Articles
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF, SUSU FORMULA DAN KOMBINASI KEDUANYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 6-11 BULAN DI PUSKESMAS CEBONGAN SALATIGA
Rosita Rahel Enamberea;
Maria Dyah Kurniasari;
Dary Dary;
Kukuh Pambuka Putra
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 11, No 1 (2020): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26751/jikk.v11i1.723
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang wajib diberikan kepada bayi. Pengganti ASI atau susu formula hanya diberikan kepada bayi apabila ibu mengalami penyakit infeksi seperti HIV. Pemberian susu formula harus dengan anjuran tenaga kesehatan karena penyajian susu formula yang salah akan menyebabkan anak kurang gizi atau obesitas. Dari studi pendahuluan yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Cebongan, masih ditemukan anak yang mengalami kurang gizi yaitu sebanyak 53 anak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemberian ASI, susu formula atau kombinasi keduanya terhadap tumbuh kembang anak usia 6-11 bulan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini sebanyak 118 responden usia 6-11 bulan. Instrumen penelitian menggunakan Denver Development Screening Test (DDST), timbangan, dan meteran. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas anak usia 6-11 bulan yang mengonsumsi ASI eksklusif memiliki pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal, hanya ada 1 anak yang mengonsumsi ASI memiliki pertumbuhan obesitas. Hasil penelitian anak yang diberi susu formula dan kombinasi keduanya menunjukkan bahwa semua anak memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang normal. Kesimpulan, tidak terdapat perbedaan pertumbuhan dan perkembangan anak yang diberikan asi eksklusif, susu formula dan kombinasi keduanya.
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF, SUSU FORMULA DAN KOMBINASI KEDUANYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 6-11 BULAN DI PUSKESMAS CEBONGAN SALATIGA
Rosita Rahel Enamberea;
Maria Dyah Kurniasari;
Dary Dary;
Kukuh Pambuka Putra
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 11, No 1 (2020): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26751/jikk.v11i1.723
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang wajib diberikan kepada bayi. Pengganti ASI atau susu formula hanya diberikan kepada bayi apabila ibu mengalami penyakit infeksi seperti HIV. Pemberian susu formula harus dengan anjuran tenaga kesehatan karena penyajian susu formula yang salah akan menyebabkan anak kurang gizi atau obesitas. Dari studi pendahuluan yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Cebongan, masih ditemukan anak yang mengalami kurang gizi yaitu sebanyak 53 anak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemberian ASI, susu formula atau kombinasi keduanya terhadap tumbuh kembang anak usia 6-11 bulan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini sebanyak 118 responden usia 6-11 bulan. Instrumen penelitian menggunakan Denver Development Screening Test (DDST), timbangan, dan meteran. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas anak usia 6-11 bulan yang mengonsumsi ASI eksklusif memiliki pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal, hanya ada 1 anak yang mengonsumsi ASI memiliki pertumbuhan obesitas. Hasil penelitian anak yang diberi susu formula dan kombinasi keduanya menunjukkan bahwa semua anak memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang normal. Kesimpulan, tidak terdapat perbedaan pertumbuhan dan perkembangan anak yang diberikan asi eksklusif, susu formula dan kombinasi keduanya.
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF, SUSU FORMULA DAN KOMBINASI KEDUANYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 6-11 BULAN DI PUSKESMAS CEBONGAN SALATIGA
Rosita Rahel Enamberea;
Maria Dyah Kurniasari;
Dary Dary;
Kukuh Pambuka Putra
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 11, No 1 (2020): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26751/jikk.v11i1.723
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang wajib diberikan kepada bayi. Pengganti ASI atau susu formula hanya diberikan kepada bayi apabila ibu mengalami penyakit infeksi seperti HIV. Pemberian susu formula harus dengan anjuran tenaga kesehatan karena penyajian susu formula yang salah akan menyebabkan anak kurang gizi atau obesitas. Dari studi pendahuluan yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Cebongan, masih ditemukan anak yang mengalami kurang gizi yaitu sebanyak 53 anak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemberian ASI, susu formula atau kombinasi keduanya terhadap tumbuh kembang anak usia 6-11 bulan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini sebanyak 118 responden usia 6-11 bulan. Instrumen penelitian menggunakan Denver Development Screening Test (DDST), timbangan, dan meteran. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas anak usia 6-11 bulan yang mengonsumsi ASI eksklusif memiliki pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal, hanya ada 1 anak yang mengonsumsi ASI memiliki pertumbuhan obesitas. Hasil penelitian anak yang diberi susu formula dan kombinasi keduanya menunjukkan bahwa semua anak memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang normal. Kesimpulan, tidak terdapat perbedaan pertumbuhan dan perkembangan anak yang diberikan asi eksklusif, susu formula dan kombinasi keduanya.
KOLABORASI PERAWAT DAN AHLI GIZI DI POSYANDU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JETAK, KABUPATEN SEMARANG
Maria Dyah Kurniasari;
Kristiawan P. A Nugroho;
Yuni Sofia Ranty
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 10, No 1 (2019): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26751/jikk.v10i1.480
Tumbuh dan kembang balita pada dasarnya merupakan dua peristiwa yang berlainan namun keduanya saling berkaitan. Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita adalah status gizi, pola tidur, kesehatan gigi, perkembangan motorik, peran keluarga dalam menerapkan disiplin pada balita, serta dukungan perawat dan ahli gizi dalam memberikan pelayanan kesehatan gizi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk kolaborasi antara perawat dengan ahli gizi sebagai upaya dukungan perawat guna peningkatan kecukupan status gizi pada balita di Posyandu Sedap Malam 4 dan Posyandu Sedap Malam 5 di Wilayah kerja Puskesmas Jetak, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer yang diperoleh melalui wawancara mendalam (in depth interview). Hasil penelitian menyatakan bahwa adanya dukungan perawat dalam upaya peningkatan status gizi balita melalui kolaborasi perawat dan ahli gizi untuk meningkatkan layanan kesehatan status gizi balita. Perawat ikut membantu ahli gizi di lapangan dalam hal pemberian pendidikan kesehatan dan pemeriksaan fisik pada balita. Perawat tetap memberikan asuhan keperawatan sesuai tugas dan tanggung jawabnya. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa perawat turut memberikan dukungan kepada tenaga gizi dalam upaya peningkatan status gizi balita setiap bulan di Posyandu yang berada di wilayah Kerja Puskesmas JetakKata Kunci : dukungan, perawat, ahli gizi, status gizi balita, posyandu
KOLABORASI PERAWAT DAN AHLI GIZI DI POSYANDU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JETAK, KABUPATEN SEMARANG
Maria Dyah Kurniasari;
Kristiawan P. A Nugroho;
Yuni Sofia Ranty
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 10, No 1 (2019): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26751/jikk.v10i1.480
Tumbuh dan kembang balita pada dasarnya merupakan dua peristiwa yang berlainan namun keduanya saling berkaitan. Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita adalah status gizi, pola tidur, kesehatan gigi, perkembangan motorik, peran keluarga dalam menerapkan disiplin pada balita, serta dukungan perawat dan ahli gizi dalam memberikan pelayanan kesehatan gizi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk kolaborasi antara perawat dengan ahli gizi sebagai upaya dukungan perawat guna peningkatan kecukupan status gizi pada balita di Posyandu Sedap Malam 4 dan Posyandu Sedap Malam 5 di Wilayah kerja Puskesmas Jetak, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer yang diperoleh melalui wawancara mendalam (in depth interview). Hasil penelitian menyatakan bahwa adanya dukungan perawat dalam upaya peningkatan status gizi balita melalui kolaborasi perawat dan ahli gizi untuk meningkatkan layanan kesehatan status gizi balita. Perawat ikut membantu ahli gizi di lapangan dalam hal pemberian pendidikan kesehatan dan pemeriksaan fisik pada balita. Perawat tetap memberikan asuhan keperawatan sesuai tugas dan tanggung jawabnya. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa perawat turut memberikan dukungan kepada tenaga gizi dalam upaya peningkatan status gizi balita setiap bulan di Posyandu yang berada di wilayah Kerja Puskesmas JetakKata Kunci : dukungan, perawat, ahli gizi, status gizi balita, posyandu
KOLABORASI PERAWAT DAN AHLI GIZI DI POSYANDU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JETAK, KABUPATEN SEMARANG
Maria Dyah Kurniasari;
Kristiawan P. A Nugroho;
Yuni Sofia Ranty
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 10, No 1 (2019): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26751/jikk.v10i1.480
Tumbuh dan kembang balita pada dasarnya merupakan dua peristiwa yang berlainan namun keduanya saling berkaitan. Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita adalah status gizi, pola tidur, kesehatan gigi, perkembangan motorik, peran keluarga dalam menerapkan disiplin pada balita, serta dukungan perawat dan ahli gizi dalam memberikan pelayanan kesehatan gizi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk kolaborasi antara perawat dengan ahli gizi sebagai upaya dukungan perawat guna peningkatan kecukupan status gizi pada balita di Posyandu Sedap Malam 4 dan Posyandu Sedap Malam 5 di Wilayah kerja Puskesmas Jetak, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer yang diperoleh melalui wawancara mendalam (in depth interview). Hasil penelitian menyatakan bahwa adanya dukungan perawat dalam upaya peningkatan status gizi balita melalui kolaborasi perawat dan ahli gizi untuk meningkatkan layanan kesehatan status gizi balita. Perawat ikut membantu ahli gizi di lapangan dalam hal pemberian pendidikan kesehatan dan pemeriksaan fisik pada balita. Perawat tetap memberikan asuhan keperawatan sesuai tugas dan tanggung jawabnya. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa perawat turut memberikan dukungan kepada tenaga gizi dalam upaya peningkatan status gizi balita setiap bulan di Posyandu yang berada di wilayah Kerja Puskesmas JetakKata Kunci : dukungan, perawat, ahli gizi, status gizi balita, posyandu
Efektifi tas Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) terhadap Jumlah Sel NK dan Kadar Ifn-γ pada Penderita HIV di RSUD Cirebon
MARIA DYAH KURNIASARI;
EDI DHARMANA;
MUHAMAD HUSEIN GASSEM
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol 15 No 1 (2017): JIFI
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (236.021 KB)
Mangosteen peel contains xanthone as antioxidant, useful as prooxidant balancer. The activity of xathone can be found from the number of NK cells that will increase the production of IFN-γ cytokine. The human experimental research has been done by Randomized Control Group Pretest-Post Test Design, 20 patients sample for each group. Mann Whitney test was used to determine the diff erences between the group 1 & group 2. The Spearman’s Rho Test was used to determine the correlation between the NK cells number and IFN-γ level. There are no signifi cant diff erences between NK cell number (p:0.911) and IFN-γ level (p:0.588) in the pre and post test examination after have been given mangosteen peel extract. There are no signifi cant correlations between NK cell number and IFN-γ level in each group (p: 0.074). There are no eff ects of giving mangosteen peel extract on the number of NK cell and IFN-γ level to HIV patients.
Efektifitas Yoga Ketawa terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi Derajat II di Panti Wredha Salib Putih Salatiga
Nehemia Bangkit Pangestu;
Maria Dyah Kurniasari;
Antonius Tri Wibowo
Jurnal Kesehatan Vol 8, No 3 (2017): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjung Karang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (75.472 KB)
|
DOI: 10.26630/jk.v8i3.650
Old age is often attacked the cardiovascular diseases such as hypertension. Ministry of Health Republic of Indonesia (2012) states that hypertension is one of the most influential risk factors for the incidence of heart disease and blood vessels. High blood pressure continuously increases the burden of the arteries slowly. The arteries undergo hardening process becomes thick and rigid, thus reducing its elasticity. Hypertension can also lead to heart disease because if high blood pressure is left without regular treatment, the heart must pump very strongly to push blood into the arteries, over time the walls of the heart muscle become thicker. An abnormally enlarged heart is an unhealthy heart because the heart becomes stiff and the beat tends to be irregular. This will make pumping less effective and eventually lead to heart failure. Pharmacologic treatment using drugs have the risk of side effects. The purpose of this study was to analyze the effectiveness of laughter yoga as non-pharmacological therapy in the elderly with hypertension by measuring the difference in blood pressure before and after being treated laughter yoga. Quantitative experimental research with pretest-posttest with a control group design. The sample used purposive sampling that is 20 elderly that is 10 elderly with treatment and 10 elderly as a control. The instrument was used analog tensimeter. Wilxocon different test results obtained from pre-treatment group of post systole and diastole p-value 0,007 and 0,003. While in control group of pre-post systole and diastole p-value 0,831 and 0,084. Laughter yoga effectively against decreased blood pressure in the elderly with grade 2 hypertension at the Panti Wredha Salib Putih Salatiga.
Efektifitas Yoga Ketawa terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi Derajat II di Panti Wredha Salib Putih Salatiga
Nehemia Bangkit Pangestu;
Maria Dyah Kurniasari;
Antonius Tri Wibowo
Jurnal Kesehatan Vol 8, No 3 (2017): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjung Karang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (75.472 KB)
|
DOI: 10.26630/jk.v8i3.650
Old age is often attacked the cardiovascular diseases such as hypertension. Ministry of Health Republic of Indonesia (2012) states that hypertension is one of the most influential risk factors for the incidence of heart disease and blood vessels. High blood pressure continuously increases the burden of the arteries slowly. The arteries undergo hardening process becomes thick and rigid, thus reducing its elasticity. Hypertension can also lead to heart disease because if high blood pressure is left without regular treatment, the heart must pump very strongly to push blood into the arteries, over time the walls of the heart muscle become thicker. An abnormally enlarged heart is an unhealthy heart because the heart becomes stiff and the beat tends to be irregular. This will make pumping less effective and eventually lead to heart failure. Pharmacologic treatment using drugs have the risk of side effects. The purpose of this study was to analyze the effectiveness of laughter yoga as non-pharmacological therapy in the elderly with hypertension by measuring the difference in blood pressure before and after being treated laughter yoga. Quantitative experimental research with pretest-posttest with a control group design. The sample used purposive sampling that is 20 elderly that is 10 elderly with treatment and 10 elderly as a control. The instrument was used analog tensimeter. Wilxocon different test results obtained from pre-treatment group of post systole and diastole p-value 0,007 and 0,003. While in control group of pre-post systole and diastole p-value 0,831 and 0,084. Laughter yoga effectively against decreased blood pressure in the elderly with grade 2 hypertension at the Panti Wredha Salib Putih Salatiga.
Efektifitas Yoga Ketawa terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi Derajat II di Panti Wredha Salib Putih Salatiga
Nehemia Bangkit Pangestu;
Maria Dyah Kurniasari;
Antonius Tri Wibowo
Jurnal Kesehatan Vol 8, No 3 (2017): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjung Karang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (75.472 KB)
|
DOI: 10.26630/jk.v8i3.650
Old age is often attacked the cardiovascular diseases such as hypertension. Ministry of Health Republic of Indonesia (2012) states that hypertension is one of the most influential risk factors for the incidence of heart disease and blood vessels. High blood pressure continuously increases the burden of the arteries slowly. The arteries undergo hardening process becomes thick and rigid, thus reducing its elasticity. Hypertension can also lead to heart disease because if high blood pressure is left without regular treatment, the heart must pump very strongly to push blood into the arteries, over time the walls of the heart muscle become thicker. An abnormally enlarged heart is an unhealthy heart because the heart becomes stiff and the beat tends to be irregular. This will make pumping less effective and eventually lead to heart failure. Pharmacologic treatment using drugs have the risk of side effects. The purpose of this study was to analyze the effectiveness of laughter yoga as non-pharmacological therapy in the elderly with hypertension by measuring the difference in blood pressure before and after being treated laughter yoga. Quantitative experimental research with pretest-posttest with a control group design. The sample used purposive sampling that is 20 elderly that is 10 elderly with treatment and 10 elderly as a control. The instrument was used analog tensimeter. Wilxocon different test results obtained from pre-treatment group of post systole and diastole p-value 0,007 and 0,003. While in control group of pre-post systole and diastole p-value 0,831 and 0,084. Laughter yoga effectively against decreased blood pressure in the elderly with grade 2 hypertension at the Panti Wredha Salib Putih Salatiga.