Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

TRANSPARANSI PENGGUNAAN APLIKASI SISKEUDES TERHADAP PEMBANGUNAN DI DESA PENJOR Cintya, Anggun Meida; Yumarnis, Rebina Ika Fitria; Sari, Sheyla Kurnia; Cahyono, Anang Sugeng; Haryanto, Slamet
Journal of Governance and Public Administration Vol. 2 No. 2 (2025): Maret
Publisher : Yayasan Nuraini Ibrahim Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70248/jogapa.v2i2.1677

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan transparansi penggunaan Aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES) dalam pembangunan di Desa Penjor serta efektivitasnya dalam meningkatkan pelaporan keuangan desa. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap pegawai operator yang mengakses aplikasi SISKEUDES. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan aplikasi SISKEUDES di Desa Penjor telah membantu dalam pengelolaan keuangan desa secara lebih sistematis, efisien, dan transparan. Namun, terdapat beberapa kendala dalam implementasinya, seperti gangguan jaringan internet dan listrik, serta keterbatasan akses bagi masyarakat karena sifat privat dari aplikasi. Penelitian ini menganalisis penggunaan SISKEUDES berdasarkan lima pilar e-Government, yaitu dissemination, communication, transaction, integration, dan participation. Pilar komunikasi dan transaksi menunjukkan keberhasilan dalam implementasi, sementara pilar informasi dan partisipasi masih mengalami kendala, terutama terkait aksesibilitas masyarakat terhadap informasi keuangan desa. Dengan demikian, diperlukan peningkatan infrastruktur teknologi serta mekanisme komunikasi yang lebih interaktif agar masyarakat dapat lebih terlibat dalam pengawasan keuangan desa. Kesimpulan dari penelitian ini menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah desa dan masyarakat dalam mendukung transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana desa melalui optimalisasi aplikasi SISKEUDES. Kata Kunci: Transparansi, Aplikasi Siskeudes, E-Government, Pengelolaan Keuangan Desa
POTENSI ANTIPARASITIK HERBAL EKSTRAK HERBAL TERHADAP LINTAH LAUT (ZEYLANICOBDELLA ARUGAMENSIS) PADA JUVENIL IKAN KERAPU HIBRIDA CANTANG (Epinephelus fuscoguttatus X E. lanceolatus) Mastuti, Indah; Sadewa, Ketut M. Arya; Ansari, Mohamad; Haryanto, Slamet; Zailani, Ahmad; Suwitra, I Nyoman; Ariani, Ni Kadek; Kurdi, Kurdi; Miniartini, Made; Mustaqim, Mustaqim; Sedana, I Made; Sunarto, Mujiono; Astuti, Ni Wayan Widya; Mahardika, Ketut
Media Akuakultur Vol 20, No 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.20.1.2025.1-13

Abstract

Lintah laut adalahektoparasit yang sangat merugikan bagbudidaya ikan kerapu di Bali Utara. Penelitian ini bertujuan menggali potensi antiparasitik jenis 76 tanaman dalam mengendalikan infeksi lintah laut (Zeylanicobdella arugamensis) pada juvenil ikan kerapu hibrida cantang (Epinephelus fuscoguttatus x E. lanceolatus). Sebanyak 76 jenis tanaman diekstrak menggunakan pelarut air laut steril untuk uji in vitro tahap 1 sebagai skrining awal, dilanjutkan dengan uji in vitro tahap 2 dan uji in vivo tahap 1 dan tahap 2. Uji in vivo dilakukan dengan merendam lintah laut dalam ektrak herbal 1000 ppm selama dua jam. Hasil uji in vitro tahap 1 mendapakan 11 tanaman berpotensi antiparasitik, yaitu lada putih, lada hitam, bunga cengkeh, lengkuas, cabai Jawa, jahe hitam, kulit buah manggis, daun sawo Manila, daun delima, daun brotowali dan batang brotowali. Berdasarkan uji tersebut dilakukan uji in vitro tahap 2 untuk mengetahui konsentrasi minimal yang melemahkan lintah laut. Uji in vitro tahap 2 menunjukkan bahwa konsentrasi minimum (500 ppm) hanya diperoleh dari tanaman lada putih. Uji in vivo dilakukan dengan menggunakan ikan kerapu cantang yang yang terinfeksi lintah laut. Uji in vivo tahap 1 menunjukkan bahwa sembilan (lada putih, lada hitam, bunga cengkeh, lengkuas, cabai Jawa, kulit buah manggis, daun sawo Manila, daun delima, daun brotowali) dari sebelas herbal tersebut belum mampu melepaskan lintah laut namun mematikan bagi ikan. Sedangkan uji in vivo tahap 2 menunjukkan sekaligus menyimpulkan bahwa ekstrak herbal, yaitu jahe hitam (Curcuma aeruginosa Roxb.) dan daun brotowali efektif (Tinospora cordifolia) dalam air laut konsentrasi 1000 ppm.Sea leeches are the major ectoparasites that infect grouper fish. This study explores the antiparasitic potential of 76 plants in controlling sea leech. The plants were extracted using sterile seawater and used in the in vitro test 1 (initial screening), followed by in vitro test 2 and in vivo test 1 and 2. The in vivo test was carried out by soaking sea leeches in 1000 ppm herbal extractsfor two hours. The results of the in vitro test 1 found that 11 plants had antiparasitic potential (white pepper, black pepper, clove flowers, galangal, Javanese chili, black ginger, mangosteen peel, Manila sapodilla leaves, pomegranate leaves, brotowali leaves and brotowali stems). Based on initial test, the in vitro test 2 was conducted to determine the minimum concentration. The in vitro test 2 showed that the minimum concentration (500 ppm) was obtained from white pepper . The in vivo test was conducted using infected fish. The in vivo test 2 showed that nine (white pepper, black pepper, clove flowers, galangal, Javanese chili, mangosteen peel, Manila sapodilla leaves, pomegranate leaves, brotowali leaves) herbals were not able to release leeches but deadly to the fish. Meanwhile, the in vivo test 2 concluded that black ginger (Curcuma aeruginosa Roxb.) and brotowali leaves (Tinospora cordifolia) in sea water at a concentration of 1000 ppm were effective in releasing leeches within 10 minutes and non toxic to fish.
COMMUNITY DEVELOPMENT PENANGANAN WABAH PMK BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI DESA SUMBUNG, KECAMATAN CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI Haryanto, Slamet; Wahyuni, Purbudi; Purwanta, Jaka; Prasetya, Johan Danu; Cahyadi, Teddy Agung
Indonesian Journal of Environment and Disaster Vol. 2 No. 2 (2023): Indonesian Journal of Environment and Disaster
Publisher : Disaster Research Center, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/ijed.v2i2.810

Abstract

Sumbung Village is located in Cepogo District, Boyolali Regency, precisely on the east side of the Merapi Slope and is located about 10 km from the center of the capital Boyolali Regency is a milk-producing dairy cattle center because the number of female cattle farmers in the Sumbung Village community is very large, the majority of livestock are cattle cattle FMD outbreak. Sumbung Village supports the economy of the local community, even the Boyolali Regency government itself. When the FMD outbreak spread in Sumbung Village, farmers suffered losses of up to 80%. The impact of FMD Outbreak in Sumbung Village is very heavy, but with the ability of local resources and local wisdom owned by the Sumbung Village Community, they can carry out FMD outbreak handling, especially in the treatment and recovery after FMD Outbreak. Through the research method to be used in this study using a qualitative approach with the PRA (Participatory Rural Appraisal) method. Research Involving all actors of the Sumbung Village community who play an active role in handling FMD outbreaks at the community and government levels, it was found that the Community Development carried out by the people of Sumbung Village was very good in handling FMD outbreaks, especially the use of traditional medicinal plants around their homes. Local wisdom with the use of medicinal plants is a form of empowerment of the people of Sumbung Village in handling FMD outbreaks independently.The actions of the Sumbung Village Community in handling FMD Outbreak by planting medicine.This good learning can be used as a guide in handling emergency situations in the future.