Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENGARUH KEGIATAN STEMPEL KAYU TERHADAP MENGGAMBAR ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI 3 PADANG Santika, Lora; Mayar, Farida
Bunayya Vol 10, No 2 (2024): Juli 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/bunayya.v10i2.24859

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar berkembangnya seni rupa menggambar anak di Taman Kanak-kanak Pertiwi 3 Padang. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan pada menggambar anak yang mudah bosan di Taman Kanak-kanak Pertiwi 3 Padang. Hal ini terjadi karena di sekolah masih menggunakan cara-cara lama pada kegiatan menggambar. Maka berdasarkan permasalahan tersebut peneliti memberikan solusi yaitu menggambar menggunakan media bantuan stempel kayu dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh terhadap kemampuan menggambar anak. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode Quasy Eksperiment. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik Taman Kanak-kanak Pertiwi 3 Padang dengan jumlah 38 anak, dan sampel dalam penelitian ini adalah kelas B1 dan kelas B2 yang masing-masingnya berjumlah 10 orang anak. Teknik pengambilan sampel mlenggunakan Purposive Sampling. Teknik analisis data menggunakan uji prasyarat. Kemudian data diolah dengan uji perbedaan (t-test) menggunakan bantuan aplikasi SPSS 25.0 for windows. Berdasarkan analisis data, hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen dengan kegiatan menggambar dengan bantuan stempel kayu diperoleh nilai rata-rata gain score 17,30 sedangkan pada kelas kontrol menggambar bebas dengan krayon diperoleh nilai rata-rata gain score sebesar 15,30. Kemudian berdasarkan hasil uji-t diketahui nilai sig (2-tailed) adalah sebesar 0,008 < 0,05. Dengan demlikian ada perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sehingga Ha diterimla Ho ditolak. Dengan demikian disimpulkan bahwa kegiatan  menggambar menggunakan bantuan stempel kayu berpengaruh terhadap kemampuan menggambar anak usia 5-6 Tahun di Taman Kanak-kanak Pertiwi 3 Padang.
Seagrass Meadows as Critical Ecosystems: An Integrated Approach to Conservation Area in Saleh Bay, West Nusa Tenggara Lestariningsih, Wiwid Andriyani; Himawan, Mahardika Rizqi; Rahman, Ibadur; Atmaja, Putu Satya Pratama; Khaldun, Muhammad Hafidz Ibnu; Santika, Lora; Murtiyoso, Mahbub; Gigentika, Soraya; Hernawati, Hernawati; Himawan, Cahya; Wibisono, Rendy Vidya
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 30, No 1 (2025): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ik.ijms.30.1.7-19

Abstract

Seagrass beds are crucial for marine ecosystems, providing habitats and food sources for diverse species while naturally protecting coastlines from erosion. These ecosystems play a pivotal role in stabilizing sediments, filtering pollutants, and acting as carbon sinks, which helps mitigate the effects of climate change. Their significance extends to supporting ecotourism and providing essential services to coastal communities, thereby promoting environmental conservation awareness. Saleh Bay, designated as a marine nature reserve, exhibits rich marine biodiversity across its five distinct zones: core, utilization, sustainable fisheries, non-conservation, and other zones. This study aimed a comprehensive understanding of the pivotal role played by seagrass beds in Saleh Bay's integrated ecosystem in West Nusa Tenggara. The density and percentage cover were count from three linear transects and placed perpendicularly to the coastline. Correspondence Analysis (CA) was applied to represents which species most strongly associated with specific zones. Meanwhile, Cluster Analysis was used to grouping specific zones based on the ecological characteristics. A total of eight seagrass species were identified, which dominated by Enhalus acoroides (42.15%) and closely related to Sustainable Fisheries and Utilization zones. Furthermore, the Cluster Analysis indicates that the Utilization and Sustainable Fisheries zones exhibit the highest degree of similarity (90%) based on their density characteristics. This research underscores the broader understanding of seagrass ecosystems. The high similarity between the Utilization and Sustainable Fisheries zones suggests that these areas play complementary roles in supporting the health of seagrass ecosystems. Management plans should integrate these findings to optimize resource use while ensuring ecological sustainability.
Respon Perairan Terhadap Siklon Tropis Cempaka-Dahlia Di Perairan Selatan Jawa Khaldun, Muhammad Hafidz Ibnu; Lestariningsih, Wiwid Andriyani; Santika, Lora; Heltria, Septy
Indonesian Journal of Oceanography Vol 7, No 1 (2025): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v7i1.25924

Abstract

Siklon Cempaka-Dahlia (CD) yang terjadi di perairan Selatan Jawa merupakan fenomena yang menarik karena terjadi di daerah tropis yang umumnya jarang mengalami pembentukan siklon, terutama dekat ekuator. Siklon tropis yang melintasi suatu perairan mengakibatkan dampak pada lapisan permukaan dan kolom perairan secara biofisik. Aktifitas perikanan di perairan Selatan Jawa termasuk tinggi sehingga pemahaman menyeluruh mengenai dampak siklon diperlukan untuk memperoleh informasi terkait pengelolaan perikanan di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalis respon permukaan dan kolom perairan sebelum, selama, dan setelah siklon CD dengan menggunakan data Copernicus dan Argo Float yang terletak pada jalur siklon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kecepatan arus permukaan satu setengah kali selama siklon dan bergerak membentuk eddy selaras dengan angin permukaan. Eddy menyebabkan divergensi sehingga air pada kolom perairan yang dingin bergerak naik ke lapisan permukaan melalui proses ekman pumping menyebabkan penurunan suhu hingga 0,64°C. Selain itu, Ekman pumping menyebabkan massa air yang kaya nutrien ikut terangkat ke lapisan permukaan dan meningkatkan produktifitas primer di kedalaman lapisan campuran selama sembilan hari dengan jeda waktu 4-6 hari setelah terjadi siklon CD. Produktifitas primer yang meningkat diperoleh dari peningkatan konsentrasi klorofil-a dari 0,092 mg/m3menjadi 0,1789 mg/m3.
Dimensi Filsafat dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam: Kajian Peran Manusia dalam Menjaga Keseimbangan Lingkungan Santika, Lora; Sarjan, Muhammad
Lamda: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA dan Aplikasinya Vol. 5 No. 1 (2025): April
Publisher : Lembaga Bale Literasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58218/lambda.v5i1.1205

Abstract

The global environmental crisis—marked by deforestation, land degradation, pollution, and climate change—is a consequence of unsustainable natural resource (NR) exploitation. Population growth and the dominance of pragmatic economic paradigms are key drivers of environmental destruction. This article examines the role of philosophy in NR management as an alternative approach that is more ethical and sustainable. Using a literature review method, this study analyzes environmental philosophical perspectives—particularly anthropocentric, biocentric, and ecocentric ethics—and their relevance in shaping policies and ecological awareness. The findings show that integrating philosophical values can foster moral awareness toward nature, strengthen justice-based environmental policies, and support holistic development approaches. The study also highlights failures in NR management due to ethical crises, such as overfishing in Indonesian waters and deforestation linked to food estate projects. Community-based management models and local wisdom—such as sasi and subak systems—are shown to be more aligned with ecocentric and sustainable principles. Therefore, a paradigm shift is needed—from an exploitative approach to a philosophical one that sees humans as part of, not rulers over, ecosystems. Integrating philosophy into NR management is not only essential for environmental preservation but also for ensuring the sustainability of future generations.
Kondisi Sosial Ekonomi Nelayan Batu Bangka Sebelum dan Sesudah Pergub NTB No. 32 Tahun 2018 Santika, Lora; Asmayadi, Asmayadi; Abdurachman, Muhammad Haikal
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 19, No 1 (2025)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v19i1.544

Abstract

Peraturan Gubernur (Pergub) NTB No. 32 Tahun 2018 menetapkan rencana aksi pengelolaan perikanan kerapu dan kakap di kawasan Teluk Saleh, meliputi pengaturan ukuran tangkapan dan alat tangkap yang diperbolehkan. Desa Batu Bangka, sebagai bagian dari Teluk Saleh, mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan kondisi sosial ekonomi nelayan sebelum dan sesudah implementasi Pergub tersebut, dengan fokus pada tingkat kesejahteraan, pengetahuan masyarakat terhadap peraturan, dan dampaknya terhadap praktik perikanan. Penelitian menggunakan metode survei dengan pendekatan nonprobability sampling dan melibatkan 75 responden dari empat dusun. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan pemerintah desa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nelayan Batu Bangka umumnya berpendidikan rendah (setingkat Sekolah Dasar) dan tergolong nelayan kecil dengan kapal <10 GT. Tingkat pengetahuan masyarakat terkait aturan lokasi penangkapan, alat tangkap yang dilarang, dan spesies yang dilindungi mengalami peningkatan, namun pemahaman mengenai aturan spesifik kerapu dan kakap masih rendah. Kesejahteraan masyarakat berdasarkan indikator Core Welfare Indicator (CWI) berada pada kategori sedang dengan nilai 39,4%. Temuan ini menunjukkan bahwa implementasi Pergub No. 32 Tahun 2018 memerlukan penguatan sosialisasi agar dampaknya lebih optimal. 
SOSIALISASI KONDISI STOK DAN ATURAN PENANGKAPAN PERIKANAN KAKAP DAN KERAPU DI DUSUN GILI TAPAN TELUK SALEH Fahruddin, Muh.; Ilyas, Anita Prihatini; Muis, Abdul; Anas, Azwar; Santika, Lora
Jurnal Pemberdayaan Maritim Vol 8 No 1 (2025): Journal of Maritime Empowerment
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jme.v8i1.7723

Abstract

Kegiatan sosialisasi mengenai kondisi stok dan aturan penangkapan perikanan kakap dan erapu dilaksanakan di Desa Labuhan Sangoro, Dusun Gili Tapan, Teluk Saleh, Kabupaten Sumbawa, pada 30 Mei 2025. Teluk Saleh merupakan wilayah yang memiliki nilai penting secara ekologis dan sosial ekonomi, namun perikanan kakap dan kerapu di kawasan ini menunjukkan indikasi fully-exploitedingga over-exploited akibat tekanan penangkapan yang tinggi. Kegiatan sosialisasi melibatkan pemerintah daerah, akademisi, dan lembaga terkait dengan tujuan utama meningkatkan pemahaman nelayan terhadap aturan penangkapan, termasuk larangan penggunaan alat tangkap merusak serta penerapan ukuran minimum tangkap. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa sebagian besar nelayan memahami pentingnya perikanan kakap-kerapu bagi keberlangsungan ekonomi keluarga mereka. Namun, pengetahuan nelayan terkait regulasi resmi masih terbatas, terutama mengenai aturan teknis yang berlaku. Diskusi partisipatif mengungkap bahwa nelayan mengalami penurunan hasil tangkapan dalam beberapa tahun terakhir, baik dari sisi jumlah maupun ukuran ikan. Sebagian nelayan menyatakan kesediaannya untuk mulai menerapkan aturan, meskipun masih ada kekhawatiran akan dampak penurunan hasil dalam jangka pendek. Selain itu, kegiatan sosialisasi berhasil memetakan kebutuhan nelayan terhadap dukungan teknis, antara lain penyediaan alat tangkap ramah lingkungan, pelatihan, dan penguatan kelembagaan. Temuan ini menunjukkan bahwa keberhasilan implementasi aturan membutuhkan tindak lanjut berupa program nyata yang dapat mendukung transisi menuju praktik perikanan berkelanjutan. Secara keseluruhan, sosialisasi di Dusun Gili Tapan menjadi langkah awal penting dalam membangun kesadaran kolektif nelayan mengenai pengelolaan sumber daya perikanan berkelanjutan. Untuk menjaga keberlanjutan ekosistem laut sekaligus kesejahteraan masyarakat pesisir, diperlukan pendampingan berkelanjutan, konsistensi penegakan aturan, dan dukungan nyata dari pemerintah serta pemangku kepentingan.
Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Nelayan Terhadap Pemahaman Aturan Pengelolaan Sumber Daya Laut di Sekitar Kawasan Konservasi Pulau Panjang Santika, Lora; Asmayadi; Rafandi, Tezar
Jurnal Ilmu Kelautan Lesser Sunda Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Ilmu Kelautan - Lesser Sunda
Publisher : Program Studi Ilmu Kelautan, Jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jikls.v4i1.107

Abstract

The Pulau Panjang Marine Conservation Area is among the designated conservation zones based on the Decree of the Governor of West Nusa Tenggara No. 523-505 Year 2016. Pulau Panjang boasts a diverse marine ecosystem including mangroves, seagrasses, and coral reefs, holding significant economic value, particularly in the capture fisheries sector. This study employed a survey method utilizing both primary and secondary data. The research focused on the villages of Labuhan Mapin, Labuhan Burung, Pulau Kaung, and Pulau Bungin, with the research subjects being heads of fishermen households, considering their engagement in activities within the Pulau Panjang Conservation Area. Most of the population comprises indigenous residents over 40, representing diverse ethnicities such as the Bajo, Bugis, Mandar, and Bira, among others. The fishermen community's education level is relatively low, mostly limited to primary education. Their monthly income ranges between Rp. 1,000,000 – 7,000,000, with an average monthly income of Rp. 2,957,594.00. Monthly expenses vary between Rp. 930,000 – 3,850,000 with an average of Rp. 2,273,767. The community's knowledge regarding marine resource regulations (fisheries) is reasonably good, except for the regulation prohibiting fishing in certain areas, which remains less known among the population. Overall, socio-economic factors insignificantly influence the understanding of Marine Resources within the TWP Pulau Panjang region.
Identifikasi Jenis Ikan Kerapu dan Kakap Hasil Tangkapan Nelayan di Wilayah Perairan Provinsi Nusa Tenggara Barat Santika, Lora; Anas, Azwar
Jurnal Ilmu Kelautan Lesser Sunda Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Ilmu Kelautan - Lesser Sunda
Publisher : Program Studi Ilmu Kelautan, Jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jikls.v4i1.108

Abstract

The West Nusa Tenggara Province (NTB) serves as a pilot location for the management of grouper and snapper fisheries, setting an example for other regions in Indonesia. The enactment of Regional Regulation (PERGUB) NTB No. 55 of 2023 has become a guide and reference for the Regional Government and other stakeholders in promoting sustainable management of grouper and snapper fisheries in the NTB Province. Economically, the production of grouper and snapper fisheries in the NTB Province ranks third and is one of the top ten contributors to national grouper and snapper fisheries production (KKP, 2013). Ecologically, grouper and snapper species play a crucial role as predators, balancing the composition of fish at lower trophic levels. This research aims to determine the composition of grouper and snapper species caught in the waters of the NTB Province. Data collection was carried out through monitoring the landing of catches at fish landing centers, spanning from the year 2016 to 2022. Based on the monitoring data, 68 species of grouper and 50 species of snapper were identified. Grouper species from the Epinephelidae family, including Epinephelus coioides, Plectropomus leopardus, Plectropomus maculatus, and Variola albimarginata, dominated the catches. Meanwhile, snapper species from the Lutjanidae family, such as Lutjanus malabaricus, Lutjanus argentimaculatus, Lutjanus gibbus, and Pristipomoides multidens, were prevalent. Eight types of fishing gear were identified for catching grouper and snapper, including bottom longlines, trolling lines, harpoons, handlines, drop lines, boat traps, fixed gillnets, and fish traps.