Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

WACANA KEBANGSAAN DALAM KAJIAN SASTRA JAWA KLASIK Purwadi Purwadi
Prosiding Seminar Nasional dan Internasional HISKI 2023: THE 31st HISKI INTERNATIONAL CONFERENCE ON LITERARY LITERACY AND LOCAL WISDOM (JUNI 2023)
Publisher : Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia (HISKI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/psni.v3i0.77

Abstract

Nilai kebangsaan yang digali dari butir-butir kearifan lokal terdapat dalam sastra Jawa klasik. Dengan pendekatan sosiologi sastra kajian terhadap sastra Jawa akan didapatkan sebuah pemahaman yang sistematis, integral dan komprehensif. Wacana kebangsaan menjadi sarana untuk menjaga keutuhan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Amanat dalam sastra Jawa klasik memberi kontribusi terhadap usaha pembinaan rasa nasionalisme dan patriotisme. Bersama dengan sastra daerah lainnya, pengkajian sastra Jawa klasik diharapkan mampu memberi pencerahan dalam rangka hidup berbangsa dan bernegara. Sastra Jawa klasik karya pujangga dikaji dalam perspektif ketuhanan, kemanusiaan, kebangsaan, kerakyatan dan keadilan. Pengamalan Pancasila yang didukung kajian kesusasteraan ini memperkokoh rasa cinta tanah air dan bangsa. Pendidikan karakter yang terkait dengan wacana kebangsaan berguna untuk membina kesadaran di kalangan generasi muda
PENTAS SENI TAYUB SEBAGAI RITUAL UNTUK MENDATANGKAN KEMAKMURAN Purwadi Purwadi
JURNAL IKADBUDI Vol 6, No 1 (2017): Jurnal Ikadbudi
Publisher : Fakultas Bahasa Seni dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ikadbudi.v6i1.18199

Abstract

ABSTRAKArtikel ini akan menjelaskan tentang seni Tayub di Kabupaten Nganjuk. Tayub adalah seni tari yang dilakukan oleh waranggana dan panjak. Seni tari ini bertujuan untuk apresiasi kepada Dewi Sri. Masyarakat Nganjuk percaya bahwa Dewi Sri dapat memberi kesejahteraan kepada petani. Setiap musim tanam, petani membutuhkan perlindungan spiritual dari Dewi Sri. Program tani ini direalisasikan dengan tayub art show. Menurut orang Nganjuk seni tayub mengandung tentang moralitas, spiritualitas dan kemanusiaan.Kata kunci: tayub, seni, Dewi Sri ABSTRACTThis article will describe about Tayub art in Nganjuk district. Tayub is a dance art that done by waranggana and panjak. This dance art have purpose to apreciate to Dewi Sri. Nganjuk community believe that Dewi Sri can give welfare to peasant. Every planting season, peasant need spiritual protection from Dewi Sri. This peasant program realized with tayub art show. According to Nganjuk people tayub art contain about morality, spirituality and humanity.Keywords: tayub, art, Dewi Sri
KRITIK SOSIAL PADA WAYANG CAKRUK Galang Prastowo; Afendy Widayat; Sri Harti Widyastuti; Purwadi Purwadi
Jurnal IKADBUDI Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Bahasa Seni dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ikadbudi.v11i1.61390

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konflik-konflik sosial yang dikemukakan dalam wayang Cakruk, mendeskripsikan wujud kritik sosial yang disampaikan oleh wayang Cakruk, dan menguak pesan yang disampaikan dari konflik-konflik sosial dalam wayang Cakruk. Wayang Cakruk adalah wayang berbahasa Jawa, atau bahasa Jawa campuran, yang disajikan oleh dalang, dan sering menyertakan bintang tamu. Wayang Cakruk menyajikan cerita keseharian yang terdapat di sekitar masyarakat Jawa dewasa ini, sehingga berisi kritik sosial bagimasyarakat Jawa.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, karena data yang diolah merupakan data kualitatif yang berbentuk kata-kata, yakni kata-kata dalam cerita yang ada pada wayang Cakruk. Data penelitian ini didapatkan dari hasil transkripsi dari ucapan dalang wayang Cakruk atau ucapan bintang tamu yang menyertai pementasannya. Data yang didapat  berupa berbagai deskripsi yang menyangkut konflik sosial yang terdapat dalam wayang Cakruk, wujud kritik sosial dalam wayang Cakruk dan pesan yang disampaikan dari konflik sosial dalam wayang Cakruk. Data dianalisa dengan menggunakan penafsiran hermeneutic Gadamer, terutama penafsiran yang menempatkan penafsir pada horizon dalang sekaligus penonton, yakni kemungkinan makna yang dimaksudkan oleh dalang dengan meleburkan penafsiran oleh peneliti.Hasil penelitian ini ditemukan beberapa kritik sosial yang disampaikan dalang atupun bintang tamu. Kritik sosial yang ditemukan ada yang diambil dari lingkungan keluarga, bermasyarakat hingga menyangkut instansi pemerintahan daerah, yakni menyangkut masalah etika remaja, sikap tuan rumah yang meremehkan tamu, KDRT, penyalah-gunaan wewenang, kolusi dan korupsi, dan kejahatan narkoba.
Menyingkap Kearifan Spiritual: Analisis Ritual Nyadran di Makam Raja Mataram Kotagede dengan Pendekatan Teologis M. Dimyati Huda; Purwadi
Empirisma: Jurnal Pemikiran dan Kebudayaan Islam Vol. 33 No. 1 (2024): Empirisma: Jurnal Pemikiran dan Kebudayaan Islam
Publisher : Prodi Studi Agama-agama Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/empirisma.v33i1.1275

Abstract

The Nyadran ritual at the tomb of King Mataram Kotagede is the focus of this research, with the aim of explaining and analyzing the activity through the lens of theological theory. Every Ruwah month, Nyadran ceremony is held by Surakarta Hadiningrat Palace, where the theological aspects are analyzed with descriptive method to reveal the values systematically, integrally, and comprehensively. The main purpose of this ritual is to honor the spirits of the ancestors who played a role in establishing the Mataram Kingdom. The method used is field research. Data collection by means of observation, interviews and documentation. The result of this research is that the Nyadran ritual activities at the tomb of King Mataram Kotagede strengthen the efforts to extract local wisdom values. Exemplary is realized by respecting the struggle of the founders of the Mataram kingdom. Nyadran ceremony at the Tomb of King Mataram Kotagede is not only a customary tradition, but also a commemoration that contains historical, cultural, and spiritual values. The younger generation can emulate the main behavior. Javanese beliefs believe that the spirits of ancestors can provide blessings. Children and grandchildren are also expected to have a purposeful life.
NILAI THEOLOGIS DALAM SERAT WEDHATAMA -, Purwadi
Diksi Vol. 14 No. 1: DIKSI JANUARI 2007
Publisher : Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.556 KB) | DOI: 10.21831/diksi.v14i1.6550

Abstract

Serat Wedhatama is a Javanese literary work by Sri Mangkunegara IV. Itcontains considerable piwulang luhur (or valuable teachings) in the ethics of life insocial interaction. This article concerns a research aiming at describing thetheological values in Serat Wedhatama which are often referred to as SembahRaga, Sembah Cipta, Sembah Jiwa, and Sembah Rasa. They are said to coincidewith what are usually referred to in Moslem sufism as syariat, tarikat, hakikat, andmakrifat as well as with what are always referred to in Hinduism as artha, kama,dharma, and muksa. In that work of his, Sri Mangkunegara IV is able to make asuccessful discourse of harmony among traditional Javanese principles, Islamicprinciples, and Hindu principles. Serat Wedhatama could thus become importantreading for Javanese people.Keywords : theology, Serat Wedhatama, ethics of life
PEMBUATAN PERTANYAAN AWAL PADA KEGIATAN PRABACA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF -, Sumarwati; -, Purwadi
Diksi Vol. 17 No. 1: DIKSI JANUARI 2010
Publisher : Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/diksi.v17i1.6573

Abstract

This study aims to improve the quality of the process and product ofintensive reading learning through the use of pre-questions in pre-readingactivities. This study was an action research study conducted in three cycles. Theparticipants were Year VIII students of Class C of SMP Penda Mojogedang,Karanganyar Regency. The results showed that there was an improvement in thepercentage of the students capable of formulating pre-questions, carrying outintensive reading activities appropriately, answering questions correctly with apercentage of 70% at the minimum, and showing active and motivated attitudesduring the learning process. The effective learning procedure was as follows. Thestudents browsed the text, formulated pre-questions with question words 5W +1H, memorized the pre-questions, read the text intensively to find the answers tothe questions, and formulate the answers orally and in writing.Keywords: intensive reading, pre-reading, pre-question