Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Maria Walanda Maramis Sang Pelita Pendidikan Perempuan di Minahasa ( 1917-1924 ) Khairul Tri Anjani
Candrasangkala: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/candrasangkala.v5i2.5952

Abstract

Maria Yosephine Catharina Maramis, seorang putri keluarga Maramis Rotin Sulu, dilahirkan di Kema, kota pelabuhan kecil di Sulawesi Utara pada tanggal 1 Desember 1872. Ketika berumur enam tahun, Maria Josephine Chaterine Maramis menjadi yatim piatu karena kedua orang tuanya jatuh sakit dan meninggal. Maria Josephine Chaterine Maramis dan kakak-kakaknya diasuh oleh pamannya, Mayor Ezan Rotinsulu di Airmadidi dan disekolahkan di sekolah Melayu saat itu.Menurut pandangan Maria seorang ibu adalah inti dari suatu rumah tangga yang juga menjadi inti masyarakat, mengenai hal mendidik anak untuk melakukan pekerjaan rumah itu adalah tanggungjawab seorang ibu dan hal tersebut membutuhkan kepandaian dan keterampilan seorang ibu. Hal-hal tersebut biasanya tidak dimiliki oleh anak gadis Minahasa pada waktu itu dan apabila dilalaikan oleh masyarakat maka akan terjadi ketimpangan, maka perlu diberikan pelajaran bagi anak gadis yang kelak akan menjadi seorang ibu. Melalui pemahaman Maria yang sangat kritis dalam memandang ketimpangan sosial tersebut maka Maria berusaha untuk mencari solusi agar dapat menolong masyarakat Minahasa, khususnya kaum perempuan. Langkah-langkah yang ditempuh untuk mewujudkan ide Maria Walanda Maramis adalah sebagai berikut:   Maria mulai menulis berbagai artikel di surat kabar yang mengkampanyekan tentang pentingnya pendidikan bagi anak-anak, Maria juga mengadakan rapat yang beranggotakan kaum perempuan dengan Maria sebagai pembicara utamanya. Dengan semangatnya, Maria memberikan pengertian mengenai gagasan-gagasannya dan menyakinkan agar gagasannya dapat diterima dan Maria kemudian mengusulkan agar membentuk sebuah organisasi yang diberi nama Perserikatan Ibu Kepada Anak Temurunnya (PIKAT).PIKAT (Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya), perkumpulan perempuan yang pertama di Minahasa yang berdiri pada tanggal 8 Juli 1917.  Pada tanggal 22 April 1924, Maria meninggal dunia. 45 tahun kemudian, Maria dianugerahi gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
PKM WARGA RT 009 RW 010 PEJATEN TIMUR Khairul Tri Anjani; Nurbaity Nurbaity
Jurnal PkM Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4, No 1 (2021): Jurnal PkM : Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/jurnalpkm.v4i1.9145

Abstract

Peranan perempuan memiliki posisi yang penting dalam keluarga dan rumah tangga. Perempuan memiliki peranan penting dalam keberhasilan membina rumah tangga. Dalam lingkungan satuan Rukun Warga, dibutuhkan pula kelompok perempuan yang dapat menggerakkan potensi masyarakat di dalamnya.Tak terkecuali kaum perempuan di RT 009 RW 010 Pejaten Timur. Mereka memiliki kemampuan yang besar dalam menggerakkan kegiatan di lingkungan mereka. Permasalahannya adalah belum optimalnya pemberdayaan perempuan di wilayaht tersebut terutama tidak adanya lembaga yang dapat mendampingi potensi yang dimiliki oleh kaum perempuan dalamrangkameningkatkan life skill dan minat berwirausaha serta peningkatan ekonomi keluarga. Kegiatan ini dilaksanakan melalui pemberian pelatihan inovatif mengolah sisa kain  tak terpakai (perca) yang diharapkan dapat meningkatkan life skill kaum perempuan.Kata Kunci : Pemberdayaan, perempuan, life skill, daur ulang kain
KEBIJAKAN ORDE BARU VERSUS PENCURIAN KOREK API Khairul Tri Anjani
Tsaqofah Vol 18 No 02 (2020): December 2020
Publisher : Departement of History and Islamic Civilization, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/tsaqofah.v18i02.3596

Abstract

Juvenile delinquency in Jakarta Theft of Lighters in Student Boarding Areas 1965-1998. This study aims to determine the juvenile delinquency in Jakarta in the theft of matches in the 1965 student boarding area, besides that the authors also expect readers to understand juvenile delinquency in Jakarta. Research uses historical research methods. The method used is heuristics, criticism / verification, interpretation and historical writing. The results of the study understood the initial program of economic and education policy during the New Order government, could understand juvenile delinquency in the student settlement environment during the New Order government, outline match theft and its continued development until the end of the new order government.
Nahdlatul Ulama : Politik Kebangsaan Pada Masa Dr. Kh. Idham Chalid ( 1956-1984 ) Khairul Tri Anjani anjani
Adz-Zikr : Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 6 No. 2 (2021): Adz-Zikr : Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam STIT Al-Khairiyah Cilegon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.744 KB) | DOI: 10.55307/adzzikr.v6i2.107

Abstract

Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui tokoh Politik NU yang bernama Dr. Kh. Idham Chalid, ia adalah seorang ulama dan politisi yang sangat berjaya pada masa nya. Dalam Ilmu keagamaan, Dr. KH. Idham Chalid dikenal ulama besar NU dan politisi yang sangat berpengaruh bagi orang NU. NU di bawah kepemimpinan Dr. KH. Idham Chalid mampu memainkan peran nya dalam mempertahankan Organisasi Islam yang kritis terhadap kebijakan pemerintahan dari masa Orde lama sampai Orde Baru. Dalam bidang politik, NU menganut konsep sunnisme yang lebih mementingkan konsep harmoni dan kestabilan sosial. Di sisi lain, perhal Dr. KH. Idham Chalid yang luwes dan lentur dalam memimpin, mampu membawa NU mempertahankan Indonesia saat jatuh bangun membangun kabinet baru. Dalam penelitian ini akan membahas biografi Dr. Kh. Idham Chalid dan masa kepemimpinannya hingga politik kebangsaan dengan periode 1956-1984. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang melalui beberapa tahapan, yakni Heuristik, Kritik, Interprestasi, dan Historiografi. Kata Kunci : Nahdlatul Ulama, Politik Kebangsaan, Dr.KH. Idham Chalid
Waruga as a Unique Cemetery for the Minahasa Tribe Khairul Tri Anjani; Ponco Setiyonugroho
Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jc.v12i1.20354

Abstract

Abstract: This article aims to review the Waruga site and how the Minahasa people carry out burials. The research method used to study Waruga as a burial place for the unique Minahasa tribe is library research. Minahasa is part of Indonesia, in the North Sulawesi region, which has a unique history and culture, one of which is the relics of the Waruga site, which come from the megalithic era. Many Waruga live scattered throughout the Minahasa region, especially in the village of Sawangan, north of Minahasa. The Waruga site is a cultural heritage site protected by the state. Waruga is the last house considered by the Minahasa people as the place where the bodies and souls of their ancestors return to heaven. Waruga is a megalithic tomb spread across Minahasa. Based on archaeological analysis, waruga is a place of worship like a temple where ancestral spirits (gods) reside. Waruga there are several geometric decorations, plant ornamental patterns, animal ornamental patterns and human ornamental patterns. These ornamental motifs have their own meanings.Keywords: Waruga, Burial Corps, Minahasa, Local History.
Pembekalan Penggunaan Media Pembelajaran Discord dalam Pembelajaran Daring untuk Guru Sejarah SMA Fatahillah Nur Fajar Absor; Khairul Tri Anjani; Darmawan Rahmadi
Jurnal PkM (Pengabdian kepada Masyarakat) Vol 6, No 5 (2023): Jurnal PkM: Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/jurnalpkm.v6i5.20586

Abstract

Di saat situasi dan kondisi pandemi Covid-19, menuntut guru harus bisa memanfaatkan media pembelajaran berbasis teknologi pada pembelajaran daring. Akan tetapi, permasalahan yang muncul adalah beberapa pendidik masih kurang memanfaatkan perkembangan teknologi sebagai media pembelajaran, akibatnya kegiatan pembelajaran daring yang dilakukan kurang efektif dan menimbulkan kebosanan serta menurunnya minat atau motivasi peserta didik terhadap mata pelajaran yang mereka pelajari, tidak terkecuali pada pembelajaran sejarah. Hal serupa terjadi di SMA Fatahillah Jakarta. Oleh karena itu, agar pembelajaran sejarah menarik minat dan motivasi belajar peserta didik, maka salah satu media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan adalah Discord. Adapun, target rencana bagi guru sejarah adalah memberikan pembekalan tentang media pembelajaran sejarah berupa media pembelajaran yang efektif dan bisa berdampak bagi peserta didiknya. Metode pelaksanaan yang diterapkan dalam kegiatan ini ialah dengan menerapkan metode ceramah dengan mengulas studi kasus yang ada di sekolah. Hasilnya pembekalan penggunaan media pembelajaran Discord dalam pembelajaran daring untuk guru sejarah di SMA Fatahillah Jakarta berlangsung dengan baik dan dapat dijadikan salah satu referensi media pembelajaran bagi pendidik dalam pembelajaran di masa daring dan juga dapat meningkatkan minat atau motivasi peserta didik terhadap pembelajaran sejarah.
Strategi Meningkatkan Resiliensi Siswa bagi Guru Muhammadiyah Boarding School Uswatun Hasanah Pagaden Kusuma, Arief Muda; Rufaidah, Anna; Nisa, Afiatin; Anjani, Khairul Tri
Jurnal PkM (Pengabdian kepada Masyarakat) Vol 6, No 6 (2023): Jurnal PkM: Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/jurnalpkm.v6i6.20538

Abstract

Resiliensi merupakan kapasitas yang dimiliki oleh individu untuk bertahan dalam situasi yang stressfull. Kemampuan tersebut didapatkan melalui proses yang tidak singkat. Pengembangan kemampuan resiliensi ini tentu sangat bermanfaatsebagai bekal bagi individu ketika suatu saat nanti kembali menemui masa sulityang tidak dapat dihindari. Mengingat semakin kompleksnya permasalahan yang bisa saja dialami oleh siswa saat ini, bukan suatu hal yang mustahil jika siswa tidak memiliki resiliensi maka siswa cenderung agresif, pasif, sering merasa cemas, menarik diri dari lingkungan bahkan depresi. Oleh sebab itu, guru harus bisa menjadi sahabat siswa dan responsif terhadap berbagai permasalahan yang ada, termasuk dengan melakukan kegiatan yang bersifat preventif.
Integrasi Filosofi Esensialisme dalam Kurikulum Merdeka Khairul Tri Anjani; Anna Rufaidah; Henny Suharyati
Journal Of Administration and Educational Management (ALIGNMENT) Vol. 6 No. 2 (2023): Journal Of Administration and Educational Management (ALIGNMENT)
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/alignment.v6i2.8086

Abstract

This research aims to analyze the implementation of the Independent Curriculum based on the philosophical perspective of essentialism. This research uses content analysis methodology and literature study to explore the essentialist philosophical perspective of the Merdeka Curriculum. The results of this research support the essentialist view that the Independent Curriculum should give priority to principles that have been tested, are timeless and relevant. The philosophical perspective of essentialism emphasizes the value of returning to the roots of educational traditions that have proven effective in preparing students for life. The Merdeka Belajar curriculum tries to return focus to subjects that are considered basic and essential, along with efforts to improve the overall quality of education so that Indonesia can compete at the global level. Schools are seen as bearers of cultural and historical heritage, while teachers act as models who supervise students in the learning process. Conclusion, The implementation of the Independent Learning Curriculum reflects the principles of essentialism in an effort to build a solid and relevant educational foundation for the development of society and the nation, by making education an important foundation in creating virtue and success in life. Keywords: curriculum, education, essentialisme integration, independence, philosophy, philosophy