Dewi, Triana Kesuma
Departemen Psikologi Klinis Dan Kesehatan Mental Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Intensi Berhenti Merokok pada Wanita Emerging Adult Ditinjau dari Prediktor Theory of Planned Behavior Vania Ardelia; Triana Kesuma Dewi
INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 2 No 2 (2017): INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental
Publisher : Airlangga University Press, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jpkm.V2I22017.111-119

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sikap dan norma subjektif dapat memprediksi intensi berhenti merokok wanita emerging adult. Masa emerging adult merupakan tahap perkembangan dimana prevalensi penyalahgunaan berbagai macam zat paling tinggi ditemukan. Hipotesis dari penelitian ini adalah sikap dan norma subjektif dapat memprediksi intensi berhenti merokok pada wanita emerging adult. Penelitian ini dilakukan pada 211 orang wanita emerging adult, yaitu mereka yang berusia 18-25 tahun. Partisipan mengisi kuesioner yang disusun oleh peneliti menggunakan pendekatan Theory of Planned Behavior dan teori intensi perilaku. Data dianalisis dengan teknik regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap (B=0.229, SE=0.07, nilai p=.003) dan norma subjektif (B=0.645, SE=.078, nilai p=.000) berkorelasi positif dengan intensi berhenti merokok pada wanita emerging adult (F(211)=33.36 , df=207, R2=.325, nilai p=.000). Dari temuan penelitian, dapat disimpulkan bahwa varians skor prediktor berkontribusi sebesar 32.5% terhadap varians skor variabel dependen.
Psikoedukasi Digital Parenting untuk Orangtua yang Memiliki Anak dan Remaja Pengguna Internet Wulandari, Primatia Yogi; Dewi, Triana Kesuma
Plakat : Jurnal Pelayanan Kepada Masyarakat Vol 6, No 1 (2024): Volume 6, Nomor 1 Juni Tahun 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/plakat.v6i1.14467

Abstract

Nowadays, technology and the Internet have become the primary needs of every human, including children and adolescents. However, internet excessive use can potentially lead to negative developments such as addiction. On the other side, internet use is closely linked to parenting practice at home. Thus, this community service activity aims to increase parents' understanding of Digital Parenting in accompanying their children in the developmental stages of childhood and adolescence. The methods are case presentations, interactive lectures, audiovisual, practices, group discussions, case analysis, and role-playing. This community service activity was carried out on September 16th, 2023, with Seri Mini Sharing Psychology (SMSP) Yogyakarta, a community that has a mission in social, charity, and community culture sectors. The results showed an improvement in parental understanding of Digital Parenting, which indicated an increasing score between the pre-test and post-test by 82% of participants. It can be concluded that this digital parenting psycho-education activity can be one of the solutions for parents to accompany their children when using the Internet.Teknologi dan internet merupakan kebutuhan utama bagi setiap individu saat ini, termasuk juga anak dan remaja, meskipun demikian penggunaan yang berlebihan dapat berpotensi terjadinya perkembangan yang negatif seperti adiksi atau kecanduan. Di sisi lain, penggunaan internet erat kaitannya dengan pengasuhan dan pendampingan orangtua di rumah. Dengan demikian, tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pemahaman orangtua tentang pengasuhan Digital Parenting dalam mendampingi putra putrinya yang berada pada tahapan perkembangan anak dan remaja. Metode kegiatannya meliputi pemaparan kasus, ceramah interaktif, audiovisual, praktik, diskusi kelompok, analisis kasus, dan bermain peran. Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan pada tanggal 16 September 2023 bersama mitra Seri Mini Sharing Psikologi (SMSP) Yogyakarta yang merupakan komunitas yang bergerak di bidang sosial, amal, dan budaya masyarakat. Hasil menunjukkan terjadinya peningkatan pemahaman pada orangtua, yang ditunjukkan adanya peningkatan nilai antara pre-test dan post-test yang dialami 82% peserta. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan psikoedukasi Digital Parenting dapat menjadi salah satu solusi bagi orangtua dalam mendampingi anak dan remajanya saat menggunakan internet.
Prediktor Perilaku Merokok Pada Pengguna Rokok Elektrik Ditinjau Dari Health Belief Model: Sebuah Studi Literatur Wardah Wuri Aisyati; Kesuma Dewi , Triana
Jurnal Syntax Fusion Vol 3 No 02 (2023): Jurnal Syntax Fusion: Jurnal Nasional Indonesia
Publisher : CV RIFAINSTITUT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54543/fusion.v3i02.252

Abstract

The development of the times has influenced changes in the pattern of life in society. One of them is smoking behavior which is no longer considered a taboo by some people. In Indonesia, e-cigarette users continue to increase every year. E-cigarette enthusiasts are not only men, but many women are also interested in consuming e-cigarettes. Even some of them are new users and decide to become active smokers. The prevalence of female e-cigarette users in Indonesia in 2018 reached 2.7% of users. One model and theory of healthy behavior that can describe an individual's belief in a behavior, especially in the context of this study, namely smoking behavior in women who use e-cigarettes is the health belief model (HBM). Therefore, the author would like to conduct a narrative review of the literature before conducting further research.
Narrative Literature Review: Pengaruh Traffic Locus of Control Terhadap Risky Driving Behaviour Naufal Saifullah, Muhammad; Kesuma Dewi, Triana
Jurnal Syntax Fusion Vol 4 No 08 (2024): Jurnal Syntax Fusion: Jurnal Nasional Indonesia
Publisher : CV RIFAINSTITUT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54543/fusion.v4i08.426

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi pengaruh antara Traffic Locus of Control (TLoC) dan perilaku mengemudi berisiko. Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab kematian nomor delapan di dunia, termasuk di Indonesia. Locus of control adalah faktor psikologis yang mempengaruhi perilaku individu. Penelitian ini menggunakan skala Traffic Locus of Control yang mengukur locus of control dalam konteks mengemudi. Namun, masih belum banyak penelitian yang membahas terkait pengaruh/hubungan Traffic Locus of Control dan Risky Driving Behaviour. Hasil kajian literatur menunjukkan bahwa hanya dimensi self dari locus of control internal yang berkorelasi positif dengan perilaku mengemudi berisiko, sedangkan tidak ada satupun dimensi LoC eksternal yang dapat memprediksi perilaku mengemudi berisiko. Penelitian terkait Traffic Locus of Control dan Risky Driving Behaviour masih perlu terus dikaji supaya dapat membantu menurunkan angka kecelakaan lalu lintas.
Analyzing Parental Perceptions of Smartphone Usage in Early Childhood: Educational Potential and Risk Management Yuniarni, Desni; Surjaningrum, Endang R.; Dewi, Triana Kesuma
Jurnal Pedagogi dan Pembelajaran Vol. 7 No. 3 (2024): October
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jp2.v7i3.90470

Abstract

Smartphone usage has significantly increased across various age groups, including early childhood. This phenomenon presents both concerns and opportunities for parents to utilize technology as a medium for stimulating children’s development. This study aims to explore parents' perceptions of the benefits and negative impacts of smartphone usage for young children and to analyze differences in perceptions based on parents' demographic characteristics. The research employs a descriptive quantitative approach with a comparative analysis. The sampling technique used is stratified random sampling, involving 197 parents of kindergarten children aged 3-6 years as respondents. Data were collected through a Likert-scale questionnaire distributed online via Google Forms. The analysis results indicate that 65% of parents perceive smartphones as beneficial educational tools for supporting children's cognitive development. However, 60% of parents express concerns about the negative impacts of smartphone usage, particularly on children's social-emotional and motor development. The findings also reveal that parents with higher education levels are more focused on controlling smartphone usage risks by setting time limits and content restrictions, while parents with middle-level education tend to emphasize the entertainment benefits of smartphones for children. The study concludes that strict supervision of smartphone usage in early childhood is necessary to minimize negative impacts and maximize its educational benefits.
Role of Health Belief Model on Preparedness of Trenggalek Community in Facing Earthquake Disasters: Study in ‘Desa Tangguh Bencana’ Program Dewabrata, Lantip Muhammad; Surjaningrum, Endang R.; Chusairi, Achmad; Dewi, Triana Kesuma; Budiarti, Diah
Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 11, No 4 (2023): Volume 11, Issue 4, Desember 2023
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/psikoborneo.v11i4.12051

Abstract

Desa Tangguh Bencana (Destana) is a community-based disaster risk reduction program developed by the Indonesian government to increase community preparedness against disaster. Destana is a village that can recognize threats in its territory, able to organize community resources to reduce vulnerability, and increase capacity to reduce disaster risk. This study aims to determine the role of the aspects of the Health Belief Model in the preparedness of the Destana community in Trenggalek Regency in dealing with earthquakes. This research was conducted on 65 participants with an age range of 18-59 years, have received the Destana program and has a high risk of earthquakes in Trenggalek Regency. Data collection used two questionnaires, namely, the Earthquake Readiness Scale (ERS) to measure community preparedness in dealing with earthquakes, and the General Disaster Preparedness Belief (GDPB) to measure people's confidence in preparedness which was designed based on the Health Belief Model. The process of collecting data is done by field survey. The data analysis technique used in this study is the Multiple Linear Regression Test. The results of the study show that there are 2 aspects of HBM that have a role in preparedness, namely Self-Efficacy and Perceived Severity. Self-efficacy has a positive role in preparedness, which means that the higher the community's confidence in dealing with the impact of a disaster, the more likely the community is to behave in a prepared manner. Perceived severity has a negative role in preparedness, meaning that the lower the public's perception of the impact of an earthquake hazard, the higher the probability that the community will take preparedness. Future research can conduct the research by incorporating other theory or approach considering Health Belief Model simultaneously do not consistently influence behavior.Desa Tangguh Bencana (Destana) merupakan program pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat yang dikembangkan pemerintah Indonesia sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat. Destana adalah sebuah desa atau kelurahan yang memiliki kemampuan untuk mengenali ancaman di wilayahnya, mampu mengorganisir sumber daya masyarakat untuk mengurangi kerentanan, dan meningkatkan kapasitas demi mengurangi risiko bencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran aspek-aspek Health Belief Model terhadap kesiapsiagaan masyarakat Destana di Kabupaten Trenggalek dalam menghadapi gempa bumi. Penelitian ini dilakukan pada 65 orang partisipan dengan rentang usia 18-59 tahun dari salah satu yang telah menerima program Destana dan memiliki risiko gempa bumi tinggi di Kabupaten Trenggalek. Pengambilan data menggunakan dua kuesioner yaitu, Earthquake Readiness Scale (ERS) untuk mengukur kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi gempa bumi, dan General Disaster Preparedness Belief (GDPB) untuk mengukur keyakinan masyarakat terhadap kesiapsiagaan yang dirancang berdasarkan Health Belief Model. Proses pengambilan data dilakukan dengan survey lapangan. Teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah Uji Regresi Linier Berganda. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat 2 aspek HBM yang memiliki peran terhadap kesiapsiagaan yaitu Self-Efficacy dan Perceived Severity. Self-efficacy memiliki peran yang positif terhadap kesiapsiagaan, yang berarti semakin tinggi keyakinan masyarakat dalam menghadapi dampak bencana, semakin besar kemungkinan masyarakat berperilaku siap siaga. Percieved severity memiliki peran yang negative terhadap kesiapsiagaan, artinya, semakin turun persepsi masyarakat terhadap dampak bahaya gempabumi, semakin tinggi kemungkinan masyarakat melakukan kesiapsiagaan. Penelitian selanjutnya diharapkan bisa menggunakan pendekatan model atau teori lain karena aspek Health Belief Model secara bersamaan tidak konsisten mempengaruhi perilaku.
Tinjau Flourishing: Workshop dalam Upaya Preventif bagi Penyintas Penyakit Kronis Rina, Amherstia Pasca; Surjaningrum, Endang R.; Dewi, Triana Kesuma
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 7 (2025): Volume 8 No 7 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i7.19783

Abstract

ABSTRAK Salah satu urgensi dalam masyarakat saat ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan mental bagi kondisi fisik individu dengan penyakit kronis seperti autoimun, khususnya dalam masa perubahan iklim yang tidak menentu. Dampak perubahan iklim yang tidak menentu akan menyebabkan kondisi penyakit individu bisa menjadi tidak terkendali baik secara psikologis, fisik, maupun sosial. Berdasarkan hal ini, kondisi psikologis menjadi salah satu faktor penting yang dapat membantu mengelola penyakit autoimun yang dimiliki oleh individu. Kondisi psikologis yang baik cenderung dapat mencegah perburukan penyakit dan sebaliknya. Melalui pendekatan psikologi positif yaitu flourishing, individu dapat mengelola kondisi psikologisnya sebagai upaya pengelolaan penyakit supaya tidak semakin parah. Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan konsep desain pelatihan dengan memfasilitasi kegiatan workshop paralel mengenai kesehatan individu dari faktor psikologis, fisik, serta sosial. Berdasarkan hal ini maka serangkaian kegiatan mengenai kesehatan disusun dengan tema yaitu “BTS (Build The Step): Bangun Langkah Sehat Melalui Flourishing” yang diselenggarakan untuk memperingati Hari Kesehatan Mental Dunia juga pada tanggal 16 November 2024 secara daring bersama Komunitas Orang dengan Autoimun (Komodai) Yayasan TULUS. Hasilnya kegiatan workshop paralel yang diberikan kurang efektif diberikan kepada penyintas individu dengan penyakit kronis, hal ini dikarenakan desain workshop yang kurang ideal dan latar belakang individu yang sudah mengetahui konsep mengenai flourishing dalam kesehatan. Workshop paralel yang diberikan dalam satu waktu merupakan desain kegiatan preventif untuk menjaga kondisi kesehatan individu dengan penyakit kronis, namun perlu adanya strategi implementatif dalam pelaksanaannya seperti melakukan olahraga bersama disamping memberikan workshop terkait flourishing.  Kata Kunci: Flourishing, Positive Activity, Penyakit Kronis, Relasi Sosial  ABSTRACT One of the urgencies today is to raise public awareness about the importance of mental health for the physical condition of individuals with chronic diseases such as autoimmune diseases, especially in times of erratic climate change. The impact of erratic climate change will cause individual disease conditions to become uncontrollable both psychologically, physically, and socially. Based on this, psychological conditions become one of the important factors that can help manage autoimmune diseases owned by individuals. A good psychological condition tends to prevent worsening of the disease and vice versa. Through a positive psychology approach, namely flourishing, individuals can manage their psychological conditions as an effort to manage the disease so that it does not get worse. This service activity is carried out with a training design concept by facilitating parallel workshop activities regarding individual health from psychological, physical, and social factors. Based on this, a series of activities on health were organized with the theme “BTS (Build the Step): Build Healthy Steps Through Flourishing” which was held to commemorate World Mental Health Day also on November 16, 2024, online with the TULUS Foundation Community of People with Autoimmune (Komodai). As a result, the parallel workshop activities provided were less effective for survivors of individuals with chronic diseases, this was due to the less-than-ideal workshop design and the background of individuals who already knew the concept of flourishing in health. Parallel workshops given at one time are a preventive activity design to maintain the health conditions of individuals with chronic diseases, but there needs to be an implementative strategy in its implementation such as doing sports together in addition to providing workshops related to flourishing. Keywords: Flourishing, Positive Activity, Chronic Illness, Social Relation
HUBUNGAN SENSATION SEEKING TERHADAP RISKY DRIVING BEHAVIOR PADA EMERGING ADULTHOOD DI JAWA TIMUR Anggun Sari, Meta; Kesuma Dewi, Triana
Jurnal Ilmu Psikologi dan Kesehatan (SIKONTAN) Vol. 2 No. 1 (2023): Jurnal Ilmu Psikologi dan Kesehatan
Publisher : Lafadz Jaya Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47353/sikontan.v2i1.1120

Abstract

Kecelakaan lalu lintas masih menjadi permasalahan kesehatan publik utama di seluruh dunia. Di Indonesia, Jawa Timur merupakan provinsi dengan tingkat kecelakaan lalu lintas tertinggi. Sebagian besar kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh faktor manusia, yaitu perilaku mengemudi yang berisiko. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan antara pencarian sensasi terhadap perilaku mengemudi berisiko pada pengemudi emerging adulthood di Jawa Timur. Sebanyak 101 pengemudi mobil pada rentang usia 18-24 tahun di Jawa Timur mengisi kuesioner daring mencakup skala sensation seeking dan risky driving behavior. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan analisis korelasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara sensation seeking dengan risky driving behavior. Lebih lanjut, dimensi sensation seeking yang memiliki hubungan positif dengan risky driving behavior adalah disinhibition dan boredom susceptibility.
HUBUNGAN KECEMASAN KARIR TERHADAP KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS MAHASISWA TINGKAT AKHIR Futichatul Maghfiroh, Frischa; Kesuma Dewi, Triana
Jurnal Ilmu Psikologi dan Kesehatan (SIKONTAN) Vol. 2 No. 1 (2023): Jurnal Ilmu Psikologi dan Kesehatan
Publisher : Lafadz Jaya Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47353/sikontan.v2i1.1122

Abstract

Masalah kecemasan karir kerap kali dirasakan mahasiswa tingkat akhir. Dalam hal ini, mulai bermunculan amanat tanggung jawab baru yang mengharuskan untuk berpikir dan bersiap ke tahapan persiapan membangun karir. Hal ini menimbulkan permasalahan kecemasan karir jika tidak diimbangi dengan persiapan karir yang matang. Timbulnya kecemasan karir ini dimungkinkan memiliki hubungan dengan keenam dimensi kesejahteraan psikologis sebagai gambaran aspek kesehatan mental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kecemasan karir dan kesejahteraan psikologis mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional dengan metode data survei yang disebarkan secara online. Responden dalam penelitian ini berjumlah 136 orang dengan rentang usia 21-25 tahun. Alat ukur yang digunakan menggunakan Career Anxiety Scale dan Psychological Well-Being Scale adaptasi Bahasa Indonesia. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif signifikan antara kecemasan karir dengan keenam dimensi kesejahteraan psikologis dengan kekuatan hubungan cukup kuat sampai kuat, yakni kecemasan karir dan autonomy (ρ = -0,400**), kecemasan karir dan environmental mastery (r = -0,538**), kecemasan karir dan personal growth (r = -0,345), kecemasan karir dan positive relationship with others (ρ = -0,375**), kecemasan karir dan purpose in life (r = -0,327**) dan kecemasan karir dan self-acceptance (r = -0,322**).
BEBAN PENGASUHAN BAGI KELUARGA YANG MERAWAT LANSIA DENGAN SINDROM GERIATRI Kamila, Syifa; Kesuma Dewi, Triana
Jurnal Ilmu Psikologi dan Kesehatan (SIKONTAN) Vol. 2 No. 1 (2023): Jurnal Ilmu Psikologi dan Kesehatan
Publisher : Lafadz Jaya Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47353/sikontan.v2i1.1124

Abstract

Sindrom geriatri merupakan serangkaian kondisi klinis pada orang tua yang mempengaruhi kualitas hidup dan dikaitkan dengan kecacatan atau disfungsi status fungsional. Lansia dengan sindrom geriatri biasanya diasuh oleh keluarganya di rumah, dimana hal ini seringkali memunculkan beban pengasuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran beban pengasuhan bagi keluarga yang merawat lansia dengan sindrom geriatri. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah tiga orang yang merupakan keluarga dari lansia dengan sindrom geriatri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus intrinsik. Teknik penggalian data menggunakan wawancara semi tertsruktur dan kuesioner data sosial demografi. Pengorganisasian dan analisis data menggunakan analisis tematik dengan pendekatan theory driven. Triangulasi data menggunakan member check. Hasil penelitian menunjukkan ketiga partisipan memiliki masalah kesehatan, masalah finansial, masalah hubungan dengan keluarga, masalah waktu dan mengalami perilaku mengganggu dari care recipients sebagai beban objektif. Sementara beban subjektif hanya dirasakan partisipan pada kondisi tertentu saja saat merasa terbebani dengan tugas perawatan. Pengalaman partisipan dalam merawat lansia ditemukan mempengaruhi beban yang dirasakan karena membantu dalam beradaptasi dengan kesulitan tugas perawatan.