Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Analisis Daya Dukung Ekosistem Dan Konservasi Mangrove Dalam Meningkatkan Potensi Ekowisata di Desa Cendi Manik, Sekotong Tengah, Lombok Barat Waspodo, Saptono; Amir, Sadikin; Hilyana, Sitti; Gigentika, Soraya; Wahyudi, Rhojim
Journal of Marine Research Vol 13, No 3 (2024): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v13i3.41922

Abstract

Ekosistem mangrove berperan penting menjaga keseimbangan ekosistem serta berfungsi sebagai habitat dari berbagai biota. Ekowisata dapat menjadi strategi konservasi yang dapat membuka alternatif ekonomi bagi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya dukung dan kesesuaian ekosistem mangrove sebagai ekowisata, serta mengetahui persepsi masyarakat dan pengunjung tentang kondisi mangrove dan jasa ekosistem mangrove. Metode penelitian dilakukan secara purposive sampling dengan mengambil data primer dan sekunder. Hasil menunjukkan ditemukan 15 jenis mangrove, 15 jenis makrozoobenthos, dan 12 jenis burung yang hidup berasosiasi pada ekosistem mangrove tersebut. Rata-rata kerapatan ekosistem mangrove Bagek Kembar sebesar 183 ind/ha (kategori jarang) dengan indeks nilai penting (INP) jenis mangrove tertinggi yaitu Rhizophora mucronata (127%). Indeks Kesesuaian Wisata dalam ekosistem mangrove di Desa Cendi Manik, Kecamatan Sekotong Tengah, Kabupaten Lombok Barat adalah 87.33% sehingga termasuk kedalam katagori sangat sesuai (S1). Perhitungan daya dukung kawasan (DDK) untuk kawasan ekosistem mangrove wisata jelajah track dengan jembatan kayu didapatkan 135 orang/hari, sedangkan untuk wisata jelajah mangrove dengan berperahu 92 orang/hari. Analisis persepsi masyarakat dan pengunjung Dusun Madaq Beleq menunjukkan bahwa masyarakat sudah cukup paham peran dan manfaat mangrove, serta ekowisata. Masyarakat juga menyadari perlunya keterlibatan mereka dalam pengelolaan ekowisata. Oleh karena itu, partisipasi langsung dari masyarakat dalam pengembangan ekowisata sangat diperlukan. The mangrove ecosystem plays an important role in maintaining ecosystem balance and functions as a habitat for various biota. Ecotourism can be a conservation strategy that can open up economic alternatives for the community. This research aims to determine the carrying capacity and suitability of the mangrove ecosystem for ecotourism, as well as determine the perceptions of the community and visitors regarding the condition of mangroves and mangrove ecosystem services. The research method was carried out using purposive sampling by taking primary and secondary data. The results showed that 15 types of mangroves, 15 types of macrozoobenthos and 12 types of birds were found that lived in association with the mangrove ecosystem. The average density of the Bagek Kembar mangrove ecosystem is 183 ind/ha (rare category) with the highest importance value index (INP) for the mangrove type, namely Rhizophora mucronata (127%). 4. The Tourism Suitability Index in the mangrove ecosystem in Cendi Manik Village, Sekotong Tengah District, West Lombok Regency is 87.33% so it is included in the very suitable category (S1). 5. Calculation of the area carrying capacity (DDK) for the mangrove ecosystem area for track cruising tourism with wooden bridges was found to be 135 people/day, while for mangrove exploring tourism by boat it was 92 people/day. Analysis of the perceptions of the community and visitors to Madaq Beleq Hamlet shows that the community has had enough understand the role and benefits of mangroves, as well as ecotourism. The community also realizes the need for their involvement in ecotourism management. Therefore, direct participation from the community in ecotourism development is very necessary.
Kondisi Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Bintan Provinsi Kepulauan Riau Lumbantoruan, Lamria Hotmian; Noviyanti, Rinda; Gigentika, Soraya
Akuatiklestari Vol 7 No 1 (2023): Jurnal Akuatiklestari
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/akuatiklestari.v7i1.6212

Abstract

Kawasan Konservasi Perairan Bintan Provinsi Kepulauan Riau telah ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan sesuai KEPMEN-KP-18 Tahun 2022 dikelola sebagai Taman Wisata Perairan. Tujuan penelitian untuk mengevaluasi efektivitas pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Bintan. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2022 sampai bulan Mei 2023 Titik sampling penelitian berada di Desa Pengudang, Desa Berakit, Kelurahan Kawal, Desa Malang Rapat, Desa Teluk Bakau, Desa Gunung Kijang, Desa Mapur, Desa Numbing, Desa Mantang Besar, Desa Air Glubi, dan Desa Kelong. Pengumpulan data dilakukan dengan metode purposive sampling dan metode snowball sampling melalui wawancara, FGD, survei menggunakan kuisioner, verifikasi dokumen dan studi literatur. Data dianalisis menggunakan perangkat ukur dengan EVIKA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase penilaian EVIKA berdasarkan kriteria input 80,47%, proses 53,49%, output 16,92% dan outcome 3,20%. Persentase akhir penilaian EVIKA sebesar 43,55% dengan Status efektivitas “dikelola Minimum” dengan peringkat “Perunggu”.  Kawasan Konservasi Perairan Bintan terkait desain dan rancangan kawasan sudah dilaksanakan namun masih diperlukan upaya untuk mencapai tujuan pengelolaan. Rekomendasi untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Bintan untuk Kriteria Input: meningkatkan fungsi kelembagaan dengan membentuk UPTD, meningkatkan kompetensi  SDM, meningkatkan alokasi anggaran dan sarana prasarana; Kriteria Proses: melengkapi SOP pengelolaan, menerapkan SOP, meningkatkan pengjangkauan secara terencana, meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana, memberdayakan masyarakat; Kriteria Output: mengidentifikasi kegiatan pemanfaatan kawasan, mengidentifikasi ancaman, melakukan monitoring kepatuhan, melakukan sosialisasi,  membuat sistem database termutakhirkan dan mudah diakses; Kriteria Outcome: melakukan monitoring terhadap kondisi target konservasi, kondisi ekosistem, sosial ekonomi secara berkala, meningkatkan partisipasi masyarakat.
KONDISI STOK IKAN KARANG DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN TWP GITA NADA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT: Stock Condition of Coral Fish in Marine Protected Area at TWP Gita Nada, West Nusa Tenggara Province Anas, Azwar; Gigentika, Soraya; Marliana, Isnaini; Aini, Muslihuddin; Hilyana, Sitti; Nurliah
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 14 No. 2 (2023): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jmf.v14i2.47024

Abstract

TWP Gita Nada is one of the water conservation areas in NTB Province whose reef fish resources are used by fishers around the area, especially in zones that are permitted for fishing activities. However, there are indications that the use of the area by fishers causes a decrease in the abundance and biomass of reef fish in TWP Gita Nada. Therefore, it is necessary to research the condition of reef fish stocks in TWP Gita Nada to know for certain about the availability of reef fish resources in the area. This study collected data at 11 fish landing sites around TWP Gita Nada from March 2017 to December 2021. Data were collected using a sampling technique on 35% of the total fish landing activity in TWP Gita Nada. Data consisted of fishing units, fishing operations, fishing areas, catches, fish species, and fish length. Data analysis in this study used a length-based stock assessment approach to identify the condition of reef fish stocks and their utilization status. The results indicated that 271 species of reef fish landed in the TWP Gita Nada waters conservation area were identified from 31 family groups dominated by fish of the species Lutjanus gibbus, Lethrinus ornatus, Acanthurus mata, Naso thynnoides, and Lethrinus rubrioperculatus. Among those four dominant reef fish species, Lutjanus gibbus is in fully exploited utilization status with an SPR value of 0.26 or 26%. Meanwhile, the other three types of reef fish are under-exploited with SPR values above 0.3 or 30%. Keywords: fishing, Lc, length-based approach, Lm, SPR.
Seagrass Meadows as Critical Ecosystems: An Integrated Approach to Conservation Area in Saleh Bay, West Nusa Tenggara Lestariningsih, Wiwid Andriyani; Himawan, Mahardika Rizqi; Rahman, Ibadur; Atmaja, Putu Satya Pratama; Khaldun, Muhammad Hafidz Ibnu; Santika, Lora; Murtiyoso, Mahbub; Gigentika, Soraya; Hernawati, Hernawati; Himawan, Cahya; Wibisono, Rendy Vidya
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 30, No 1 (2025): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ik.ijms.30.1.7-19

Abstract

Seagrass beds are crucial for marine ecosystems, providing habitats and food sources for diverse species while naturally protecting coastlines from erosion. These ecosystems play a pivotal role in stabilizing sediments, filtering pollutants, and acting as carbon sinks, which helps mitigate the effects of climate change. Their significance extends to supporting ecotourism and providing essential services to coastal communities, thereby promoting environmental conservation awareness. Saleh Bay, designated as a marine nature reserve, exhibits rich marine biodiversity across its five distinct zones: core, utilization, sustainable fisheries, non-conservation, and other zones. This study aimed a comprehensive understanding of the pivotal role played by seagrass beds in Saleh Bay's integrated ecosystem in West Nusa Tenggara. The density and percentage cover were count from three linear transects and placed perpendicularly to the coastline. Correspondence Analysis (CA) was applied to represents which species most strongly associated with specific zones. Meanwhile, Cluster Analysis was used to grouping specific zones based on the ecological characteristics. A total of eight seagrass species were identified, which dominated by Enhalus acoroides (42.15%) and closely related to Sustainable Fisheries and Utilization zones. Furthermore, the Cluster Analysis indicates that the Utilization and Sustainable Fisheries zones exhibit the highest degree of similarity (90%) based on their density characteristics. This research underscores the broader understanding of seagrass ecosystems. The high similarity between the Utilization and Sustainable Fisheries zones suggests that these areas play complementary roles in supporting the health of seagrass ecosystems. Management plans should integrate these findings to optimize resource use while ensuring ecological sustainability.
PENGELOLAAN SAMPAH PLASTIK MENJADI EKOBRIK UNTUK MENEKAN LAJU PENCEMARAN SAMPAH MIKROPLASTIK YANG MENGANCAM KELANGSUNGAN HIDUP BIOTA PERAIRAN TELUK BUMBANG, KABUPATEN LOMBOK TENGAH Rahman, Ibadur; Larasati, Chandrika Eka; Waspodo, Saptono; Gigentika, Soraya; Jefri, Edwin
Jurnal Pengabdian Perikanan Indonesia Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Pengabdian Perikanan Indonesia
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppi.v1i1.82

Abstract

Sampah plastik merupakan permasalahan serius karena sifatnya yang sangat sulit terurai secara alami. Bentuk derifat dari sampah plastik yaitu sampah mikroplastik yang berukuran ≤ 5 mm. Berbagai penelitian menunjukkan terdapat sejumlah konsentrasi plastik dalam tubuh organisme perairan, seperti: plankton, kekerangan, krustasea, dan ikan. Kandungan plastik pada hewan tersebut dapat dipindahkan ke hewan pemangsanya termasuk manusia dalam rantai makanan. Konsentrasi plastik pada tubuh manusia dapat memicu pertumbuhan sel kanker yang mengancam kesehatan dan kelangsungan hidup manusia. Masyarakat Teluk Bumbang sejatinya telah mengetahui dampak negatif sampah plastik yang dibuang ke laut, namun dalam prakteknya masih banyak dijumpai karena hal tersebut sudah menjadi kebiasaan yang membudaya. Pengabdian kepada masyarakat ini berupaya menambah kesadaran masyarakat mengenai ancaman sampah mikroplastik terhadap lingkungan dan biota perairan, serta mengenai solusi pengelolaan sampah plastik. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini menggunakan beberapa pendekatan, yaitu: (1) survei tentang pemahaman dan perilaku masyarakat terhadap sampah plastik; (2) penyuluhan mengenai ancaman sampah plastik; (3) pelatihan pembuatan ekobrik untuk mengurangi laju produksi sampah plastik. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dihadiri kelompok nelayan Teluk Bumbang dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Mertak, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Hasil survei menunjukkan bahwa sebagaian besar masyarakat masih membuang sampah di sembarang tempat sedangkan yang lainnya membuang sampah ke TPS (Tempat Pembuangan Sementara). Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai ancaman sampah plastik, masyarakat menunjukkan komitmennya untuk berhenti membuang sampah sembarangan dan berkomiten dalam upaya mengelola sampah plastik menjadi produk yang bernilai ekonomis, misalnya ekobrik
PENDAMPINGAN PEMENUHAN PERSYARATAN PENGAJUAN SERTIFIKAT HALAL UNTUK PRODUK OLAHAN IKAN YANG DIHASILKAN OLEH POKLAHSAR PUTRI BAHARI DI KAWASAN KONSERVASI GILI MATRA Gigentika, Soraya; Hilyana, Sitti; Waspodo, Saptono; Amir, Sadikin; Paryono, Paryono; Rahman, Ibadur; Larasati, Chandrika Eka; Sakina, Sholihati Lathifa; Nuryadin, Rusmin; Kholilah, Nenik; Ashari, Rowi; Murdin, Lalu Ferdi Alfarisi; Martanina, Martanina
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 5 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i5.2471

Abstract

Pada kawasan konservasi Pulau Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan (Gili Matra) terdapat tiga kelompok pengolah dan pemasar ikan (Poklahsar), salah satunya adalah Poklahsar Putri Bahari yang mengolah abon ikan. Produk olahan yang dihasilkan oleh poklahsar tersebut telah memiliki Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT), tetapi belum memiliki sertifikat halal. Sementara itu, produk olahan ikan yang dihasilkan oleh poklahsar tersebut perlu melakukan pengembangan dan perluasan pasar, dimana salah satu strateginya adalah melalui kepemilikan sertifikat halal pada produk olahan abon ikan yang dihasilkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pendampingan untuk pemenuhan persyaratan sertifikat halal pada Poklahsar Putri Bahari. Target yang akan dicapai dari kegiatan pengabdian ini adalah poklahsar di kawasan konservasi Gili Matra mendapatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai sertifikat halal pada produk perikanan, pendetailan terhadap persyaratan pengajuan sertifikat halal, serta tahapan pengajuan sertifikat halal. Kegiatan pendampingan ini menggunakan metode kaji tindak partisipatif melalui diskusi dan wawancara. Pelaksanaan kegiatan pendampingan yang dilakukan adalah alih pengetahuan teoritis dan implementasi. Kegiatan pengabdian ini dilakukan pada bulan Mei-Agustus tahun 2024. Hasil dari kegiatan pendampingan yang dilakukan adalah Poklahsar Putri Bahari telah memiliki dokumen profil perusahaan, daftar produk dan bahan yang digunakan, sertifikat bahan baku, proses produksi, serta manual SJPH. Melalui kegiatan pendampingan ini, maka Poklahsar Putri Bahari telah dapat mengatasi semua kendala yang umumnya dihadapi oleh usaha mikro dan kecil dalam mempersiapkan dokumen persyaratan pengajuan sertifikasi halal.
SOSIALISASI PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH TANGGA DALAM MENCEGAH PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN GLOBAL WARMING DI SMA NEGERI 1 NARMADA, KABUPATEN LOMBOK BARAT Susilowati, Lolita Endang; Markum, Markum; Wahyuningsih, Endah; Jaya, Dori Kusuma; Gigentika, Soraya
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 1 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i1.2194

Abstract

Improper household waste management can cause environmental pollution and contribute to global warming. Therefore, there is a need for community service activities to provide education on household waste management to the students of SMA Negeri 1 Narmada. The goal of this community service activity is to increase the understanding and awareness of SMA Negeri 1 Narmada students regarding the importance of practical steps in household waste management to prevent environmental pollution and mitigate the impacts of global warming. This activity is carried out through outreach using expository methods, participatory methods, and formative evaluation, where students are introduced to the concepts of 3R (reduce, reuse, recycle) and the zero waste movement. The results of the activity show an increase in students' knowledge of the types of household waste and their negative impacts, as well as a better understanding of how to manage waste effectively. This outreach also resulted in positive changes in students' habits, such as separating organic and inorganic waste, using recyclable products, and reducing the use of single-use plastics. The conclusion of this activity is that household waste management outreach has proven effective in raising environmental awareness and can serve as a starting point for creating sustainable behavioral change. It is recommended that similar activities be held regularly and accompanied by collaboration between schools, communities, and the government to strengthen waste management efforts and global warming mitigation in a broader and more integrated manner.
EDUKASI PENGUKURAN PANJANG BADAN IKAN KAKAP DAN KERAPU DI PASAR IKAN TANJUNG LUAR, KABUPATEN LOMBOK TIMUR Gigentika, Soraya; Ikhwanushafa, Muhammad Kahfika; Ramadani, Baiq Isna Rizki; Aini, Muslihuddin
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 7 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i7.2655

Abstract

Ketersediaan data panjang badan ikan yang akurat menjadi elemen penting dalam pengelolaan perikanan berkelanjutan, khususnya untuk komoditas ekonomis seperti kakap dan kerapu di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Namun, rendahnya partisipasi nelayan dan pengumpul ikan dalam pengumpulan data biologis disebabkan kurangnya pemahaman teknis. Tujuan dari kegiatan edukasi ini adalah nelayan dan pengumpul ikan kakap dan kerapu memiliki pemahaman tentang bagian-bagian tubuh ikan, jenis pengukuran (panjang total, panjang standar), cara penggunaan alat ukur, serta metode pencatatan dan pelaporan data yang sesuai dengan standar ilmiah. Metode pelaksanaan dilakukan pada April 2025 melalui pendekatan andragogi berbasis partisipasi, yang meliputi sosialisasi, penyampaian materi, dan demonstrasi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa peningkatan pengetahuan nelayan dan pengumpul ikan kakap dan kerapu di Pasar Ikan Tanjung Luar dalam mengenali bagian tubuh ikan, menentukan jenis panjang (total, standar, cagak), menggunakan alat ukur dengan benar, serta melakukan pencatatan data secara sistematis. Edukasi ini juga menumbuhkan kesadaran pentingnya mematuhi ukuran minimum tangkap sesuai regulasi daerah, sehingga mendukung ketersediaan stok ikan secara berkelanjutan. Kesimpulannya, kegiatan edukasi pengukuran panjang badan ikan ini efektif meningkatkan literasi teknis masyarakat pesisir dan diharapkan mampu memperbaiki kualitas data perikanan di tingkat tapak. Ke depan, diperlukan pendampingan rutin, penyediaan sarana ukur yang memadai, serta pelatihan lanjutan agar praktik pengukuran dan pendataan dapat dilaksanakan secara konsisten oleh nelayan dan pengumpul ikan kakap dan kerapu di Pasar Ikan Tanjung Luar.
CONDITION OF TUNA RESOURCES LANDED AT LABUHAN LOMBOK FISHING PORT, WEST NUSA TENGGARA PROVINCE Gigentika, Soraya; Hilyana, Sitti; Amir, Sadikin; Waspodo, Saptono; Paryono; Umam, Misbahul; Tahir, Ahdiat Mardelaga; Bachri, Syaeful; Hasbullah, Lalu
Jurnal Penelitian Perikanan Laut (Albacore) Vol 9 No 2 (2025): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.9.2.141-153

Abstract

West Nusa Tenggara (WNT) Province is one of the provinces in Indonesia that contributes to national tuna production, with Fisheries Management Area (FMA) 573 being the dominant area utilized by WNT fishermen. The high level of catch in FMA 573 poses a serious challenge to the availability of tuna, as these resources are currently classified as fully exploited and overexploited. Therefore, it is important to understand the production patterns and utilization characteristics of tuna fisheries at Labuhan Lombok Fishing Port in order to formulate sustainable tuna fisheries management strategies and encourage efforts to transition or optimize the utilization of FMAs that still have sustainable potential. The purpose of this study was to determine the types and production of tuna landed, as well as the conditions of its utilization at Labuhan Lombok Fishing Port. Data collection for this study was carried out in 2022 and 2023. Secondary data on tuna landings in WNT Province were obtained from the NTB Provincial Department of Marine Affairs and Fisheries, while secondary data on tuna landings at Labuhan Lombok Fishing Port were collected from the port management authority. The secondary fish landing data included monthly tuna production data for WNT Province and daily tuna landing production data for Labuhan Lombok Fishing Port. Descriptive statistical analysis and utilization level analysis were employed to analyze the collected data. The results of this study indicate that the average production of tuna landed at Labuhan Lombok Fishing Port during the period 2014 and 2016–2022 was 1,459.3 tons per year, of which approximately 87.17% was yellowfin tuna, 12.42% was bigeye tuna, and 0.41% was albacore. Meanwhile, the results of the utilization level analysis show that tuna fishermen at Labuhan Lombok Fishing Port were able to produce approximately 3.21% of yellowfin tuna, 3.73% of bigeye tuna, and 0.39% of albacore relative to the potential tuna resources in the Indian Ocean. Key words: Indian Ocean, Labuhan Lombok, sustainable potential, tuna, WNT
TINGKAT KESESUAIAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN PURSE SEINE DI PPN SIBOLGA TERHADAP REGULASI PENGELOLAAN PERIKANAN Simanjuntak, Boris Frans Edberg; Gigentika, Soraya; Sudarmo, Agnes Puspitasari
Jurnal Penelitian Perikanan Laut (Albacore) Vol 8 No 2 (2024): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.8.2.185-197

Abstract

Adanya regulasi pengenaan sanksi bagi pelaku pelanggaran terhadap ketentuan kesesuaian jalur dan daerah penangkapan ikan, ternyata belum sepenuhnya ditaati oleh kapal penangkap ikan yang berpangkalan di PPN Sibolga. Jumlah pelanggaran yang dilakukan kapal purse seine berdasarkan kategori ukuran yaitu ukuran 30-100 GT sebanyak 34 pelanggaran dan ukuran 100-200 GT sebanyak 23 pelanggaran. Menganalisis status dan kesesuaian daerah penangkapan ikan purse seine di PPN Sibolga pada regulasi pengelolaan perikanan merupakan tujuan yang ingin dicapai. Penelitian ini dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga dari bulan Januari-Maret 2024. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan metode yang digunakan adalah deskriptif. Responden adalah nahkoda dan mualim kapal purse seine. Penentuan sampel pada penelitian secara incidental sampling. Analisis data menggunakan skoring dan pembobotan serta komparasi. Pada hasil status dan kesesuaian daerah penangkapan ikan (DPI) potensial, jalur penangkapan <12 mil untuk nelayan purse seine pelagis kecil pukat rapat dengan ukuran kapal 30-100 GT tergolong potensial karena alat tangkap tersebut hanya mampu dioperasikan di jalur penangkapan <12 mil dan ikan yang menjadi target penangkapan melimpah di wilayah tersebut. Namun jalur penangkapan <12 mil bagi kapal berukuran 30-100 GT, tidak sesuai dengan regulasi PERMEN KP No. 58 tahun 2020 yang menyatakan bahwa kapal >30 GT memiliki jalur penangkapannya > 12 mil. Sementara itu daerah penangkapan ikan potensial untuk nelayan purse seine pelagis kecil pukat tongkol berukuran 30-100 GT dan nelayan kapal purse seine pelagis besar pukat tongkol berukuran 100-300 GT telah sesuai dengan regulasi PERMEN KP No. 58 tahun 2020. Kata kunci: DPI potensial, kesesuaian, pukat rapat, regulasi