Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PEMBERIAN PILATES EXERCISE TERHADAP PENURUNAN DERAJAT DISMENORE PRIMER PADA REMAJA Cahyanti, Luluk; Dewi, Rahmawati Shinta; Yuliana, Alvi Ratma; Fitriana, Vera; Putri, Devi Setya; Nur, Hirza Ainin
Jurnal Profesi Keperawatan Vol 12, No 1 (2025): Jurnal Profesi Keperawatan (JPK)
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jprokep.v12i1.221

Abstract

ABSTRAKRemaja akan mengalami beberapa fase dalam hidupnya, salah satu fase yang pasti dilalui oleh remaja adalah fase pubertas. Pada remaja perempuan fase pubertas ditandai dengan menarche atau pertama kali menstruasi. Pada saat mestruasi pada umumnya remaja perempuan mengalami masalah salah satunya yaitu dismenore. Dismenore terjadi karena produksi prostaglandin yang berlebihan di endometrium. Salah satu penanganan non farmakologis yang efektif menurunkan dismenore adalah pilates exercise. Tujuan dari studi kasus ini adalah menggambarkan pemberian pilates exercise dalam menurunkan derajat dismenore primer pada remaja. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi kasus deskriptif dengan pendekatan proses asuhan keperawatan. Jumlah sampel 10 responden, dengan kriteria klien dengan rentang usia remaja yang mengalami dismenore, klien dismenore yang tidak melakukan terapi lain untuk mengurangi nyeri, klien yang dapat berkomunikasi dengan baik, klien yang bersedia menjadi responden. Latihan pilates exercise dilakukan sehari sekali selama 7 hari dalam waktu 25 -30 menit. Pengukuran skala nyeri menggunakan Numeric Rating Scale (NRS). Dari hasil analisa data ditemukan bahwa pada responden 1 skala nyeri sebelum dilakukan pilates exercise yaitu 5 (derajat sedang) dan sesudah dilakukan pilates exercise yaitu 0 (tidak nyeri). Kemudian pada responden 2 skala nyeri sebelum dilakukan pilates exercise yaitu 4 (derajat sedang) dan skala nyeri setelah dilakukan pilates exercise yaitu 0 (tidak nyeri). Responden 3 skala nyeri sebelum dilakukan pilates exercise yaitu 6 (derajat sedang) dan skala nyeri setelah dilakukan pilates exercise yaitu 1 (nyeri ringan). Responden 4 skala nyeri sebelum dilakukan pilates exercise yaitu 5 (derajat sedang) dan skala nyeri setelah dilakukan pilates exercise yaitu 1 (nyeri ringan). Responden 5 skala nyeri sebelum dilakukan pilates exercise yaitu 5 (derajat sedang) dan skala nyeri setelah dilakukan pilates exercise yaitu 0 (tidak nyeri). Responden 6 skala nyeri sebelum dilakukan pilates exercise yaitu 5 (derajat sedang) dan skala nyeri setelah dilakukan pilates exercise yaitu 1 (nyeri ringan). Responden 7 skala nyeri sebelum dilakukan pilates exercise yaitu 5 (derajat sedang) dan skala nyeri setelah dilakukan pilates exercise yaitu 0 (tidak nyeri). Responden 8 skala nyeri sebelum dilakukan pilates exercise yaitu 6 (derajat sedang) dan skala nyeri setelah dilakukan pilates exercise yaitu 1 (nyeri ringan). Responden 9 skala nyeri sebelum dilakukan pilates exercise yaitu 5 (derajat sedang) dan skala nyeri setelah dilakukan pilates exercise yaitu 1 (nyeri ringan). Responden 10 skala nyeri sebelum dilakukan pilates exercise yaitu 6 (derajat sedang) dan skala nyeri setelah dilakukan pilates exercise yaitu 1 (nyeri ringan). Hal tersebut menunjukkan bahwa pilates exercise mampu menurunkan derajat dismenore primer pada remaja. Kata kunci: Dismenore, Pilates Exercise, Remaja 
PENERAPAN LATIHAN ISOMETRIC QUADRICEPS TERHADAP PENURUNAN NYERI LUTUT PADA LANSIA DENGAN REUMATOID ARTHRITIS Hasanah, Miftahul Noor; Fitriana, Vera; Hartini, Sri; Jamaludin, Jamaludin; Yuliana, Alvi Ratna; Cahyanti, luluk
Jurnal Profesi Keperawatan Vol 12, No 2 (2025): Jurnal Profesi Keperawatan (JPK)
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jprokep.v12i2.233

Abstract

Reumatoid arthritis merupakan penyakit autoimun kronis yang ditandai oleh peradangan sendi, terutama pada sendi-sendi kecil dan besar seperti lutut. Lansia reumatoid arthritis dan menyebabkan nyeri lutut yang signifikan dan berdampak pada penurunan fungsi aktivitas sehari-hari. Pada lansia isometric quadriceps merupakan intervensi non-farmakologis yang efektif untuk memperkuat otot tanpa menyebabkan pergerakan sendi, sehingga aman diterapkan pada penderita reumatoid arthritis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan isometric quadriceps terhadap penurunan nyeri lutut pada lansia dengan reumatoid arthritis. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuasi-eksperimental dengan pre-test dan post-test design. Sampel sebanyak 13 responden dengan kriteria inklusi nyeri lutut pada lansia  berusia 60-70 tahun dengan reumatoid arthritis dipilih menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan instrument kuesioner Numeric Rating Scale (NRS), standar operasional prosedur (SOP), palu reflek hammer, pengalas badan, handuk. Analisis data dilakukan secara deskriptif untuk melihat perubahan tingkat nyeri sebelum dan sesudah dilakukan intervensi berupa terapi isometric quadriceps. Dari 13 responden, sebagian besar berusia > 60 tahun (30,9%) dan dengan reumatoid arthritis. Sebelum intervensi rata-rata 7,38 mengalami nyeri lutut berat dengan reumatoid arthritis. Setelah diberikan intervensi rata-rata 2,8 menjadi tingkat nyeri ringan dengan reumatoid arthritis. Hasil ini menunjukkan adanya penurunan signifikan tingkat nyeri berdasarkan skala Numeric rating scale (NRS) setelah dilakukan latihan. Kesimpulan latihan isometric quadriceps terbukti efektif dalam menurunkan nyeri lutut pada lansia dengan rheumatoid arthritis, serta dapat dijadikan alternatif terapi mandiri yang aman dan mudah dilakukan.
PENERAPAN TERAPI RELAKSASI BENSON TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELLITUS Majiyah, Desi Khofifatul; Cahyanti, Luluk; Putri, Devi Setya; Yuliana, Alvi ratna; Fitriana, Vera
Jurnal Profesi Keperawatan Vol 12, No 2 (2025): Jurnal Profesi Keperawatan (JPK)
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jprokep.v12i2.229

Abstract

Diabetes mellitus adalah kondisi kronis yang terjadi karena adanya peningkatan kadar gula darah dalam tubuh yang disebabkan karena gagalnya organ pankreas dalam memproduksi hormon insulin secara memadai. Penyebab diabetes mellitus yaitu terjadinya gangguan metabolisme pankreas yang ditandai dengan peningkatan gula darah atau sering disebut hiperglikemia yang disebabkan oleh penurunan jumlah insulin di pankreas. Tujuan: Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengetahui terapi relaksasi benson terhadap penerapan terapi relaksasi benson untuk menurunkan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus. Metode: Metode penulisan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan asuhan keperawatan, sampel yang diambil yaitu 2 responden. Terapi relaksasi benson dilakukan selama 2 kali dalam 1 minggu dengan durasi 15 menit dengan usia 45-49 tahun. Hasil: Hasil pembahasan studi kasus ini tentang penerapan terapi relaksasi benson terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien Diabetes Mellitus yang dilakukan pada tanggal 27 juni sampai 29 juni 2024. Responden dalam studi kasus ini adalah 2 orang yang mempunyai riwayat Diabetes Mellitus. Pada responden 1 didapatkan hasil kadar glukosa dalam darah menurun menjadi 332 mg/dl dari kadar glukosa awal 344 mg/dl. Sedangkan pada responden 2 didapatkan hasil kadar glukosa dalam darah menurun menjadi 314 mg/dl dari kadar glukosa awal 320 mg/dl.
PENERAPAN TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 Jamaludin, Jamaludin; Novitasari, Aprillia; Yusianto, Wahyu; Cahyanti, Luluk
Jurnal Profesi Keperawatan Vol 12, No 2 (2025): Jurnal Profesi Keperawatan (JPK)
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jprokep.v12i2.234

Abstract

Diabetes melitus tipe 2 (DMT2) adalah sebuah kategori penyakit yang berhubungan dengan metabolisme, ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi, yang disebabkan oleh masalah dalam pelepasan / penurunan insulin, fungsi insulin, atau keduanya, hal ini juga bisa di sebabkan karena ketidakmampuan hormon insulin dalam tubuh untuk berfungsi dengan baik dalam menjaga keseimbangan gula darah, yang mengakibatkan peningkatan kadar gula dalam darah. Dalam kasus ini peningkatan tertinggi pertama di Jawa Barat sebanyak 186.809, lalu di jawa timur ada 151.878, lalu ada di terakhir jawa Tengah sebanyak 132.565 jiwa. Terapi Relaksasi Otot Progresif merupakan salah satu pengobatan non farmakologi yang saat ini digunakan untuk pengobatan diabetes melitus. Terapi relaksasi otot progresif dapat menjadi salah satu terapi non farmakologi yang aman dan mudah dilakukan serta dapat berfungsi dalam fisiologi tubuh dengan mengatur respon simpatik dan parasimpatik. Tujuan : Untuk menggambarkan implementasi terapi relaksasi orot progresif dalam menurunkan kadar gula darah pada penderita Diabetes melitus tipe 2. Metode : Studi kasus dalam dalam karya ilmiah ini menggunakan metode pre experimental desain dengan menggunakan bentuk one group pre test – post test design. jumlah sample 15 responden yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Hasil : Setelah diberikan terapi relaksasi otot progresif selama 3 hari berturut turut didapatkan hasil mayoritas penderita diabetes melitus adalah perempuan dengan presentase 93,33% dengan karakteristik usia 55-65 dengan presentase 40,00% dan karakteristik pekerjaan sebagai pedagang dengan presentase 46,67% . Rata rata kadar gula darah 15 responden pre test adalah 272 mg / dl. Rata rata nilai kadar gula darah post test 15 responden yaitu 184 mg/dl. Selisih rata rata nilai kadar gula darah pre test dan post test dari 15 responden yaitu 87 mg/dl. Hasil tersebut menunjukan bahwa terdapat penurunan nilai kadar gula darah pada penderita diabetes melitus di Desa Growong Lor setelah dilakukan terapi relaksasi otot progresif.