Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search
Journal : ACTA VETERINARIA INDONESIANA

Performa dan Kecernaan Pakan Ayam Broiler yang diberi Hormon Testosteron dengan Dosis Bertingkat . Andriyanto; Aryani Sismin Satyaningtijas; Raden Yufiandri; Regina Wulandari; Vinda Mulyetti Darwin; Santa Nova A Siburi
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 3 No. 1 (2015): Januari 2015
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.894 KB) | DOI: 10.29244/avi.3.1.29-37

Abstract

Testosteron merupakan salah satu hormon anabolik yang dapat memacu pertumbuhan massa otot dan tulang. Hormon testosteron mampu merangsang sekresi growth hormone yang berperan dalam pertumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemberian hormon testosteron dengan dosis bertingkat terhadap performa dan kecernaan pakan ayam broiler. Sebanyak 44 ekor ayam broiler berumur 15 hari dengan rata-rata bobot badan antara 650 ± 71 g dibagi menjadi 4 kelompok (K, T1, T2, dan T3). K adalah kelompok kontrol; T1, T2, dan T3 adalah kelompok yang diberi testosteron dosis 1, 2, dan 4 mg per ekor. Parameter yang diukur adalah bobot badan, konsumsi pakan, rasio konversi pakan, serta persentase kandungan nutrisi (di dalam pakan dan feses). Hasil penelitian menunjukkan pemberian testosteron dosis 1 dan 4 mg dapat meningkatkan pertambahan bobot badan harian secara signifikan (p<0,05) pada ayam broiler yang berumur antara 15 dan 18 hari. Testosteron dosis 2 mg meningkatkan bobot badan harian secara signifikan (p<0,05) pada ayam broiler yang berumur antara 21 dan 24 hari. Konsumsi pakan, rasio konversi pakan, dan kecernaan pakan ayam broiler yang diberi hormon testosteron tidak menunjukkan perbedaan dibanding dengan kontrol. Akan tetapi, pada kelompok yang diberi testosteron dosis 4 mg, nilai kecernaan lemak, protein, dan karbohidrat cenderung meningkat.Kata kunci: broiler, kecernaan, pertambahan bobot badan harian, proksimat, testosteron (Broiler Chickens Performance and Feed Digestibility Treated with Multi-Dose Testosterone Hormone)Testosterone is one of the anabolic hormone that can trigger the growth of muscle mass and bone. Testosterone hormone can stimulate secretion of growth hormone that has a role in growth. The aim of this research was to observe the administration of multi-dose testosterone hormone on broiler chickens performance and feed digestibility. Fourty four broiler chickens 15 days old with average weight 650 ± 71 g were divided into 4 groups (K, T1, T2, and T3). K was control group; T1, T2, and T3 were groups which given testosterone dose 1, 2, and 4 mg each chicken. Parameters measured were body weight, feed consumption, feed conversion ratio (FCR), and nutritions percentage (in feed and feces). The results showed that testosterone dose 1 and 4 mg could increase the daily body weight gain significantly (p<0.05) in broiler chickens aged between 15 and 18 days old. Testosterone dose 2 mg could increase the daily body weight gain significantly (p<0.05) in broiler chickens aged between 21 and 24 days old. Feed consumption, FCR, and feed digestibility of chickens given testosterone did not show any difference compare with control. However, in group which given testosterone dose 4 mg, the digestibility values of fat, protein, and carbohydrates tended to increase.Keywords: broiler, digestibility, daily body weight gain, proximate, testosterone
Evaluasi Gambaran Darah dan Marker Stres (Rasio H/L) Ayam Pedaging yang Diberi Daun Bangun-Bangun selama 28 Hari Rindy Fazni Nengsih; Aulia Mustika; Andriyanto .
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 8 No. 2 (2020): Juli 2020
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (615.867 KB) | DOI: 10.29244/avi.8.2.9-15

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian simplisia daun bangun-bangun (Coleus amboinicus Lour.) terhadap gambaran darah dan marker stres (rasio H/L) ayam pedaging. Sebanyak 60 ekor ayam pedaging strain Cobb berumur 1 hari (DOC) dibagi ke dalam rancangan acak lengkap yang terdiri atas 4 perlakuan dan 15 ulangan. Ayam percobaan yang diberi tambahan simplisia daun bangun-bangun dalam air minum dengan dosis 0% (kontrol) dan dosis 0.125, 0.25, dan 0.375% (perlakuan). Pemberian perlakuan dilakukan selama 28 hari secara per oral melalui air minum yang dimulai sejak ayam berumur 8 sampai dengan 35 hari. Analisis darah dilakukan pada masing-masing kelompok perlakuan sebanyak 6 kali. Pengambilan sampel darah dilakukan pada hari ke-7 (sebelum perlakuan) dan 35 (setelah perlakuan). Hasil gambaran darah merah (jumlah butir darah merah, hematokrit, dan hemoglobin) dan diferensial darah putih (monosit, eosinofil, basofil) tidak berbeda nyata (p>0.05) pada semua perlakuan baik sebelum dan setelah perlakuan. Setelah perlakuan, ayam yang diberi daun bangun-bangun dosis 0.125 dan 0.25% memiliki rasio H/L yang lebih rendah dibanding kontrol (p<0.05). Hal ini mengindikasikan bahwa pemberian daun bangun-bangun dosis 0.125 dan 0.25% mampu menurunkan tingkat stres ayam percobaan tanpa disertai perubahan gambaran darah.
Potensi Infusa Kemiri (Aleurites moluccana) sebagai Analgesik dan Stimulator Stamina Fajar Anaba; Andriyanto; Ni Luh Putu Ika Mayasari
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 9 No. 1 (2021): Maret 2021
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.9.1.14-20

Abstract

Kesehatan merupakan hal penting untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Penurunan kesehatan dan daya tahan tubuh mengakibatkan timbul rasa nyeri serta mudah terserang penyakit. Pengobatan herbal digunakan sebagai pengobatan alternatif yang lebih aman dan terjangkau dibandingkan pengobatan nonherbal dari bahan-bahan kimia. Kemiri merupakan salah satu tanaman herbal yang memiliki banyak khasiat dan sering digunakan sebagai pengobatan oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan mempelajari efektivitas infusa kemiri sebagai analgesik dan stimulator stamina dalam berbagai dosis pada mencit. Uji efektivitas analgesik ditinjau menggunakan metode hot water immersion tail-flick test dan uji efektivitas stamina menggunakan metode natatory enhausen. Penelitian ini menggunakan 20 ekor mencit jantan yang dikelompokkan menjadi kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang diberi infusa kemiri dengan dosis 1, 2, dan 4 g/kg BB. Setiap kelompok terdiri atas 5 ekor. Data dianalisis menggunakan analysis of variance (ANOVA) kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil penelitian didapatkan dosis efektif pada uji analgesik adalah 4 g/kg BB dengan waktu respons nyeri ekor terlama yaitu 7.840±0.477 detik dan pada uji stamina adalah 1 g/kg BB yang ditunjukkan dengan durasi berenang terlama yaitu 145.00±20.65 detik. Kemiri memiliki efektivitas terhadap analgesik dan stimulator stamina.
Pengujian Toksisitas Akut LD50 Infusa Benalu Teh (Scurrula sp.) dengan Menggunakan Mencit (Mus musculus) Amalina Qurratu Ayun; Didah Nur Faridah; Nancy Dewi Yuliana; Andriyanto Andriyanto
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 9 No. 1 (2021): Maret 2021
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.9.1.53-63

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi efek pemberian infusa benalu teh (Scurrula sp.) terhadap toksisitas akut lethal dose 50 (LD50) dan mengkaji perubahan histopatologi hati, ginjal, dan limpa mencit. Sebanyak 30 ekor mencit jantan dan 30 ekor mencit betina dibagi menjadi enam kelompok dan lima ulangan. Mencit percobaan yang tidak diberi infusa benalu teh dikelompokkan sebagai kontrol, sedangkan yang diberi infusa benalu teh dosis 1, 5, 10, 15, dan 20 g/kg BB dikelompokkan sebagai perlakuan. Pemberian infusa benalu teh dilakukan satu kali pada awal penelitian secara oral kemudian mencit diamati gejala klinis, mortalitas, dan bobot badan. Pada akhir penelitian (hari ke-14), mencit percobaan dikorbankan untuk dievaluasi secara histopatologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian infusa benalu teh pada mencit sampai dengan dosis 20 g/kg BB tidak menimbulkan kematian ataupun gejala klinis spesifik serta pertumbuhan normal. Gambaran histopatologi menunjukkan bahwa pemberian infusa benalu teh pada semua mencit percobaan sampai dengan dosis 20 g/kg BB tidak ditemukan adanya degenerasi maupun nekrosis pada organ hati, ginjal, maupun limpa. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa infusa benalu teh dikelompokkan dalam sediaan praktis tidak toksik dan tidak menimbulkan kelainan pada organ hati, ginjal, maupun limpa.
Efek Ekstrak Fraksi Etil Asetat Daun Pelawan pada Kinerja Ovarium Tikus Pascamelahirkan Yusfiati; Wasmen Manalu; Hera Maheshwari; Andriyanto
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 10 No. 1 (2022): Maret 2022
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.10.1.8-22

Abstract

Daun Pelawan memiliki kandungan flavonoid dan steroid yang dapat mempengaruhi sistem reproduksi betina. Penelitian ini bertujuan mengkaji efektivitas ekstrak fraksi etil asetat Pelawan pada fisiologis ovarium tikus pacamelahirkan berdasarkan pada prediksi jumlah anak, bobot anak, kadar estrogen, dan bobot ovarium. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan pola faktorial. Perlakuan dibagi menjadi perlakuan tikus yang melahirkan sekali dan melahirkan dua kali. Tiap perlakuan terdiri atas kontrol tanpa ekstrak pelawan, tikus diberikan ekstrak pelawan dengan dosis 50 mg/kg BB, 100 mg/kg BB, dan 150 mg/kg BB secara peroral. Hasil penelitian menunjukkan jumlah anak dan bobot anak pada induk melahirkan dua kali mengalami peningkatan pada dosis 50 mg. Jumlah anak dan bobot anak pada induk melahirkan sekali mengalami penurunan pada dosis 100 mg. Konsentrasi estrogen pada semua perlakuan mengalami penurunan di hari ke-3 dan meningkat di hari ke-5. Konsentrasi estrogen pada dosis 100 mg memiliki kadar tertinggi dibandingkan dosis 50 mg dan 150 mg. Bobot ovarium mengalami penurunan di hari ke-3 dan meningkat di hari ke-5. Induk melahirkan dua kali dengan dosis 100 mg mengalami peningkatan bobot ovarium dibandingkan dengan dosis lain. Senyawa bioaktif ekstrak Pelawan mempengaruhi jumlah anak, bobot anak, kadar estrogen, dan bobot ovarium. Diduga, senyawa antioksidan pada ekstrak mempengaruhi kinerja hormon pertumbuhan dan faktor pertumbuhan untuk menghasilkan LH dan FSH di kelenjar pituitari.
Kombinasi Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val.) dan Mengkudu (Morinda citrifolia) sebagai Antidiare Lina Noviyanti Sutardi; Aulia Andi Mustika; Andriyanto; Rendi Pratama Mukti
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 10 No. 1 (2022): Maret 2022
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.10.1.80-86

Abstract

Kunyit dan mengkudu sudah digunakan sebagai pengobatan tradisional penyakit. Tanaman ini secara empiris digunakan untuk pengobatan diare. Akan tetapi, sejauh ini belum ada studi farmakologi aktivitas antidiare kombinasi ekstrak kunyit dan mengkudu. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi secara ilmiah pengaruh kombinasi ekstrak kunyit dan mengkudu terhadap diare yang diinduksi minyak jarak pada mencit. Penelitian ini menggunakan 25 ekor mencit yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok dibagi menjadi kelompok kontrol negatif (Tween 80 1%), kelompok kontrol positif (Loperamid HCl) dan kelompok perlakuan kombinasi ekstrak kunyit dan mengkudu (perbandingan 1:1) dosis 20 mg/kg BB, 40 mg/kg BB dan 80 mg/kg BB. Perlakuan dilakukan secara peroral. Parameter yang digunakan adalah proteksi intestinal (frekuensi defekasi mencit setiap 30 menit selama empat jam) dan transit intestinal (persentase lintasan penanda usus mencit). Hasil penelitian menunjukkan kombinasi ekstrak kunyit dan mengkudu dosis 20 mg/kg BB, 40 mg/kg BB dan 80 mg/kg BB memiliki efek antidiare dalam menurunkan frekuensi defekasi mencit dan menurunkan persentase lintasan penanda usus mencit, dengan dosis terbaik 80 mg/kg BB. Hasil penelitian ini memberikan informasi ilmiah terhadap penggunaan kombinasi ekstrak kunyit dan mengkudu untuk pengobatan diare.
Kombinasi Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val.) dan Mengkudu (Morinda citrifolia) sebagai Antidiare Lina Noviyanti Sutardi; Aulia Andi Mustika; Andriyanto; Rendi Pratama Mukti
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 10 No. 1 (2022): Maret 2022
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.10.1.80-86

Abstract

Kunyit dan mengkudu sudah digunakan sebagai pengobatan tradisional penyakit. Tanaman ini secara empiris digunakan untuk pengobatan diare. Akan tetapi, sejauh ini belum ada studi farmakologi aktivitas antidiare kombinasi ekstrak kunyit dan mengkudu. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi secara ilmiah pengaruh kombinasi ekstrak kunyit dan mengkudu terhadap diare yang diinduksi minyak jarak pada mencit. Penelitian ini menggunakan 25 ekor mencit yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok dibagi menjadi kelompok kontrol negatif (Tween 80 1%), kelompok kontrol positif (Loperamid HCl) dan kelompok perlakuan kombinasi ekstrak kunyit dan mengkudu (perbandingan 1:1) dosis 20 mg/kg BB, 40 mg/kg BB dan 80 mg/kg BB. Perlakuan dilakukan secara peroral. Parameter yang digunakan adalah proteksi intestinal (frekuensi defekasi mencit setiap 30 menit selama empat jam) dan transit intestinal (persentase lintasan penanda usus mencit). Hasil penelitian menunjukkan kombinasi ekstrak kunyit dan mengkudu dosis 20 mg/kg BB, 40 mg/kg BB dan 80 mg/kg BB memiliki efek antidiare dalam menurunkan frekuensi defekasi mencit dan menurunkan persentase lintasan penanda usus mencit, dengan dosis terbaik 80 mg/kg BB. Hasil penelitian ini memberikan informasi ilmiah terhadap penggunaan kombinasi ekstrak kunyit dan mengkudu untuk pengobatan diare.
Aktivitas Gel Kombinasi Ekstrak Rimpang Kunyit dan Gel Gamat Terhadap Penyembuhan Luka Lina Noviyanti Sutardi; Aulia Andi Mustika; Andriyanto; Rahmawati Januar; Aisyah Nurfitria Ayumi
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 10 No. 2 (2022): Juli 2022
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.10.2.193-200

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui khasiat dari gel kombinasi ekstrak rimpang kunyit dan gel gamat sebagai obat untuk mempercepat proses penyembuhan luka sayatan yang mudah diaplikasikan, praktis, dan efektif pada tikus putih galur Sprague-Dawley berdasarkan pengamatan patologi anatomi. Sebanyak 30 tikus yang digunakan dibagi ke dalam rancangan acak lengkap dengan 5 kelompok perlakuan. Kulit tikus dilukai pada sebagian sisi perut kiri atau kanan sepanjang 3 cm. Setiap luka kemudian diobati dengan perlakuan yang berbeda. Perlakuan yang diberikan adalah kontrol negatif (gel plasebo), gel kombinasi ekstrak rimpang kunyit dan gel gamat dengan berbagai konsentrasi (0,5%, 1%, 2%), dan kontrol positif (salep komersil yang mengandung Centella asiatica 15%). Pengamatan patologi anatomi dilakukan setiap hari selama 21 hari. Pengamatan dilakukan dengan membandingkan perubahan yang terjadi secara deskriptif selama proses penyembuhan luka. Parameter yang diamati adalah ukuran luka, kedalaman luka, tepi luka, jenis eksudat, warna kulit, dan keberadaan rambut. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kelompok yang diberikan gel kombinasi dan kontrol positif memberi pengaruh lebih baik terhadap percepatan penyembuhan luka dibandingkan dengan kontrol negatif yang hanya diberikan gel placebo. Hal ini menunjukkan bahwa proses penyembuhan luka dipercepat dengan pemberian gel kombinasi ekstrak rimpang kunyit dan gel gamat. Kelompok konsentrasi 2% memberikan hasil penyembuhan yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok konsentrasi 0,5% dan 1%.
Aktivitas Gel Kombinasi Ekstrak Rimpang Kunyit dan Gel Gamat Terhadap Penyembuhan Luka Lina Noviyanti Sutardi; Aulia Andi Mustika; Andriyanto; Rahmawati Januar; Aisyah Nurfitria Ayumi
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 10 No. 2 (2022): Juli 2022
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.10.2.193-200

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui khasiat dari gel kombinasi ekstrak rimpang kunyit dan gel gamat sebagai obat untuk mempercepat proses penyembuhan luka sayatan yang mudah diaplikasikan, praktis, dan efektif pada tikus putih galur Sprague-Dawley berdasarkan pengamatan patologi anatomi. Sebanyak 30 tikus yang digunakan dibagi ke dalam rancangan acak lengkap dengan 5 kelompok perlakuan. Kulit tikus dilukai pada sebagian sisi perut kiri atau kanan sepanjang 3 cm. Setiap luka kemudian diobati dengan perlakuan yang berbeda. Perlakuan yang diberikan adalah kontrol negatif (gel plasebo), gel kombinasi ekstrak rimpang kunyit dan gel gamat dengan berbagai konsentrasi (0,5%, 1%, 2%), dan kontrol positif (salep komersil yang mengandung Centella asiatica 15%). Pengamatan patologi anatomi dilakukan setiap hari selama 21 hari. Pengamatan dilakukan dengan membandingkan perubahan yang terjadi secara deskriptif selama proses penyembuhan luka. Parameter yang diamati adalah ukuran luka, kedalaman luka, tepi luka, jenis eksudat, warna kulit, dan keberadaan rambut. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kelompok yang diberikan gel kombinasi dan kontrol positif memberi pengaruh lebih baik terhadap percepatan penyembuhan luka dibandingkan dengan kontrol negatif yang hanya diberikan gel placebo. Hal ini menunjukkan bahwa proses penyembuhan luka dipercepat dengan pemberian gel kombinasi ekstrak rimpang kunyit dan gel gamat. Kelompok konsentrasi 2% memberikan hasil penyembuhan yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok konsentrasi 0,5% dan 1%.
Performa Broiler dengan Pemberian Jamu Kombinasi Jahe, Kunyit, dan Temulawak Aulia Andi Mustika; Andriyanto; Kusdiantoro Mohamad; Lina Noviyanti Sutardi; Siti Rabi’ah; Utami Idha Pangesti; SM Leluala
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 10 No. 3 (2022): November 2022
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.10.3.253-261

Abstract

Jamu dapat diberikan sebagai feed additive untuk meningkatkan performa dan kesehatan broiler. Penelitian bertujuan menentukan konsentrasi optimal pemberian jamu kombinasi jahe, kunyit, dan temulawak yang dapat meningkatkan performa broiler, pengaruh jamu terhadap fungsi organ dan cita rasa daging ayam broiler. Sebanyak 96 ekor ayam galur Cobb dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan, yaitu konsentrasi jamu 0%, 0,25%, 0,5%, dan 0,75% masing-masing dengan 2 kelompok ulangan. Pemberian jamu dimulai pada hari ke-20 sampai hari ke-36 dengan cara mencampur serbuk ke dalam air minum. Peubah yang diamati terdiri atas konsumsi pakan, konsumsi minum, bobot akhir, pertambahan bobot badan, Feed Conversion Ratio (FCR), indeks performa (IP), mortalitas, profil organ, dan karakteristik organoleptik daging. Hasil menunjukkan jamu dengan konsentrasi 0,25% dapat meningkatkan bobot akhir, pertambahan bobot badan, dan bobot karkas, tetapi tidak menunjukkan pengaruh terhadap konsumsi pakan, konsumsi minum, FCR, IP, dan cita rasa daging. Selain itu, mortalitas dapat ditekan pada konsentrasi jamu 0,25% dan 0,5%. Jamu kombinasi jahe, kunyit, dan temulawak dapat meningkatkan performa dan kesehatan broiler.