Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Riwayat: Educational Journal of History and Humanities

Triangulasi Kesenjangan Digital: Trajektori Inklusi Keuangan Indonesia dalam Konteks ASEAN Pasca-Findex 2025 Mubarak, Husni; Ningsih, Selly Kudrati; Syahrif, Airul; Az Zakiyyah, Firsty Azizah; Az Zakiyyah, Nurul Azizah; Sukarniati, Lestari; Yunizarrahman, Yunizarrahman
Riwayat: Educational Journal of History and Humanities Vol 8, No 4 (2025): Oktober, In proggress
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jr.v8i4.50044

Abstract

Penelitian ini menyajikan analisis triangulatif terhadap lanskap inklusi keuangan digital Indonesia, dengan membandingkannya terhadap negara-negara tetangga di ASEAN. Dengan memanfaatkan basis data Global Findex 2025 dari Bank Dunia yang baru dirilisyang mencakup indikator-indikator baru terkait konektivitas dan keamanan digitalpenelitian ini memetakan posisi Indonesia dalam hal adopsi pembayaran digital dan kesenjangan gender. Temuan dari survei sisi permintaan (demand-side) ini kemudian dianalisis secara kontekstual dengan kerangka kebijakan regional ASEAN, seperti inisiatif Konektivitas Pembayaran Regional (Regional Payment Connectivity) dan toolkit kebijakan untuk UMKM digital. Sebagai pilar ketiga triangulasi, data survei global ini disandingkan dengan data pasar dan regulasi domestik sisi penawaran (supply-side) pasca-2024 dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia, yang mencakup pertumbuhan layanan keuangan digital seperti Buy Now, Pay Later (BNPL) dan penguatan kerangka perlindungan konsumen. Hasil analisis menunjukkan bahwa meskipun Indonesia menunjukkan kemajuan pesat dalam adopsi pembayaran digital yang didorong oleh kebijakan, keberhasilan ini menutupi tantangan mendasar dalam hal ketahanan keuangan dan kesenjangan gender yang lebih bernuansa. Kesenjangan ini menjadi lebih jelas ketika data persepsi dari survei global dikontraskan dengan realitas transaksional pasar domestik. Artikel ini berargumen bahwa metode triangulasi ini menawarkan model yang lebih kokoh untuk analisis kebijakan, mengungkap area-area kritis untuk intervensi yang tidak akan terlihat dari analisis sumber tunggal, dan menggarisbawahi pergeseran penting dari sekadar mengukur akses keuangan menuju evaluasi kualitas dan keberlanjutan inklusi.