a figure who is used as an example by students, both inside and outside the school environment. Unconsciously, the attitude, behavior, and speech of a teacher in the learning process have an influence on students. By knowing the ethics and norms of teachers, a teacher, especially Christian Religious Education teachers can understand and implement them in everyday life. The method in this research is qualitative with literature study. Research data obtained by analyzing data from journals and books. With the result that in Christian Religious Education, teachers must be able to understand and implement the ethics and norms of a teacher in order to be an example.AbstrakPendidikan Agama Kristen adalah pendidikan yang berisi pengajaran nilai-nilai Kristiani kepada siswa. Pengajaran ini tentunya berpusat kepada Kristus sebagai teladan dan didasarkan pada Alkitab sebagai pedomannya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana paradigma Pendidikan Agama Kristen mengenai etis dan norma guru. Penting bagi seorang guru untuk mengetahui etis dan norma guru sebagai acuan dalam mengajar. Karena seorang guru adalah sosok yang dijadikan teladan oleh siswa, baik didalam maupun luar lingkungan sekolah. Secara tidak sadar, sikap, perilaku, dan tutur kata seorang guru dalam proses pembelajaran memberikan pengaruh dalam diri siswa.  Dengan mengetahui etis dan norma guru, seorang guru, terutama guru Pendidikan Agama Kristen dapat memahami dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Metode dalam penelitian ini yaitu kualitatif dengan studi literatur. Data penelitian didapatkan dengan cara analisa data dari jurnal-jurnal dan buku-buku. Dengan hasil bahwa dalam Pendidikan Agama Kristen, guru harus mampu memahami dan mengimplementasikan etis dan norma seorang guru untuk bisa menjadi teladan.
Ketika Martabat dan Kebebasan Perempuan dirampas: Merefleksikan Puisi Kidung Agung 8:8-10 Melalui Perspektif Feminis Kawatu, Lily Ivone; Fernando, Andreas; Pasaribu, Andri; Zebua, Arianto
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol 6, No 2 (2024): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen - Agustus 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59177/veritas.v6i2.282

Abstract

This article aims to reflect on the dignity and freedom of women's rights found in the poem Kidung Agung 8:8-10. The dignity and freedom of women's rights are still something that is ambiguous in society, especially in Indonesia and countries that adhere to the patriarchal system. This article responds to the issue of gender-based freedom of women's rights by conducting theological reflection on Song of Songs 8:8-10 through a feminist perspective. Therefore, this article voices the author's experience and perspective on the issue of dignity and freedom of rights that are still limited and provides strengthening discourse on the elimination of deprivation of rights to women in any form. Through this study, it is revealed that gender inequality in the structure of a patriarchal society contributes to the inequality of freedom rights, in this case women as the object of harm. Therefore, advocacy is needed for women as victims of freedom rights from a system that positions women as powerless.AbstrakArtikel ini bertujuan untuk merefleksikan martabat dan kebebasan hak perempuan yang terdapat dalam puisi Kidung Agung 8:8-10. Martabat serta kebebasan hak perempuan masih menjadi sesuatu yang rancu di kalangan masyarakat khususnya indonesia dan negara penganut sistem patriarkis. Artikel ini merespon isu kebebasan hak perempuan berbasis gender dengan melakukan refleksi teologis atas Kidung Agung 8:8-10 melalui perspektif feminis. Oleh sebab itu, Artikel ini menyuarakan pengalaman dan perspektif penulis terhadap isu martabat dan kebebasan hak yang masih terbatas dan memberikan penguatan diskursus penghapusan perampasan hak pada perempuan dalam bentuk apapun. Melalui kajian ini terungkap bahwa ketidaksamaan gender dalam struktur masyarakat patriarki menyubang terjadinya ketimpangan hak kebebasan dalam hal ini perempuan sebagai objek yang dirugikan. Oleh karena itu, diperlukan advokasi terhadap perempuan sebagai korban kebebasan hak dari sebuah sistem yang memposisikan perempuan sebagai yang tidak berdaya.
Penderitaan Kristus dalam Formasi Spiritual yang Mengedukasi Orang Percaya Anjaya, Carolina Etnasari; Fernando, Andreas; Arifianto, Yonatan Alex
Jurnal EFATA: Jurnal Teologi dan Pelayanan Vol 8, No 1: Desember 2021
Publisher : STT Iman Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47543/efata.v8i1.52

Abstract

Di balik penderitaan Tuhan Yesus sejatinya ada prinsip-prinsip dan  makna yang sangat penting untuk dipahami dan teladani. Pemahaman penderitaan Tuhan di kayu salib tidak hanya sebatas pada perkara penebusanNya atas dosa manusia dan bukti kasihNya kepada umat manusia, namun lebih daripada itu. Tujuan penelitian memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai makna penderitaan Kristus dari perspektif pendidikan Kristen. Bagaimana sikap dan responNya dalam menjalani rangkaian penderitaan merupakan fokus penelitian ini dan melaluinya  menjadi refleksi orang percaya tidak hanya sebatas ketika menghadapi penderitaan, namun dalam menjalani totalitas kehidupan.  Hasil penelitian ini adalah pemahaman bahwa serangkaian kisah penderitaan Kristus memiliki makna pendidikan bagi orang percaya. Melalui rangkaian pengalaman penderitaan Tuhan Yesus, orang percaya mendapatkan pendidikan  mengenai formula kehidupan yang harus dijalani umatNya secara total. Orang percaya mendapatkan teladan nyata bagaimana kehidupan harus dijalani dan karakter apa yang harus dimiliki agar berkenan padaNya. Secara garis besar formula tersebut sebagai berikut:  pertama, kasih kepada Tuhan dan sesama sebagai fondasi kehidupan. Kedua, hidup yang terus terhubung dengan Tuhan melalui doa dan firman Tuhan. Ketiga, perubahan pola pikir/akal budi dan penguasaan diri. Keempat, kekuatan bertahan dalam penderitaan. Kelima, pengampunan tanpa syarat. Keenam, rela melepaskan segala sesuatu- hidup tidak terikat dengan dunia. Ketujuh, kerendahanhati, melepaskan egoisme dan kepentingan diri. Kedelapan, bertanggungjawab secara total, berintegritas, rela berkorban, hidup penuh syukur  tanpa sungut-sungut  Kesembilan, percaya sepenuhnya kepada Tuhan dan taat serta mengandalkanNya dalam segala perkara. Metode yang digunakan adalah kualitatif melalui kajian pustaka mengenai tema penderitaan dan penebusan Tuhan Yesus.
Kajian Teologis Pemberitaan Injil Berdasarkan Surat Paulus dalam 2 Timotius 1:8-10 bagi Misi Masa kini Arifianto, Yonatan Alex; Fernando, Andreas; Baskoro, Paulus Kunto
Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia Vol 3, No 1 (2023): Jurnal Teologi dan Pentakosta Indonesia - April 2023
Publisher : Pusat Studi Pentakosta Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54403/rjtpi.v3i1.58

Abstract

The Great Commission delivered by the Lord Jesus delegated and gave a mandate for Christians to go and be witnesses and of course make all nations, disciples of Jesus. This legality is a mandate to preach the good news and salvation or an evangelistic mandate. But it is undeniable, many of God's churches or believers are unable to actualize in earnest in carrying out the mission mandate which is God's will to bring people to know and believe in the Savior. Using a qualitative method with a descriptive approach, it can be concluded that, the theological study of Gospel Preaching Based on Paul's Epistle in 2 Timothy 1:8-10 For Today's Missions is to understand believers as God's church that grows spiritually and is not shy in actualizing evangelism, because true mission It is based on God's mercy for humans. And of course this mission brings the congregation not only to serve in the local church, but also to have the heart and spirit of evangelizing by making mission a way of life.AbstrakAmanat Agung yang disampaikan oleh Tuhan Yesus mendelegasikan dan memberi mandat bagi orang Kristen untuk pergi dan menjadi saksi dan tentunya menjadikan semua bangsa, murid-murid Yesus. Legalitas ini merupakan mandat untuk memberitakan kabar baik dan keselamtan atau mandat penginjilan. Namun tidak bisa dipungkiri, banyak gereja Tuhan atau orang percaya tidak mampu mengaktualisasi dengan sungguh-sungguh dalam melaksanakan mandat misi yang merupakan kehendak Tuhan untuk membawa manusia dalam mengenal dan percaya kepada Juruselamat. Menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dapat disimpulkan bahwa, kajian Teologis Pemberitaan Injil  Berdasarkan Suratan Paulus dalam 2 Timotius 1:8-10 Bagi Misi Masa kini adalah memahami orang percaya sebagai gereja Tuhan yang bertumbuh secara spritualitas dan tidak malu dalam mengaktualisasikan penginjilan, karena sejatinya misi tersebut berdasarkan belas kasihan Tuhan bagi  manusia. Dan tentunya misi tersebut membawa jemaat tidak hanya melayani di gereja lokal saja, namun memiliki hati dan semangat menginjil dengan menjadikan misi sebagai gaya hidup.
The Influence of Christian Religious Education in Family and Parenting Styles on Adolescent Character Formation Ester, Ester; Rini, Wahju Asjarjo; Triyanto, Yoel; Widiyanto, Mikha Agus; Fernando, Andreas
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 6 No 1 (2022): January 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson Ungaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46445/ejti.v6i1.470

Abstract

This study aimed to test and prove through data collection that the formation of the character of Christ in adolescents is influenced by the implementation of Christian religious education in the family and parenting patterns. The research method used in this research was the survey method - correlational. Based on the data analysis, the results showed that: 1) Christian religious education in the family had a significant effect on the formation of the character of Christ in adolescents; 2) Parenting patterns have a significant effect on the formation of Christ's character in adolescents; 3) Christian religious education in the family and parenting patterns together have a significant effect on the formation of the character of Christ. Thus, efforts to form the character of Christ in adolescents can be done by increasing the intensity of the implementation of Christian religious education in the family and increasing the right parenting pattern.
Revitalisasi Nilai Pendidikan Kristiani dalam Membentuk Karakter Bangsa di Era Postmodern Herlim, Leonardi; Fernando, Andreas
EPIGRAPHE (Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani) Vol 7 No 2: November 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Torsina Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan Kristen memiliki potensi besar dalam membentuk karakter bangsa, terutama di era postmodern yang ditandai dengan perubahan budaya gtermasuk dalam sosial, dan nilai-nilai kehidupan yang cepat berkembang. Di tengah tantangan zaman yang penuh dengan relativisme dan sekularisme, maupun era individualisme pendidikan Kristen menawarkan landasan moral dan etika yang kokoh untuk membangun pribadi yang berbudi pekerti luhur. Melalui ajaran alkitabiah. Penelitian kualitatif menjadi metode dalam artikel ini yang mengedepankan pendidikan Kristen mengajarkan nilai-nilai universal yang tidak hanya relevan dengan kehidupan spiritual, tetapi juga praktis dalam konteks sosial dan kehidupan sehari-hari. Adapun kesimpulan yang dinyatakan dalam penelitian ini menekankan bahwa pendidikan Kristen juga menghadapi sejumlah tantangan pengaruh budaya global yang cenderung mereduksi nilai-nilai moral dan norma agama. Meskipun demikian, dengan memanfaatkan peran perkembangan teknologi dan paltform media sosial, dalam pendidikan Kristen dapat lebih efektif menjangkau generasi muda dan memberikan kontribusi yang lebih besar dalam pembentukan karakter bangsa. Oleh karena itu, penting bagi lembaga pendidikan Kristen untuk terus mengadaptasi diri dengan dinamika zaman, sambil tetap mempertahankan nilai-nilai inti yang mendasari ajaran Kristus dalam membentuk masyarakat yang lebih bermoral dan beradab.
Tantangan Beragama di Era Posmodern: Memetakan Dinamika Spiritual dan Praktik Keberagamaan dalam Dunia Digital Herlim, Leonardi; Fernando, Andreas
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 7, No 1: Agustus 2024
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47131/jtb.v7i1.215

Abstract

The postmodern era brings new challenges to religious practice, especially with the advancement of digital technology that changes the way individuals interact with faith and spiritual communities in this digital age. This article aims to map the spiritual dynamics that emerge in the context of the digital world, as well as how digital platforms affect traditional, conventional religious practices. Using a descriptive qualitative method with a literature review approach, it can be concluded that the experiences of adherents of various religions adapting to these changes, including the phenomenon of virtual rituals, online religious learning, and interactions between communities on social media show that while the digital world offers new opportunities for the dissemination and understanding of religion, there are also challenges related to spiritual authority, authenticity of practice, and ethical issues. Thus, the influence of the evolution of Virtual Media and Worship in Spiritual Identity Amidst Diversity and Pluralism. Playing an important role in ethics and Social Responsibility in Digital Religious Practices so that pluralism and Tolerance in Digital Religion must continue to be actualized to face religious challenges in the postmodern era. Abstrak Era posmodern membawa tantangan baru bagi praktik keberagamaan, terutama dengan kemajuan teknologi digital yang mengubah cara individu berinteraksi dengan iman dan komunitas spiritual di era digital ini. Artikel ini bertujuan untuk memetakan dinamika spiritual yang muncul dalam konteks dunia digital, serta bagaimana platform digital memengaruhi praktik keberagamaan tradisional yang komvesional. Menggunakan metode kualitatif deskritif dengan pendekatan studi literature, maka dapat disimpulkan bahwa pengalaman para penganut berbagai agama yang beradaptasi dengan perubahan ini, termasuk fenomena ritual virtual, pembelajaran agama online, dan interaksi antar komunitas di media sosial menunjukkan bahwa meskipun dunia digital menawarkan peluang baru untuk penyebaran dan pemahaman agama, terdapat juga tantangan terkait otoritas spiritual, autentisitas praktik, dan isu-isu etika. Sehingga pengaruh dari evolusi Media dan Ibadah Virtual dalam Identitas Spiritual di Tengah Keberagaman dan Pluralisme. Memainkan peran penting etika dan Tanggung Jawab Sosial dalam Praktik Keberagamaan Digital sehingga pluralisme dan Toleransi dalam Keberagamaan Digital harus terus diaktualisasikanuntuk menghadapi tantangan beragama di era posmodern.
TRANSFIGURED LEADERSHIP: KEPEMIMPINAN ALKITABIAH SEBAGAI FONDASI MITIGASI RISIKO DIGITAL Rini, Wahju Astjarjo; Fernando, Andreas; Anjaya, Carolina Etnasari
Manna Rafflesia Vol. 11 No. 1 (2024): Oktober
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Arastamar Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38091/man_raf.v11i1.494

Abstract

In an increasingly digital era, Christian leaders face new challenges in managing digital risks. To face these challenges, Christian leadership needs to be based on the spiritual values ​​contained in the event of Christ's transfiguration. This article explores the meaning of Christ's transfiguration and its implications for contemporary Christian leadership. The concept of "Transfigured Leadership" can be a valuable approach for Christian leaders to face these challenges from the perspective of Christian spirituality. The method used is a descriptive qualitative analysis of the Bible and literature with related themes. The research results show that the transfiguration of Christ reveals the character of Christ as a sanctified Messiah, a leader whose life is pleasing to the Father, and a role model for His followers. Christian leadership values ​​that originate from the transfiguration of Christ require leaders who live in holiness, have a close relationship with God, humility, willingness to make sacrifices, obedience to their calling, and continuous self-transformation. By focusing on the example of Christ's leadership, Christian leaders are expected to implement leadership that is oriented toward spiritual transformation.
Evaluasi Program Belajar Literasi-Menulis di Prodi Magister PAK STT Ekumene Jakarta Melalui Model CIPP Fernando, Andreas; Anjaya, Carolina Etnasari
Jurnal Salvation Vol. 2 No. 2 (2022): Januari 2022
Publisher : STT Bala Keselamatan Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: This study aims to evaluate the program using the CIPP (Context Input Process and Product) model for the learning to write program in the PAK Masters Study Program, Ecumenical Theology College Jakarta, which is labeled the Active Writing Masters program. The results of this evaluation are concluded: first, in terms of context, the Master of Active Writing program is very important and needed by the PAK Masters Study Program. Second, in terms of input, the program refers to the vision and mission of the PAK Masters Study Program. Third, in terms of process, the implementation of the Master of Active Writing program has been carried out well as an extra-curricular activity. Learning materials and implementation methods are as needed. Fourth, in terms of products, the results of the program are the publication of scientific papers or student research reports in several journals. Broadly speaking, the Master of Active Writing program has answered the needs and objectives set by the PAK Masters Study Program, STT Ecumenism, Jakarta. Abstrak: Penelitian ini bertujuan melakukan evaluasi program dengan model Context Input Process and Product) terhadap program belajar menulis di prodi Magister PAK Sekolah Tinggi Teologi Ekumene Jakarta yang diberi label program Magister Aktif Menulis. Hasil evaluasi ini disimpulkan: pertama, segi konteks, program Magister Aktif Menulis sangat penting dan dibutuhkan oleh prodi Magister PAK. Kedua, segi input, program tersebut mengacu kepada visi misi prodi Magister PAK. Ketiga, segi proses, penyelenggaraan program Magister Aktif Menulis telah dilakukan dengan baik sebagai kegiatan ekstra kurikuler. Materi pembelajaran dan metode pelaksanaan sesuai dengan kebutuhan. Keempat, segi produk, hasil program tersebut yaitu diterbitkannya karya tulis ilmiah atau laporan penelitian mahasiswa pada beberapa jurnal. Secara garis besar program Magister Aktif Menulis telah menjawab kebutuhan dan tujuan yang ditetapkan prodi Magister PAK STT Ekumene Jakarta.
Pendidikan Agama Kristen di Sekolah Berbasis Karakter Kasih Kenanga, Grace Putri; Susilo, Tinny Mayliasari; Fernando, Andreas
DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 3, No 1 (2023): Pendidikan Agama Kristen dan Teologi - April 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora Wamena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52879/didasko.v3i1.89

Abstract

Kasih sangat penting dalam kehidupan orang Kristen. Kasih tidak hanya diungkapkan dengan kata-kata, tetapi juga melalui tindakan konkret. Tuhan sendiri memerintahkan orang percaya untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan pikiran dan mengasihi manusia seperti diri sendiri. Kasih inilah yang dibutuhkan dalam Pendidikan Agama Kristen. Kurangnya kasih dalam pendidikan telah mengakibatkan kurangnya rasa percaya diri, mudah putus asa, tidak memiliki daya juang, menjadi antisosial dan sebagainya. Melihat ini masalah, tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran penerapan Pendidikan Agama Kristen berbasis karakter kasih melalui penanaman pemahaman tentang kasih Kristus. Hal tersebut akan membentuk karakter anak yang penuh kasih, serta dapat mempraktikkan kasih dalam kehidupan. Metode penulisan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Hasil penulisan ini adalah perlunya kasih sebagai dasar Pendidikan Agama Kristen di sekolah. Pendidik merupakan pribadi yang penuh kasih, tujuan dan materi pembelajaran memuat capaian dan bahasan tentang kasih kepada Allah, sesama dan diri sendiri, metode pembelajaran untuk mempromosikan kasih, dan evaluasi pembelajaran berfokus pada perkembangan karakter kasih kepada anak.AbstractLove is very important in the life of Christians. Love is not only expressed in words, but also through concrete actions. God Himself commands believers to love God with all their heart and mind and to love humans as oneself. This love is what is needed in Christian Religious Education. Lack of love in education has resulted in a lack of self-confidence, easy to give up, lack of fighting spirit, become antisocial and so on. Seeing this problem, this paper aims to provide an overview of the implementation of Christian Religious Education based on the character of love through instilling an understanding of the love of Christ. This will form a child's character that is full of love, and can practice love in life. The writing method uses a qualitative method with a literature study approach. The result of this writing is the need for love as the basis for Christian Religious Education in schools. The educator is a loving person, the objectives and learning materials contain achievements and discussions about love for God, others and oneself, learning methods to promote love, and learning evaluation focuses on developing the character of love for children.