Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

FORMULASI DAN EVALUASI FISIK SEDIAAN GEL ASTAXANTHIN SEBAGAI TABIR SURYA Nuraini, April; Febriana Widyanti, Rose
JURNAL MEDICAL P-ISSN : 2685-7960 e-ISSN : 2685-7979 Vol 4 No 2 (2024): OKTOBER
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/jm.v4i2.2285

Abstract

Sunscreen was a cosmetic preparation that can physically or chemically reflect or actively absorb sunlight, especially in areas with UV wave emissions so that it can prevent skin disorders due to UV rays. One of the compounds that has the potential to be a sunscreen is astaxanthin because it can protect skin damage due to UV rays exposure by reducing the enzyme thyrosinase so that it has the ability to exert its photoprotective effect by absorbing UV energy. The purpose of study is to determine the physical evaluation of sunscreen gel and SPF value of astaxanthin compounds with different concentrations. The method used in this study was the true experimental method. The sample used was astaxanthin with concentration variations, namely F1 (0.5%), F2 (1%), F3 (2%). The tests was carried out included organoleptics, homogeneity, pH, adhesion, dispersion and SPF value tests using UV-Vis spectrophotometry with a wavelength of 290-320nm. The results of this study showed that the gel preparation had met the physical standard, but the dispersion value at F0 was not in accordance with the standard of a good gel preparation. The highest SPF value of astaxanthin gel preparations, which was at F3 10.8, is in the maximal category. The results of statistical test analysis with one-way anova on the pH test were obtained p=0.000 (p<0.05) and adhesion was obtained p=0.041 (p<0.05), meaning that there was a significant difference in the concentration of astaxanthin sunscreen gel.
Gambaran Karakteristik Pasien Tubercolosis Pada Poliklinik Paru RSU Anna Medika Madura Rokhani, Ratri; Nuraini, April
NURSING UPDATE : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan P-ISSN : 2085-5931 e-ISSN : 2623-2871 Vol 13 No 2 (2022): JUNI
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/nu.v13i2.2164

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri M. tuberculosis dan termasuk dalam sepuluh besar penyebab kematian akibat infeksi tunggal. Sebagian besar kasus terjadi di negara berkembang, di mana Indonesia menempati posisi ketiga dalam persentase tertinggi kasus TB di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik sosiodemografi, laboratorium, dan klinis pasien TB di RSU Anna Medika Madura. Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif dengan menggunakan metode potong-lintang. Teknik purposive sampling digunakan untuk mengambil sampel dari data rekam medis pasien TB yang tercatat di register poli paru RSU Anna Medika Madura, sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi data, dari bulan Januari hingga Oktober 2018. Sejumlah 111 pasien TB (70,3% laki-laki dan 77,5% berusia di bawah 60 tahun) telah diikutsertakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 36% dari penderita TB memiliki hasil kultur basil tahan asam (BTA) positif, sementara 57% memiliki BTA negatif. Keluhan sistemik yang sering muncul antara lain demam (36,9%), malaise (3,6%), keringat malam (11,7%), dan penurunan berat badan (33,3%). Sementara itu, keluhan respiratorik meliputi batuk lebih dari tiga minggu (84,7%), sesak nafas (39,6%), nyeri dada (26,1%), dan batuk darah (27%). Ditemukan bahwa 92,8% dari kasus TB merupakan kasus baru, sementara 7,2% merupakan kasus relaps.
Pengaruh Pengetahuan dan Status Sosial Ekonomi Masyarakat Bangkalan terhadap Perilaku Swamedikasi Antibiotik Nuraini, April; Rokhani, Ratri; Isnawati, Nafisah
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 19 No 1 (2024): (JPP) Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jpp.v19i1.2142

Abstract

Latar Belakang: Swamedikasi adalah praktik individu yang mengobati penyakitnya sendiri tanpa pengawasan medis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan dan status sosial ekonomi terhadap praktik pengobatan sendiri yang melibatkan penggunaan antibiotik di masyarakat Bangkalan. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, menggunakan kuesioner terstruktur menggunakan teknik snowball sampling untuk mengumpulkan data dari sampel representatif masyarakat Bangkalan. Kuesioner terdiri dari bagian pengetahuan tentang penggunaan antibiotik, kebiasaan pengobatan sendiri, dan faktor sosial ekonomi. Analisis statistik regresi dan uji korelasi, dilakukan untuk mengkaji hubungan antar variabel. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pengetahuan masyarakat berada pada kategori yang cukup baik (41,4%), dengan kategori kelas menengah masyarakat Bangkalan (70,2%). Tindakan swamedikasi antibiotik yang dilakukan oleh masyarakat Bangkalan tergolong rasional dengan persentase 66,5%. Kesimpulan: Berdasarkan Uji Kolmogorov-Smirnov didapatkan nilai signifikansi (p) dari ketiga variabel tersebut adalah p<0,001 sehingga dapat dikatakan bahwa data tidak terdistribusi normal, sehingga dilakukan uji korelasi Spearman. Dalam analisis tersebut, menunjukkan nilai signifikan p<0,001, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan status sosial ekonomi dengan pengobatan sendiri dalam korelasi positif, semakin baik pengetahuan dan status sosial ekonomi, semakin rasional tindakan swamedikasi antibiotik.
STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK NON RESEP DI APOTEK KOMUNITAS KOTA BANGKALAN Nuraini, April; Rokhani, Ratri
JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN : 1979-3340 e-ISSN : 2685-7987 Vol 13 No 4 (2021): DESEMBER
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/job.v13i4.2165

Abstract

Penggunaan antibiotik memerlukan pertimbangan klinis yang tepat untuk memenuhi rasionalitas, sehingga menjamin keamanan, ketepatan dan efektivitas yang maksimal. Penggunaan yang tidak tepat akan menimbulkan masalah resistensi yang berdampak pada morbiditas dan mortalitas penyakit infeksi maupun kerugian ekonomi dan sosial yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penggunaan antibiotik tanpa resep di apotek komunitas Kota Bangkalan yang ditinjau dari perilaku pasien dan pengetahuan pasien serta faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan antibiotik tanpa resep dokter yaitu konsumen apotek. Penelitian ini bersifat deskriptif, dilakukan di 10 apotek yang ditetapkan dengan cluster random sampling dan 287 konsumen apotek yang dipilih dengan accidental sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner pengetahuan pasien. Hasil penelitian menunjukkan pasien cenderung pernah menggunakan antibiotik tanpa resep dokter dengan tingkat pengetahuan pasien kurang (56,44%). Penggunaan antibiotik terkait perilaku adalah sebagian besar pasien memperoleh antibiotik di apotek (94,07%), sumber informasi dalam menggunakan antibiotik adalah dokter (43,90%), jenis penyakit yang diobati adalah gejala demam (54,34%), jenis antibiotik yang sering digunakan adalah amoksisilin (54,34%), pembelian antibiotik untuk satu kali pengobatan adalah 87,80%. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan antibiotik tanpa resep adalah: sebagian besar diperoleh dari riwayat kebiasaan sebelumnya yang tidak pernah menggunakan resep dokter 87,45%, jika ditinjau berdasarkan pengalaman sebelumnya dari resep dokter subyek menggunakan antibiotik tanpa resep karena gejala dan obat yang sama 89,89%, sebagian besar karena pengalaman penggunaan sebelumnya yang memberi hasil baik 75,26% dan subyek tetap menggunakan antibiotik (77,70%) meski tidak memiliki pengetahuan tentang penyakitnya. Tingginya penggunaan antibiotik tanpa resep di Kota Bangkalan ditinjau dari perilaku pasien dan pengetahuan serta faktor yang mempengaruhinya dapat menimbulkan kerugian baik secara klinis maupun secara ekonomi.
FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN GEL EKSTRAK KULIT BAWANG PUTIH (Allium sativum) SERTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP Propionibacterium acnes: FORMULATION AND EVALUATION OF GEL PREPARATION OF GARLIC (Allium sativum) PEEL EXTRACT AND ANTIBACTERIAL ACTIVITY TEST AGAINST Propionibacterium acnes" nafisah isnawati; Nuraini, April; Agung , Khrisna; Anggraeni, Lutvi; Nufus, Galuh Maulidatun; Dwi, Jacinta
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 7 No. 1 (2025): Jurnal Imiah Pamenang (JIP)
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53599/jip.v7i1.307

Abstract

Abstrak   Bawang putih (Allium sativum) merupakan sumber potensial sebagai agen terapeutik yang mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acne. Propionibacterium acne merupakan salah satu bakteri  penyebab terjadinya jerawat yang hidup di kulit, khususnya di area kelenjar minyak. Penatalaksaan jerawat diantaranya menggunakan antibiotik, baik yang topikal maupun sediaan oral. Penggunaan antibiotik jangka panjang dan penggunaan yang tidak sesuai bisa menyebabkan resistensi, selain itu juga menimbulkan efek samping seperti iritasi, gatal, dan terasa panas. Kulit bawang putih (Allium sativum) merupakan simplisia yang mengandung metabolit sekunder seperti saponin, terpenoid, alkaloid, dan flavonoid. Tujuan penelitian ini formulasi dan evaluasi mutu fisik sediaan gel dan uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acne.  Metode penelitian ini adalah laboratory eksperiment. Sampel kulit bawang putih diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%. Jumlah zat aktif yang digunakan dengan variasi konsentrasi F1 (5%), F2 (10%) dan F3 (15%) dan F0 (0%). Sediaan gel yang dihasilkan dilakukan evaluasi mutu fisik meliputi organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar daya lekat dan uji aktivitas antibakteri.  Hasil penelitian menunjukkan ketiga formula sediaan gel ekstrak kulit bawang putih dengan berbagai konsentrasi yang berbeda memenuhi syarat rentang yang diperbolehkan SNI. Daya hambat sediaan gel pada setiap formula semakin banyak kandungan ekstrak maka daya hambat semakin tinggi, dari ketiga formula daya hambat antibakteri memiliki kategori kuat. Abstract     Garlic (Allium sativum) is a potential therapeutic agent with antibacterial activity against Propionibacterium acnes. Propionibacterium acnes is one of the bacteria that cause acne and resides on the skin, particularly in oil gland areas. Acne management includes the use of antibiotics, both topical and oral. However, long-term and improper use of antibiotics can lead to resistance and cause side effects such as irritation, itching, and burning sensations. Garlic skin (Allium sativum) is a simplisia containing secondary metabolites such as saponins, terpenoids, alkaloid and flavonoid. he aim of this study is the formulation and evaluation of the physical quality of the gel preparation and the antibacterial activity test against Propionibacterium acnes. This research used a laboratory experimental method. Garlic skin samples were extracted using the maceration method with 70% ethanol as the solvent. The amount of active substance used varied with different concentrations: F1 (5%), F2 (10%), F3 (15%), and F0 (0%). The resulting gel preparations were evaluated for physical quality, including organoleptic properties, homogeneity, pH, spreadability, adhesiveness, and antibacterial activity. The results showed that the three garlic peel extract gel formulas with different concentrations met the requirements within the allowable SNI range. The inhibitory power of the gel preparations increased with higher extract content. Among the three formulas, the antibacterial inhibitory power was categorized as strong
Membangun ketahanan masyarakat terhadap stroke: edukasi, pendampingan dan pembentukan kader pencegahan Stroke Isnawati, Nafisah; Agung C., Khrisna; Nuraini, April; Khoirun N., Hilda
INDRA: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): April
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/indra.v6i1.466

Abstract

Stroke is one of the diseases that causes the highest rates of death and disability in the world, including in Indonesia. This condition is often caused by preventable risk factors, such as hypertension, diabetes, high cholesterol, and unhealthy lifestyles. However, the low level of public understanding regarding risk factors and early symptoms of stroke has led to a high incidence of strokes that are not properly treated. Therefore, this community service activity aims to provide education on stroke prevention, recognizing early symptoms, and the importance of immediate treatment This activity was conducted through community health education sessions, basic health screenings such as blood pressure and blood sugar tests, and a campaign on the importance of a healthy lifestyle. The education focused on increasing public awareness of stroke warning signs and understanding stroke prevention and management. The results of this activity showed an improvement in the community's understanding of stroke risk factors and preventive actions that can be taken, as evidenced by pre-test and post-test results, which indicated a difference in knowledge before and after the activity.From the results of the community service participant characteristics, 76.3% were female, and the majority of participants fell into the young elderly category, aged between 66-74 years, accounting for 50.8%. The results of self-administered health tests showed that 28% of participants had normal levels, 18.6% had uric acid levels above normal, 5.1% had cholesterol levels above normal, and 6.8% had blood sugar levels above normal (prediabetes and diabetes). Blood pressure issues were found in 42.4% of participants, 84.7% were categorized as overweight according to their BMI, 67.8% had low muscle mass, 86.4% had high-risk visceral fat, 91.5% had high body fat, and 84.7% showed abnormalities in Basal Metabolic Rate (BMR) and body age.
PELATIHAN DIVERSIFIKASI PRODUK TOGA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN KESEHATAN SISWA SMA Putri, Devi Anggraini; Mawli, Rizka Efi; Nuraini, April; Ramadhania, Nurina Rizka; Alifah, Nur Fadhilatul; Kaffi, Raisha Aradea
Jurnal Abdi Insani Vol 11 No 4 (2024): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v11i4.1967

Abstract

TOGA diversification is to increase variety of herbal products for their quality, acceptance, and economic value. In Indonesia, TOGA, known as herbs or jamu, is not only used as traditional medicine, but also used as a health supplement to maintain body immunity. Therefore, the community service team strives to improve public health through TOGA diversification training. The targets are high school students who are members of the MPS Botany group of SMAN 1 Bangkalan. The aim of this program is to increase the health independence of targets through TOGA diversification training. The methods are divided into several steps including the preparation, implementation, namely training and workshop, and evaluation through pre- and post-tests and satisfaction surveys. The implemented diversification training has been able to improve the knowledge and skills of targets to produce TOGA made from turmeric into a variety of products including fresh drinks, instant powders, and contemporary drinks. Based on the results of data analysis, 77% of participants experienced an increase in knowledge based on an increase in post-test scores. Then, 68 and 58% of participants respectively assessed the benefits and sustainability of the program as very good. Thus, TOGA diversification training activities are recommended to be continued and developed. This program is expected to be able to improve the health independence of high school students in the future.
Formulation and Physicochemical Evaluation of Telang Flower (Clitoria ternatea) Extract Lotion as a Skin Moisturizer Nuraini, April; Naila, Fina
Indonesian Journal of Pharmaceutical Education Vol 5, No 3 (2025): September–December 2025
Publisher : Jurusan Farmasi Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37311/ijpe.v5i3.32627

Abstract

Dry skin is a common dermatological condition that can adversely affect both comfort and appearance. Natural moisturisers, such as butterfly pea flower (Clitoria ternatea), offer a safe alternative due to their flavonoid and anthocyanin content, which provide antioxidant properties and enhance skin hydration. This study aimed to formulate and evaluate hand and body lotion containing C. ternatea extract and to assess the effect of varying extract concentrations on its physicochemical properties and moisturising efficacy. An experimental study with a quantitative descriptive design was conducted. Three formulations containing 1%, 3%, and 5% extract were prepared using the maceration method with 96% ethanol. Physicochemical evaluations included organoleptic, homogeneity, pH, spreadability, adhesion, and skin moisture tests, with statistical analysis using one-way ANOVA. All formulations met the quality requirements for topical preparations. Significant differences (p 0.05, ANOVA) were observed in pH, adhesion, and moisture, while spreadability showed no significant differences among formulations. The results demonstrate that C. ternatea extract can be successfully incorporated into lotion formulations with effective moisturising properties. Further research should include long-term stability testing, in vivo efficacy and safety assessments, and consumer acceptability evaluations.
ANALISIS KUALITATIF BAHAN KIMIA OBAT FUROSEMID PADA JAMU PELANGSING DI KOTA BANGKALAN Nuraini, April; Solihah, Riyadatus; Kristina, Metta
Jurnal Ilmiah Kesehatan Ar-Rum Salatiga Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : STIKES Ar-Rum Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36409/jika.v8i2.212

Abstract

Banyaknya penggunaan jamu pelangsing di masyarakat menyebabkan adanya penyalahgunaan produksi obat tradisional yaitu penambahan Bahan Kimia Obat (BKO) dalam jamu tersebut. BKO yang ditambahkan dalam jamu pelangsing salah satunya adalah Furosemid. Furosemid adalah obat turunan asam antranilat yang berkhasiat sebagai diuretika pada gangguan hipertensi. Furosemid dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kadar asam urat dan kadar gula darah pada saluran pencernaan dapat menimbulkan mual, muntah, nafsu makan menurun, iritasi pada mulut dan lambung, dan diare. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya kandungan BKO furosemid dalam jamu pelangsing yang beredar di kota Bangkalan. Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental yang bersifat deskriptif dengan data yang dikumpulkan menggunakan tabel. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) secara kualitatif. KLT merupakan metode pemisahan campuran analit dengan mengelusi analit melalui suatu lempeng kromatografi. Kesimpulan dapat dilihat dari hasil selisih antara angka Rf baku pembanding dengan Rf sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima sampel jamu di kota Bangkalan 100% tidak terdapat kandungan BKO furosemid, karena berdasarkan hasil selisih nilai Rf dari kelima sampel jamu tersebut lebih dari 0,05cm.