Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Phinisi Integration Review

DAMPAK MONEY POLITIC TERHADAP DAYA PILIH MASYARAKAT PADA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA AMBON Kunu, Dian; Gaite, Titus; Patmawati, Susi Anita
Phinisi Integration Review Volume 8 Nomor 2 Tahun 2025
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pir.v8i2.73189

Abstract

Partai politik merupakan instrumen yang tak terpisahkan dari sistem demokrasi di negara manapun di dunia ini. Di Indonesia, kemunculan partai-partai politik tak terlepas dari terciptanya iklim kebebasan yang luas bagi masyarakat pasca-runtuhnya pemerintahan kolonial Belanda. Rakyat menjadi factor yang sangat penting dalam tatanan demokrasi, karena demokrasi mendasarkan pada logika persamaan dan gagasan bahwa pemerintah memerlukan persetujuan dari yang diperintah. Praktik politik pada Pilkada di Indonesia sering kali terpengaruh oleh Money Politc, di mana calon kepala daerah menggunakan uang untuk membeli suara rakyat. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau dengan cara-cara kuantifikasi. Penelitian kualitatif dapat didesain untuk memberikan sumbangan terhadap teori, praktis, kebijakan masalah-masalah sosial, dan tindakan. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan pengamatan dan wawancara dengan menggunakan dengan menggunakan Teknik Analisa data secara deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Universitas Pattimura Ambon. Adapun yang menjadi masalah pada penelitian ini yaitu Bagaimana money politcs pada pilkada di Kota Ambon. Hasil penelitian menunjukan bagaimana persepsi masyarakat terhadap money politic yang terjadi sebelum pemilihan walikota dan wakil walikota Kota Ambon. Praktik money politic yang terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, ekonomi, pendidikan, budaya atau kebiasaan dan lemahnya kesadaran hukum.Political parties are an inseparable instrument of the democratic system in any country in the world. In Indonesia, the emergence of political parties is inseparable from the creation of a climate of broad freedom for society after the collapse of the Dutch colonial government. The people are a very important factor in a democratic order, because democracy is based on the logic of equality and the idea that the government requires the approval of the governed. Political practices in the Pilkada in Indonesia are often influenced by Money Politics, where regional head candidates use money to buy people's votes. The type of research used in this study is a qualitative approach. A qualitative approach is a study that produces findings that cannot be achieved using statistical procedures or by means of quantification. Qualitative research can be designed to contribute to theory, practice, policy on social problems, and action. Data collection in this study used observations and interviews using descriptive qualitative data analysis techniques. This research was conducted at Pattimura University, Ambon. The problem in this study is How is money politics in the Pilkada in Ambon City. The results of the study show how the public's perception of money politics that occurred before the election of the mayor and deputy mayor of Ambon City. The practice of money politics that occurred was influenced by several factors, namely, economy, education, culture or habits and weak legal awareness.
INOVASI-INOVASI DALAM DUNIA PENDIDIKAN MENGHADAPI REVOLUSI INDUSTRI 4.0 Hariati, Sri; Astuti, Alfiani Dwi; Patmawati, Susi Anita
Phinisi Integration Review Volume 8 Nomor 2 Tahun 2025
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pir.v8i2.74895

Abstract

Revolusi Industri mendorong dunia pendidikan untuk bertransformasi seiring dengan kecanggihan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), serta sistem siber-fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk inovasi pendidikan yang relevan, efektif, dan kontekstual dalam menghadapi tantangan digital, khususnya di tingkat pendidikan menengah di Indonesia. Dengan pendekatan kualitatif deskriptif berbasis studi literatur, ditemukan bahwa keberhasilan inovasi tidak hanya bergantung pada akses teknologi, melainkan juga pada kepemimpinan sekolah, kesiapan guru, dan budaya organisasi yang mendukung perubahan. Berbagai inovasi seperti pembelajaran berbasis proyek digital, pemanfaatan Learning Management System (LMS), serta teknologi immersive seperti Virtual Reality (VR) menunjukkan dampak positif terhadap keterlibatan dan kualitas pembelajaran. Namun, hambatan seperti kesenjangan digital di wilayah 3T dan kurangnya integrasi nilai-nilai lokal masih menjadi tantangan utama. Oleh karena itu, inovasi pendidikan masa depan perlu mengintegrasikan aspek teknologi, pedagogi, dan nilai-nilai humanistik untuk membangun ekosistem pembelajaran yang inklusif dan berkelanjutan di era digital.Industrial Revolution encourages the world of education to transform along with technological advances such as artificial intelligence (AI), the Internet of Things (IoT), and cyber-physical systems. This research aims to identify relevant, effective, and contextualized forms of educational innovation in facing digital challenges, especially at the secondary education level in Indonesia. Using a descriptive qualitative approach based on a literature study, it was found that the success of innovation depends not only on access to technology, but also on school leadership, teacher readiness, and organizational culture that supports change. Various innovations such as digital project-based learning, utilization of Learning Management System (LMS), and immersive technologies such as Virtual Reality (VR) show positive impacts on learning engagement and quality. However, barriers such as the digital divide in 3T areas and the lack of integration of local values remain key challenges. Therefore, future educational innovations need to integrate aspects of technology, pedagogy and humanistic values to build an inclusive and sustainable learning ecosystem in the digital era.