Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Implementation of Customary Marriage of Nuaulu Tribe People as Civic Culture in Sepa Country, Amahai District Sopalatu, Najwa; Sialana, Fatimah; Tuharea, Jumiati
QISTINA: Jurnal Multidisiplin Indonesia Vol 2, No 2 (2023): December 2023
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/qistina.v2i2.960

Abstract

Traditional marriages in the Nuaulu tribe community usually begin with a request or proposal made by the male family through a messenger or spokesperson who is commonly referred to as ruetawamana. This was done on the basis of the young man and the girl who had made an agreement to marry. So that what parents do is just to fulfill rituals and carry out the provisions of applicable customary law. The rituals in the traditional marriage process which are usually carried out at the time of marriage are usually accompanied by an exchange of property between the man and woman and then followed by a blessing ritual led by the chief of the tribe by praying specifically and to unite and bind as proof that they are truly married. it is true that husband and wife who are legal in the eyes of customary law are to cover both parties with the sarongs that have been prepared. The author of this thesis discusses "Implementation of Nuaulu Tribe Traditional Marriage as Civic Culture in Negeri Sepa, Amahai District". The problems discussed in this study are: 1. the process of implementing Nuaulu tribal marriages as Civic Culture. 2. the meaning of traditional marriage for the Nuaulu tribe. The type of research used in this research is descriptive qualitative with observation and interview techniques and using qualitative analysis techniques. The results of this study indicate that in the process of carrying out a traditional marriage, the Nuaulu tribe must fulfill several conditions, including that someone who wants to perform the marriage should provide a dowry in the form of a human head. The Nuaulu people use this method to choose a son-in-law as proof of the man's virility, but over time At that time, this tradition was replaced because it caused unrest in other communities so that it was replaced in the form of old dishes and money as dowry. The process of implementing marriage as Civic Culture is one of a series of life cycles that everyone always goes through and therefore needs to be celebrated because it is one of the local cultures that is still being preserved. The meaning of traditional marriage for the Nuaul tribe is something sacred and has become a tradition from ancient times until now. as a tribute to the ancestors.
Tradisi Sumba Antar Perempuan dalam Perkawinan Adat sebagai Civic Culture Masyarakat Negeri Iha-Ulupia Siauta, Tina Mutmainna; Tutuarima, Fricean; Sialana, Fatimah
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2022): 2022
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v6i1.3694

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk bagaimana mendiskripsikan tradisi sumba antar perempuan dalam perkawinan adat sebagai civic culture masyarakat negeri Iha-Ulupia. Penelitian ini meggunakan penelitian deskriptif kualitatif yang dimana bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan tradisi sumba antar perempuan dalam perkawinana adat dan bagaimana tradisi sumba antar perempuan dalam perkawinan adat sebagai civic culture masyarakat negeri Iha-Ulupia.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil wawancara ini menunjukan bahwa tradisi sumba yang ada di negeri iha-ulupia adalah sebuah tradisi yang dilaksanakan apabila ada perkawinan adat dilakukan. Tradisi sumba ini berlangsung tiga hari sebelum perkawinan atau akad nikah dilaksanakan. Tradisi sumba ini merupakan tradisi yang sudah ada sejak lama dan masih dipertahakan hingga sekarang ini, tradisi ini sudah menjadi budaya dalam masyarakat setempat. dalam tradisi ini juga terdapat nilai-nilai budaya kewarganegaraannya yakni nilai kebersamaan, gotong royong, social, agama dan moral. Nilai-nilai tersebut tercermin dalam sikap masyarakat.
Peran Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) dan Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) Kabupaten Buru dalam Pembangunan Desa Tertinggal menuju Desa Berkembang Ditinjau dari Keputusan Presiden RI No. 7 tahun 1998 Loupary, Arfa; Sialana, Fatima; Hatala, Ridwan
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2022): Agustus 2022
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v6i2.3877

Abstract

Desa Ilath, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku yang mana di Desa ini tidak adanya akses jalan yang memadai untuk membawa hasil pertanian warga sehingga warga kesusahan dalam menjual hasil pertaniannya, jaringan internet yang di tuntut untuk pemerataan karena pembelajaran daring, tidak adanya pasar untuk proses ekonomi warga, dan listrik yang tidak memadai (lampu menyala pada jam 7 sore dan padam pada jam 12 malam). Dalam penelitian ini memiliki Rumusan Masalah 1). Faktor-faktor apa yang menghalangi Pembangunan Infrastruktur pada Masyarakat Desa Ilath, 2). Bagaimana peran Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) Kabupaten Buru dalam mengatasi ketertinggalan infrastuktur pada Desa Ilath berdasarkan Keputusan Presiden RI No 7 Tahun 1998. Tujuan penelitian ini adalah Faktor-faktor yang menghambat pembangunan Infrastruktur pada Masyarakat Desa Ilath dan Peran Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) Kabupaten Buru dalam mengatasi ketertinggalan infrastuktur pada Desa Ilath berdasarkan Keputusan Presiden RI No 7 Tahun 1998. Berdasarkan analisa data yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Faktor-faktor yang menghalangi pembangunan infrastruktur pada masyarakat Desa Ilath, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku diataranya faktor kurangnya perhatian pemerintah Desa maupun Pemerintah Daerah (BPMD) dan faktor kurangnya kerja sama dari pemerintah Desa maupun Pemerintah Daerah (BPMD) dalam membangun infrastruktur di dalam Desa Ilath.
Partisipasi Masyarakat dalam Proses Pembangunan di Desa Bebar Kecamatan Damer Kabupaten Maluku Barat Daya Latunussa, Tresia; Sialana, Fatima; Abas, Aisa
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2022): Agustus 2022
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v6i2.3939

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan di Desa Bebar Kecamatan Damer Kabupaten Maluku Barat Daya dan Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan di Desa Bebar Kecamatan Damer Kabupaten Maluku Barat Daya. Penelitian ini menggunakan deskriptis kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan di Desa Bebar Kecamatan Damer Kabupaten Maluku Barat Daya dan Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan di Desa Bebar Kecamatan Damer Kabupaten Maluku Barat Daya. Teknik pengambilan data primer dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap sejumlah informan yang dianggap terlibat secara langsung dalam proses pembangunan di Desa Bebar Kecamatan Damer. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa eksitensi dari bentuk - bentuk partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan di Desa Bebar Kecamatan Damer Kabupaten Maluku Barat Daya dan Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan di Desa Bebar Kecamatan Damer Kabupaten Maluku Barat Daya. Bentuk partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan di Desa Bebar Kecamatan Damer Kabupaten Maluku Barat Daya adalah Partisipasi Pikiran, Partisipasi Tenaga, Partisipasi Keahlian, Partisipasi Barang, Partisipasi Uang. Faktor mendukung paritisipasi adalah Faktor Keterbukaan Pemerintah, Faktor Kebersamaan atau Gotong Royong, Faktor Kepercayaan, Faktor Kemampuan, Faktor Tingkat Kemauan. Faktor yang menghambat partisipasi masyarkat adalah Faktor Pendidikan, Faktor Perencanaan, Faktor Pendapatan, Faktor Waktu Luang, Faktor Kecemburuan Sosial.
Transparansi Kepala Desa dalam Mengelola Alokasi Dana Desa (ADD Demi Keberhasilan Pembangunan di Desa Waenetat KecamatanWaeapo Kabupaten Buru Laitupa, Saleh; Sialana, Fatima; Metekohy, L. M.
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2022): Agustus 2022
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v6i2.4285

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan transparansi kepala desa dalam mengelolah alokasi dana desa demi keberhasilan pembangunan di desa waenetat, kecamatan waeapo kabupaten buru. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui Apa saja bentuk-bentuk transparansi yg dilakukan oleh kepala desa dalam mengelola anggaran dana desa demi keberhasilan pembangunan di desa Waenetat, kecamatan Waeapo, kabupaten Buru dan Bagaimana mekanisme transparansi dan akuntabilitas yang di lakukan pemerintah desa terkait dengan anggaran dana desa (ADD) pada desa Waenetat, kecamatan Waeapo, kabupaten Buru. Teknik pengumpulan data digunakan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya trasparansi kepala desa dalam mengelolah alokasi dana desa demi keberhasilan pembangunan dan adanya mekanisme serta akuntabilitas secara terbuka dan transparan pada desa waenetat kecamatan waeapo kabupaten buru pada tahun 2020 –hingga 2021.
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Script Solissa, Rahel Akerina; Salamor, Lisye; Sialana, Fatima
Pedagogi : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 3 No. 1 (2023): Januari
Publisher : Actual Insight

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56393/pedagogi.v3i1.594

Abstract

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang di lakukan dalam dua siklus. Pada tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksaan.tindakan observasi dan refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri Buru Selatan Tahun Pelajaran 2020/2021,dengan jumlah siswa 32. Teknik pengumpulan data utama pada penelitian ini yaitu observasi dan tes sementara, pengumpulan data sekunder dengan mengunakan observasi dan dokumentasi. Hasil menunjukkan bahwa penerapan model pembelajara kooperatif tipe script dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 7 Buru Selatan Tahun Pelajaran 2020/2021 pada mata pelajaran PKn. Pada pra tindakan hasil peserta didikik menunjukan rata-rata 2,45.dan meningkatkan pada siklus I menjadi 2,27 kemudian diikuti pada siklus II menjadi 2,93. Simpulan pada penelitian ini adalah penerapan model kooperatif tipe script meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn Kelas XI SMA Negeri 7 Buru Selatan Tahun pelajaran 2020/2021.
Presepsi Guru SMA Negeri 17 Maluku Tengah Tentang Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Talalus, Senly; Salamor, Lisye; Sialana, Fatimah
JAMPARING: Jurnal Akuntansi Manajemen Pariwisata dan Pembelajaran Konseling Vol 2, No 1 (2024): Februari 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jamparing.v2i1.1851

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi persepsi guru di SMA Negeri 17 Maluku Tengah tentang peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Lokasi penelitian dilakukan di SMA Negeri 17 Maluku Tengah. Permasalahan yang diungkapkan dalam penelitian adalah bahwa beberapa kepala sekolah sebelumnya telah terlibat dalam masalah hukum, menunjukkan kinerja yang buruk dalam menjalankan peran-peran kepala sekolah. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara dengan guru-guru dan kepala sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran kepala sekolah dalam aspek pendidikan, manajerial, dan administratif memiliki dampak positif pada mutu pendidikan. Mereka berperan dalam menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif, memberikan motivasi kepada staf sekolah, mengelola aspek administratif dengan efisien, dan memastikan pelaksanaan kurikulum dan administrasi peserta didik berjalan dengan baik. Keseluruhan, kepala sekolah memiliki peran penting dalam mencapai tujuan bersama untuk pendidikan yang lebih baik.
Kajian Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Budaya Perkawinan Adat Masyarakat Desa Gomar Sungai Kecamatan Aru Selatan Timur Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku Binar, Minggu; Tutuarima, Fricean; Sialana, Fatimah
JAMPARING: Jurnal Akuntansi Manajemen Pariwisata dan Pembelajaran Konseling Vol 2, No 1 (2024): Februari 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jamparing.v2i1.1852

Abstract

Penelitian ini membahas proses perkawinan adat di Desa Gomar Sungai melalui empat tahapan, menunjukkan penghidupan tradisi sebagai wujud kearifan lokal. Keanekaragaman budaya, terutama dalam konteks perkawinan, mencerminkan identitas dan kekayaan masyarakat Indonesia. Proses ini, seperti dalam perkawinan adat di Maluku, melibatkan ritual khas, seperti Masuk Minta, yang tak hanya mencerminkan romantisme tetapi juga melibatkan nilai-nilai pendidikan kewarganegaraan. Namun, tantangan terhadap keberlanjutan nilai budaya adat menuntut peran penting pendidikan kewarganegaraan dalam membangun kesadaran dan pelestarian nilai-nilai lokal sebagai landasan identitas bangsa Indonesia. Penelitian dilakukan di Desa Gomar Sungai, Provinsi Maluku, dengan pendekatan kualitatif pospositivis. Peneliti sebagai instrumen utama dalam pengumpulan data, fokus pada analisis induktif dan kualitatif tanpa generalisasi. Metode ini memahami fenomena secara holistik dengan mendalam melalui interpretasi. Teknik pengumpulan data mencakup observasi dan wawancara untuk gambaran komprehensif. Penelitian ini mengungkapkan bahwa proses perkawinan adat di Desa Gomar Sungai melibatkan empat tahapan, mencerminkan kesakralan dan kompleksitas tradisi masyarakat adat. Penerimaan surat bertamu, proses masuk minta, antar mahar, dan basumpah kawin menandai perjalanan panjang yang dihormati oleh masyarakat sebagai bagian dari identitas budaya. Nilai-nilai kearifan lokal seperti Tambaroro, Samra, dan qasidah menjadi perekat yang menguatkan hubungan antarindividu dan kontribusi pada pendidikan kewarganegaraan. Keseluruhan, nilai-nilai kearifan lokal menjadi landasan kuat dalam mempertahankan tradisi dan menciptakan harmoni dalam kehidupan masyarakat Desa Gomar Sungai.
Dampak Perceraian Orang Tua terhadap Pendidikan Anak di Desa Gorua Utara Kabupaten Halmahera Utara Noe, Wahyudin; Seng, Tirai; Sialana, Fatimah; Hasmawati, Hasmawati
Civic Education: Media Kajian Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 8 No. 2 (2024): Desember 2024, Jurnal Civic Education: Media Kajian Pancasila dan Kewarganegara
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/jce.v8i2.10681

Abstract

Penelitian ini didorong oleh keprihatinan peneliti terhadap fenomena perceraian orang tua yang antara lain disebabkan oleh kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), persoalan finansial, adanya orang ketiga/perselingkuhan, dsb. Perceraian tidak hanya berdampak kepada orang tua saja, melainkan berdampak buruk juga terhadap kondisi kejiwaan dan pendidikan anak sebagaimana fenomena yang terjadi di Desa Gorua Utara, Kecamatan Tobelo Utara, Kabupaten Halmahera Utara. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi tentang sejauhmana dampak perceraian orang tua terhadap pendidikan anak di Desa Gorua Utara. Adapun penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus. Hasil penelitian menggambarkan bahwa: 1) dampak perceraian orang tua terhadap pendidikan anak di Desa Gorua Utara, Kecamatan Tobelo Utara, Kabupaten Halmahera Utara, diantaranya: a) anak mengalami gangguan psikologis dan mental seperti menyalahkan diri sendiri, rasa kehilangan, serta rasa putus asa; dan b) prestasi pendidikan anak menjadi buruk karena hilangnya konsentrasi, motivasi dan semangat belajar. 2) upaya yang dapat dilakukan untuk menangani masalah pendidikan anak akibat perceraian orang tua yaitu memberikan dukungan psikososial kepada anak oleh stakeholder seperti Pemerintah Desa, KUA, pihak Sekolah dan Tokoh Masyarakat, mengawasi pergaulan anak korban perceraian, serta memberikan bantuan finasial untuk kelanjutan pendidikan anak.
Yelim dan Maren sebagai Perwujudan Civic Responsibility Masyarakat Dusun Watran di Kota Tual Naraha, Finsentina Milen; Salamor, Lisye; Sialana, Fatimah
Sosio-Didaktika: Social Science Education Journal Vol 11, No 2 (2024)
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training, UIN (State Islamic University) Syarif Hidayatul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/sd.v11i2.40689

Abstract

Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana budaya yelim sebagai perwujudan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan, bangsa, dan negara pada masyarakat Dusun Watran dan untuk mengetahui bagaimana budaya maren sebagai perwujudan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan, bangsa dan negara. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Watran Kecamatan Pulau Dullah Utara Kota Tual. Pengambilan data primer dilakukan melalui wawancara terhadap sejumlah informan yang dianggap mengetahui dan terlibat dalam budaya yelim dan maren pada wilayah tersebut. Penelitian menemukan bahwa budaya yelim merupakan kewajiban yang dilakukan oleh masyarakat adat Dusun Watran sebagai bentuk kerja sama dan gotong-royong yang sudah terbangun dan terlahir secara turun temurun untuk dapat bertanggung jawab terhadap hukum adata dan tradisi yang sudah secara turun-temurun.