Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DESAIN MASKOT KOTA MAKASSAR Miftahul Jannah At Tabrani; Elda Franzia Jasjfi; Acep Iwan Saidi
Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Vol. 6 No. 2 (2023): Jurnal Seni dan Reka Rancang : Jurnal Ilmiah Magister Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/jsrr.v6i2.17763

Abstract

An effective mascot is one that can depict a city, its philosophy, convey its vision and mission, and become a part of its public. In 2005, the Makassar City Government introduced the Si Jago mascot in its city branding. This research aims to analyse the design of the Makassar City mascot using Charles Sanders Peirce's semiotics approach with the concept of the meaning triangle, in which a sign is formed by the triangular relationship between the representamen related to the selected object, ultimately resulting in an interpretant. The analysis was conducted on the Si Jago mascot using a qualitative method. The results of this study conclude that the visualisation of the Si Jago mascot, which is a representamen, has iconic, symbolic, and indexical presence. Si Jago mascot becomes a great and distinctive identity of the local culture so that it can be a means of introducing Makassar City to a wider audience so that the culture of Makassar City can be widely known. Keywords : Mascot, Peirce’s Semiotics, Makassar City Maskot yang efektif adalah maskot yang mampu menggambarkan sebuah kota, filosofi, membawa gambaran visi dan misi, serta mampu menjadi bagian dari dari publik itu sendiri. Di tahun 2005, Pemerintah Kota Makassar menghadirkan maskot Si Jago pada city brandingnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara mendalam desain maskot Kota Makassar menggunakan pendekatan semiotika Charles Sanders Peirce dengan konsep segitiga makna, di mana tanda dibentuk oleh hubungan segitiga antara representamen berhubungan dengan objek yang dipilih, pada akhirnya akan menghasilkan interpretan. Analisis dilakukan terhadap maskot Si Jago menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa visualisasi maskot Si Jago yang merupakan representamen yang kehadiran bersifat ikonik, simbolik dan indeksikal. Maskot Si Jago menjadi kehebatan dan penuh identitas ciri khas budaya setempat sehingga dapat menjadi wadah pengenalan Kota Makassar ke masyarakat lebih luas agar budaya Kota Makassar dapat diketahui secara umum. Kata Kunci : Maskot, Semiotika Pierce, Kota Makassar
ANALISIS IKLAN SEPATU COMPASS EDISI “IKLAN INI TIDAK LULUS SENSOR” Widiya Lestari Harahap; Drajatno Widi Utomo; Acep Iwan Saidi
Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Vol. 6 No. 1 (2023): Jurnal Seni dan Reka Rancang : Jurnal Ilmiah Magister Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/jsrr.v6i1.18720

Abstract

AbstractAdvertising is the use of paid media by a seller to communicate persuasive information about the product (idea, goods, services) owned (M. SUYANTO, n.d.). The use of visual elements in the advertisement creates its own message in it. One of them is what the Compass shoe brand did in the “Iklan Ini Tidak Lulus Sensor” edition of the ad which uses visual elements that are a sign as a means of conveying the advertising message. The focus of the problem to be researched in the “Iklan Ini Tidak Lulus Sensor” edition of advertising are the visual elements that shape the message in the ad. This study aims to understand the meaning in the level of denotation and connotation and describe what message is displayed in the “Iklan Ini Tidak Lulus Sensor” edition of the ad. To analyze it used the analysis of Barthes semiotics. Through this research, it is hoped that it can enrich understanding in understanding the message contained in a painting. Keywords: Advertising, Compass, Barthes SemioticsAbstrakPeriklanan merupakan penggunaan media bayaran oleh seorang penjual untuk mengkomunikasikan informasi persuasive tentang produk (ide, barang, jasa) yang dimiliki (M.SUYANTO, n.d.). Penggunaan elemen-elemen visual yang ada pada iklan menciptakan pesan tersendiri didalamnya. Salah satunya yaitu yang dilakukan oleh brand sepatu Compass dalam iklan edisi “Iklan Ini Tidak Lulus Sensor” yang menggunakan elemen-elemen visual yang merupakan sebuah tanda sebagai sarana menyampaikan pesan iklan. Fokus masalah yang akan diteliti dalam iklan edisi “Iklan Ini Tidak Lulus Sensor” adalah elemen-elemen visual pembentuk pesan pada iklan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami makna dalam tingkatan denotasi dan konotasi serta mendeskripsikan pesan apa yang ditampilkan pada iklan edisi “Iklan Ini Tidak Lulus Sensor”. Untuk menganalisisnya digunakan analisis semiotika Barthes. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pemahaman dalam memahami pesan yang terdapat pada suatu lukisan.
Caring Design: A Multimodal Analysis of Woman Embodiment in Kampung Halaman Foundation Design by Novi Kristinawati Senja Aprela Agustin; Acep Iwan Saidi; Irma Damajanti; Hafiz Aziz Ahmad
PANGGUNG Vol 34, No 2 (2024): Estetika, Budaya Material, dan Komodifikasi Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v34i2.3513

Abstract

Gagasan perawatan dalam desain dan arsitektur melekat pada karya perempuan desainer se- bagai bentuk kebertubuhan perempuan yang berhubungan dengan konteks sosial. Demikianlah peran perempuan dalam tatanan sosial yang sering diasosiasikan dengan perawatan dan peng- asuhan seperti layaknya alam telah menggemakan dualisme gender, yang turut mempengaruhi perbedaan karakteristik desain yang diciptakan oleh keduanya. Beberapa penelitian sebelum- nya telah mengeksplorasi gagasan desain perawatan, terutama dalam arsitektur, mencakup eksplorasi material alami yang dapat menyampaikan identitas budaya, pengalaman multisen- sorik, dan arsitektur afektif. Namun, studi mengenai karya perempuan desainer, khususnya dalam arsitektur yang merangkul konsep ‘desain perawatan’, dan berfokus pada kebertubuhan masih kurang dieksplorasi. Penelitian ini bertujuan untuk memahami gagasan perawatan se- bagai bentuk kebertubuhan perempuan desainer yang terefleksikan dalam karyanya, dengan studi kasus desain arsitektur Yayasan Kampung Halaman di Yogyakarta oleh Novi Kristinawa- ti. Melalui metode semiotika, khususnya analisis multimodal teks dari Gunther Kress dan Theo van Leeuwen, makna perawatan diungkapkan melalui penelusuran tiga metafungsi: makna representasi, makna interaktif, dan makna komposisi yang muncul dari mode-mode sebagai sumber semiotika. Temuan studi ini memperlihatkan bahwa Novi Kristinawati merefleksikan kebertubuhannya dalam desain Yayasan Kampung Halaman. Gagasan perawatan sebagai bentuk kebertubuhan perempuan antara lain: muncul dalam simbol arketipe ibu; desain yang memberikan pengalaman multisensori dengan mengaburkan batas antara eksterior alam dan interior; desain yang fleksibel dan mengalir yang memenuhi nilai guna serta dapat memfasil- itasi jarak sosial pengguna desain; mengutamakan kesetaraan dan pengakuan kedua gender dalam desain tanpa sekat; serta desain yang mampu mendengarkan kebutuhan pemesan de- sain. Penelitian ini adalah upaya untuk memahami desain dalam kerangka kebertubuhan per- empuan dan kontribusinya dalam wacana pengetahuan desain. Kata Kunci: desain perawatan, perempuan desainer, kebertubuhan perempuan, analisis multimodal, arsitektur, Novi Kristinawati
Representasi Identitas Melalui Komunikasi Visual Dalam Komunitas Virtual Palanta Urang Awak Minangkabau Elda Franzia; Yasraf Amir Pialang; Acep Iwan Saidi
PANGGUNG Vol 25 No 4 (2015): Representasi, Transformasi, Identitas dan Tanda Dalam Karya Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v25i4.45

Abstract

ABSTRACTIn virtual community, identity represented through various form. A person as community member is appearing through profile picture and doing communication activity between members in virtual community. The communication held actively in verbal and visual communication form consists of message exchange and meaning through symbols that understand thoroughly based on culture and custom with certain characteristic differ to each ethnic groups. Palanta Urang Awak Minangkabau is one of the virtual communities in Facebook social network. As an active virtual community, the communication is ongoing intensely between members. Conversation and interac- tion are often beginning with image posting by member. This research is aim to explain the variety of visual communication form in this certain virtual community as part of virtual identity con- struction of Minangkabau ethnic group. The method is virtual observation and documentation, with semiotic method analysis in cultural studies approach. This research gave the understanding of image typology and cultural symbolism in Minangkabau culture, especially in the context of virtual community in Facebook.Keywords: identity, communication, visual, Minangkabau, Facebook ABSTRAKDalam komunitas virtual, identitas direpresentasikan melalui berbagai bentuk. Individu yang menjadi anggota komunitas dihadirkan melalui foto profil dan melakukan aktivitas komunikasi antar individu dalam ruang komunitas virtual tersebut. Komunikasi berlangsung secara aktif meliputi tukar menukar pesan dan pemaknaan secara verbal dan visual melalui simbol-simbol penandaan yang dipahami bersama, dengan berbasis budaya dan adat dengan karakteristik tertentu yang berbeda antara etnis satu dengan yang lain. Palanta Urang Awak Minangkabau merupakan salah satu komunitas virtual di jejaring sosial Facebook. Sebagai komunitas virtual yang aktif, komunikasi berlangsung secara intens antar anggotanya. Percakapan dan interaksi sering kali dimulai dengan gambar yang dipaparkan oleh anggota komunitas. Kajian ini bertujuan untuk memaparkan ragam bentuk dan cara penyampaian komunikasi visual di dalam komunitas virtual ini sebagai bagian dari konstruksi identitas virtual etnis Minangkabau. Metode yang digunakan adalah observasi dan dokumentasi virtual, melalui analisis semiotik dengan pendekatan cultural studies. Kajian ini memberi pemahaman terhadap tipologi gambar dan simbol-simbol budaya yang berlaku dalam adat Minangkabau, khususnya dalam konteks komunitas vir- tual di Facebook.Kata kunci: identitas, komunikasi, visual, Minangkabau, Facebook
Caring Design: A Multimodal Analysis of Woman Embodiment in Kampung Halaman Foundation Design by Novi Kristinawati Senja Aprela Agustin; Acep Iwan Saidi; Irma Damajanti; Hafiz Aziz Ahmad
PANGGUNG Vol 34 No 2 (2024): Estetika, Budaya Material, dan Komodifikasi Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v34i2.3513

Abstract

Gagasan perawatan dalam desain dan arsitektur melekat pada karya perempuan desainer se- bagai bentuk kebertubuhan perempuan yang berhubungan dengan konteks sosial. Demikianlah peran perempuan dalam tatanan sosial yang sering diasosiasikan dengan perawatan dan peng- asuhan seperti layaknya alam telah menggemakan dualisme gender, yang turut mempengaruhi perbedaan karakteristik desain yang diciptakan oleh keduanya. Beberapa penelitian sebelum- nya telah mengeksplorasi gagasan desain perawatan, terutama dalam arsitektur, mencakup eksplorasi material alami yang dapat menyampaikan identitas budaya, pengalaman multisen- sorik, dan arsitektur afektif. Namun, studi mengenai karya perempuan desainer, khususnya dalam arsitektur yang merangkul konsep ‘desain perawatan’, dan berfokus pada kebertubuhan masih kurang dieksplorasi. Penelitian ini bertujuan untuk memahami gagasan perawatan se- bagai bentuk kebertubuhan perempuan desainer yang terefleksikan dalam karyanya, dengan studi kasus desain arsitektur Yayasan Kampung Halaman di Yogyakarta oleh Novi Kristinawa- ti. Melalui metode semiotika, khususnya analisis multimodal teks dari Gunther Kress dan Theo van Leeuwen, makna perawatan diungkapkan melalui penelusuran tiga metafungsi: makna representasi, makna interaktif, dan makna komposisi yang muncul dari mode-mode sebagai sumber semiotika. Temuan studi ini memperlihatkan bahwa Novi Kristinawati merefleksikan kebertubuhannya dalam desain Yayasan Kampung Halaman. Gagasan perawatan sebagai bentuk kebertubuhan perempuan antara lain: muncul dalam simbol arketipe ibu; desain yang memberikan pengalaman multisensori dengan mengaburkan batas antara eksterior alam dan interior; desain yang fleksibel dan mengalir yang memenuhi nilai guna serta dapat memfasil- itasi jarak sosial pengguna desain; mengutamakan kesetaraan dan pengakuan kedua gender dalam desain tanpa sekat; serta desain yang mampu mendengarkan kebutuhan pemesan de- sain. Penelitian ini adalah upaya untuk memahami desain dalam kerangka kebertubuhan per- empuan dan kontribusinya dalam wacana pengetahuan desain. Kata Kunci: desain perawatan, perempuan desainer, kebertubuhan perempuan, analisis multimodal, arsitektur, Novi Kristinawati
REPRESENTASI FIGUR TERSEMBUNYI DALAM PEMILU 2024: ANALISIS SEMIOTIKA DESAIN SAMPUL MAJALAH TEMPO EDISI “MALU-MAU MENUNDA PEMILU”: REPRESENTATION OF HIDDEN FIGURES IN THE 2024 INDONESIAN ELECTION: SEMIOTIC ANALYSIS OF TEMPO MAGAZINE COVERS “MALU-MAU MENUNDA PEMILU” EDITION Galih Wisudha Pratama; Drajatno Widi Utomo; Acep Iwan Saidi
Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Vol. 7 No. 3 (2024): Jurnal Seni dan Reka Rancang : Jurnal Ilmiah Magister Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/jsrr.v7i3.21013

Abstract

Representation of Hidden Figures in The 2024 Indonesian Ellection: Semiotic Analysis of Tempo Magazine Cover “Malu-Mau Menunda Pemilu” Edition. Tempo Magazine regularly publishes issues about the 2024 Election in Indonesia. One of them was published in the edition "Malu-Mau Menunda Pemilu" which was published on March 7 2022. This kind of cover design often makes controversy but also has a positive impact for the identity and attraction of Tempo Magazine. Apart from visualizing political figures, the illustration on the cover image of this edition visualizes hidden figures with multiple interpretations. This research aims to determine the construction of signs on the cover design of the Tempo Magazine edition of "Malu-Mau Menunda Pemilu" in representing hidden figures and to interpret the message. This research uses a qualitative approach with Peirce's semiotic analysis method combined with Moriarty and Keith Kenney's theory of recognition and representation. The results of this research show that the sign construction in this edition's cover design consists of non-verbal and verbal signs which complement each other in conveying messages related to the issue of the postponement of the 2024 election and the extension of the presidential term.
SIMBOL MASKULINITAS DALAM ORNAMEN BUDAYA BUGIS DI FILM TARUNG SARUNG: ANTARA TRADISI DAN MODERNITAS: SYMBOLS OF MASCULINITY IN BUGIS CULTURAL ORNAMENTS IN THE FILM TARUNG SARUNG: BETWEEN TRADITION AND MODERNITY Ahmad Auliya Zul Hazmi; Acep Iwan Saidi
Jurnal Dimensi Seni Rupa dan Desain Vol. 21 No. 1 (2024): Jurnal Dimensi Seni Rupa dan Desain
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/dim.v21.i1.20659

Abstract

The film Tarung Sarung is a cinematic work that highlights the richness of Bugis culture in Makassar, Indonesia. This film depicts the masculinity of Bugis men through characters and settings that highlight the attributes of courage, strength and honor. The main character in this film is depicted as an ordinary young man from the city who develops over the course of the story into a warrior skilled in martial arts. This research aims to analyze the symbols of masculinity in Bugis cultural ornaments in the film Tarung Sarung and find out the meaning of the symbols of masculinity represented. This research uses a descriptive qualitative approach with Charles Sanders Peirce's semiotic analysis method. This research identifies and analyzes the meaning of symbols of masculinity represented in Bugis cultural ornaments in the film Tarung Sarung. The research results show that the symbols of masculinity in the film Tarung Sarung are closely related to the cultural and social values that are highly upheld by the Bugis community. These symbols emphasize the role of men in various aspects of life, from the family to the wider community. Strength, resilience, leadership, authority, wisdom, and discipline are central themes in this representation, showing that masculinity in Bugis culture is closely related to the ability to protect, defend, lead, and maintain cultural values. This research provides several suggestions for developing further studies by exploring the representation of symbols of masculinity in other cultures, combining various analytical methods for a more comprehensive understanding, and examining audience acceptance of representations of masculinity in films.