Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENGARUH PEER EDUCATION PMR TERHADAP KUALITAS HIDUP PASIEN DM Putri, Devi Setya; Sulistyawati, Erna
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 12, No 1 (2021): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v12i1.896

Abstract

Indonesia saat ini menduduki rangking keempat dengan jumlah penyandang diabetes terbanyak setelah Amerika Serikat, China dan India. Menurut riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013 penderita diabetes mellitus mengalami peningkatan di seluruh provinsi di Indonesia termasuk di Jawa Tengah1.Berbagai keluhan terkait DM yang berlangsung dalam waktu yang lama dan terus menerus dapat mengganggu kualitas hidup penderita1.Kualitas hidup pasien seharusnya menjadi perhatian penting bagi para petugas kesehatan karena dapat menjadi acuan keberhasilan dari suatu tindakan/intervensi atau terapi1.Salah satu terapi tanpa obat pada pasien DM adalah olahraga. Olahraga yang disarankan adalah yang bersifat progressive. Peer education digunakan sebagai media untuk memberikan pengaruh kepada anggota lain baik dalam lingkup individu maupun kelompok atau pun masyakarat dalam kelompok sebaya yang sama sehingga terjadi perubahan melalui modifikasi pengetahuan, sikap, kepercayaan dan perilaku6.Tujuan penelitian ini menganalisa  pengaruh peer education PMR terhadap kualitas hidup pada pasien DM. Jenis penelitian  quasi eksperimen dengan rancangan one group pretest and posttest with control. Dengan penentuan sampel purposive sampling pada pasien DM. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan nilai kualitas hidup pada kelompok intervensi setelah dilakukan uji Wilcoxon Signed Ranks Test didapatkan nilai p: 0,000 sedangkan pada kelompok kontrol setelah dilakukan uji Dependent T-Test didapatkan nilai p: 0,099. Perbedaan nilai post test pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah dilakukan uji Independent T-Test didapatkan p: 0,000.Sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh Peer Education Progressive Muscle Relaxation (PMR) terhadap kualitas hidup pasien DM.
Konseling Pencegahan Penyakit Hipertensi di Desa Jepang Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus Cahyanti, Luluk; Yuliana, Alvi Ratna; Putri, Devi Setya; Fitriana, Vera; Nur, Hirza Ainin
Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol 7, No 1 (2024): Jurnal Pengabdian Kesehatan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jpk.v7i1.417

Abstract

Hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik dan hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain. Hipertensi primer meliputi lebih kurang 90% dari seluruh pasien hipertensi dan 10% lainnya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Hanya 50% dari golongan hipertensi sekunder dapat diketahui penyebabnya, dan dari golongan ini hanya beberapa persen yang dapat diperbaiki kelainannya. Oleh karena itu, upaya penanganan hipertensi primer lebih mendapatkan prioritas. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab dan gejala penyakit hipertensi atau darah tinggi, untuk mengetahui pola makan atau sumber gizi yang harus terpenuhi agar terhindar penyakit hipertensi atau darah tinggi dan untuk mengetahui cara menanggulangi penyakit hipertensi atau darah   tinggi. Metode penyuluhan ini dilakukan secara ceramah dan Tanya jawab
Profile of Elderly Independence in Tluwuk Village, Wedarijaksa Pati Widyaningsih, Heriyanti; Muniroh, Fitri Ambarwati; Fitriana, Vera; Arsy, Gardha Rias; Putri, Devi Setya; Faidah, Noor; Winarsih, Biyanti Dwi; Hartini, Sri; Pujiati, Eny
Journal Keperawatan Vol. 3 No. 2 (2024): November 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58774/jourkep.v3i2.82

Abstract

Background: Elderly is a stage when a person enters the age of 60 years and above where changes occur in various aspects such as biological, cognitive, psychosocial, spiritual, and economic functions, which can affect the level of individual independence. Independence is related to a person's ability not to depend on others and not require full direction in carrying out activities. Elderly independence refers to the ability to carry out daily activities independently, make their own decisions, and meet their needs without assistance. Aspects of elderly independence include the ability to care for themselves such as eating, dressing, using the toilet, moving, bathing and eating independently. This independence can certainly be the main capital for the elderly in maintaining their health. Purpose: To find out the level of independence of the elderly in Tluwuk Village, Wedarijaksa Pati . Methods: The type of research used is quantitative descriptive with a survey design. The sample used in this study was the entire elderly population at the Tluwuk village health post as many as 30 respondents with a total sampling technique. The inclusion criteria include elderly people aged ≥ 60 years who live in Tluwuk village, are able to communicate fluently and are willing to be respondents. The instrument used to assess the function of independence is the Barthel Index. Results: Based on the results of the analysis, there were 16 elderly people in the independent category (53.3%), 13 people in the mild dependency category (43.3%) and 1 person in the heavy dependency category (3.3%). Conclusion: Almost half of the elderly in Tluwuk village have a good level of independence and can carry out daily activities without depending on or needing help from other people.
Peningkatan Pengetahuan Pasien melalui Penyuluhan Tentang Gagal Ginjal Kronik di Ruang Dahlia RSUD RAA Soewondo Pati Putri, Devi Setya; Setiyadi, Achmad; Putri, Dwi Anggraeni; Lailiyah, Intan Nur; Ningtiyas, Santi Wahyu; Istikomah, Silfia
Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Vol. 1 No. 3 (2024): Desember 2024
Publisher : Menara Science Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70109/jupenkes.v1i3.21

Abstract

Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan penyakit akibat ginjal tidak mampu menjalankan fungsinya, maka diperlukan penatalaksanaan komprehensif bagi kelangsungan hidup penderita. Tingginya prevalensi penderita gagal ginjal kronik disebabkan beberapa faktor resiko, salah satunya adalah pengetahuan. Penderita yang mempunyai pengetahuan baik terdorong melakukan peran perawatan untuk mencegah komplikasi. Berdasarkan fenomena di lapangan yaitu di RSUD Soewondo Pati, didapatkan banyaknya pasien yang menderita gagal ginjal kronik serta adanya permasalahan terkait pengetahuan penderita gagal ginjal kronik. Sehingga, menjadi dasar untuk melakukan pengabdian masyarakat kepada pasien serta keluarga pasien gagal ginjal kronik dengan tujuan meningkatkan pengetahuan pasien beserta keluarga tentang gagal ginjal kronik di RS Soewondo Pati. Tujuan program pengabdian ini setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, pasien beserta keluarga pasien dengan gagal ginjal kronik khususnya di Ruang Dahlia dapat menjelaskan kembali tentang gagal ginjal kronik. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah ceramah, diskusi interaktif. Hasil yang didapatkan pasien dan keluarga pasien mampu menjelaskan kembali materi yang tentang gagal ginjal kronik. Simpulannya, penyuluhan tentang gagal ginjal kronik dapat meningkatkan pengetahuan pada pasien serta keluarga pasien gagal ginjal kronik.
Rendam Kaki Air Hangat sebagai Upaya Penurunan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di RSUD Sunan Kalijaga Demak Putri, Devi Setya; Cahyanti, Luluk; Purwandari, Nila Putri; Apriliyasari, Renny Wulan; Clarista, Anindya; Septiani, Evi; Aprilianti, Fanizha Laila; Fuadah, Lu’luatul; Wahyuni, Khairunnisa Zahra
Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Vol. 2 No. 2 (2025): Juni 2025
Publisher : Menara Science Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70109/jupenkes.v2i2.51

Abstract

Hipertensi merupakan kondisi ketika tekanan darah sistolik melebihi 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg, yang diukur dalam satuan milimeter air raksa (mmHg). Selain penanganan secara farmakologis, hipertensi juga dapat ditangani melalui pendekatan nonfarmakologis, salah satunya adalah terapi rendam kaki dengan air hangat. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menurunkan tekanan darah melalui rendam kaki air hangat pada penderita hipertensi di RSUD Sunan Kalijaga Demak. Berdasarkan fenomena di lapangan yaitu di RSUD Sunan Kalijaga Demak, didapatkan banyaknya pasien yang menderita hipertensi dimana keluhan utama pada pasien dengan hipertensi yaitu peningkatan tekanan darah. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil didapatkan nilai penurunan rata-rata tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah dilakukan intervensi terapi rendam kaki air hangat adalah 10 mmHg dan penurunan tekanan darah diastolic sebelum dan sesudah dilakukan intervensi terapi rendam kaki air hangat adalah 9 mmHg. Artinya ada pengaruh rendam kaki air hangat terhadap penurunan tekanan darah. Hasil penelitian ini, menjadi dasar untuk melakukan pengabdian masyarakat kepada pasien serta keluarga pasien hipertensi melalui rendam kaki air hangat sebagai upaya penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi RSUD Sunan Kalijaga Demak. Tujuan program pengabdian ini setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, pasien beserta keluarga pasien dengan hipertensi khususnya di Ruang Dahlia dapat menjelaskan serta mempraktikkan kembali di rumah rendam kaki air hangat untuk menurunkan tekanan darah tinggi kepada pasien dengan kondisi hipertensi. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah ceramah, diskusi interaktif, serta praktik terapi rendam kaki air hangat. Hasil yang didapatkan pasien dan keluarga pasien mampu menjelaskan kembali materi tentang rendam kaki air hangat serta mampu mempraktikkan kembali rendam kaki air hangat.
PEMBERIAN PILATES EXERCISE TERHADAP PENURUNAN DERAJAT DISMENORE PRIMER PADA REMAJA Cahyanti, Luluk; Dewi, Rahmawati Shinta; Yuliana, Alvi Ratma; Fitriana, Vera; Putri, Devi Setya; Nur, Hirza Ainin
Jurnal Profesi Keperawatan Vol 12, No 1 (2025): Jurnal Profesi Keperawatan (JPK)
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jprokep.v12i1.221

Abstract

ABSTRAKRemaja akan mengalami beberapa fase dalam hidupnya, salah satu fase yang pasti dilalui oleh remaja adalah fase pubertas. Pada remaja perempuan fase pubertas ditandai dengan menarche atau pertama kali menstruasi. Pada saat mestruasi pada umumnya remaja perempuan mengalami masalah salah satunya yaitu dismenore. Dismenore terjadi karena produksi prostaglandin yang berlebihan di endometrium. Salah satu penanganan non farmakologis yang efektif menurunkan dismenore adalah pilates exercise. Tujuan dari studi kasus ini adalah menggambarkan pemberian pilates exercise dalam menurunkan derajat dismenore primer pada remaja. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi kasus deskriptif dengan pendekatan proses asuhan keperawatan. Jumlah sampel 10 responden, dengan kriteria klien dengan rentang usia remaja yang mengalami dismenore, klien dismenore yang tidak melakukan terapi lain untuk mengurangi nyeri, klien yang dapat berkomunikasi dengan baik, klien yang bersedia menjadi responden. Latihan pilates exercise dilakukan sehari sekali selama 7 hari dalam waktu 25 -30 menit. Pengukuran skala nyeri menggunakan Numeric Rating Scale (NRS). Dari hasil analisa data ditemukan bahwa pada responden 1 skala nyeri sebelum dilakukan pilates exercise yaitu 5 (derajat sedang) dan sesudah dilakukan pilates exercise yaitu 0 (tidak nyeri). Kemudian pada responden 2 skala nyeri sebelum dilakukan pilates exercise yaitu 4 (derajat sedang) dan skala nyeri setelah dilakukan pilates exercise yaitu 0 (tidak nyeri). Responden 3 skala nyeri sebelum dilakukan pilates exercise yaitu 6 (derajat sedang) dan skala nyeri setelah dilakukan pilates exercise yaitu 1 (nyeri ringan). Responden 4 skala nyeri sebelum dilakukan pilates exercise yaitu 5 (derajat sedang) dan skala nyeri setelah dilakukan pilates exercise yaitu 1 (nyeri ringan). Responden 5 skala nyeri sebelum dilakukan pilates exercise yaitu 5 (derajat sedang) dan skala nyeri setelah dilakukan pilates exercise yaitu 0 (tidak nyeri). Responden 6 skala nyeri sebelum dilakukan pilates exercise yaitu 5 (derajat sedang) dan skala nyeri setelah dilakukan pilates exercise yaitu 1 (nyeri ringan). Responden 7 skala nyeri sebelum dilakukan pilates exercise yaitu 5 (derajat sedang) dan skala nyeri setelah dilakukan pilates exercise yaitu 0 (tidak nyeri). Responden 8 skala nyeri sebelum dilakukan pilates exercise yaitu 6 (derajat sedang) dan skala nyeri setelah dilakukan pilates exercise yaitu 1 (nyeri ringan). Responden 9 skala nyeri sebelum dilakukan pilates exercise yaitu 5 (derajat sedang) dan skala nyeri setelah dilakukan pilates exercise yaitu 1 (nyeri ringan). Responden 10 skala nyeri sebelum dilakukan pilates exercise yaitu 6 (derajat sedang) dan skala nyeri setelah dilakukan pilates exercise yaitu 1 (nyeri ringan). Hal tersebut menunjukkan bahwa pilates exercise mampu menurunkan derajat dismenore primer pada remaja. Kata kunci: Dismenore, Pilates Exercise, Remaja 
PENERAPAN TERAPI RELAKSASI BENSON TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELLITUS Majiyah, Desi Khofifatul; Cahyanti, Luluk; Putri, Devi Setya; Yuliana, Alvi ratna; Fitriana, Vera
Jurnal Profesi Keperawatan Vol 12, No 2 (2025): Jurnal Profesi Keperawatan (JPK)
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jprokep.v12i2.229

Abstract

Diabetes mellitus adalah kondisi kronis yang terjadi karena adanya peningkatan kadar gula darah dalam tubuh yang disebabkan karena gagalnya organ pankreas dalam memproduksi hormon insulin secara memadai. Penyebab diabetes mellitus yaitu terjadinya gangguan metabolisme pankreas yang ditandai dengan peningkatan gula darah atau sering disebut hiperglikemia yang disebabkan oleh penurunan jumlah insulin di pankreas. Tujuan: Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengetahui terapi relaksasi benson terhadap penerapan terapi relaksasi benson untuk menurunkan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus. Metode: Metode penulisan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan asuhan keperawatan, sampel yang diambil yaitu 2 responden. Terapi relaksasi benson dilakukan selama 2 kali dalam 1 minggu dengan durasi 15 menit dengan usia 45-49 tahun. Hasil: Hasil pembahasan studi kasus ini tentang penerapan terapi relaksasi benson terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien Diabetes Mellitus yang dilakukan pada tanggal 27 juni sampai 29 juni 2024. Responden dalam studi kasus ini adalah 2 orang yang mempunyai riwayat Diabetes Mellitus. Pada responden 1 didapatkan hasil kadar glukosa dalam darah menurun menjadi 332 mg/dl dari kadar glukosa awal 344 mg/dl. Sedangkan pada responden 2 didapatkan hasil kadar glukosa dalam darah menurun menjadi 314 mg/dl dari kadar glukosa awal 320 mg/dl.
Relationship between Long Time Undergoing Hemodialysis and the Level of Sexual Dysfunction in Chronic Renal Failure (CRF) Patients in the Hospital Hemodialisation Unit Purwandari, Nila Putri; Retnowati, Dewi; Faidah, Noor; Putri, Devi Setya
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 7 No 3 (2025): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijghr.v7i3.5552

Abstract

Hemodialysis has negative impacts on patients. The duration of hemodialysis can affect the level of sexual dysfunction in patients with chronic renal failure. Sexual dysfunction is a disorder that occurs in patients undergoing hemodialysis. This disorder often occurs due to decreased productivity, decreased libido, impotence, infertility, genicomasty and neurohormonal disorders. This study aims to determine the relationship between the duration of hemodialysis and the level of sexual dysfunction in patients with chronic renal failure in the hemodialysis unit of the Sunan Kudus Islamic Hospital. This study is a correlational analytical study, with a cross-sectional research design, the sampling method using consecutive sampling, with a sample size of 38 respondents and data collection using a questionnaire. The results of this study showed that with male respondents with a level of severe ED category dysfunction as many as 15 people (39%) in women experiencing sexual dysfunction as many as 14 people (36.8%). The results of the analysis with the Spearman rank correlation test obtained a ρ value of 0.00 <α (0.05) which can be concluded that there is a relationship between the length of hemodialysis and the level of sexual dysfunction in chronic kidney failure (CKF) patients in the Hemodialysis Unit of the Sunan Kudus Islamic Hospital. There is a significant relationship between the length of hemodialysis and the level of sexual dysfunction in chronic kidney failure (CKF) patients at the Hemodialysis Unit of Sunan Kudus Islamic Hospital.
PENGARUH AFIRMASI POSITIF TERHADAP KUALITAS TIDUR PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RS MARDIRAHAYU KUDUS Putri, Devi Setya; Listyarini, Anita Dyah; Mulyani, Tri Dwi
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 13, No 2 (2024): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jcu.v13i2.2348

Abstract

Patients with chronic kidney failure must undergo hemodialysis therapy to extend life expectancy. Kidney failure sufferers experience physical, psychological and social disorders. The physical problem that sufferers often experience as a result of the disease is decreased sleep quality. Poor sleep quality results in decreased quality of life, risk of accidents, malaise, fatigue, increased risk of falls and cognitive decline.  Actions to improve sleep quality by using positive affirmations. This study aims to determine the effect of positive affirmations on the sleep quality of chronic kidney failure patients undergoing hemodialysis at Mardi Rahayu Kudus Hospital. Quasy Experiment research type with One Group Pre test and post test design. Population of Chronic Kidney Failure sufferers undergoing hemodialysis. The sampling technique was purposive sampling so the sample size was 38 respondents. Data analysis using the Wilcoxon test. The result got of sleep quality before the procedure was all poor (100%) and after the procedure was 21.1% good and 78.9% poor. Wilcoxon analysis obtained a p value of 0.000. There is a significant effect of positive affirmations on the sleep quality of chronic kidney failure patients undergoing hemodialysis at Mardi Rahayu Kudus Hospital. It is recommended that nurses apply positive affirmative actions to improve the sleep quality of kidney failure patients undergoing hemodialysis. Keywords: Positive Affirmations, Sleep Quality, Hemodialysis.
Korelasi Efikasi Diri dengan Tingkat Intradialitic Weight Gain (IDWG) Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Purwandari, Nila Putri; Ahmad, Aldam Fajar; Faidah, Noor; Putri, Devi Setya
Journal Keperawatan Vol. 3 No. 1 (2024): May 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58774/jourkep.v3i1.68

Abstract

Background: Kidney failure in carrying out its functions at the terminal stage requires treatment in the form of hemodialysis. In hemodialysis patients, adhering to fluid intake restrictions has a very vital role to prevent further complications. The success of fluid and diet management in therapy is measured by the level of Interdialytic Weight Gain (IDWG). One of the things that affects IDWG during the hemodialysis therapy period is self-efficacy. Purpose: To determine the relationship of self-efficacy with the level of Interdialytic Weight Gain (IDWG) of chronic kidney disease patients in the hemodialysis unit of RAA Soewondo Pati Hospital. Methods: This study is a correlational analytical study, with a cross-sectional research design, a sampling method using consecutive sampling, with a total sample of 68 respondents and data collection using questionnaires. Results: The results of this study found that respondents with high category self-efficacy and IDWG levels in the mild category were 38 respondents (50.5%), the results of the analysis with the spearman rank correlation test obtained p value = 0.000< α (0.05) which can be concluded to be a relationship between self- efficacy and the interdialytic weight gain (IDWG) level of chronic kidney disease patients in the hemodialysis unit of RAA Soewondo Pati Hospital. Conclusion: There was a significant relationship between self-efficacy and interdialytic weight gain (IDWG) levels of chronic kidney disease patients in the hemodialysis unit of RAA Soewondo Pati Hospital.