Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Studi "Daylight Comfort" untuk Bangunan Pendidikan yang Berkelanjutan Idrus, Irnawaty; Zainuddin, Salmiah
Jurnal Linears Vol 4, No 2 (2021): Jurnal LINEARS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/j-linears.v4i2.6161

Abstract

Bangunan berkelanjutan adalah suatu prinsip arsitektur yang berupaya meminimalkan dampak negatif lingkungan bangunan dengan efisiensi dan moderasi dalam penggunaan bahan, energi, serta ekosistem secara luas. Salah satu upaya efisiensi energi bangunan adalah optimalisasi cahaya alami pada bangunan dengan tetap mengedepankan unsur kenyamanan bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi tingkat kenyamanan pencahayaan alami eksisting pada ruang kelas sekolah dasar dan menengah di Makassar. Penelitian ini menganalisis dua indikator kenyamanan pencahayaan alami yaitu Daylight Quantity dan Daylight Uniformity. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei dengan mengumpulkan data parameter pencahayaan alami berupa nilai iluminasi dalam dan luar ruangan, serta data geometri ruang dan bukaan, kemudian hasilnya dianalisis dengan standar penilaian/ metrik yang berlaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 32% dari keseluruhan sampel yang dapat memenuhi standar intensitas cahaya dan keseragaman cahaya, selebihnya yaitu 68% dari keseluruhan sampel hanya memenuhi salah satu indikator kenyamanan pencahayaan alami.
Optimasi Ruang Pejalan Kaki Di Jalan Pengayoman Kota Makassar Rohana, Rohana; Zainuddin, Salmiah; Wahyuni, Sri
Teras Jurnal : Jurnal Teknik Sipil Vol. 15 No. 1 (2025): Volume 15 Nomor 1, Maret 2025
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/tj.v15i1.1181

Abstract

Abstrak   Penggunaan ruang pejalan kaki di Jalan Pengayoman sepanjang 2,1 km, termasuk kategori tidak memenuhi standar kelayakan penyediaan sarana dan prasarana, ditinjau dari beberapa aspek yang berhubungan/berkaitan erat secara signifikan dengan kenyamanan. Para Pengendara dan Pedagang Kaki Lima (PKL), mengokupasi jalur pedestrian. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan general consept design mengenai optimasi ruang pejalan kaki sebagai pembentuk citra kota yang ramah lingkungan. Penggunaan metode penelitian yang memadukan pendekatan kualitatif dan kuantitatif secara analisis deskriptif untuk mewujudkan optimasi sebagai output penelitian. Hasil analisis menunjukkan bahwa ruang pejalan kaki di masing-masing elemen, memiliki beberapa data analisis yang sama dalam beberapa penilaian, namun yang paling signifikan yaitu mengenai kenyamanan non fisik sehingga ruang pedestrian yang saat ini digunakan tidak sesuai dalam standar kategori LOS (Level of Service). Arahan optimasi diprioritaskan penambahan elemen-elemen terkait kenyamanan. Konsep berkelanjutan merupakan salah satu perwujudan konsep kota yang berwawasan lingkungan sehingga penerapan perwujudan P2KH pada lokasi penelitian cukup berpotensi untuk di implementasikan.Kata kunci: optimasi, pedestrian, kenyamanan   Kata kunci: optimasi, pedestrian, kenyamanan     Abstract   The use of pedestrian space on Jalan Pengayoman along the 2.1 km, falls into the category of not meeting the appropriateness standards for the provision of facilities and infrastructure, viewed from several aspects that are significantly related/closely related to comfort. Driver and Street Vendors (PKL) occupied the pedestrian lane. The research aims to formulate a general concept design regarding the optimization of pedestrian space as forming the image of a Sustainable City. Use of research methods that combine qualitative and quantitative approaches with descriptive analysis to realize optimization as research output. The results of the analysis show that the pedestrian space in each element has some of the same analysis data in several assessments, but the most significant is regarding non-physical comfort so the pedestrian space currently in use does not comply with the LOS (Level Of Service) category standards. The optimization direction prioritizes adding elements related to comfort. The sustainable concept is one embodiment of the concept of an environmentally friendly city, so the implementation of the P2KH embodiment at the research location has the potential to be implemented.   Keywords: optimization, pedestrian, comfort
Pendekatan Konsep Arsitektur Hijau pada Perancangan Kawasan Wisata Tepian Sungai Saddang di Kabupaten Enrekang Fahmi, Ridwan; Idrus, Irnawaty; Fuadillah, Siti; Latif, Sahabuddin; Rohana, Rohana; Zainuddin, Salmiah
Journal of Muhammadiyah’s Application Technology Vol. 1 No. 3 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jumptech.v1i3.7799

Abstract

Kabupaten Enrekang memiliki potensi untuk menjadi salah satu destinasi wisata.Akan tetapi kabupaten Enrekang belum memiliki kawasan wisata yang potensial serta pada kawasan tepian sungai saddang yang sebenarnya di peruntukkan sebagai kawasan wisata namun belum terdapat fasilitas yang memadai maupun menunjang suatu kawasan. Sebagai sebuah Kawasan wisata tepian sungai, objek rancangan kawasan wisata tepian sungai memiliki permasalahan kebutuhan energi, iklim dan pencemaran air sungai. Penyelesaian permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan konsep Kawasan wisata tepian sungai dengan pendekatan arsitektur hijau. Pendekatan arsitektur hijau yang meliput respect for site, resfect for users, working with climate, conversing energy, minimizing new resources,holism. .Arsitektur hijau merupakan sebuah proses pendekatan perancangan dan perencanaan yang berorientasi lingkungan.Metode penelitian  yang digunakan meliputi pengumpulan data, pengelolaan data, konsep, desain gambar.Hasil analisis yang didapat pada objek Kawasan wisata tepian sungai berupa prinsip penerapan arsitektur hijau pada tapak, dengan memaksimalkan ruang terbuka hijau;desain bangunan yang menghasilkan banyak bukaan untuk pencahayaan alami dan sirkulasi udara; menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim;memaksimalkan pengelolaan air kotor,air bekas, air hujan agar dapat digunakan Kembali.  Dengan penerapan konsep arsitektur hijau atau green architecture kawasan wisata tepian sungai saddang dapat dirancang sebagai kawasan yang ramah lingkungan dan dapat berjalan optimal tanpa meerusak ekosistem dan vegetasi yang terdapat pada tepian sungai saddang di kabupaten Enrekang.
Perancangan Sentra Penangkaran Benih Hortikultura dan Pangan Dengan Konsep Arsitektur Neo-Vernakular di Kabupaten Bantaeng Kunaifi, Aan; Idrus, Irnawaty; Amal, Citra Amalia; Nur, Khilda Wildana; nana, Rohana; Zainuddin, Salmiah
Journal of Muhammadiyah’s Application Technology Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jumptech.v1i2.8559

Abstract

Keberadaan sebuah penangkaran benih hortikultura dan pangan sangat dibutuhkan sebagai sarana memperoleh informasi, pelestraian tanaman, dan  sarana memperkenalkan potensi pertanian dari sebuah daerah. Hasil dari penelitian ini berupa rancangan sentra penangkaran benih hortikultura dan pangan dengan tujuan untuk pengembangan benih pertanian dan mewadahi petani mengenai pertanian. Untuk menanggapi hal tersebut perancangan ini mengambil pendekatan konsep Arsitektur Neo-Vernakular yang bertujuan mengangkatnilai-nilai arsitektur daaerahuntuk menjadi konsep dasar menyesuaikan dengan lokasi perancangan. Objek rancangan yang di tawarkan oleh penulis sebagai usulan desain ialah Perancangan Sentra penangkaran Benih Hortikultura dan Pangan. Dimana terdapat sebuah area untuk petani memperoleh informasi dan sebagai sarana edukasi dan kegiatan pendukung lainnyayang berkaitan denganpenangkaran Benih Hortikultura dan Pangan.
Apartemen Millenial Dengan Pendekatan Arsitektur Biophilic Di Makassar FAJAR, RIFKI SURYA; Amal, Citra Amalia; Abdullah, Ashari; Zainuddin, Salmiah; Syahriyunita, Andi; Paddiyatu, Nurhikmah
Journal of Muhammadiyah’s Application Technology Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jumptech.v1i2.8593

Abstract

Jumlah generasi Millenial dikota makassar akan mengalami kenaikan selama 5-10 tahun kedepan sehingga dampak dari pertumbuhan penduduk mengakibatkan kebutuhan hunian semakin tinggi serta sulitnya lahan untuk hunian pada pusat kota yang strategis. Apartemen Millenial berlokasi di jl. Letjen hertasning makassar dengan luas lahan 9200 m2. lokasi tersebut berada di kecamatan rappocini pusat kota makassar yang strategis, seusai RT/RW, ketersediaan sarana, prasarana dan infrastruktur kota. Apartemen yang di rencanakan terdiri dari 3 fungsi utama yaitu sebagai hunian, pengelola dan pendukung dengan total luas 39.516 m2. Perancangan yang dibuat menggunakan pendekatan arsitektur biophilic. Arsitektur biophilic adalah tema pendekatan yang menyatukan bentuk dan unsur alam kedalam lingkungan hunian seperti menambahkan vegetasi, vertical garden, rooftop garden, elemen air dan sebagainya. Selain itu yang menjadi problem saat ini terhadap bangunan ialah isu lingkungan seperti, banjir, air bersih, sampah, dan kurangnya RTH. Tema Biophilic berkaitan dengan isu lingkungan sehingga mampu memberikan kontribusi untuk mengurangi isu-isu tersabut terhadapat bangunan.
Perancangan Convention Center Di Kota Makassar Dengan Pendekatan Arsitektur Modern Yulyadiputra, Imam Rusydi; Dollah, Aris Sakkar; Latif, Sahabuddin; Abdullah, Ashari; Paddiyatu, Nurhikmah; Zainuddin, Salmiah
Journal of Muhammadiyah’s Application Technology Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jumptech.v1i2.8744

Abstract

Penyebaran dan pertukaran informasi di masa sekarang tidak hanya terjadi melalui media massa, penyebaran dan pertukaran informasi juga sering terjadi melalui kegiatan pertemuan atau konvensi baik bersifat regional, nasional, maupun internasional. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat, kebutuhan akan fungsi baru untuk mewadahi kegiatan-kegiatan yang bersifat pertemuan, pameran dan hiburan baik di tingkat nasional maupun internasional juga akan terus meningkat. Pemerintah Indonesia saat ini sedang meningkatkan 16 kota tujuan MICE antara lain Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Makassar, Medan, Lombok, Bali, dan Manado. Sebagai salah satu dari 16 kota tujuan MICE di Indonesia, Makassar harus siap untuk menyelenggarakan kegiatan MICE lokal, nasional, dan internasional yang akan terus meningkat di masa mendatang. Fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan MICE bermacam - macam, termasuk di dalamnya gedung konvensi.
Perancangan Terminal Tipe B Dengan Pendekatan Arsitektur Neo Vernakular Di Kabupaten Sinjai Aswad, Hajarul; Abdullah, Ashari; Zainuddin, Salmiah; Nur, Khilda Wildana; nana, Rohana; Yusri, Andi
Journal of Muhammadiyah’s Application Technology Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jumptech.v1i2.8921

Abstract

Terminal memiliki peranan penting dalam perkembangan ekonomi dan juga pembangunan daerah, karena sarana transportasi yang mamadai akan memicu pertumbuhan ekonomi dn pembangunan daerah. Keberadaan terminal berperan penting sebagai infrastruktur angkutan jalan raya dan mengatur keluar masuknya mobil bus Kabupaten ini memiliki luas wilayah 819,96 km2 dan memiliki penduudk sebanyak 268.496 jiwa Kabupaten sinjai saat ini memiliki terminal di kota, yang mana terminal tersebut tidak memadai dan tidak terawat bahkan banyak fasilitas umum  terminal tidak berfungsi dengan baik. Tidak dapat dipungkir bahwa keberadaan dan fungsi terminal sangat dibutuhkan bagi masyrakat sinjai, karena dengan adanya terminal masalah masyarakat di bidang transportasi diharapkan dapat tertangani dengan baik. Namun pada kenyataannya terminal-terminal penumpang yang ada saat ini tidak sepenuhnya memiliki fungsi yang sesuai seperti yang diharapkan. Sembrawut, kotor, dan tidak tertib telah menjadi image yang melekat erat pada Terminal Bongki di Sinjai Kota.  Pengambilan data dilakukan di lokasi terminal yang sudah ditentukan oleh pemerintah setempat dan dilanjutkann dengan observasi dengan metode studi kepustakaan, dokumentasi dan wawancara kepada responden terkait. Perancangan Terminal Tipe B dengan Pendekatan Arsitektur Neo Vernakular berada di Jl. Petta ponggawae di Kabupaten Sinjai dengan luas 3,54 Ha. Pada lantai 1 berfungsi sebagai staff administrasi dan lantai 2 berfungsi sebagai kantor pengelola dan ruang tunggu penumpang baik kedatangan maupun keberangkatan. Dengan demikian, pengolahan ruang pada Aristektur Neo Vernakular akan menciptakan keadaan yang efisien, sederhana, serta menyatukan unsur-unsur budaya sehingga terciptanya bangunan yang menarik dan bernuansa tradisional.KATA KUNCI :Terminal,  terminal tipe B,  neo vernakular
Perancangan Stasiun Kereta Api Bacokiki Barat Dengan Pendekatan Arsitektur Furistik Di Kota Pare-Pare Ahmad, Abd Muis; Mustafa, Mursyid; Amalia, Andi Annisa; Zainuddin, Salmiah; Syahriyunita, Andi; Syarif, Muhammad
Journal of Muhammadiyah’s Application Technology Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jumptech.v1i2.8927

Abstract

Perancangan stasiun kereta api bacukiki barat dengan pendekatan arsitektur futuristik di kota pare-pare Merupkan perkeretaapian stasiun tempat kereta api berangkat dan berhenti untuk melayani naik dan turunnya penumpang dan/atau untuk keperluan operasi kereta api, tempat di mana penumpang dapat naik-turun dalam memakai sarana transportasi kereta api, sebagai tempat kereta api berangkat, mengangkut penumpang (manusia atau bias juga hewan) dan barang, serta tempat kereta api bersilang, menyusul atau disusul. Berlatar belakang Making Indonesia 4.0 mendorong kemajuan dan kemudahan berbagai sektor usaha termasuk kemajuan dan perkembangan bidang transportasi yang menjadi kebutuhan penting masyarakat dalam menunjang aktivitasnya. Dari beragam jenis moda transportasi, kereta api merupakan salah satu moda transportasi darat yang efisien serta ekonomis. Dengan meningkatnya kebutuhan akan jasa transportasi darat, maka pemenuhan akan fasilitas-fasilitas pendukung, seperti jalur kereta api, fasilitas stasiun yang memadai serta pelayanan yang baik. Pengembangan jalur kereta api Trans Sulawesi beserta fasilitas-fasilitas yang memadai khususnya di Kota Parepare dimaksudkan karena kota pare-pare merupakan salah satu dari banyaknya kota di Indonesia yang pertumbuhannya cukup signifikan. Dengan konsep Futuristik yang mengarah atau menuju ke masa depan, dengan ciri-ciri arsitektur futuristik yaitu bentuk yang unik, memanfaatkan teknologi, pencahayaan yang futuristik, pemilihan warna, menggunakan dekorasi yang unik, serta mengutamakan prinsip minimalis.
Perancangan Museum Kebudayaan Polewali Mandar dengan Pendekatan Arsitektur Etnis Rusli, Rusli; Rohana, Rohana; Yusri, Andi; Idrus, Irnawaty; Latif, Sahabuddin; Mustafa, Mursyid; Rasmawarni, Rasmawarni; Zainuddin, Salmiah
Journal of Muhammadiyah’s Application Technology Vol. 2 No. 3 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jumptech.v2i3.9710

Abstract

ABSTRAK : Kabupaten Polewali Mandar memiliki suku dan budaya yang tersebar dibeberapa kecamatan yang dalam penerapannya cenderung mengalami degradasi, hal ini disebabkan tidak adanya wadah yang dapat  mengakomodir nilai kebudayaan tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menyusun konsep arsitektur etnis pada museum kebudayaan serta mendesain museum kebudayaan diharapkan mampu mengakomodir nilai kebudayaan dan menjadi pusat studi kebudayaan di Kabupaten Polewali Mandar. Metode yang digunakan pada penelitian ini yakni studi literatur, pegumpulan data, dan analisis data yang sesuai dengan tema penelitian. Bangunan yang dirancang di Kec. Luyo, Kab. Polewali Mandar tepat di Jl. Poros Majene-Mamuju memiliki luas lahan 3,4 H, dengan tema arsitektur etnis ini mengedepankan aspek budaya Kabupaten Polewali Mandar mulai dari penggunaan matetrial, bentuk tampilan, orientasi bangunan, penataan massa, serta penataan ruang. Bangunan didesain dengan 2 lantai menggunakan bahan material kayu dan memiliki besaran ruang 8470 M² yang dibagi dalam beberapa zona yakni lantai 1 sebagai area penerimaan (zona publik) dan lantai 2 sebagai area pengelola (zona privat). Rancangan yang didesain dalam bentuk kawasan dimana bangunan utama dan penunjang dibuat terpisah. Bentuk bangunan yang diadopsi dari bentuk dasar perahu sandeq melambangkan keteguhan masyarakat polewali mandar dalam menjalani kehidupan. Bentuk penataan massa bangunan dan aksesibilitas pada site diadopsi dari bentuk hiasan sayyang pattuqduq yang ditranformasi sehingga tercipta penataan bangunan yang juga mengikuti filosofi rumah adat mandar sehingga menampilkan adat budaya mandar.  ABSTRACT : Polewali Mandar Regency has tribes and cultures that are scattered in several sub-districts which in its application tend to experience degradation, this is due to the absence of a forum that can accommodate these cultural values. Therefore, this study aims to compile the concept of ethnic architecture in a cultural museum and to design a cultural museum that is expected to be able to accommodate cultural values and become a center for cultural studies in Polewali Mandar Regency. The methods used in this research are literature study, data collection, and data analysis according to the research theme. The building designed in Kec. Luyo, Kab. Polewali Mandar right on Jl. The Majene-Mamuju axis has a land area of 3.4 H, with an ethnic architectural theme that puts forward the cultural aspects of Polewali Mandar Regency starting from the use of material, appearance, building orientation, mass arrangement, and spatial planning. The building is designed with 2 floors using wood materials and has a size of 8470 M² which is divided into several zones, namely the 1st floor as the reception area (public zone) and the 2nd floor as the management area (private zone). The design is designed in the form of an area where the main and supporting buildings are made separately. The shape of the building adopted from the basic shape of the sandeq boat symbolizes the steadfastness of the Polewali Mandar people in living life. The shape of the building mass arrangement and accessibility to the site was adopted from the shape of the sayyang pattuqduq decoration which was transformed so as to create a building arrangement that also follows the philosophy of the Mandar traditional house so that it displays the Mandar cultural customs. 
Perancangan Museum Kebudayaan Polewali Mandar dengan Pendekatan Arsitektur Etnis Rusli, Rusli; Rohana, Rohana; Yusri, Andi; Idrus, Irnawaty; Latif, Sahabuddin; Mustafa, Mursyid; Warni, Rasma; Zainuddin, Salmiah
Journal of Muhammadiyah’s Application Technology Vol. 2 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jumptech.v2i2.10126

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menyusun konsep arsitektur etnis pada museum kebudayaan serta mendesain museum kebudayaan diharapkan mampu mengakomodir nilai kebudayaan dan menjadi pusat studi kebudayaan di Kabupaten Polewali Mandar. Metode yang digunakan pada penelitian ini yakni studi literatur, pegumpulan data, dan analisis data yang sesuai dengan tema penelitian. Bangunan yang dirancang di Kec. Luyo, Kab. Polewali Mandar tepat di Jl. Poros Majene-Mamuju memiliki luas lahan 3,4 H, dengan tema arsitektur etnis ini mengedepankan aspek budaya Polewali Mandar mulai dari penggunaan matetrial, bentuk tampilan, orientasi bangunan, penataan massa, serta penataan ruang. Bangunan didesain dengan 2 lantai menggunakan bahan material kayu dan memiliki besaran ruang 8470 M². Rancangan yang didesain dalam bentuk kawasan dimana bangunan utama dan penunjang dibuat terpisah. Bentuk bangunan yang diadopsi dari bentuk dasar perahu sandeq melambangkan keteguhan masyarakat polewali mandar dalam menjalani kehidupan. Bentuk penataan massa bangunan dan aksesibilitas pada site diadopsi dari bentuk hiasan sayyang pattuqduq.