Claim Missing Document
Check
Articles

THE EFFECT OF PROBLEM BASED LEARNING AND PERFORMANCE ASSESSMENT ON STUDENTS’ READING AND WRITING COMPETENCIES ., I PUTU SUYOGA DHARMA; ., Prof. Dr. A. A. I. Ngurah Marhaeni,MA; ., Dr. I Gede Budasi,M.Ed,Dip.App.Lin
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Studi eksperimen ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh pembelajaran berbasis masalah dan asesmen kinerja terhadap kompetensi membaca dan menulis siswa kelas sepuluh SMAN 1 Mengwi pada tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini menggunakan rancangan 2x2 faktorial. 96 siswa dilibatkan sebagai sampel penelitian. Mereka dipilih dengan teknik sampling acak. Data kompetensi membaca dan menulis dikumpulkan melalui tes essay. Data yang diperoleh dianalisis dengan Analysis Varian Multivariat (MANAVA) Temuan penelitian ini adalah 1) pembelajaran berbasis masalah berpengaruh secara signifikan terhadap kompetensi membaca dan menulis siswa yang terjadi secara simultan dan terpisah, 2) asesmen kinerja berpengaruh secara signifikan terhadap kompetensi membaca dan menulis siswa yang terjadi secara simultan dan terpisah, 3) terdapat interaksi signifikan antara model pembelajaran dan tipe asesmen terhadap kompetensi membaca dan menulis yang terjadi simultan dan terpisah, 4) tidak terdapat interaksi signifikan antara model pembelajaran dan tipe asesmen terhadapak kompetensi membaca siswa, 5) terdapat interaksi signifikan antara model pembelajaran dan tipe asesmen terhadapak kompetensi menulis siswa.Kata Kunci : pembelajaran berbasis masalah, asesmen kinerja, kompetensi membaca, kompetensi menulis This experimental study aimed at investigating the effect of Problem Based Learning and Performance Assessment on reading and writing competencies of the tenth grade students of SMAN 1 Mengwi in the academic year 2011/2012. This research applied 2x2 factorial design. 96 students were selected as sample through random sampling. Data of students’ reading and writing competencies were collected by using essay tests. The students’ answers were scored by using analytical scoring rubric. The acquired data were analyzed statistically by Multivariate Analysis of Variance (MANOVA) at 5% significance level. This research discovers: 1) there is a significant effect of Problem Based Learning which occurs simultaneously and separately on students’ reading and writing competencies, 2) there is a significant effect of performance assessment which ocurs simultaneously and separately on students’ reading and writing competencies, 3) there is a significant interaction between teaching model and assessment type on students’ reading and writing competencies which occurs simultaneously, 4) there is no significant interaction between teaching model and assessment type on students’ reading competency, and 5) there is a significant interaction between teaching model and assessment type on students’ writing competency.keyword : Problem Based Learning, Performance Assessment, reading competency, writing competency
Developing Self-Assessment for Writing Competency of Grade 8 Junior High School Students in Denpasar ., NI PUTU PRASANTI DEVI; ., Prof. Dr. A. A. I. Ngurah Marhaeni,MA; ., Dra. Luh Putu Artini, MA., Ph.D.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen self assessment untuk meningkatkan kompetensi menulis siswa sekolah menengah pertama kelas 8 di Denpasar . Penelitian dan Pengembangan digunakan dalam penelitian ini. Analisis kebutuhan dilakukan di tiga sekolah yang berbeda di Denpasar untuk mendapatkan kebutuhan yang diperlukan oleh guru. Terdapat dua metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner dan wawancara . Hasil wawancara dan kuesioner kemudian dianalisis untuk mengetahui jenis self-assessment yang dibutuhkan . Berdasarkan analisis kebutuhan , ditemukan bahwa guru memerlukan self -assessment yang berfokus pada pengembangan siswa . Hasil analisis kebutuhan kemudian digunakan sebagai data untuk mengembangkan instrumen. Penelitian ini menggunakan model ADDIE dalam mengembangkan instrumen yang merupakan pendekatan sistematis untuk proses desain pembelajaran terdiri dari langkah-langkah model meliputi Analisis , Desain , Pengembangan , Implementasi , dan Evaluasi . Selanjutnya, untuk mengetahui kualitas instrumen, self-assessment prototipe dinilai oleh expert judges dan guru . Temuan ini menunjukkan bahwa kualitas instrumen yang dikembangkan adalah baik berdasarkan hasil jugdments ahli dan guru . Dengan demikian, alat penilaian berbentuk self-assessment direkomendasikan untuk digunakan karena akan memberikan kontribusi yang berarti bagi pengembangan keterampilan menulis di sekolah-sekolah SMP di Denpasar .Kata Kunci : kompetensi menulis, penilaian diri, This study aimed at developing self-assessment instrument to improve the writing competency of grade 8 junior high schools students in Denpasar. Research and Development was employed for this study. The need analysis was conducted in three different schools in Denpasar resulting the needs required by the teachers. There were two methods used in this study namely questionnaire and interview. The result of the interview and the questionnaire were analyzed in order to know the kind of self assessment needed. Based on the need analysis, it was found that the teachers needed self assessment which focuses on the development of students. The result of the need analysis then used as a data to develop the instrument. This study used ADDIE model in developing the instrument which is a systematic approach to the instructional design process consist of for the steps of the model includes Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation. Furthermore, in order to find out the quality of developed self- assessment instrument the prototype were measured by judges and teachers. The finding shows that the quality of the developed instrument was good based on the result of the expert judgments and user judgement. Thus, the self assessment instrument is recommended to be used as it will result a meaningful contribution to the development of writing skills in junior high schools in Denpasar.keyword : self-assessment, writing competency
Developing Self Assessment Instruments for Teaching Speaking to Grade Eight Students of Junior High School ., PUTU AGITA HARY DEVIANTI; ., Prof. Dr. Nyoman Dantes; ., Prof. Dr. A. A. I. Ngurah Marhaeni,MA
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengembangkan instrumen penilaian diri untuk kemampuan berbicara Bahasa Inggris siswa kelas VIII SMP. Secara spesifik focus penelitian ini; 1) mengetahui instrumen penilaian diri yang ingin dikembangkan; 2) mengembangkan prototipe instrumen penilaian diri; dan 3) menguji kualitas instrumen penilaian diri yang dikembangkan. Penelitian ini menggunakan metode R&D model Gall, Gall & Borg (2003). Subyek penelitian ini adalah 11 guru bahasa Inggris dan silabus untuk siswa kelas delapan SMP. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner, wawancara, observasi, dan silabus analisis. Hasil menunjukkan bahwa ada dua bentuk instrumen penilaian diri yang perlu dikembangkan, yaitu aspek bahasa dan aspek non bahasa. Prototipe instrumen penilaian diri dikembangkan dengan mempertimbangkan analisis kebutuhan dan grand teori. Instrumen penilaian diri divalidasi dan direvisi oleh dua expert judges dan user judges. Berdasarkan validasi dari expert dan user judges, kualitas instrumen penilaian diri yang dikembangkan dikategorikan sebagai instrumen yang sangat baik dengan validasi yang sangat tinggi.Kata Kunci : instrumen evaluasi diri, kompetensi berbicara The main purpose of this study was to develop self assessment instruments for speaking competency of the eighth grade students of junior high school. The focus of this study was specifically on; 1) finding out the types of self-assessment needed to be developed; 2) developing the prototype of self assessment instruments; and 3) examining the quality of the developed self-assessment instruments. This study used R&D method of Gall, Gall & Borg (2003) design model. The subjects of this study were eleven English teachers and syllabus for the eighth grade students of junior high school. The data were obtained through questionnaire, interview, observation and syllabus analysis. The results revealed that there were two form of self-assessment instruments needed to be developed, namely linguistic aspect and non-linguistic aspect self assessment. The prototype of self assessment instruments were developed by considering the need analysis results and grand theory. The instruments were validated and revised by two expert judges and user judges. Based on the validation from expert judges and user judges, the quality of the developed self assessment instruments was categorized as excellent instruments with very high validity.keyword : self assessment instruments, speaking competency
The Analysis of the Factors Affecting Undergraduate Students’ Difficulties in Writing Thesis in the English Department of Mahasaraswati University. ., LUKI ARIMESTI DWIHANDINI; ., Prof. Dr. A. A. I. Ngurah Marhaeni,MA; ., Drs. I Wayan Suarnajaya,MA., Ph.D.
Jurnal Pendidikan Bahasa Vol 2 (2013)
Publisher : Jurnal Pendidikan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan faktor-faktor yang memengaruhi kesulitan mahasiswa dalam penulisan skripsi. Penelitian ini mengikuti penelitian deskriptif yang dikemukakan oleh Sapsford (di Cohen, Manion and Morrison, 2007: 209) yang meliputi definisi masalah, penyeleksian sampel, desain pengukuran, dan fokus partisipan. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa dari departemen bahasa di Universitas Mahasarwati. Data dikumpulkan melalui lembar penilaian para ahli, kuesioner dan wawancara. Hasil dari penelitian ini mengidentifikasikan tiga faktor utama yang memengaruhi kesulitan siswa dalam menulis skripsi. Pertama, faktor psikologis yang meliputi kekurang percayaan diri dalam memutuskan judul skripsi, memiliki pengetahuan dasar mengenai topik skripsi, dan menulis skripsi yang baik. Kedua, faktor sosial budaya yang meliputi kemampuan untuk menghubungkan dan membentuk kalimat menjadi penulisan skripsi yang baik, untuk memiliki pengetahuan yang baik dalam penulisan skripsi, dan untuk memahami budaya akademik di jurusan atau universitas mengenai penulisan skripsi. Akhirnya, faktor ketiga adalah faktor linguistik yang terdiri dari kesulitan dalam mengurangi kesalahan penggunaan tata bahasa dalam penulisan skripsi, dan dalam mengetahui dan/atau memutuskan bagian tata bahasa mana yang seharusnya dihapus, digantikan, ditambahkan dan diatur kembali dalam penulisan skripsi. Penelitian ini memiliki implikasi pada pengajaran menulis akademis, terutamanya dalam penulisan skripsi.Kata Kunci : Penelitian Deskriptif, Penulisan Skripsi, Faktor Psikologis, Faktor Sosial Budaya, Faktor Linguistik This study aimed at finding out the factors affecting undergraduate students’ difficulties in writing thesis. This study followed the descriptive survey research proposed by Sapsford (in Cohen, Manion and Morrison, 2007: 209) which involves problem definition, sample selection, design measurement, and concern for participants. The subjects of the study were the undergraduate students in the English Department of Mahasaraswati University. The data were collected through expert judgment sheet, questionnaire, and interview. The findings of the study identified three major factors that affected undergraduate students’ thesis writing. First, psychological factors that comprised lack of confidence in deciding thesis title, having prior knowledge due to thesis topic, and writing a good thesis. Second, sociocultural factors that covered ability to connect and form each sentence into meaningful thesis writing, to have knowledge of proper lexical items and linguistic units, and to have an understanding about the culture department of the university regarding the format of the thesis writing. Finally, the third factor is the linguistic factors that consisted of difficulties in minimalizing grammar error, and in knowing and/or deciding the grammatical items which should be deleted, replaced, supplied and reordered. This study has an implication to academic writing pedagogy, especially in thesis writing.keyword : Descriptive Survey, Thesis Writing, Psychological factors, Sociocultural factors, Linguistic factors
THE EFFECT OF CONCEPT MAPPING AND SELF-REGULATION ON STUDENTS’ WRITING COMPETENCY ., I GEDE SUKRANENGRAT; ., Prof. Dr. A. A. I. Ngurah Marhaeni,MA; ., Prof. Dr. Ni Nyoman Padmadewi,MA
Jurnal Pendidikan Bahasa Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Pendidikan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Studi eksperimen ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh peta konsep dan kemandirian terhadap kemampuan menulis siswa kelas delapan SMP Negeri 2 Singaraja. Penelitian ini menggunakan desain posttest only control group dengan rancangan faktorial 2x2. Sebanyak 60 siswa dilibatkan sebagai sampel penelitian. Mereka dipilih dengan teknik sampel acak. Data kemampuan menulis siswa dikumpulkan dengan instrumen yang merupakan tipe tes essay. Data tingkat kemandirian siswa dikumpulkan dengan kuesioner yang menggunakan skala Likert. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan ANAVA 2 jalur pada taraf kesalahan 5%. Temuan penelitian ini adalah 1) terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemampuan menulis antara siswa yang diajar dengan peta konsep dengan yang diajar dengan metode konvensional. Itu dibuktikan dengan nilai probabilitas 0.00, yang lebih rendah dari 0.05. dan 2) tidak terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara metode mengajar (peta konsep dan konvensional) dan tingkat kemandirian (tinggi dan rendah) terhadap kemampuan menulis. Ini dibuktikan dengan nilai probabilitas 0,778. Itu berarti bahwa peta konsep sesuai untuk diterapkan bagi pengaturan diri siswa tingkat rendah dan tinggi. Hal ini dapat dibuktikan dari analisis deskriptif yang menunjukkan bahwa nilai siswa yang diajar dengan peta konsep adalah lebih tinggi daripada yang diajar dengan teknik konvensional baik untuk pengaturan diri siswa yang tinggi maupun yang rendah. Dari analisis deskriptif, nilai rata-rata tinggi pengatuaran diri siswa diajar dengan keta konsep = 85,29, sedangkan nilai rata-rata tinggi kemandiriian siswa diajar dengan teknik konvensional = 79,82. Sementara bagi siswa pengaturan-diri yang rendah, nilai rata-rata siswa yang diajar dengan peta konsep = 80,00, sedangkan nilai rata-rata pengaturan diri siswa rendah diajar dengan teknik konvensional = 73,97.Kata Kunci : Kata-kata kunci: peta konsep, kemandirian, kemampuan menulis Abstract This experimental study aims at investigating the effect of Concept Mapping and self-regulation on the writing competency of the eighth grade students of SMP Negeri 2 Singaraja. The design of this research was posttest only control group with 2x2 factorial arrangement. 60 students were selected as sample through random sampling. The data of students’ writing competency were collected by using an essay type test. Meanwhile, data of students’ self-regulation level were collected by using questionnaire with Likert scale. The acquired data were analyzed statistically by two way ANOVA at 5% significance level. This research discovers (1) there is a significant difference in writing competency between the students taught with Concept Mapping and those taught with conventional technique. It is proven by the probability value of 0.00, which was lower than 0.05. and (2) there is no significant interaction between the implementation of teaching technique (Concept Mapping and conventional technique) and self-regulation levels (high and low levels) on students’ writing competency. It is proven by the probability value of 0.778. it means that Concept Mapping is appropriate to be implemented for low and high self-regulation students. It can be proven from the descriptive analyasis showing that the score of students taught with Concept Mapping is higher than those taught with conventional technique both for high and low self-regulation students. From the descriptive analysis, the mean score of high self-regulation students taught with Concept Mapping = 85.29; meanwhile the mean score of high self-regulation students taught with Conventional technique = 79.82. Meanwhile for low self-regulation students, the mean score of students taught with Concept Mapping = 80.00; meanwhile the mean score of low self-regulation students taught with Conventional technique = 73.97. keyword : Keywords: concept mapping, self-regulation, writing competency
THE EFFECT OF JIGSAW II AND STUDENTS-TEACHER RELATIONSHIP ON STUDENTS’ READING COMPREHENSION ., I GUSTI AYU WARDHANI; ., Prof. Dr. A. A. I. Ngurah Marhaeni,MA; ., Dra. Luh Putu Artini, MA., Ph.D.
Jurnal Pendidikan Bahasa Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Pendidikan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Studi eksperimen ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh Jigsaw II dan hubungan siswa dan guru terhadap membaca komprehensif siswa kelas sebelas SMAN 1 Denpasar pada tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan rancangan 2x2 faktorial. 92 siswa dilibatkan sebagai sampel penelitian. Mereka dipilih dengan teknik sampling acak. Data membaca komprehensif siswa dikumpulkan melalui tes pilihan ganda sedangkan data hubungan siswa dan guru dikumpulkan dengan kuesioner. Data membaca komprehensif siswa dianalisis dengan ANAVA dua jalur (Analisis Varian). Temuan penelitian ini adalah a) Jigsaw II berpengaruh secara signifikan terhadap membaca komprehensif siswa, b) terdapat interaksi yang signifikan antara metode pengajaran (Jigsaw II dan konvensional) dan tingkat hubungan siswa dan guru (tinggi dan rendah) terhadap membaca komprehensif siswa, c) bagi siswa yang memiliki hungan tinggi dengan guru, Jigsaw II berpengaruh secara signifikan terhadap membaca komprehensifnya, d) bagi siswa yang memiliki hungan rendah dengan guru, Jigsaw II tidak berpengaruh secara signifikan terhadap membaca komprehensifnya.Kata Kunci : Jigsaw II, hubungan siswa dan guru, membaca komprehensif This experimental study aimed at investigating the effect of Jigsaw II and students-teacher relationship on reading comprehension of eleventh grade students of SMAN 1 Denpasar in the academic year 2013/2014. This research applies 2x2 factorial design. 92 students were selected as sample through random sampling. Data of students’ reading comprehension were collected by using multiple choice tests and the students-teacher relationship were collected by questionnaire. The data of students’ reading comprehension were analyzed statistically by two-way ANOVA (Analysis of Variance) at 5% significance level. This research discovers (a) there was a significant difference in reading comprehension between the students taught by using Jigsaw and those who taught by using conventional method, (b) there was a significant interaction effect of teaching method (Jigsaw and conventional method) and students-teacher level (high and low levels) on students’ reading comprehension, (c) there was a significant difference in reading comprehension between students having high relationship with their teacher taught by using Jigsaw and those taught by using conventional method, and (d) there was no significant difference in reading comprehension between students having low relationship with their teacher between the students’ taught by using Jigsaw and those taught by using conventional method.keyword : Jigsaw II, student-teacher relationship, reading comprehension
THE CONTRIBUTION OF LEARNING STYLES, TEACHING STYLES, AND LEARNING ENVIRONMENT TOWARDS GRADE ELEVEN STUDENTS’ ENGLISH ACHIEVEMENT OF SMA NEGERI 1 RENDANG ., I WAYAN BUDIARTA; ., Prof. Dr. Nyoman Dantes; ., Prof. Dr. A. A. I. Ngurah Marhaeni,MA
Jurnal Pendidikan Bahasa Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Pendidikan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara gaya belajar, gaya mengajar, dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar bahasa Inggris siswa kelas XI SMA Negeri 1 Rendang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif ex-post facto, dengan studi korelasional yang melibatkan 100 orang siswa sebagai populasi sampel. Kuesioner digunakan untuk mengukur data gaya belajar, gaya mengajar, dan lingkungan belajar. Sedangkan data prestasi belajar bahasa inggris siswa diperoleh dengan pencatatan dokumen nilai rapor. Instrumen yang disusun distandardisasi untuk mengetahui validitas dan reliabiltasnya. Pengolahan data dilakukan dengan analisis deskriptif, regresi sederhana dan regresi ganda. Temuan penelitian menunjukkan bahwa; 1) gaya belajar siswa memberikan kontribusi yang signifikan sebesar 21,3%; 2) gaya mengajar memberikan kontribusi yang signifikan sebesar 25,9%; 3) lingkungan belajar memberikan kontribusi yang signifikan sebesar 19,8%; dan ketiga variable secara bersama-sama memberikan kontribusi sebesar 36,2% terhadap prestasi belajar bahasa inggris. Sumbangan efektif gaya belajar siswa sebesar 9,50%, gaya mengajar sebesar 15,6% dan lingkungan belajar sebesar 11,8%. Secara simultan ketiga variabel memberikan sumbangan efektif (SE) sebesar 36,25% terhadap prestasi belajar bahasa inggris. Kata Kunci : gaya belajar, gaya mengajar, lingkungan belajar dan prestasi belajar bahasa Inggris This study was conducted in order to find out a correlation between learning styles, teaching styles, and learning environment towards grade eleven students’ English achievement of SMA Negeri 1 Rendang. It was conducted by employing a quantitative ex-post facto design with correlation study involving a total number of 100 students as population sample. Questionnaire was used to measure learning styles, teaching styles, and learning environment. While the data of students’ English achievement was obtained from the students’ scores of English in their school report card. The instrument was standardized in order to know its validity and reliability. The data analysis was done descriptively by using simple regression and multiple regressions. The findings showed that; 1) there was a significant contribution of Learning styles (21.3%); 2) there was a significant contribution of teaching styles (25.9%); 3) there was a significant contribution of learning environment (19.8%); and 4) there was a significant contribution of those three variables towards students’ English achievement (36.2%). The effective contribution of learning style was 9.50%, teaching style was 15.6%, and learning environment was 11.8%. Simultaneously all variables have effective contribution (SE) about 36.25 % towards students’ English achievement. keyword : english achievement, learning environment, learning styles, teaching styles.
Pengaruh Implementasi Metode Inkuiri Terbimbing Berbasis Asesmen Kinerja Terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau Dari Sikap Ilmiah Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tegallalang ., SAGUNG PUTRI; ., Prof. Dr. I Made Candiasa,MI.Kom; ., Prof. Dr. A. A. I. Ngurah Marhaeni,MA
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.202 KB) | DOI: 10.23887/jpepi.v4i1.1371

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh metode inkuiri terbimbing berbasis asesmen kinerja terhadap prestasi belajar IPA yang ditinjau dari sikap ilmiah siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tegallalang dengan menggunakan metode eksperimen semu dengan desain faktorial 2x2. Penelitian ini melibatkan sampel sebanyak 80 orang yang diambil dengan teknik random sampling kelas. Instrumen penelitian berupa tes prestasi belajar IPA dan kuesioner sikap ilmiah. Analisis data menggunakan ANAVA dua jalur dan uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat perbedaan prestasi belajar IPA antara siswa yang mengikuti metode inkuiri terbimbing berbasisi asesmen kinerja dan siswa yang mengikuti metode pembelajaran konvensional. (FA = 5,331; p < 0,05). Dari rata-rata hitung diketahui bahwa pada siswa yang mengikuti metode inkuiri terbimbing berbasis asesmen kinerja lebih tinggi prestasi belajar IPA daripada siswa yang mengikuti metode pembelajaran konvensional ( ). (2) Terdapat pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar IPA (FA = 28,89; p < 0,05). (3) Terdapat perbedaan prestasi belajar IPA antara siswa yang mengikuti metode inkuiri terbimbing berbasis asesmen kinerja dan siswa yang mengikuti metode pembelajaran konvensional pada kelompok siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi (Q = 7,655; p < 0,05). Dari rata-rata hitung diketahui bahwa pada siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan mengikuti metode inkuiri terbimbing berbasis asesmen kinerja lebih tinggi prestasi belajar IPA daripada siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan mengikuti metode pembelajaran konvensional ( ). (4) Terdapat perbedaan prestasi belajar IPA antara siswa yang mengikuti metode inkuiri terbimbing berbasis asesmen kinerja dengan siswa yang mengikuti metode pembelajaran konvensional pada kelompok siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah (Q = 3,037 > Qt (dk=84;α=0,05) = 2,86). Dari rata-rata hitung diketahui bahwa pada siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah dan mengikuti metode inkuiri terbimbing berbasis asesmen kinerja lebih rendah prestasi belajar IPA daripada siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah dan mengikuti metode pembelajaran konvensional ( ). Berdasarkan temuan di atas, disimpulkan bahwa penerapan metode inkuiri terbimbing berbasis asesmen kinerja dan sikap ilmiah berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tegallalang. Kata Kunci : Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Asesmen Kinerja, Sikap Ilmiah, Prestasi Belajar IPA The aimed of this research is to determine the effect of guidance inquiry teaching and learning method based on performance assessment to the science achievement from scientific attitude. This research was conducted in SMP Negeri 1 Tegallalang by using quasy experiment with factorial design 2 x 2. The amount of this sample are 80 students. That is taken by using class random sampling technique. The research instrument is a test of science achievement and questionnaire of scientific attitude, that were analyzed using Anava AB statistic and Tukey. The results showed that: (1) There was a difference on science achievement between the student who followed the guidance inquiry teaching and learning method based on performance assessment and conventional learning method (FA = 7,655; p < 0,05). By seeing the average we know that, students who followed the teaching learning with guidance inquiry teaching and learning method based on performance assessment was higher than students who followed the teaching learning with conventional learning method ( ). (2) There was an interaction effect between the teaching learning method and scientific attitude to the science achievement (FAB = 28,89; p < 0,05). ( 3) There was a difference on science achievement between the student who followed guidance inquiry teaching and learning method based on performance assessment and conventional learning method to the groups of students who had high scientific attitude (Q = 7,655; p < 0,05). By seeing the average we know that, students who had high scientific attitude and followed teaching learning with guidance inquiry teaching and learning method based on performance assessment was higher than students who had high scientific attitude and followed the teaching learning with conventional method ( ). (4) There was a difference on science achievement between the student who followed guidance inquiry teaching and learning method based on performance assessment and conventional learning method to the groups of students who had low scientific attitude (Q = 3,71; p < 0,05). By seeing the average we know that, students who had low scientific attitude and followed teaching learning with guidance inquiry teaching and learning method based on performance assessment was lower than students who had low scientific attitude and followed the teaching learning with conventional learning method ( ). Based on the invention above, we can make a conclusion that guidance inquiry teaching and learning method based on performance assessment and scientific attitude has an effect to the science achievement to the eight grade students in VIII class of SMP Negeri 1 Tegallalang keyword : The Guidance Inquiry Teaching and Learning Method Based on Performance Assessment, Scientific Attitude, Science Achievement
ANALISIS TENTANG INTENSITAS PARTISIPASI GURU DALAM KEGIATAN KKG & KUALITAS PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DI TINJAU DARI STATUS SERTIFIKASI PADA GURU SD DI KECAMATAN GIANYAR ., ANAK AGUNG GEDE RAKA; ., Prof. Dr. A. A. I. Ngurah Marhaeni,MA; ., Prof. Dr. Nyoman Dantes
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia Vol 3, No 1 (2013)
Publisher : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.696 KB) | DOI: 10.23887/jpepi.v3i1.930

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara intensitas partisifasi guru dalam kegiatan KKG dan kualitas pengelolaan pembelajaran pada guru SD ditinjau status sertifikasi pada guru SD di Kecamatan Gianyar. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Gianyar dengan menggunakan rancangan Ex Post Facto. Sampel penelitian berjumlah 40 orang guru SD.Data dianalisis dengan analisis ragam perubah ganda satu arah (One-way Manova). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan intensitas partisipasi guru dalam kegiatan KKG yang signifikan antara guru berstatus sertifikasi dengan guru berstatus belum bersertifikasi, Fhitung (7,673) > Ftabel (3,24) dengan p < 0,05), nilai rata-rata intensitas partisipasi guru dalam kegiatan KKG dengan status guru bersertifikasi yaitu 210,10 lebih besar dibandingkan intensitas partisipasi guru dalam kegiatan KKG dengan guru berstatus non sertifikasi, yaitu 197,50; (2) terdapat perbedaan kualitas pengelolaan pembelajaran yang signifikan antara guru berstatus sertifikasi dengan guru berstatus belum bersertifikasi Fhitung (5,887) > Ftabel (3,24) dengan p < 0,05); nilai rata-rata kualitas pengelolaan pembelajaran dengan status guru bersertifikasi yaitu 198,95 lebih besar dibandingkan kualitas pengelolaan pembelajaran dengan guru berstatus non sertifikasi, yaitu 188,00, (3) secara simultan terdapat perbedaan intensitas partisipasi guru dalam kegiatan KKG dan kualitas pengelolaan pembelajaran yang signifikan antara antara guru berstatus sertifikasi dengan guru berstatus belum bersertifikasi, (Fobs = 3,967 dengan signifikansi = 0,027). Kata Kunci : intensitas partisifasi, kualitas pengelolaan pembelajaran, status sertifikasi The aims of this study is to identify and analyze the relationship between the intensity partisifasi teachers in KKG and quality management of learning in terms of elementary teacher certification status on elementary school teachers in the District of Gianyar. The research was carried out in Gianyar District using Ex Post Facto design. Sample was 40 elementary school teachers. The intensity of the participation of teachers in KKG data collected by questionnaire and quality of learning management data are collected by questionnaire and observation. Data were analyzed by multivariate analysis of variance (One-way Manova). The results showed that: (1) there are significant differences in the intensity of the participation of teachers and between teachers KKG status with teacher certification status is not certified, F value (7,673)> F (3,24), p F (3,24), p
Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik TTW dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemahaman Bacaan Pembelajaran Bahasa Indonesia ., NI LUH SRITAMAN; ., Prof. Dr. A. A. I. Ngurah Marhaeni,MA; ., Prof. Dr. Nyoman Dantes
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (58.593 KB) | DOI: 10.23887/jpepi.v4i1.1221

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh model pembelajaran kooperatif dengan teknik TTW dalam rangka meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemahaman bacaan. Penelitian ini merupakan penelitian quasi-eksperimental dengan rancangan Posttest-only control group design. Populasi adalah semua kelas VII SMP Negeri 3 Payangan. Sebanyak 52 siswa dipilih sebagai sampel yang ditentukan dengan teknik group random sampling. Data yang dikumpulkan adalah kemampuan berpikir kritis yang dikumpulkan menggunakan tes kemampuan berpikir kritis dan pemahaman bacaan menggunakan tes pemahaman bacaan. Data dianalisis dengan menggunakan MANOVA (multivariat Analysis of Variance) berbantuan SPSS 17.00 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa antara yang mengikuti pembelajaran kooperatif dengan teknik TTW dengan yang mengikuti pembelajaran konvensional. (2) terdapat perbedaan pemahaman bacaan pada pembelajaran bahasa Indonesia antara siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif dengan teknik TTW dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. (3) terdapat perbedaan secara simultan terhadap kemampuan berpikir kritis dan pemahaman bacaan pada pembelajaran bahasa Indonesia antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan teknik TTW dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.Kata Kunci : Model pembelajaran kooperatif dengan teknik TTW, kemampuan berpikir kritis, pemahaman bacaan. This research aims to investigate the effect of cooperative learning using TTW technique to improve critical thinking skill and reading comprehension. This was a quasi-experimental research using post test only control group. Population in this research was the entire seventh grade junior high school students of SMP Negeri 3 Payangan. 52 students were selected as reserach sample by using random sampling technique. Data collected were critical thinking skill obtained by using critical thinking skill test and reading comprehension data were acquired using reading comprehension test. Data were analyzed using MANOVA (Multivariate Analysis of Variance) assissted by SPSS 17.00 for windows. The results show that: (1) there is a difference in critical thinking ability between students who followed cooperative learning using TTW technique and students who followed conventional learning. (2) There is a difference in Bahasa Indonesia reading comprehension between students who followed cooperative learning model using TTW technique and students who followed conventional learning. (3) There is a simultaneous difference towards critical thinking ability and reading comprehension in Bahasa Indonesia between students who followed learning using TTW technique and students who followed conventional learning.keyword : cooperative learning model using TTW technique, critical thinking ability, reading comprehension