Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENGARUH LAMA PERENDAMAN ZPT ALAMI EKSTRAK BAWANG MERAH PADA PERTUMBUHAN SETEK BATANG SUKUN (Artocarpus altilis Parkinson ex F.A.Zorn) Laswi Irmayanti; Siti Hasan; Salam Salam; Reyna Ashari; Aqshan Shadikin Nurdin; Arniana Anwar; Ratna Uli Damayanti Sianturi
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 9, No 2 (2021): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/bptpth.2021.9.2.%p

Abstract

Sukun (Artocarpus altilis Parkinson ex F.A.Zorn) yang ada di Indonesia umumnya adalah tanpa biji. Sehingga sangat sulit untuk dikembangkan secara generatif dengan biji. Alternatifnya adalah dengan perkembangbiakan secara vegetatif dengan setek. Faktor penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu setek adalah pembentukan tunas dan akar yang dapat dirangsang dengan zat pengatur tumbuh (ZPT). Salah satu ZPT alami yang dapat digunakan utuk merangsang pertumbuhan akar dan setek adalah ekstrak bawang merah. Penelitian ini adalah untuk mengetahui lama perendaman ekstrak bawang merah terhadap pertumbuhan akar dan tunas setek batang sukun Pengambilan bahan setek sukun dilakukan di kawasan Desa Madapolo, Kecamatan Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Perlakuan yang diterapkan adalah perbedaan lama perendaman bahan setek batang sukun ke dalam larutan ekstrak bawang merah. Lama perendaman yang diterapkan sebanyak 4 perlakuan, yaitu: 0 menit (kontrol), 10 menit, 20 menit, dan 30 menit. Pengamatan pertumbuhan tunas setek dilakukan selama 12 minggu dan pengamatan akar dilakukan pada akhir pengamatan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa lama perendaman ZPT alami ekstrak  bawang merah berpengaruh terhadap pertumbuhan tunas dan akar setek. Jumlah tunas terbanyak pada perlakuan tanpa perendaman ekstrak bawang merah, sedangkan panjang tunas yang tertinggi adalah pada perlakuan perendaman ekstrak bawang merah selama 30 menit, demikian pula untuk jumlah dan panjang akar.
Kualitas Fisik Telur Itik Dengan Sistem Pemeliharaan Semi Intensif dan Intensif Emy Saelan; Aqshan Shadikin Nurdin
Jurnal Ilmu Ternak Vol 20, No 2 (2020): December
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v20i2.29930

Abstract

Penelitian Kualitas Fisik Telur Itik Dengan Sistem Pemeliharaan Semi Intensif dan Intensif dilaksanakan dikandang Percobaan di Desa Akedaga, Kabupaten Halmahera Timur.  Itik yang digunakan dalam penelitian  sebanyak 60 ekor umur 18 minggu yaitu 30 ekor untuk sistem pemeliharaan semi intensif dan 30 ekor untuk sistem pemeliharaan intensif. Penelitian ini dianalisis dengan Uji t Student  dengan 2 perlakuan dan 15 kali ulangan yaitu Pemeliharaan Semi Intensif  dan Pemeliharaan Intensif.  Hasil penelitian menunjukkan (1) Produksi telur; (2) Bobot telur; (3) Shape Index (SI); (4) Tebal kerabang; dan (5) Warna kuning telur; berbeda nyata (P<0,05) antara sistem pemeliharaan semi intensif dan intensif, namun tebal kerang tidak berbeda nyata (P>0,05) antara sistem pemeliharaan semi intensif dan pemeliharaan intensif. Hasil penelitian dapat disimpulkan sistem pemeliharaan intensif memberikan hasil yang optimal untuk produksi telur dan kualitas fisik dari telur itik.Kata kunci: Semi intensif, intensif, kualitas fisik, telur itik
Uji Kimia Tepung Daun Kersen (Muntingia calabura) dan Implementasinya Dalam Ransum Ayam Broiler Terhadap Nilai Kecernaan Emy Saelan; Aqshan Shadikin Nurdin
Jurnal Ilmu Ternak Vol 19, No 2 (2019): December
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.96 KB) | DOI: 10.24198/jit.v19i2.24810

Abstract

ABSTRAKPenelitian mengenai Uji Kimia Tepung Daun Kersen (Muntingia calabura) dan Implementasinya dalam Ransum Ayam Broiler Terhadap Nilai Kecernaan telah dilaksanakan di Labroratorium Sentral Universitas Padjadjaran untuk Uji Kimia tepung daun kersen dan Uji Kecernaan di laksanakan di Kandang Prodi Peternakan Universitas Khairun, Ternate. Rancangan yang digunakan dalam penelitian yaitu  Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari R0 (100% ransum komersil); R1 (2% tepung daun kersen dan 98% ransum komersil); R2 (4% tepung daun kersen dan 96% ransum komersil); R3 (6% tepung daun kersen dan 94% ransum komersil); dan R4 (8% tepung daun kersen dan 92% ransum kontrol). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis of variance (Anova) dan jika ada perbedaan di uji lanjut menggunakan uji Dunken. Penambahan tepung daun kersen dalam ransum menunjukkan (1). Uji Kimia tepung daun kerssen tinggi kandungan EM yaitu 3988 kkal/kg; Protein Kasar 12,56; Lemak 8,24% dan Serat Kasar 14,85%  (2)  Rata-rata nilai kecernaan bahan organik yaitu R0 (77.84%); R1 (80.29); R2 (82.46); R3 (82.19) dan R4 (76. 24) persen menunjukkan perbedaan nyata (P<0.05). (3) Rata-rata nilai kecernaan bahan kering yaitu R0 (72.52); R1 (76.80); R2 (79.56); R3 (76. 18) dan R4 (70.80) persen berbeda nyata (P<0.05). (4) Rata-rata nilai kecernaan protein yaitu R0 (70.30); R1 (73.18); R2 (73.38); R3 (72.14) dan R4 (69.24) menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05). Penggunaan tepung daun kersen dalam ransum ayam broiler sampai 6% dapat memberikan performan yang optimal.Kata Kunci :   Uji kimia, daun kersen, broiler, kecernaan bahan organik, kecernaan bahan kering, kecernaan protein
Pertumbuhan bibit jabon merah (Anthocepalus macrophyllus) pada komposisi media tanam yang berbeda Julkifli Masilewi; Aqshan Shadikin Nurdin; Moch Hidayah Marasabessy; Laswi Irmayanti; Reyna Ashari
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.189 KB) | DOI: 10.32522/ujht.v6i1.6729

Abstract

Kualitas media berpengaruh terhadap terhadap pertumbuhan tanaman karena dalam media tanam terdapat unsur hara yang mendukung pertumbuhan. Komposisi media tanam yang berbeda diduga juga memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi respon pertumbuhan bibit jabon merah pada komposisi media tanam yang berbeda. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan perbedaan komposisi media tanam (M1:tanah, M2:tanah dan pasir, M3:tanah, pasir dan kompos, dan M4:tanah, pasir dan pupuk kandang). Variabel pertumbuhan bibit yang diamati adalah tinggi bibit, diameter bibit, jumlah dan luas daun. Adapun parameter pertumbuhan bibit yaitu Nisbah Pucuk Akar (NPA) dan Indeks Mutu Bibit (IMB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa media M4 memberikan pertumbuhan yang lebih besar pada tinggi bibit, diameter bibit, jumlah dan luas daun. Adapun M3 memberikan nilai NPA dan IMB yang lebih tinggi. Perbedaan komposisi media tanam berpengaruh nyata pada variabel pertumbuhan luas daun. Komposisi media tanam terbaik untuk pertumbuhan bibit jabon merah yang optimal adalah M4 (tanah, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 3:2:1).
PENGARUH IKLIM GLOBAL TERHADAP KEBAKARAN HUTAN DI KOTA TERNATE Aqshan Shadikin Nurdin
TECHNO: JURNAL PENELITIAN Vol 7, No 2 (2018): Techno Jurnal Penelitian
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/tk.v7i2.713

Abstract

Kebakaran hutan menjadi isu utama dalam pengendalian hutan dan lahan. Faktor manusia dan iklim salah satu penyebab terjadinya kebakaran hutan, sehingga laju kerusakan hutan semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor penyebab kebakaran hutan di sekitar kawasan hutan lindung dan memberi rekomendasi terhadap kegiatan pengendalian kebakaran hutan yang akan dilakukan oleh masyarakat di sekitar kawasan hutan lindung Kota Ternate. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pengambilan responden wawancara dipilih secara purposive sampling dan cara mendapatkan informan dengan teknik ”Bola Salju”. Hasil penelitian menunjukan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi Sepanjang Tahun 2015, telah menimbulkan berbagai kerugian bagi masyarakat baik kerugian ekonomis, kerugian ekologis maupun kerugian sosial, kebakaran hutan dan lahan yang terjadi paling banyak terjadi di Kawasan Hutan Lindung dengan luas 113,89 Ha. Kata kunci :  iklim, kebakaran, kawasan hutan
Influence of community activities on the destruction of mangrove forest in Gamlamo Village Jailolo District West Halmahera Mahdi Tamrin; Aqshan Shadikin Nurdin; Astry Pratiwi Tjan
Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan Vol 4, No 1 (2021): Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/jikk.v4i1.3349

Abstract

PELATIHAN PEMANDU EKOWISATA DAN PEMANFAATAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU PADA KUPS. BUKIT LONA KOTA TIDORE KEPULAUAN Asiah Salatalohy; Aqshan Shadikin Nurdin
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 1 No. 6: Nopember 2021
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jabdi.v1i6.535

Abstract

This activity aims to provide training for ecotourism guides and the use of non-timber forest products at the Bukit Lona Social Forestry Group (KUPS), Lada Ake Environment, Jaya Village, North Tidore District, Tidore Islands City with 10 participants. The method of implementing the activity is (1) direct face-to-face/lecture (2) a demonstration of making souvenirs using the method of directing instructions to partners. The success of this activity was shown by the enthusiasm of partners in providing positive responses to understanding the material provided. Likewise in the manufacture of souvenir products. All materials used are materials that are widely available around the training location, so they will provide better results in the utilization of potential non-timber forest products in the local area. The result of this training is an increase in participants' knowledge in ecotourism guide activities as well as souvenir products from non-timber forest products in the form of doll statues and brooches.
ANALISIS GENDER DALAM KEGIATAN PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT DI KECAMATAN MALIFUT KABUPATEN HALMAHERA UTARA (THE ROLE OF GENDER IN COMMUNITY FOREST MANAGEMENT ACTIVITIES, MALIFUT DISTRICT, NORTH HALMAHERA REGENCY) Ibnu Fajar Togubu; Aqshan Shadikin Nurdin; Asiah Salatalohy
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 3 No 2: Juli 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jip.v3i2.1772

Abstract

Kesetaraan gender merupakan salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals) yang disepakati 190 negara. Sustainable Development Goals juga bertujuan untuk pembangunan lain yaitu ekonomi berkelanjutan dan lingkungan hidup serta keanekaragaman hayati. Laki laki dan perempuan melakukan peran gender yang berbeda pada pengelolaan hutan rakyat, pengelolaan hutan yang melibatkan laki-laki dan perempuan diharapkan dapat memberikan manfaat sangat besar dalam kebijakan pengelolaan hutan (Argawal, B 2009). Pengelolaan Hutan Rakyat di Kecamatan Malifut dilakukan oleh suami dan istri namun belum diketahui apa saja peran-peran yang dijalankan dalam pengelolaan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran suami dan istri dalam pengambilan keputusan dan curahan waktu kerja pada kegiatan pengelolaan hutan rakyat di Desa Sabaleh Kecamatan Malifut, Kabupaten Halmahera Utara. Objek penelitian ini adalah anggota kelompok tani Mairake Desa Sabaleh dengan jumlah 25 rumah tangga. Setiap rumah tangga terdiri dari suami dan istri, sehingga jumlah seluruh responden terdiri dari 48 responden. Berdasarkan hasil penelitian, pengambilan keputusan pada kegiatan penanaman dalam program hutan rakyat oleh suami sebesar 53,78%, istri 46,22% dan perencanaan penanaman dalam program hr oleh suami sebesar 54,86%, istri 45,14%. Curahan waktu kerja pada kegiatan penanaman oleh suami sebesar 52,01%, istri 47,99% serta curahan waktu kerja perencanaan suami 54,32%, istri 45,68%.
Strategi Penghidupan Berkelanjutan Masyarakat Sekitar Kawasan Hutan Di Pulau-Pulau Kecil (Studi Kasus Di Pulau Maitara Provinsi Maluku Utara) Andy Kurniawan; Aqshan Shadikin Nurdin; Aisjah Rachmawaty Ryadin; Rosita Rosita
Cannarium Vol 20, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.339 KB) | DOI: 10.33387/cannarium.v20i1.4861

Abstract

The livelihoods of people in small islands are never disconnected from socio-economic problems and the degraded environment. In the long term, the living system will influence the surrounding environmental condition if the environment utilization is not sustain managed. This research aimed to assess the people's livelihood assets to encourage the living quality of local people. Qualitative and quantitative methods were implemented to analyze the data from questionnaires in deeply direct interviews. The variables to evaluate in the livelihood assets condition consisted of human capital, natural capital, social capital, physical capital, and financial capital, which covered the sampling region in South and North Maitara island. The basic capital of people's livelihood is presented as Pentagon Assets, and its strategies are grouped into intensification, extensification, and migration. The result showed that the component of livelihood capital assets depending on natural capital was 8.99, financial capital was 9.88, physic capital was 12.38, human capital was 15.06, and social capital was 16.64. The intensification and extensification consisted of the percentage of yard utilization was 11%, agriculture land utilization was 37%, empty land utilization was 24%, and arable land utilization was 12%. Moreover, migration as part of livelihood strategies in this region composed of permanent migration was 15%, and circular migration or commuter was 45%. In conclusion, agricultural land utilization is still dominant for local people, exerting circular migration to sustain their subsistence.Keywords: livelihood assets, sustain, environment utilization, small island
Pelatihan Teknik Budidaya Pohon Ketapang Kencana pada Kelompok Masyarakat RT/RW Kelurahan Ngade Aqshan Shadikin Nurdin; Laswi Irmayanti; Nurhikmah Nurhikmah
Repong Damar: Jurnal Pengabdian Kehutanan dan Lingkungan Vol 1, No 2 (2022): November
Publisher : Magister of Forestry,Department of Forestry, Faculty of Agriculture, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1082.89 KB) | DOI: 10.23960/rdj.v1i2.6437

Abstract

Pesatnya pembangunan perumahan di kota ternate membuat kondisi lingkungan mengalami perubahan, Sebagian besar lahan di wilayah Kelurahan  Ngade digunakan untuk perumahan.  Lahan ini merupakan titik pokok perhatian dihubungkan dengan masalah pengendalian erosi disebabkan kondisi lahannya, letaknya pada lereng-lereng yang curam sampai sangat curam akan tetapi masih memiliki peluang untuk dilakukan kegiatan pengkayaan tanaman (enrichment planting). Pohon Ketapang Kencana (Terminalia mantaly.) memiliki tajuk yang rindang serta indah sehingga baik untuk ditanam di halaman rumah, di daerah berlereng atau di sepanjang tepi jalan. Salah satu konsep yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan diatas, yaitu dengan penerapan konsep hutan kota dalam perencanaan tata ruang kota. Penerapan konsep hutan kota dalam perencanaan tata kota merupakan cara yang efektif dan efisien untuk mengatasi masalah menurunnya kualitas lingkungan hidup perkotaan. Sasaran dari Program kemitraan Masyarakat  adalah masyarakat di sekitar wilayah kelurahan Ngade Kota Ternate. Kelompok masyarakat  yang menjadi sasaran program ini yaitu masyarakat yang tergabung dalam RT dan RW di kelurahan Ngade. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat berupa pelatihan Budidaya tanaman ketapang kencana memberikan kontribusi postif dalam pelestarian lingkungan khususnya di kelurahan Ngade. Sebagian besar warga yang terlibat dalam kegiatan ini merasakan pengalaman baru dalam membudidayakan tanaman ketapang kencana.