Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PENENTUAN KRITERIA PEMILIHAN PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA DI BIDANG PERKERETAAPIAN INDONESIA ., Herman; Santosa, Wimpy; Sjafruddin, Ade
Jurnal Transportasi Vol 14, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rail transportation is a mass transportation mode which needs high investment. Conventionally railway operation financing comes from government funds. However, the current financing of railway operation can come from the private sector. This is in line with Law No. 23 of 2007 stating that the private sector can play a role in railway operation, there should be a separation between the role of the regulator and the operator, and the elimination of monopoly in railway operations. The railway operations offered to the private sector could be through Public Private Partnership (PPP) scheme, which needs a set of criteria so that the project could benefit the government as well as the private parties. This study aims to develop criteria to be used as the base for decision making in the selection of PPP projects in the field of railways. These criteria are divided into two groups namely Must Criteria (Kriteria Utama) and Want Criteria (Kriteria Tambahan). The data used were obtained from interview involving some respondents The results show that the criteria for the selection of PPP consists of  30 sub-criteria including Must Criteria, 16 sub-criteria including Want Criteria, and 4 sub-criteria that do not belong to any of those groups. Kereta api adalah suatu moda transportasi masal yang penyelenggaraannya memerlukan investasi yang besar. Secara konvensional pembiayaan penyelenggaraan perkeretaapian bersumber dari dana pemerintah. Tetapi saat ini pembiayaan penyelenggaraan perkeretaapian dapat bersumber dari pihak swasta. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 2007, yang menyatakan bahwa swasta dapat berperan dalam penyelenggaraan perkeretaapian serta adanya pemisahan antara peran regulator dan peran operator dan penghapusan monopoli dalam penyelenggaraan perkeretaapian. Penyelenggaraan perkeretaapian yang ditawarkan ke pihak swasta dapat melalui skhema Kerjasama Pemerintah Swasta, yang membutuhkan seperangkat kriteria sehingga kerjasama tersebut dapat menguntungkan pihak pemerintah maupun pihak swasta. Penelitian ini bertujuan mengembangkan kriteria yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan pemilihan proyek Kerjasama Pemerintah Swasta di bidang perkeretaapian. Kriteria-kriteria tersebut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Kriteria Utama dan Kriteria Tambahan. Data yang digunakan diperoleh dari wawancara dengan sejumlah responden. Dari penelitian ini diperoleh kriteria untuk pemilihan proyek KPS adalah 30 subkriteria yang termasuk kelompok Kriteria Utama, 16 subkriteria yang termasuk kelompok Kriteria Tambahan, dan 4 subkriteria yang tidak termasuk keduanya yang dapat digunakan sebagai kriteria pemilihan proyek Kerjasama Pemerintah Swasta.
PENGARUH LINGKUNGAN TROPIS INDONESIA PADA PENUAAN ASPAL DAN MODULUS KEKAKUAN RESILIEN CAMPURAN BERASPAL Yamin, R. Anwar; ., Herman
Jurnal Transportasi Vol 5, No 2 (2005)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.884 KB)

Abstract

Abstrak Kinerja struktur perkerasan jalan yang merupakan suatu struktur yang tidak terlindung sangat dipengaruhi oleh kondisi klimatik lokasi di mana jalan tersebut dibangun. Kondisi klimatik ini memberikan pengaruh jangka panjang tidak saja pada kinerja struktur perkerasan jalan tetapi juga pada respon struktur perkerasan tersebut terhadap beban karena kondisi klimatik sangat menentukan kecepatan penuaan aspal. Penuaan aspal adalah suatu parameter yang baik untuk mengetahui durabilitas campuran beraspal. Penuaan ini menyebabkan terjadinya pengerasan pada aspal dan selanjutnya akan meningkatkan kekakuan campuran beraspal dan akhirnya akan mempengaruhi kinerja campuran tersebut.  Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap penuaan aspal dan pada modulus kekakuan Cement Treated Asphalt Mixture (CTAM) dan Split Mastic Asphalt (SMA)  pada iklim tropis Indonesia.  Untuk mencapai tujuan tersebut, kedua campuran ini dikondisikan terhadap pengaruh lingkungan dengan cara mengeksposnya secara langsung di udara terbuka selama 0, 1, 3, 6, 9, 12, 15, 18, dan 21 bulan. Uji laboratorium dilakukan pada campuran yang sudah dikondisikan dan pada aspal hasil ekstraksinya.  Selain itu, data penuaan aspal kedua campuran yang didapat dari studi ini dibandingkan dengan data sekunder penuaan aspal yang diperoleh dari campuran Hot Rolled Sheet (HRS) yang ada di lapangan. Kata-kata kunci : Pengaruh klimatik, CTAM, SMA, sifat aspal, modulus kekakuan
APLIKASI KOORDINASI SIMPANG BERLAMPU DENGAN PROGRAM TRANSYT 12: STUDI KASUS JALAN R. E. MARTADINATA Assatry, Vinny; Triana, Sofyan; ., Herman
Jurnal Transportasi Vol 6, No 2 (2006)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.321 KB)

Abstract

Abstrak Persimpangan merupakan salah satu lokasi yang rawan terhadap kemacetan akibat konflik pergerakan kendaraan. Konflik pergerakan ini menyebabkan tundaan, kecelakaan serta kemacetan. Jika arus lalu lintas terlalu tinggi, masalah yang ditimbulkan karena adanya konflik meningkat sehingga pemasangan lampu lalu lintas perlu dilakukan. Dalam laporan Tugas Akhir ini dibahas mengenai perbandingan antara analisis simpang isolated dengan menggunakan MKJI 1997 dan analisis simpang koordinasi dengan menggunakan program Transyt 12, persimpangan yang dibahas yaitu persimpangan RE Martadinata-Banda, RE Martadinata-Citarum-Lombok, RE Martadinata-Cihapit, RE Martadinata-T Pramuka-Aceh. Dalam perhitungan, data yang dibutuhkan adalah data volume lalu lintas, geometrik jalan seting lampu dan kondisi lingkungan. Data-data tersebut diperoleh dari survei dilapangan.Dari hasil analisa secara system, simpang dengan kondisi isolated mempunyai nilai rasio kendaraan berhenti total adalah 29.028 stops/smp, rasio kendaraan rata-rata adalah 6.603 stops/smp, tundaan total 508.577 smp-jam/jam, tundaan rata- rata 9.436 menit dan panjang antrian 735 m, simpang dengan kondisi koordinasi tanpa optimasi mempunyai nilai rasio kendaraan berhenti total adalah 17.720 stops/smp, rasio kendaraan rata-rata adalah 3.850 stops/smp, tundaan total 836.4 smp-jam/jam, tundaan rata- rata 15.471 menit dan panjang antrian 1165 m, simpang dengan kondisi koordinasi dengan optimasi mempunyai nilai rasio kendaraan berhenti total pada adalah 15.02 stops/smp, rasio kendaraan rata-rata adalah 3.185 stops/smp, tundaan total 656.6 smp-jam/jam, tundaan rata- rata 12.394 menit dan panjang antrian 1004 m.Kata-kata kunci: isolated, koordinasi, transyt, optimasi
PENGARUH LINGKUNGAN TROPIS INDONESIA PADA PENUAAN ASPAL DAN MODULUS KEKAKUAN RESILIEN CAMPURAN BERASPAL Yamin, R. Anwar; ., Herman
Jurnal Transportasi Vol 5, No 2 (2005)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.884 KB) | DOI: 10.26593/jt.v5i2.1786.%p

Abstract

Abstrak Kinerja struktur perkerasan jalan yang merupakan suatu struktur yang tidak terlindung sangat dipengaruhi oleh kondisi klimatik lokasi di mana jalan tersebut dibangun. Kondisi klimatik ini memberikan pengaruh jangka panjang tidak saja pada kinerja struktur perkerasan jalan tetapi juga pada respon struktur perkerasan tersebut terhadap beban karena kondisi klimatik sangat menentukan kecepatan penuaan aspal. Penuaan aspal adalah suatu parameter yang baik untuk mengetahui durabilitas campuran beraspal. Penuaan ini menyebabkan terjadinya pengerasan pada aspal dan selanjutnya akan meningkatkan kekakuan campuran beraspal dan akhirnya akan mempengaruhi kinerja campuran tersebut.  Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap penuaan aspal dan pada modulus kekakuan Cement Treated Asphalt Mixture (CTAM) dan Split Mastic Asphalt (SMA)  pada iklim tropis Indonesia.  Untuk mencapai tujuan tersebut, kedua campuran ini dikondisikan terhadap pengaruh lingkungan dengan cara mengeksposnya secara langsung di udara terbuka selama 0, 1, 3, 6, 9, 12, 15, 18, dan 21 bulan. Uji laboratorium dilakukan pada campuran yang sudah dikondisikan dan pada aspal hasil ekstraksinya.  Selain itu, data penuaan aspal kedua campuran yang didapat dari studi ini dibandingkan dengan data sekunder penuaan aspal yang diperoleh dari campuran Hot Rolled Sheet (HRS) yang ada di lapangan. Kata-kata kunci : Pengaruh klimatik, CTAM, SMA, sifat aspal, modulus kekakuan
KAJIAN AWAL KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI JALAN REL ., Herman
Jurnal Transportasi Vol 16, No 1 (2016)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.512 KB) | DOI: 10.26593/jt.v16i1.2152.%p

Abstract

Abstract Staging of investment start from the bidding stage to the operational and maintenance stage. Each stage requires a fee to be prepared by the investor. This study aims to calculate the financial feasibility of the implementation of railway passengers. Calculations are based on simulation of the cost of investment, the number of passengers who use it and does not include the risk factors. Results of this study show that the railway project which is not financially feasible requires government support. The government support, such as policies to reduce the burden of the cost of construction and the government guarantee for the hogh uncertain risk could result in the project financial feasibility. Keywords: investment, financial feasibility, government support  Abstrak Tahapan investasi diawali dari tahap penawaran sampai dengan tahap operasional dan pemeliharaan. Setiap tahapan memerlukan biaya yang harus dipersiapkan oleh investor. Penelitian ini bertujuan menghitung kelayakan finansial penyelenggaraan perkeretaapian penumpang. Perhitungan didasarkan simulasi biaya investasi, jumlah penumpang yang menggunakannya dan belum memasukkan faktor risiko. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa penyelenggaraan perkeretaapian yang tidak layak secara finansial membutuhkan dukungan pemerintah. Bentuk dukungan pemerintah seperti kebijakan untuk mengurangi beban biaya konstruksi dan penjaminan pemerintah untuk risiko ketidakpastian yang terlalu tinggi dapat menghasilkan kelayakan secara finansial. Kata-kata kunci: investasi, kelayakan finansial, dukungan pemerintah
APLIKASI KOORDINASI SIMPANG BERLAMPU DENGAN PROGRAM TRANSYT 12: STUDI KASUS JALAN R. E. MARTADINATA Assatry, Vinny; Triana, Sofyan; ., Herman
Jurnal Transportasi Vol 6, No 2 (2006)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.321 KB) | DOI: 10.26593/jt.v6i2.1804.%p

Abstract

Abstrak Persimpangan merupakan salah satu lokasi yang rawan terhadap kemacetan akibat konflik pergerakan kendaraan. Konflik pergerakan ini menyebabkan tundaan, kecelakaan serta kemacetan. Jika arus lalu lintas terlalu tinggi, masalah yang ditimbulkan karena adanya konflik meningkat sehingga pemasangan lampu lalu lintas perlu dilakukan. Dalam laporan Tugas Akhir ini dibahas mengenai perbandingan antara analisis simpang isolated dengan menggunakan MKJI 1997 dan analisis simpang koordinasi dengan menggunakan program Transyt 12, persimpangan yang dibahas yaitu persimpangan RE Martadinata-Banda, RE Martadinata-Citarum-Lombok, RE Martadinata-Cihapit, RE Martadinata-T Pramuka-Aceh. Dalam perhitungan, data yang dibutuhkan adalah data volume lalu lintas, geometrik jalan seting lampu dan kondisi lingkungan. Data-data tersebut diperoleh dari survei dilapangan.Dari hasil analisa secara system, simpang dengan kondisi isolated mempunyai nilai rasio kendaraan berhenti total adalah 29.028 stops/smp, rasio kendaraan rata-rata adalah 6.603 stops/smp, tundaan total 508.577 smp-jam/jam, tundaan rata- rata 9.436 menit dan panjang antrian 735 m, simpang dengan kondisi koordinasi tanpa optimasi mempunyai nilai rasio kendaraan berhenti total adalah 17.720 stops/smp, rasio kendaraan rata-rata adalah 3.850 stops/smp, tundaan total 836.4 smp-jam/jam, tundaan rata- rata 15.471 menit dan panjang antrian 1165 m, simpang dengan kondisi koordinasi dengan optimasi mempunyai nilai rasio kendaraan berhenti total pada adalah 15.02 stops/smp, rasio kendaraan rata-rata adalah 3.185 stops/smp, tundaan total 656.6 smp-jam/jam, tundaan rata- rata 12.394 menit dan panjang antrian 1004 m.Kata-kata kunci: isolated, koordinasi, transyt, optimasi
PENENTUAN KRITERIA PEMILIHAN PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA DI BIDANG PERKERETAAPIAN INDONESIA ., Herman; Santosa, Wimpy; Sjafruddin, Ade
Jurnal Transportasi Vol 14, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/jt.v14i1.1372.%p

Abstract

Rail transportation is a mass transportation mode which needs high investment. Conventionally railway operation financing comes from government funds. However, the current financing of railway operation can come from the private sector. This is in line with Law No. 23 of 2007 stating that the private sector can play a role in railway operation, there should be a separation between the role of the regulator and the operator, and the elimination of monopoly in railway operations. The railway operations offered to the private sector could be through Public Private Partnership (PPP) scheme, which needs a set of criteria so that the project could benefit the government as well as the private parties. This study aims to develop criteria to be used as the base for decision making in the selection of PPP projects in the field of railways. These criteria are divided into two groups namely Must Criteria (Kriteria Utama) and Want Criteria (Kriteria Tambahan). The data used were obtained from interview involving some respondents The results show that the criteria for the selection of PPP consists of  30 sub-criteria including Must Criteria, 16 sub-criteria including Want Criteria, and 4 sub-criteria that do not belong to any of those groups. Kereta api adalah suatu moda transportasi masal yang penyelenggaraannya memerlukan investasi yang besar. Secara konvensional pembiayaan penyelenggaraan perkeretaapian bersumber dari dana pemerintah. Tetapi saat ini pembiayaan penyelenggaraan perkeretaapian dapat bersumber dari pihak swasta. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 2007, yang menyatakan bahwa swasta dapat berperan dalam penyelenggaraan perkeretaapian serta adanya pemisahan antara peran regulator dan peran operator dan penghapusan monopoli dalam penyelenggaraan perkeretaapian. Penyelenggaraan perkeretaapian yang ditawarkan ke pihak swasta dapat melalui skhema Kerjasama Pemerintah Swasta, yang membutuhkan seperangkat kriteria sehingga kerjasama tersebut dapat menguntungkan pihak pemerintah maupun pihak swasta. Penelitian ini bertujuan mengembangkan kriteria yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan pemilihan proyek Kerjasama Pemerintah Swasta di bidang perkeretaapian. Kriteria-kriteria tersebut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Kriteria Utama dan Kriteria Tambahan. Data yang digunakan diperoleh dari wawancara dengan sejumlah responden. Dari penelitian ini diperoleh kriteria untuk pemilihan proyek KPS adalah 30 subkriteria yang termasuk kelompok Kriteria Utama, 16 subkriteria yang termasuk kelompok Kriteria Tambahan, dan 4 subkriteria yang tidak termasuk keduanya yang dapat digunakan sebagai kriteria pemilihan proyek Kerjasama Pemerintah Swasta.
EFEKTIVITAS TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA JURUSAN PRODUKSI SISWA SMK NEGERI 1 PALLANGGA KECAMATAN PALLANGGA KABUPATEN GOWA Novianti, Selvi; Amirullah, Abd. Hafid; ., Herman
Jurnal Office Vol. 1, No. 2, Juli - Desember 2015
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jo.v1i2.1532

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Teknologi Pembelajaran dalam Proses Pembelajaran pada Jurusan Produksi Siswa SMK Negeri 1 Pallangga kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Penelitian ini bersifat deskripsi kuantitatif dengan populasi sebanyak 113 orang dan Penentuan jumlah sampel sebesar 25 persen dari jumlah populasi sehingga diperoleh 50 sampel. Penarikan sampel dilakukan secara Probability Sampling dengan tehnik Simple Random Sampling.Pengumpulan data dilakukan dengan melalui teknik observasi, angket, wawancara dan dokumentasi. Data yang dikumpulkan disajikan melalui tabel frekuensi dan diolah melalui teknik penghitungan skor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerapan Teknologi Pembelajaran dalam proses Belajar Mengajar pada Jurusan Produksi Siswa SMK Negeri 1 Pallangga berada pada kategori Efektif, ditinjau dari segi Disain, Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolaan, dan Evaluasi. Kata Kunci: Teknologi Pembelajaran, proses pembelajaran 
Relationship Between Organizational Culture and Work Satisfaction With Commitment to Organization ., Herman
Journal of Humanities and Social Studies Vol 2, No 1 (2018): Journal of Humanities and Social Studies
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Nasyarakat Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.203 KB) | DOI: 10.33751/jhss.v2i1.821

Abstract

The purpose of this study is to determine the existence of a relationship between organizational culture and job satisfaction with the  commitment to the organization (Studies On Employees Tous Les Jours Bakery).Population in this research is total employee of Tous Les Jours Bakery counted 364 people, while that will be used as sample of research is 200 employee of Kitchen Staff . Based on Slovin formula  133 people are taken as samples. The research instrument is questionnaire. The obtained data is then processed  by using correlation analysis techniques with the assistance of SPSS (Statistical Package for Social Science) software. The results showed that: First, the organizational culture on organizational commitment has a significant relationship and has a contribution of 11.3%. Second,  job satisfaction and commitment to the organization has a very significant relationship and has a contribution of 21.7%. Eventually, both organizational culture and job satisfaction simultaneusly have a very significant relationship and have contributed 25.7%, the remaining 74.3% is determined by other unexamined variables
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN STIGMA DAN DISKRIMINASI TERHADAP ORANG DENGAN HIV AIDS PADA REMAJA DI PONTIANAK BARAT TAHUN 2018 Efren, Irenius; ., Parliani; ., Herman
ProNers Vol 3, No 1 (2015): Juli
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.507 KB) | DOI: 10.26418/jpn.v3i1.42865

Abstract

Latar Belakang: Tingginya stigma dan diskriminasi dimasyarakat menjadi hambatan dalam program pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS karena dapat mengganggu kualitas hidup ODHA. Kurangnya pengetahuan mengenai HIV AIDS merupakan satu diantara faktor penyebab tingginya stigma dan diskriminasi. Tujuan: Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV AIDS pada remaja di Pontianak Barat tahun 2018. Metode: Korelasi kuantitatif dengan rancangan cross sectional-study, teknik sampel menggunakan rancangan Consecutive Sampling, dengan 150 sampel. Pengambilan data menggunakan kuesoiner dan di uji dengan Pearson Corelation. Hasil: Penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan korelasi negatif dengan nilai Signifikansi sebedar 0.000 dan Pearson Corelation sebesar -0,514. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA pada remaja di Pontianak Barat. Kata kunci: Stigma dan Diskriminasi, HIV AIDS, Remaja Referensi: 67 (2000-2018) ABSTRACT Background: The high level of stigma and discrimination in society become the obstacle in running prevention and countermeasures of HIV AIDS program since it caused harms the quality of PLWHA lives. Lack of knowledge about HIV AIDS is one of the factors causing high stigma and discrimination. Purpose: To find out the correlation of knowledge level between stigma and discrimination toward people with HIV AIDS on adolescents in West Pontianak 2018. Method: Quantitative correlation design by cross sectional-study, sampling technique that used is Consecutive Sampling, with 150 samples. Data collection is by using questioner and tasted with Pearson Correlation. Result: This research shows that there is negative correlation with the amount of Significance value is 0,000 and Pearson Correlation value is -0.514. Conclusion: There is correlation between the level of knowledge toward stigma and discrimination about ODHA on adolescents in West Pontianak. Keyword: Stigma and Discrimination, HID AIDS, Adolescents Reference: 67 (2000-2018)